Mood : merenung
Cuaca: panas tak berawan
Snack : gak berani maem karena ditegur mantan, kebanyakan maem snack
Song : Anyone at All dari Carole King
Genre : Easy listening
Tanggal : 23 Mei 2007
Dedikasi : Cecilia si Rong-Rong, adek angkatku, atas permintaannya (Bagian I)
Bagaimana rasanya jika dalam hidup kita yang biasanya sepi tiba-tiba kedatangan seseorang yang berarti? Apakah kita akan senang dan bahagia karena kini ada seseorang sebagai tempat berbagi suka dan duka sebagai jawaban dari doa kita yang selama ini kita panjatkan dengan susah payah? Atau malah kita akan menjadi sedih karena kedamaian dan ketenangan batin kita tiba-tiba menjadi bergejolak kembali dan malam-malam kita yang indah penuh dengan kedamaian tiba-tiba diganggu dengan mimpi-mimpi indah bersamanya?
Semalam aku asik bertelefon ria dengan adek angkatku Cecilia alias Rong-Rong dan membicarakan dengannya tentang arti mencintai dan dicintai seseorang, tentang kisah kasihnya dengan cowo nya, harapan, ketakutan yang dipunyainya baek yang real maupun yang tidak nyata, tentang kesedihan hatinya, tentang email darinya yang berisi perasaan yang dipunyainya saat dia membaca coretanku tentang David yang berjudul “Dunia Biasa”, dan dia juga meminta aku menulis sesuatu tentang dirinya seperti yang pernah aku tulis untuk Ratna si Naga Laut tanggal 14 Mei 2007 yang lalu dan pada akhirnya tiada petir dan guntur dan tanpa sungkan-sungkan dia menuduhku lagi bersedih hati dan memintanya mengaku dengan jujur padanya. Nah lho?
Dia ngotot bilang karena keterdekatannya denganku, maka dia tau kalo aku pasti saat ini lagi bersedih, tapi aku tidak mau ngaku...walah, weleh, woloh, gengsi dunk, tapi kok dia tau ya? Siapakah Rong-Rong ini? Mungkin lebih baek kalo kuulas satu persatu apa yang terjadi di antara kami berdua selama ini. Di bagian pertama dari tulisan hari ini akan mengulas tentang Rong-Rong sendiri, dan di bagian kedua yang kutulis besok akan kuulas tentang mengenai diriku sendiri dari segi yang dikenal Rong-Rong. Idenya itu biar ceritanya tidak berkepanjangan bisa bikin ruwet bin kusut…
Setiap dari kita pasti pernah mengalami yang namanya jato cinta. Rupanya Rong-Rong-ku pun akhir-akhir ini demikian, hanya saja saat itu dia tidak merasa yakin akan apa yang dialaminya. Atas permintaan Rong-Rong, aku telah mengirimkan copy dari tulisanku tentang David beberapa waktu silam ke email Rong-Rong. Sebagai balasannya aku mendapatkan tulisan sebagai berikut
Bagaimana dunia esok, tidak ada yang tahu; bagaimana kelanjutan suatu hubungan aku juga tidak tau. Tapi apapun yang terjadi in this ordinary world, I will learn to survive. Apapun yang terjadi, aku akan bersyukur pernah ada orang yang menyukai aku. Entah apapun yang terjadi, aku akan tetap bersyukur karena pernah punya kesempatan mengenalnya.
Kejujuran kadang menyakitkan, kejujuran kadang mengecewakan, kejujuran mungkin akan membuat aku kehilangan; kejujuran hari ini mungkin akan membuat aku sedih, akan tetapi aku percaya...di masa depan kejujuran dapat menjadi kunci keterbukaan; kejujuran akan membuat kita belajar mengerti dan menerima.
Apa yang akan terjadi di masa depan, aku tidak tahu; tapi biarlah aku belajar percaya apa yang akan terjadi adalah yang terbaik yang harus terjadi. Tuhan sudah membuat rencana yang indah untuk masing-masing dari kita di waktuNya. Entah apa perasaanku malam ini, entah sedih, kehilangan, menangis ataupun lega, aku
selalu berharap yang terbaik baginya.
Email dari adek angkatku Rong-Rong, kurasakan begitu penuh dengan emosi, ya emosi yang selalu dipunyainya. Aku mengenal Rong-Rong-ku ini dengan baek, bahkan sangat baek. Sudah sering dia mencariku untuk sekedar ngobrol-ngobrol denganku terutama di saat dia susah, di saat dia lagi resah dan gelisah dan di saat dia ketakutan. Ya bole kubilang, banyak saat-saat duka yang kulalui bersama dia. Sebagai koko angkatnya, aku hanya selalu berusaha berada di sana untuknya dan menghibur dia, walau kadang hanya bisa kulakukan dari jauh. Melalui telefon sering kudengar suaranya yang tergolong keras itu berubah perlahan menjadi tangisan yang menyayat hatiku. Tangisan yang nyata dan tidak dibuat-buat dan yang keluar dari lubuk batinnya yang terdalam. Tangisan itupun kadang membuat hatiku menangis, aku bukan orang yang tega, akupun berhati lemah jika berhadapan dengan orang yang menangis. Tapi dari semua itu aku tau, adekku yang inipun sangat sering menderita dan tragisnya banyak penderitaan batinnya yang tidak kuasa diucapkannya melalui bibirnya yang manis. Tapi anehnya aku pun mengetauinya, aku tau semuanya, karena biar bagaimanapun juga dia adekku, tidak lah perlu dia mengutarakan semua kesedihannya, aku sudah tau. Ya aku tau dari saat awal dia mulai membuka mulutnya, aku bisa menerka semua deritanya karena aku mengenalnya dengan sangat baek.
