Saturday, March 27, 2010

Akhir Pekan

Yup, tak terasa udah akhir pekan lagi. Kerjaan rutin di akhir pekan menunggu, seperti yang sudah kulalui sejak lebih dari dua puluh taon berselang. Dan akhir minggu adalah waktu yang tepat untuk mencari berita termuktahir tentang apa saja, karena biasanya orang pergi kencan dan tidak nongkrongi internet.

Betolnya asik sih, menyisir surat kabar online, hanya bedanya hanya berita lokalnya. Bila di luar sana surat kabarnya banyak mengulas berita internasionalnya dan sport, di sini malahan banyak cerita tentang kasus dan skandal yang tak ada ujung pangkalnya.

Yah, aku jadi ingat satu kasus pertengkaran antara sebuah yayasan dan rektor sebuah perguruan tinggi yang diulas di salah satu media cetak di kotaku. Berita itu aku ikuti dengan minat, karena pak RT ku adalah mantan rektor dari perguruan tinggi itu dan dia pernah menawari aku kerjaan sebagai dosen disana. Namun setelah satu minggu kucermati, beritanya tidak dilanjutkan lagi. Sungguh menyebalkan, karena buat penasaran aja.

Itu contoh dari moral pemberitaan di negara ini, kalo kasi berita itu sering kali dimuat tidak lengkap, atau kadang kala malah bisa menyesatkan, seperti yang terjadi dalam kasus cicak lawan buaya beberapa waktu lalu.

Belajar dari pengalaman cari berita di media cetak tersebut, aku akhirnya beralih ke media elektronik. Beda sekali cakupan beritanya, karena di media elektronik terdapat banyak wartawan yang bekerja tanpa tergantung tempat. Dan mereka ditarget untuk memberikan update tentang berita apa saja, tidak peduli itu ditulis oleh mereka sendiri atau hanya sekedar menerjemahkan dari muatan di media elektronik laen.

Karena itu, aku masi mengandalkan berita online sampai hari ini. Namun tajuk rencananya masi tetap sama di semua surat kabar. Mafia hukum. Ya itulah tema yang memenuhi halaman pertama disemua surat kabar di negara ini, tidak peduli media cetak ataupun elektronik. Satu-satunya jalan agar kita tidak mendengar berita tentang hal tersebut, adalah mendengarkan berita di radio, yang sebagian besar tentang events yang sedang dan akan diselenggarakan di kota ini.

Nah ya, mafia hukum itu ternyata tidak hanya disangkakan ke polisi sebagai penyidik atau jaksa sebagai penuntut umum yang bertugas sebagai penentu arah di depan peradilan, namun seperti yang disebut dalam beberapa artikel dan pembicaraan dengan banyak orang ahli, ternyata juga sudah merambah ke tingkat hakim.

Aku sih tidak heran, karena kata orang kan, bila ingin cepat kaya, maka orang harus kuliah hukum dan kemudian menjadi hakim. Dan untuk mendukung hal itu, hakim sendiri diartikan sebagai singkatan dari ‘Hubungi Aku Kalo Ingin Menang’. Nah lho?

Aku sendiri sih, tidak memilih kuliah di bidang sosial seperti itu, namun minat ku lebih ke arah bidang eksakta. Tentunya bila kita punya minat dibidang tertentu, maka itu harus dipupuk sampai bagus. Karena ilmu yang sepotong-potong kurang berguna, menurutku. Makanya ada pepatah yang mengatakan, ‘tuntutlah ilmu sampai ke negeri Eropa’. Dan itu telah aku lakukan.

Tentunya belajar ilmu eksakta bukan hanya untuk mampu menjabarkan persamaan seperti (A-AH)(DI/CosA)(1X)(-TA)(2X), namun juga mampu menginterpretasikannya dengan benar. Coba saja kalo memang mampu, persamaan tersebut diinterpretasikan, hehehe…

Nah ya, begitulah hidup. Tapi kadang kala, tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk menuntut ilmu tinggi-tinggi. Namun yang terpenting ya semua orang harus melihat gimana caranya mencari nafkah untuk hidup, karena hidup ini kejam.