Kukenang kini, saat-saat dia susah, setelah putus dengan pacarnya. Malam-malam yang penuh susah dan derita itupun harus dilaluinya sendirian dengan tabah ataupun juga dengan terpaksa, aku tidak tau pastinya.
Pernah suatu malam minggu dimana aku berada di rumah ortuku di Sidoarjo, aku mendapat SMS darinya yang isinya menceritakan kesedihan hatinya, karena sabtu malam itu harus dihabiskannya sendirian di rumahnya, tanpa ditemani siapapun. Aku masi ingat kalo secepat aku membaca SMS darinya itu, akupun dengan secepat kilat meraih gagang telefon butut yang diproduksi dari jaman kompani di rumahku itu untuk segera memutar dengan susah payah no telefon rumahnya di Cisedane Surabaya. Aku ingat aku telah menghabiskan waktuku malam itu untuk sekedar ngobrol dan ngoceh-ngoceh dengannya, di telefon. Paling tidak aku berusaha untuk menunjukkan padanya kalo akupun peduli padanya, disaat dia kesepian dan membutuhkan seseorang untuk menemaninya. Paling tidak aku tau aku sudah berusaha dan aku tau diapun bahagia kutemani.
Ada lagi kali laen, suatu malam nan kelabu, sewaktu tiba-tiba petir menyambar sebuah tempat di Cisedane tanpa aba-aba, dan segera menyebabkan padamnya aliran listrik di sekitar sana. Malam itu malam yang dingin dan angin yang bertiup dengan kerasnya di luar rumah. Situasi menjadi gelap pekat. Desisan angin badai yang bergemuruh melewati kisi-kisi jendela dan pintu, kerasnya suara air hujan yang menerpa jendela rumah dengan ganasnya dan air hujan yang menghantam dengan kejinya atap rumahnya di Cisedane. Singkatnya hujan badai di malam laknat itu juga disertai oleh mendadak menjadi terangnya langit karena kilat yang diikuti dengan setia oleh suara petir menyambar yang terdengar menggelegar dahsyat mengecilkan nyali setiap insan manusia yang mendengarnya. Ya malam yang diwarnai dengan hujan badai itupun harus dilaluinya dengan penuh kecemasan, sendirian. Ya sendirian. Mungkin pula malam itu dirasakannya kalo bulu kuduknya berdiri sendiri. Ya, kinipun masi bisa kubayangkan dengan jelas bayangan seperti itu di depan mataku, Rong-Rong, adekku ketakutan setengah mati di sana, karena dia lagi sendirian di tengah malam buta.
Masih terbesit di benakku kini, ketika telefon butut di rumah ortuku di Sidoarjo tiba-tiba menjerit dengan sumbangnya memecah keheningan di tengah malam itu dan aku pun langsung berlari-lari kecil keluar dari kamarku yang sejuk itu dan aku pun menuju ke meja telefon dan dengan ogah-ogahan membaca nomer telefon yang muncul berkedip di display caller id telefon bututku. Setelah aku melihat nomernya muncul disana dan akupun segera menyambut panggilan telefon itu dengan suka cita. Dengan sabar aku mendengarkan suara lembutnya yang terdengar sedikit panik itu di ujung kabel yang di sana, dia menceritakan padaku ketakutan hatinya akan hujan yang deras, kilat yang menyakitkan matanya dan petir yang baru menggelegar dengan dasyatnya. Dia memohon padaku dengan sangat untuk menemaninya semalaman itu sampai dia capek tertidur atau paling tidak sampe badai malam hari itu sudah berlalu.
Aku ingat dia bercerita kalo dia saat itu tidak berani tidur di atas ranjang empuknya yang memang dipasang persis di depan jendela tua yang mengarah ke arah jalan raya. Kala itu dia sedang berbaring meringkuk memeluk guling hangatnya yang dengan membisu dan dengan kesetiaan luar binasa rela menemaninya di atas lantai marmer kamarnya yang dingin. Rong-Rong-ku sedang mengalami ketakutan yang luar binasa. Aku hanya bersyukur, kalo aku belon tertidur lelap malam itu sehingga aku masi bisa membantunya mengatasi segala kegalauan hatinya dan ketakutannya hanya dengan mengajaknya bercerita tentang ini dan itu yang bisa membuatnya melupakan keadaan di sekitarnya dan aku dengar dia bisa kembali tersenyum dan tertawa dengan riangnya. Yah, malam-malam seperti itupun pernah aku lalui bersamanya. Aku hanya ingin ada di sana saat dia membutuhkanku dan dia tau aku peduli keadaannya dan aku tidak akan lari dari sampingnya di saat-saat dia susah. Itu saja tidak lebih...
Masih ada banyak lagi malam-malam laennya yang kulewati dengannya melalui kontak telefon. Malam-malam dimana aku berusaha mendengarkan dengan sabar dan penuh minat cerita-cerita horornya tentang kegagalan cintanya dengan beberapa orang yang sempat membuai pikirannya dengan harapan-harapan indah dan mengusiknya dengan impian-impian yang tak terlupakan. Memang ada juga malam-malam dimana aku hanya mendengarkan suara isak tangisannya yang menyayat hatiku, tangisan hatinya itu pun membuat aku terharu dan ikut menangis pula dalam hati, walau dia tidak pernah tau akan hal itu. Bahkan kadang aku sepertinya ingin segera meluncur secepatnya ke rumahnya untuk sekedar menemuinya sambil tersenyum manis padanya supaya dia tenang dan hepi, memeluk dirinya biar kehangatan mengalir dari badanku yang endut ini kepadanya, dan mengusap lembut rambutnya yang hitam biar dia tau akupun peduli padanya, membiarkan kepalanya bersandar pada dadaku yang empuk atau di pundakku biar dia tau bahwa aku sedang melindunginya, mungkin juga aku akan membiarkannya menangis sejenak dalam pelukanku yang erat biar dia sedikit lega serta menghiburnya dengan kata-kata yang lembut dan mungkin juga menghapus air mata yang mengalir dari matanya jatuh membasahi pipinya dengan selembar tissue kertas bersih, membantunya untuk membersihkan hidungnya dan membisikkan kata-kata lembut di telinganya seperti “bersabarlah dan tenanglah dulu, Rong, ini semua Tuhan yang mengijinkan, dan kalo dia mengijinkannya, pastilah dia tau engkau mampu mengatasinya“. Bahkan mungkin pula aku akan mengecup pipinya...tapi... stop... stop... stop...
Mengapa aku tidak melakukannya? Mengapa aku hanya memilih mendengarkan jeritan suara hatinya hanya melalui pesawat telefonku? Gampang saja jawabannya, hubunganku dengan Rong-Rong-ku ini dari awalnya sudah di design sebagai hubungan sebatas koko angkat dan adek angkat, hubungan yang sederhana tetapi riskan bila kami membiarkan “perasaan kami berdua” mulai terlibat didalamnya baek dengan sengaja maupun tidak sengaja. Aku pernah melakukan semua yang kusebut diatas itu terhadap adek kandungku sendiri, dikala hatinya galau atau dalam kemarahan yang luar binasa, tapi itu khan tidak mungkin kulakukan terhadap Rong-Rong-ku ini, yang de-facto tidak sedarah daging denganku ini. Aku mempunyai beberapa adek angkat dalam hidupku ini, mereka semua sangat berarti untukku, tapi terkadang aku pun juga mempunyai kekasih. Beda adek angkat dan kekasih hanyalah di keberadaan “perasaan hati” dalam hubungan kami.
Aku jadi teringat akan movie When Harry Met Sally yang dibintangi Meg Ryan dan Billy Chrystal. Di saat cewe yang diperani Meg Ryan sedang susah, dia menelefon teman cowo dekatnya yang dibintangi Billy Chrystal, dan sang cowo pun datang. Kemudian sang cewe menangis lega dalam pelukannya. Apa hasilnya? Mereka memadu kasih di malam itu di atas ranjang dan bermutasi dari teman biasa menjadi kekasih. Ide dari cerita When Harry Met Sally ini tidak laen dan tidak bukan adalah penegasan kalo seorang cowo dan cewe tidak bisa berteman secara alami, karena akan selalu ada bayangan sex di antaranya. Justru inilah yang harus kuhindari, adek angkat tidak bisa dengan seenaknya sendiri dikanibal menjadi kekasih...
Aku bohong kalo aku bilang aku tidak tau (hampir) semua kesulitan Rong-Rong-ku ini. Tapi aku melihatnya juga sebagai seorang wanita dewasa yang sepertinya kehilangan pegangan dalam hidup ini akhir-akhir ini. Aku melihat Rong-Rong-ku ini sebagai seorang wanita yang di dalam hatinya hanya terdapat dendang kenangan masa lalu, di saat dimana dia berbahagia bersama mantannya. Hanya itu. Hatinya tertutup untuk cowo laen dan hanya dipenuhi oleh si Dia dari masa lalunya. Maka tak heranlah jika semua cowo yang ingin melakukan manover mendekati Rong-Rong pun akhirnya harus gigit jari pula dan itu bukan hanya menyebabkan sang cowo yang telah pedekate dengan intensivnya pada akhirnya harus pergi darinya dengan menderita lahir dan batin karena gagal memenangkan hati Rong-Rong-ku, tetapi bukan hanya itu, Rong-Rong-ku sendiri menderita karena telah gagal menemukan orang yang tepat baginya itu dan hatinya menjadi gundah karena telah dihantui oleh perasaan telah mengecewakan seorang yang telah suka padanya…
Dalam emailnya padaku yang kukutip diatas tadi, hal ini diungkapkannya dengan kata-kata
...Apapun yang terjadi, aku akan bersyukur pernah ada orang yang menyukai aku. Entah apapun yang terjadi, aku akan tetap bersyukur karena pernah punya kesempatan mengenalnya...