Barusan tadi aku bertemu dengan seseorang yang mendapatkan santunan sepuluh ribu rupiah perhari selama seumur hidup dari salah pabrik minuman bersoda. Ketika aku tanya dia, gimana caranya, dijawabnya dengan ringan ‘Bapak kumpulkan sepuluh tutup botol nya dan dipaku pada kayu. Goyangkan dan bernyanyilah di lampu merah.’

Aha, ternyata begitu caranya. Kebetulan di kotaku ini mengemis dan mengamen masi diperkenankan. Beda dengan di Daerah Khusus Ibukota, dimana pemerintah provinsinya telah mengeluarkan peraturan daerah nomer 8 taon 2007 tentang TiBuM (Ketertiban Umum) yang telah disetujui oleh DPRD tingkat I provinsi DKI pada tanggal 10 September 2007.

Isinya pada dasarnya melarang orang mengemis, mengamen di perempatan jalan di jalan umum, juga tindakan seperti mengelap mobil dll dilarang. Dan bukan hanya pelaku, namun pemberi uang pun dapat diseret ke pengadilan dan dikenai denda. Bahkan kalo aku tidak salah baca, hukuman terberatnya itu bisa mencapai dua juta rupiah.

Perda ini sudah berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008, walaupun masi menuang kritik dari pihak pengamat hak azasi manusia dan menurut KomNas Hak Azasi Manusia (HAM), perda tersebut mengabaikan hak azasi manusia (UU 39/1999) dan melanggar beberapa ketetapan MPR dan aturan UU 11/2005 (Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya) serta UU 12/2005 (Hak-hak Sipil dan Politik).

Tapi aku tidak mengikuti lebih lanjut tentang perdebatan ini, dan yang jelas perda 8/2007 itu masi berlaku hingga hari ini.

Kadang aku ada rasa prihatin nya dengan mereka-mereka 'kaum tidak punya' ini. Bahkan pernah terpikir, bila aku bole menjadi orang yang kaya, pasti nanti aku akan buat perumahan susun untuk orang-orang seperti itu, dan mereka bole bekerja di sebuah perusahaan yang kubangun untuk mereka. Agar mereka bisa berkarya dan pada akhirnya dapat hidup dengan layak, mempunyai keturunan dan hidup bahagia. Maklum sajalah, kan pemerintah masi kurang akal bila diminta mengatasi masalah pengangguran. Beda bila pemerintahnya itu aku, hehehe.. maklum, ide aku punya banyak. Tapi aku tidak sedang duduk di pemerintahan.

Tapi kadang kala, pengamen itu bisa menjengkelkan. Bila kita tidak mau memberi mereka uang, mereka suka marah-marah dan memaki-maki. Aneh juga, padahal di kompleks ku ada tertulis bahwa ‘pengamen dan pemulung dilarang masuk’. Tapi karena satpam-satpamnya tidak tertib semua, maka mereka masi bisa masuk dan mengunjungi satu rumah ke rumah laen. Mungkin itu teknik ‘door-to-door marketing’ mereka.

Bicara masalah emosi, aku ini orang yang bisa marah. Dan aku tidak sungkan untuk mengeskpresikan kalo aku lagi marah atau segala bentuk emosi yang laen. Karena aku ingat pesan psikologis yang penting yang dapat diterapkan dalam hidup kita, agar kehidupan kita jadi berimbang, yaitu

Bila kamu marah, keluarkanlah kemarahanmu.
Bila kamu sedih, keluarkanlah kesedihanmu.
Bila kamu benci, keluarkanlah kebencianmu.


Tapi hal ini tentunya tidak aku lakukan bila aku malu.. karena malah malu-maluin nanti.

Oke deh, tiap hari pasti akan ada ceritanya sendiri, cukup untuk saat ini, walau jari jemariku ingin mengetik lebih banyak lagi, hari esok kan masi menunggu, dan kuyakin hari esok masi milik kita.. selamat berakhir pekan.

Friday, March 26, 2010

Langit Berawan

Menjelang akhir pekan ini, aku mulai mengamati kalo awan makin hitam saja tiap menjelang malam hari dan jam mulainya hujan menjadi makin larut. Dari dari info yang kudapat, perubahan itu akan semakin nyata bila mendekati akhir musim banjir. Jadi bilamana musim hujan sudah mendekati akhirnya, kita akan mengamati pergeseran waktu mulai turun hujan hingga ke pagi hari.

Maklumlah di negara ini kan karena banyaknya orang yang suka-suka kalo buang sampah akhirnya membuat semua selokan dan kawan-kawannya jadi tidak bisa berfungsi dengan baek. Akibat nyatanya di negara ini hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan banjir.

Ketika aku mulai menulis ini, masi terdengar di luar sana suara gemuruh dari petir yang bersautan menyertai suara tetes air hujan yang jatuh secara brutal ke atas atap kamarku. Karena tirai dari kamarku aku tutup, maka aku tidak dapat melihat cahaya petirnya yang harusnya datang sebelon suara ribut akibat tumbukan dari kedua awan bermuatan listrik di atas sana.

Ada kalanya orang menggambarkan keadaan hujan itu sebagai sesuatu yang romantis, seperti dalam novel-novel dan banyak sinetron dalam maupun luar negeri.

Contoh yang terkenal sekali adalah komedi musical legendaris ‘Singin’ in the Rain’ garapan Gene Kelly dan Stanley Donen yang menggambarkan kisah kasih antara Don Lockwood (yang diperankan oleh Gene Kelly) dan Kathy Selden (dilakoni oleh Debbie Reynolds).

Di mana di dalam musical tersebut, Gene Kelly menyanyikan tembang ‘Singin’ in the Rain’ sambil menari di bawah hujan buatan yang konon kabarnya dibuat dari air yang sedikit dicampur dengan susu, agar terlihat tetesan airnya sewaktu dilakukan pengambilan gambar. Musical yang terinspirasi oleh musical ‘The Hollywood Revue of 1929’ ini ternyata sudah sejak taon 2007 di ranking kelima dalam daftar Greatest American Films.

Sedemikian populernya musical yang dibuat di taon 1952 tersebut, hingga sutradara endut yang terkenal Alfred Hitchcock pun mengintegrasikannya di dalam movienya
‘North by Northwest’ di taon 1959 dengan Roger O. Thornhill yang diperankan oleh Cary Grant, dimana melodi ‘Singin’ in the Rain’ disiulkan oleh Roger di bawah curahan air hujan.

Dan tentunya demam ‘romantisme di bawah guyuran hujan’ ini tidak hanya melanda movie buatan Hollywood, tapi film buatan Bollywood yang berjudul ‘Om Shanti Om’ yang dirilis di taon 2007 pun dibuat mirip seperti musical terkenal itu. Dan bahkan salah satu dari tembangnya ‘Main Agar Kahoon’ nampak jelas sebagai gubahan dari tembang ‘You Were Meant for Me’ yang terdapat dalam musical taon 1952 tersebut.

Sementara itu, aktor Hongkong terkenal Jackie Chan pun tidak mau kalah dan menunjukkan kepiawaiannya melakukan aksi kungfu nya dengan membawa payung sewaktu dia sedang bertarung dengan musuhnya di bawah guyuran hujan, di dalam film ‘Shanghai Knights’ buatan David Dobkin di taon 2003, dengan iringan melodi ‘Singin’ in the Rain’. Dan itu semua menunjukkan, bahwa musical garapan taon 1952 masi menginspirasi banyak pembuat movie di abad ke 21.

Sedangkan aku sendiri kerap kali, mengenal hujan bukan sebagai sesuatu yang romantis. Sudah sejak dari masa kecilku dulu, bila hujan turun, kekuatiran yang ada dalam benakku hanyalah bahaya banjir. Ya seperti yang pernah kuulas, kotaku ini sebagian besar letak tanahnya berada di bawah air. Karena banyak sekali perumahan yang ada saat ini, itu dulunya didirikan di atas petak yang dulunya adalah ladang atau sawah. Sehingga bahaya banjir selalu mengancam.