Dalam situasi yang demikian ini, aku akhirnya memutuskan untuk bertindak rada kejam walau untuk kebaekan nya Rong-Rong sendiri. Karena aku tidak tega melihatnya menghabiskan berliter-liter air mineral cheers sebagai cairan pengganti air matanya sebelon dilanda dehidrasi, karena dia telah menangis sepanjang hidupnya. Aku tidak rela melihatnya menangis sedih lagi. Alhasil aku mempengaruhi Rong-Rong untuk mau rela melepaskan bayang-bayang mantannya dari dalam lubuk hatinya untuk selamanya. Mantannya harus segera pergi dari lubuk hatinya itu. Entah kenapa, Rong-Rong pun akhirnya menjadi bijak dan setuju dengan usulku. Tetapi dengan terpaksa aku harus melihatnya menangis lagi. Dia sangat sedih, ya aku bisa merasakannya, tapi semoga dia menangis itu untuk yang terakhir kalinya.
Rong-Rong sekarang sudah bertekad untuk melapangkan ruang dalam hatinya untuk seorang calon yang saat ini masi belon diketaui jelas wujudnya, walau ada beberapa buaya darat yang sudah melayangkan surat dan isyarat lamarannya. Sebagai penghibur hatinya, akupun menjanjikan padanya untuk standby berada di sana dan siap menangkapnya kapan saja bila dia jato lagi. Karena sejak dari awal aku akan berada di belakangnya agar dia tidak takut untuk melangkah maju dan mengambil risiko bercinta dengan seorang cowo yang layak untuk mendapatkan hatinya yang tulus itu. Aku tau Rong-Rong sangat hepi mendengarkan tawaranku. Tapi memang cewe waras manakah yang tidak hepi bila dia tau dia tidak sendiri di dunia ini, tapi dia punya tempat untuk berlindung jikalau badai melanda kehidupan pribadinya? Tapi akankah yang demikian itu akan bisa berjalan selamanya? Jujur aja, aku pun tidak tau...
Tetapi Rong-Rong sudah sadar sendiri, siapa sih yang tau hari esok kita akan bagaimana? Seperti yang dia tulis sendiri padaku di email tersebut dimana ada tertulis:
…bagaimana dunia esok, tidak ada yang tahu, bagaimana kelanjutan suatu hubungan aku juga tidak tau. Tapi apapun yang terjadi in this ordinary world, I will learn to survive…
Ya akupun bahagia, rupanya Rong-Rong sudah mengerti arti tembang Ordinary World dari Gregorian Masters of Chant yang kusertakan dalam karanganku tentang David itu. Rong-Rong telah belajar, dia harus berjuang untuk hidup, berjuang untuk meraih kebahagiaannya sendiri. Karena hanya kebahagiaanlah yang dia (dan pastinya kita semua) impi-impikan dalam kehidupan ini.
Kepasrahan yang tersirat dalam emailnya pun bisa dibaca di sana, seperti yang dia tulis di sana:
…Apa yang akan terjadi di masa depan, aku tidak tahu; tapi biarlah aku belajar percaya apa yang akan terjadi adalah yang terbaik yang harus terjadi. Tuhan sudah membuat rencana yang indah untuk masing-masing dari kita di waktuNya. Entah apa perasaanku malam ini, entah sedih, kehilangan, menangis ataupun lega, aku selalu berharap yang terbaik baginya…
Begitu tulus suara hatinya yang dia ungkapkan dengan emailnya padaku tersebut. Aku yakin, waktu itu dia pasti membutuhkan banyak tenaga dan perasaan untuk menulis email singkat dan bermakna tersebut, bahkan mungkin dia pula dia sempat bersedih sejenak... Sebuah email yang sarat dengan emosi jiwanya, sebuah email yang mengisyaratkan padaku, kalo Rong-Rong-ku ini bukan lagi Rong-Rong yang dulunya aku kenal, Rong-Rong yang dulu hidupnya sangat tertekan, tertekan oleh keadaan, tertekan oleh perasaannya, tertekan oleh suara hati nuraninya yang lembut, tertekan oleh rasa bersalah karena telah tidak mampu mencintai orang laen yang mencintainya, tertekan oleh perasaan cintanya yang tak terbalas, tertekan oleh semua yang ada di sekelilingnya, tertekan karena merasa tidak pernah bisa dimengerti orang laen, bahkan juga tertekan oleh beban pekerjaan di kantornya dan ini semua disebabkan karena hatinya yang lembut dan suci telah terluka parah oleh panah asmara yang telah ditembakkan oleh mantannya beberapa taon silam dan dia tidak mampu bangkit lagi dari derita batin itu…
Ketulusan yang tersirat dalam emailnya itu sempat membuatku termenung sejenak, segala kenangan indah akan adek angkatku yang tergolong spesial ini pun mulai bermunculan di benakku, sehingga aku memutuskan untuk menulis cerita kenangan akan dirinya di sini, tapi benernya juga setelah aku didesak juga olehnya untuk menceritakan apa yang kuliat dan kuketaui tentang dia dalam sebuah coretan. Rong-Rong-ku kini telah menjelma menjadi seekor landak, landak yang tidak berduri, landak yang harus dilindungi, landak yang lemah, tetapi juga landak yang layak untuk dicintai, karena dia tidak bisa menusuk (perasaan hati) orang laen. Karena segala kekerasan hatinya yang disebabkan tidak tersedianya ruang dalam hatinya untuk orang laen itu dan segala kekerasan hatinya yang telah membuat dirinya sendiri dulu menderita, kini telah pupus sirna.