Namun kenapa kok malam ini aku malah sebaliknya merasakan kedamaian yang luar biasa? Kata orang, bila hati kita sedang merasakan kedamaian yang luar biasa, kita harus bersyukur dan mengintrospeksi diri.

Untuk itu, aku baru saja, keluar sebentar ke teras rumah. Aku memperhatikan, hujan yang sudah mulai mereda dan tetesan air gerimis yang jatuh membasahi bumi bersuara bagaikan suatu irama musik yang indah di telingaku. Aku bersyukur, malam ini hujan masi tidak menyebabkan banjir yang mengacam jiwa.

Di luar suasananya dingin, lembab dan gelap. Terdengar suara jangkrik mengerik dan terlihat kelelawar yang walaupun gerimis, namun masi juga terbang dari satu ranting ke ranting yang laen di antara pepohonan yang besar. Suara angin memburu masi terdengar, namun intensitasnya kurasa mulai berkurang banyak.

Dalam hati, aku pun berdoa dan bersyukur. Berterimakasi, masi ada tempat untuk berteduh, dari dinginnya tiupan angin dan tetesan air hujan. Bersyukur kalo malam ini aku tidak sakit dan tidak tergeletak di atas ranjang. Aku mengucap pujian dalam hati karena mataku masi bisa melihat semua kejadian malam ini dan semua telingaku masi dapat menangkap segala bunyi-bunyian yang ada saat itu. Aku merenung dan merenung sambil berdoa syukur dalam hati.

Pikiranku kembali kepada kejadian beberapa taon silam, di dalam sebuah pesawat terbang yang sedang melintasi kepulauan India. Aku teringat akan seorang wanita Australia yang duduk di sebelah kiriku di pesawat Malaysia Airlines tersebut.

Waktu dia membuka window shade nya di samping kirinya, rupanya dia segera menyadari bahwa di bawah kita sedang terjadi cuaca buruk. Karena daerah India kan memang terkenal dengan cuaca buruk dan kegalakan petirnya.

Namun karena pesawat kami berada di atas awan, maka kami tidak merasakan dampak dari cuaca buruk tersebut secara langsung. Hanya permainan cahaya kilat lah yang nampak dari atas.

Namun ketika kutanya, apakah cahaya kilat itu indah dimatanya, dia malahan menegurku dan mengaku padaku kalo dia takut. Dan untuk menghilangkan rasa takutnya itu, dia malahan mengajakku mengobrol tentang apa saja, dan aku tau, kalo itu maksudnya agar dia tidak tergoda untuk melihat lagi ke luar jendela.

Karena untuk berbicara dan memandang mukanya aku harus menoleh ke kiri, maka aku dapat melihat melihat cahaya kilat di luar sana dengan jelas. Tanpa suara tentunya, karena di dalam ‘fuselage’ pesawat terbang itu hanya bising dari mesin jet yang menderu yang terdengar, yang semakin lama semakin diabaikan oleh panca indera kita.

Kenangan berada di atas awan sewaktu cuaca buruk itu membuatku mengenang kembali dan membandingkannya dengan suasana di bawah awan sewaktu hujan petir.

Bila kita berada di atas awan, yang kita liat adalah permainan yang indah dari kilat. Dan bila kita berada di bawahnya, bisa jadi kita akan dikejutkan oleh suara gemuruh dari petir itu. Bahkan kilat nya sendiri karena terdiri dari strom dengan arus yang sangat tinggi, dapat membawa bahaya bagi kita bila kita tidak berada di tempat terlindung.

Dan tentunya lebih berbahaya lagi untuk berada tepat di tengah-tengah awan sewaktu badai begitu. Sudah banyak pesawat yang secara tidak suka rela dibawa turun ke bumi dalam keadaan tidak utuh lagi. Terutama bila mereka terjebak secara tiba-tiba di dalam amukan angin ribut itu.