Rong-Rong-ku kini mengenal rasa takut, takut akan kesendirian dalam hidup ini. Mantannya telah pergi dari hatinya, ruang hatinya itu telah kosong dan masi kosong, belon ditempati orang laen, makanya Rong-Rong-ku takut, ketakutan harus menghadapi semuanya sendirian tanpa seorangpun. Rong-Rong-ku kini juga mengenal kesedihan, sedih karena dia sadar kini dia harus bersedih sendiri tanpa bayang-bayang mantannya yang telah memblokir hatinya yang suci itu, selama ini. Rong-Rong-ku kini bisa mengenal rasa kehilangan, kehilangan perlindungan dan kehilangan sentuhan rasa kasih sayang dari seseorang yang pernah dicintainya. Perlindungan semu yang selama ini bisa didapatkannya bila dia membayangkan mantannya ada di sana seperti dulu lagi. Rong-Rong-ku kini telah belajar mengenal rasa lega dan tangisan. Kelegaan hati dan tangisan yang disebabkan karena sensibilitas nya yang telah tersentuh oleh seseorang. Singkatnya, Rong-Rong-ku kini mengenal apa itu artinya punya perasaan lagi, karena sang pemblokir hatinya telah dibiarkannya pergi…
Mungkin kita juga tau, jika seseorang yang telah mengenal apa arti cinta, maka dia juga belajar menangis, dia menjadi sensitiv. Tangisan bukanlah tanda kelemahan tapi tangisan adalah tanda kekuatan, ya kekuatan dari dalam diri kita yang memperjuangkan dan menyuarakan rasa hati kita. Rasa yang tidak terucapkan akan keluar dalam bentuk tangisan. Tangisan kepasrahan. Orang yang tidak bisa menangis adalah orang yang tidak pernah mengenal arti cinta dalam hatinya dan dihatinya tiada kasih sayang...
Mungkin lebih baek kita perhatikan orang-orang di sekeliling kita sekarang, terutama yang cewe. Pasti ada aja cewe yang berwajah judes dalam sehari-harinya ataupun ketus dalam berkata-kata sehingga menyakitkan hati orang laen (terutama cowo), aku tau dari pengalamanku pribadi, kalo cewe yang demikian itu seorang cewe yang tidak berbahagia dalam hidupnya, cewe yang sangat menderita dalam hidupnya, cewe yang hatinya pernah dilukai oleh seseorang dengan kejamnya sehingga menimbulkan bekas (bandingkan dengan arti lirik lagu Love Hurts dari Nazareth yang kulampirkan dalam karanganku “Cinta Menyakitkan” tanggal 18 Mei 2007 yang lalu) dan dia ingin melindungi hatinya sedemikian rupa sehingga hatinya tersentuh lagi oleh orang yang salah dan cewe tipe ini akan lebih memilih menelan deritanya sendiri. Keketusannya adalah ungkapan jeritan hatinya, kejudesannya adalah jeritan permintaan kasih sayang yang tidak kuasa diungkapkannya dengan kata-katanya. Tapi cewe yang demikian itu juga adalah cewe yang sangat kesepian. Bandingkan dengan cerita nahkoda kapal yang mencari pulau yang berlabuh dan yang kutulis tanggal 20 Mei yang silam dengan judul “Itu Seharusnya Kamu”. Disitu kutulis, seorang putri yang memperkuat pertahanan pantainya sedemikian rupa pasti akan dijauhi pulaunya oleh para nahkoda yang melintas, tapi bila ada satu nahkoda yang nekad menembus pertahanan pantai tersebut dan sukses, maka nantinya nahkoda itu akan menemukan seorang putri yang akan rela berserah diri padanya. Cerita lengkapnya tentu saja bisa ditemukan dalam artikel yang berjudul “Itu Seharusnya Kamu” itu, bisa direnungkan dan sebenernya mudah dimengerti, asalkan kita mau membuka hati kita lebar-lebar…
Dulu Rong-Rong-ku selalu berusaha menyembunyikan segala kegalauan dan segala perasaannya di dalam hatinya sendiri. Dimana dia masi menemukan bayang-bayang mantannya di sana, sebagai tempat berlindung, di situ dia merasa aman. Kini tidak lagi, mantannya telah pergi, pergi untuk selamanya dari hatinya, karena Rong-Rong sudah sadar kalo keberadaan mantannya di sana itu selama ini ternyata sangat mengganggu proses pencarian penggantinya. Tidak tau itu kini sudah disadarinya dengan sepenuh hati atau tidak.
Yang jelas kini Rong-Rong-ku telah berreinkarnasi menjadi seorang wanita yang penuh perasaan, wanita yang penuh dengan energi dalam kehidupan, dia bukan lagi wanita yang melarikan diri dari kesedihan hatinya dengan bekerja, bekerja yang keras untuk meniti karirnya. Aku jadi teringat movie Sleepless in Seattle, dimana Tom Hanks memerankan posisi seorang arsitek yang baru saja ditinggal mati oleh istri yang dicintainya. Terus dia berpendapat kalo dia bisa lari dari bayang-bayang istri yang dikangeninya itu dengan cara bekerja keras, ya bekerja keras, bahkan setelah istrinya dimakamkan, sang arsitek rela pindah sejauh mungkin dari kota asal mereka ke kota Seattle nun jauh di pesisir pantai barat USA yang selalu diliputi kabut dan hujan dalam sembilan bulan dalam setaon. Dia lari dari kenyataan, kenyataan pait yang telah membuatnya menderita. Sejak istrinya meninggal, sang arsitek itu tidak punya kemampuan untuk menghadapi kenyataan itu, hari-harinya dilewatinya dengan penuh rasa kesepian. Hilangnya kasi sayang, hilangnya perasaan dibutuhkan oleh sang istri, hilangnya sentuhan penuh kasi sayang, hilangnya perhatian, hilangnya kebersamaan bersama dengan seseorang yang dikasihi, semuanya telah mengubah keceriaannya menjadi seorang pemurung dan seorang yang sinis. Untungnya dalam kondisi yang tidak menguntungkan itu, Jonah, anak semata wayangnya terinspirasi oleh sebuah tayangan konsultasi psikologi di radio yang di pandu oleh dokter Marcia. Pada malam Natal Jonah melaporkan keadaan papanya ke dokter Marcia. Siaran radio yang ditayangkan ke seluruh Amerika ini ternyata menggugah minat banyak pendengar dan juga didengarkan dengan penuh minat oleh seorang redaksi surat kabar yang bernama Annie yang diperankan oleh Meg Ryan. Annie jato hati pada sang arsitek, karena Annie telah mendengarkan kepasrahan dan ketulusan hatinya dari suaranya di radio tersebut, kesucian hati seorang pria yang dipenuhi dengan cinta kasih yang mendalam dan terutama juga tergugah oleh kepolosan hati Jonah yang mengatakan dengan lantang kalo papanya butuh seorang istri dan telah tidak bisa tidur bermalam-malam sejak mamanya tidak ada lagi di sampingnya. Tentu saja di akhir cerita, semuanya berakhir dengan hepi ending di atas menara Empire State Building di kota New York dengan dipertemukannya kedua insan ini dan tentu saja atas jasa Jonah dan teman baek Annie.
Rong-Rong pun demikian, dia telah lari dari kenyataan bahwa dia telah kehilangan kasih seseorang dan telah menyibukkan diri dengan pekerjaan-pekerjaannya. Dia ngaku padaku, kalo dia tidak ingin menghabiskan waktunya dengan diam-diam aja dirumah, karena nanti dia stres kepikiran ini dan itu. Banyak kegiatan yang sifatnya suka rela telah dilakukannya, mulai dari membantu teman-temannya sesama apoteker di rumah sakit mencampur obat, dan juga membantu tugas-tugas di gereja, banyak kegiatan untuk menolong sesama teman dilakukannya, mulai dari bantu legalisir sampe-sampe dia rela menjadi sopir bagi teman-temannya. Tapi semua nya ini tidak laen dan tidak bukan adalah sebuah bentuk pelarian, pelarian dari kenyataan kalo dia itu seorang wanita yang kesepian dan membutuhkan perhatian dari seorang lelaki yang bukan buaya darat…
Untungnya Rong-Rong-ku kini telah menjelma menjadi seorang wanita yang diidam-idamkan semua pria gagah, seorang wanita yang hatinya telah siap untuk menerima kehadiran seorang pria yang ingin menyandingnya. Aku yakin Rong-Rong ku ini suatu hari nanti akan menemukan cowo yang tepat dan yang layak untuk menemani dirinya seumur hidupnya. Karena Rong-Rong-ku ini sekarang adalah wanita yang hatinya telah dipenuhi cinta kasih suci dan kejujuran. Walaupun seperti yang dia tulis sendiri:
Kejujuran kadang menyakitkan, kejujuran kadang mengecewakan, kejujuran mungkin akan membuat aku kehilangan; kejujuran hari ini mungkin akan membuat aku sedih, akan tetapi aku percaya...di masa depan kejujuran dapat menjadi kunci keterbukaan; kejujuran akan membuat kita belajar mengerti dan menerima…
aku yakin, Rong-Rong-ku ini akan bisa tegar menghadapi hidupnya sendiri yang lebih berharga dan lebih membahagiakannya.