Namun malam ini, aku berada di bawah awan. Tenang suasana malam ini. Sangat tenang. Aku teringat kembali ada pedoman dari bahasa Jerman yang berbunyi ‘in der Ruhe liegt die Kraft’ atau diterjemahkan, ‘di dalam ketenangan terdapat kekuatan’. Ya mungkin setelah hatiku ini tenang, nanti aku akan mendapat kekuatan kembali untuk menjadi papa bear..

Sebelon masuk kembali ke kamarku, aku mengarahkan mataku untuk kembali memandang ke atas dan melihat ke langit yang berawan sambil bernyanyi dalam hati ‘I'm laughing at clouds. So dark up above. The sun's in my heart. And I'm ready for love’


I'm singing in the rain
Just singing in the rain
What a glorious feelin'
I'm happy again

I'm laughing at clouds
So dark up above
The sun's in my heart
And I'm ready for love

Let the stormy clouds chase
Everyone from the place
Come on with the rain
I've a smile on my face

I walk down the lane
With a happy refrain
Just singin',
Singin' in the rain

Dancin' in the rain
Dee-ah dee-ah dee-ah
Dee-ah dee-ah dee-ah
I'm happy again!
I'm singin' and dancin' in the rain!

I'm dancin' and singin' in the rain...

Why am I smiling
And why do I sing?
Why does September
Seem sunny as spring?

Why do I get up
Each morning and start?
Happy and head up
With joy in my heart

Why is each new task
A trifle to do?
Because I am living
A life full of you.

Thursday, March 25, 2010

Makan Sini Saja

Wah tanpa terasa rumah yang kutempati ini sudah seperti bangunan yang mau rubuh nih, cat nya sudah mengelupas dan kayunya rusak dimana-mana kena makan cuaca dan kena makan segala hewan yang poop di sini.

Ditambah lagi karena ramalan dari si orang pinter yang pernah kuulas beberapa waktu lalu, rumahku ini kalo banjir bandang nyumber. Makanya kondisi tembok juga rupanya mulai memprihatinkan. Oleh karena itu kami sedia juga perahu karet dan sepatu boot dan bukan hanya es teh manis dan cendol.

Tapi jujur aja, untuk memperbaikinyapun kita udah malas, paling bagus diambrukin aja, dibakar dan bangun baru. Mana tetanggaku pada pindah semua lagi, karena merekapun mengalami banjir kalo pas bulan purnama dan hujan lebat. Dan akhir-akhir ini hujan turun dengan sangat lebat. Sehingga status siagapun diberlakukan di tempatku.

Aku jadi ingat pada suatu peristiwa di awal taon 2008, di mana kotaku termasuk rumahku tenggelam karena banjir yang disebabkan oleh hujan deras yang tidak diantisipasi oleh pemerintah kotanya. Alhasil aku liat tuh tampang walikotanya muncul di televisi minta maap beberapa hari kemudian. Dia mengakui pihaknya tidak mengantisipasi hujan itu, sehingga satu kota tergenang air selama beberapa jam. Maklum juga kotaku ini letaknya dibawah permukaan laut, dan itu dapat diperhatikan dengan tidak jalannya aliran dalam selokan. Tentunya beda sekali dengan aliran dari bailout nya bank Century yang cepat mengalir.

Udah gitu, pertengahan taon ini kan akan diselenggarakan pemilihan pimpinan daerah, itu orang tidak tau malu dan ingin mencalonkan diri untuk ketiga kalinya. Tiga kali? Iya, mana bole? Kan aturan maennya hanya dua kali saja. Orang begopun tau. Kok kesannya dia itu seperti orang tidak ada kerjaan saja. Atau desas desus yang saat ini sedang santer beredar dari satu warung kopi ke kedai nasi di sekitarku itu benar? Katanya orang menginginkan itu orang tetap jadi walikota, agar korupsi makin sip?