Selamat menempuh hidup baru, Rong, semoga dikau selalu bahagia dalam hidup ini, semoga hari-hari mu tidak selamanya kelabu seperti sekarang ini dan penuh dengan isak tangisan yang menyayat kokomu ini. Semoga kamu dapat cepat menemukan jodomu, yang sesuai dengan pilihan hatimu. Supaya kamu tidak lagi sendiri di dunia ini dan tidak perlu lagi lari dari kenyatan karena akan ada seseorang yang menopangmu di sampingmu, seseorang yang mampu menemanimu seumur idupmu, seseorang dimana kamu bisa sandarkan dirimu padanya di saat kamu susah dan membawamu keluar dari derita dan dukamu, seseorang yang mau mendengarkanmu seperti aku lakukan, seseorang yang bisa kamu percayai kata-katanya dan tidak menyakitkan hatimu dengan kata-katanya, seseorang yang tidak menipumu, seseorang yang rela menghiburmu dengan kata-katanya yang tulus dan peduli denganmu di semua keadaan, dalam suka dan duka. Selama seseorang itu belon hadir dalam hari-harimu, datanglah padaku setiap waktu, Rong, di waktu kamu susah, karena dihatiku ada kasih, kasihku padamu, kasi seorang koko pada adeknya. Datanglah padaku seperti selalu kamu lakukan selama ini, aku akan selalu menyambutmu kapan saja dengan tangan terbuka, karena kamu adekku. Padaku kamu bole berlindung untuk sementara waktu, selama badai masih bergolak diluar sana dan selama kamu butuh perlindungan sampai akhirnya kamu merasa kuat dan mampu melangkah maju lagi untuk menatap masa depanmu yang indah. Kuharap seseorang yang nantinya akan mengambil posisiku itu akan bisa memberikan yang terbaek bagimu di hari ini dan di kemudian hari…Aku sayang kamu, Rong...
Nah jadinya, ceritanya itu tadinya aku dapat tugas mengarang nich dari Rong-Rong dan aku harus bercerita tentang dia dan aku. Aku harus mengakui, kalo pekerjaan karang mengarang adalah hal yang susah bagiku. Dibandingkan dengan mengarang karya tulis ilmiah yang pada dasarnya sangat mudah dan dapat dikerjakan dalam situasi dan mood apapun juga, karena hanya didasarkan pada fakta yang ada dan diceritakan tanpa emosi sama sekali, maka mengarang tentang suatu hal yang menyangkut perasaan hatiku adalah suatu hal yang menyiksaku, bukan karena nyatanya aku seorang lelaki tulen tetapi karena benernya mood ku pada saat ini lagi hepi-hepi aja. Alhasil aku memilih beberapa tembang yang bernada melo-melow dulu dan memutarnya beberapa waktu dulu untuk menemaniku berfikir ke thema yang dipilih dan membawa mood ku untuk menjadi dikit melow dahulu sehingga bisa menuangkan karya pikirku menjadi sebuah cerita yang memberikan arti.
Cerita seperti yang kutulis di atas ini, bukannya cerita novel cinta seperti banyak ditulis orang, tetapi tulisan diatas adalah murni keluar dari lubuk hatiku yang terdalam. Kuakui, banyak dari karangan-karangan ku yang kutulis untuk menyuarakan isi hatiku, karenanya tidaklah terdengar ataupun tertata dengan rapi sewaktu dibaca lagi, tapi aku dengan sadar membiarkannya tanpa di edit lagi dan mengirimkannya ke server blogspot. Karena itulah yang benar dan itulah yang mencerminkan keadaan sesungguhnya sewaktu jari jemariku mulai menari-nari di atas tuts keyboard computer ku yang keras. Yang aku ungkapkan di blog ku adalah seratus persen perasaanku murni dan tanpa dibumbui apa-apa lagi dan tidak akan ku edit lagi alur ceritanya.
Memang karanganku tidak akan menjadi sempurna seperti karangan-karangan Nicholas Sparks misalnya, jelas aja kalo novel-novel karya Nicholas Sparks bisa terbaca begitu sempurna alur ceritanya, karena dia mempunyai seorang editor profesional yang membaca naskahnya dahulu, menyunting alur ceritanya dan memberikan feedback (masukan dan koreksi) padanya. Juga harus diingat Nicholas Sparks adalah penulis novel profesional yang tau apa itu arti kasih sehingga dia bisa menggambarkan semua karakter di dalam novel-novelnya dengan penuh perasaan yang menyentuh hati setiap pembacanya, setiap kali dia duduk di Starbuck Cafe (sori bukan iklan tersembunyi, tapi kenyataan) untuk menuangkan jalan pikirannya melalui jari jemarinya yang menari-nari di atas keyboard laptop Apple nya. Tapi aku bukan Nicholas Sparks, yang kutulis bukan nya ceritaan fiktiv, yang kutulis adalah kebenaran dan perasaan yang kupunya sebagai seorang lelaki tulen yang sebenarnya tidak sangat pandai menyembunyikan perasaannya...
Tembang Anyone at All (siapapun juga) dari Carole King ini pertama kalinya kudengar sebagai musik pengirim gambar di dalam sebuah VCD pernikahan cece temanku, yang berprofesi sebagai pramugari dari Cathay Pasific di taon 2000. Begitu indahnya melodi ini sehingga akupun segera mengenalinya di akhir movie You Got Mail dari Meg Ryan dan Tom Hanks. Begitu indahnya suara Carole King ini seperti suara anak kecil. Tapi kalo kita dengar lebih jelas tanpa background musiknya kitapun segera mengenali kalo Carole King bukanlah anak kecil lagi, tapi hanyalah seorang wanita yang masih mempunyai suara seperti anak ABG.
Ternyata bila kita simak dengan cermat, tembang ini menggambarkan kisah seorang yang sedang jato cinta. Ya jato cinta memang berjuta rasanya, digambarkan di dalam tembang ini, kalo orang yang jato cinta dengan relanya menghabiskan banyak waktu dengan partnernya, dia mampu mengingat suara, wajah dan semua bayangan indah laennya sehingga menjadi suatu kenangan luar biasa yang terlupakan.
Jato cinta itu terjadinya secara tiba-tiba, mungkin semuanya tidak seperti direncanakan, seperti sebuah keajaiban yang tidak dapat ditolak lagi. Disitulah kita harus berhati-hati menjaga tingkah laku kita dan terutama dalam berkata-kata. Karena kata-kata kita bukan hanya bisa membawa orang yang kita cintai merasakan kebahagiaan tak terlukiskan, seakan-akan dia dibawa terbang di awan, tetapi kata-kata yang tidak pada tempatnya juga bisa melukai hati orang bila kita tidak berhati-hati. Dan yang paling penting, hendaknya kita menjaga kata-kata kita agar kita tidak mengutarakan janji-janji palsu baek dengan sengaja maupun tanpa sengaja. Karena perasaan cinta baek yang indah maupun buruk akan meninggalkan bekas yang ketara seperti dikatakan dalam tembang Love Hurts dari Nazareth itu
Cinta yang bersemi bahkan bisa memberikan kepercayaan yang luar biasa, sehingga mereka percaya, bila salah satu dari mereka mengalami kesulitan maka yang laen akan ada disampingnya dan menopangnya, bersatu padu dan maju bersama dalam suka dan duka…hendaknyalah kita hargai perasaan cinta dan partner kita… tulisan tentang profil psikologi atas permintaan Rong-Rong sendiri dan tembang Anyone At All dari Carole King ini kupersembahkan untuk adek angkatku Rong-Rong yang kukasihi dengan sepenuh hati…
Funny how I feel more myself with you (Lucu kukira, lebih sering bersamamu)
Than anybody else that I ever knew (daripada dengan orang laen yang kukenal)
I hear it in your voice, see it in your face (aku mendengarnya dalam suaramu, melihatnya di wajahmu)
You've become the memory I can't erase (kau menjadi kenangan yang tak terlupakan)
You could have been anyone at all (kamu bisa menjadi siapa aja)
A stranger falling out of blue (orang asing yang laen dari biasa)
I'm so glad it was you (aku bahagia itulah kamu)
Wasn't in the plan not that I could see (tidak dalam rencana yang tidak dapat kuliat)
Suddenly a miracle came to me (tiba-tiba datang keajaiban padaku)
Safe within your arms I can say what's true (aman dalam tanganmu, ku dapat bercerita jujur)
Nothing in the world I would keep from you (tak satupun di dunia ini yang dapat menjauhkanku darimu)
You could have been anyone at all (kamu bisa menjadi siapa aja)
An old friend calling out of blue (teman lama yang memanggil-manggil dari kesedihan)
I'm so glad it was you (aku bahagia itulah kamu)
Words can hurt you if you let them (kata-kata bisa melukaimu, jika kau ijinkan)
People say them and forget them (orang mengatakannya dan melupakannya)
Words can promise words can lie (kata-kata bisa menjanjikan dan kata-kata bisa menipu)
But your words make me feel like I can fly (tetapi kata-katamu bisa membuatku terbang melayang)
You could have been anyone at all (kamu bisa menjadi siapa aja)
And let that catches me when I fall (dan menangkapku bila ku jatuh)
I'm so glad it was you (aku bahagia itulah kamu)