Nah udah gitu, si dia ini tidak kurang akal, tidak bole mencalonkan diri jadi walikota, dia mencalonkan diri jadi wakil walikota. Alamak ! Jelas nanti aku tidak mau pilih dia. Tapi itu juga tergantung apa aku dapat kartu suara, karena biasanya kartu suarakupun ikutan dikorupsi seperti yang selalu terjadi selama ini.

Sebetolnya dulu tidak banjir, hanya karena sejak pertengahan taon 2007 silam, pemerintah kota memberikan titah untuk meninggikan jalan raya di depan rumahku antara 35 sampai 50 cm, maka rumah-rumah pendudukpun jadi tenggelam.

Kembali ke kondisi rumahku yang memprihatinkan ini, kadang kalo ada kerusakan kecil aku betulin sendiri, tapi renovasi besar-besar aku tidak mau lakukan. Bayangkan bila rumah di cat, pasti deh baunya sampai kemana-mana dan itu berhari-hari. Daripada aku musti ngungsi ke losmen terdekat (dan dekat rumahku ada losmen 'Hepi Berdua'), aku memilih lebih baek dibiarin aja, sampai aku keluar dari sini. Toh itu tidak lama lagi.

Nah barusan ini ada beberapa perbaekan kecil yang aku harus lakukan berkenaan dengan kawat nyamuk. Itu kadang pakunya kecil-kecil bisa lepas sendiri. Dan untuk itu aku pergi ke sebuah toko alat bangunan yang dekat rumahku.

Aku ini beruntung, semua ada di dekatku. Mulai dari instansi pemerintah dan sekolah, supermarket dan tukang tambal ban karet, toko dan ruko, penjual fesfut dan pusat pelatihan tari perut, tempat kursus dan panti pijat plus plus, penjual pulsa dan penjaja pizza, rumah makan dan ahli khitan, tukang pangkas rambut dan pengusaha mesin bubut, puskesmas dan pedagang ikan mas, pengusaha madu dan toko buku, dokter dan halte komuter, sampai kepada ahli gizi dan perguruan tinggi, semua dapat diraih dalam tempo maksimal 10 menit. Bayangkan !

Sesampainya disana, aku segera membeli paku kecil untuk keperluan reparasi tersebut. Dari perhitunganku cukup beli 200 gram saja, kan itu sudah banyak. Maklum di sini kalo beli paku itu di kilo seperti beli beras saja. Berikut ini pembicaraanku dengan pelayannya:

Aku : Tolong mas, pakunya 200 gram..
Pelayan : Dibungkus ya…?
Aku yang terkejut : hah? enggak, makan di sini aja..

Wednesday, March 24, 2010

Mengenang Kenangan

Malam ini aku tidurnya juga terlambat. Sampai si satpam memukul kentongannya dua kali pertanda pukul dua pagi, aku masi duduk di depan computerku dan berpikir. Yah sebenarnya bukan berpikir sih, tapi melamun.

Pasalnya gini, tadi sebelonnya aku keluar sebentar untuk doa malam. Karena sejak pukul sebelas malam di daerahku ini turun hujan, sewaktu aku keluar rumah, terasa bukan lagi sejuk namun rada lembab. Angin bertiup relatif keras sewaktu aku keluar tadi. Bahkan rintik air hujan pun masi jatuh membasahi kepalaku, tapi aku tidak tau apakah tetes air itu berasal dari awan di langit atau dari daun pepohonan yang terkibas ditiup angin.

Nah melihat dedaunan yang bergerak-gerak ditiup angin tersebut, mengingatkanku pada sebuah lagu kenangan dari jaman perjuangan yang diciptakan oleh A.J Sudjasman. Sayangnya hasil bertanya-tanya pada Oom ku (oom Google) ternyata tidak membuahkan hasil. Sampai tulisan ini aku turunkan, aku masi saja tidak tau apa itu kepanjangan dari huruf A dan J di depan nama beliau.

Sayang sebenarnya, karena seorang komponis yang luar biasa ini, tidak bisa kita kenang dengan nama lengkapnya. Dan terus terang aja, dari ingatanku sendiri, tidak terdapat arti dari kedua huruf di depan namanya tersebut. Mungkin suatu hari nanti aku akan tau.

Nah yang sempat membuatku bingung itu, siapakah penulis syair lagu perjuangan ini? Ada yang bilang itu ciptaan A.J. Sudjasman. Sementara Joshua Igho BG, seorang musisi di Karlita International Hotel Tegal, Jawa Tengah menulis dalam artikelnya di Tribun Kaltim, kalo syair Nyiur Hijau ini ditulis oleh Maladi. Bole jadi kalo melodinya itu ciptaan A.J. Sudjasman dan syairnya ditulis oleh Maladi. Ah biarlah, aku anggap saja begitu.

Yang jelas lagu Nyiur Hijau dan Indonesia Tanah Air Beta adalah lagu yang sangat aku ingat, bahkan ketika aku masi hidup di perantauan. Karena biasanya dinyanyikan dengan suara sopran dan tenor. Aku jadi teringat kembali ke masa kecilku, sewaktu masi tinggal di salah satu daerah di Surabaya bagian utara, dua sampai tiga puluh taon silam. Sewaktu aku masi duduk di bangku salah satu sekolah dasar. Kedua lagu tersebut adalah lagu yang membekas dalam hati dan kunilai sebagai lagu perjuangan yang terindah.

Harus kuakui, sangat sulit untuk menyanyikan lagu Nyiur Hijau ini bagiku, karena aku tidak memiliki suara tenor. Dan demikian juga diakui oleh Joshua Igho yang artikelnya aku baca sebelon aku menorehkan coretanku kemari. Tepatnya dia menulis:

‘Syair lagu Nyiur Hijau ciptaan Maladi tersebut mengingatkan saya sewaktu masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Melalui lagu tersebut, imajinasi saya diajak berlayar berkeliling ke bumi Indonesia yang indah agung. Pepohonan hijau melambaikan kedamaian. Sawah luas menghamparkan berlaksa-laksa harapan. Dan laut biru menyimpan berjuta-juta kemakmuran.’

Saya sangat kagum dengan pencipta lagunya yang telah menyusun deretan melodi meliuk-liuk indah, memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi. Syair dengan kedalaman maknanya pun mampu ‘menyihir’ pikiran. Bagi anak-anak seusia saya (waktu itu), yang ada dalam benak hanyalah kebanggaan terhadap negeri Indonesia.’

Ah, aku jadi benar-benar teringat akan indahnya masa kecilku yang dipenuhi dengan berbagai tembang kenangan yang indah dalam benakku, dan juga macam-macam lagu perjuangan. Aku bersyukur masih bisa mendengarkan lagu Nyiur Hijau dalam format paduan suara yang apik sewaktu di jaman almarhum Presiden Soeharto dulu, di acara tujuh belasan.

Tapi masa itu sudah sirna, karena Indo sudah menjadi negara yang dipenuhi dengan ‘Sepasang Rusa’ (Tetty Kadi),‘Kucing Garong’ (Trio Macan) dan 'Kecoa Ngesot' (Saykoji), ‘Sang Pemimpi’ (Gigi) yang ‘Setengah Gila’ (Gombloh), ‘Dokter Cinta’ (Dewi-Dewi) untuk ’Kekasih Gelapku’ (Ungu), ‘Penipu’ (Alexandria) yang ‘Tak Ingin Sendiri’ (Dian Pieshesa) dan semboyan pembangkit semangat ‘Jika Cinta Dia’ (Geisha) maka ‘Jangan Menyerah’ (d’Masiv). Bahkan bila mau ada juga semboyan pematah semangat seperti ‘Hancur-Hancur Hatiku’ (Olga Syahputra) bila ‘Mengenangmu’ (Kerispatih) dan last but not least tentunya skandal ‘Cinta Terlarang’ (The Virgin) dengan ‘Lulu dan Siti’ (Tompi).

Aku berharap banyak orang yang juga punya pengalaman sama dengan aku bisa menuangkan kenanganya terhadap sesuatu yang indah di masa lalu. Dalam bentuk apapun. Dan tentunya akan sangat menyenangkan waktu kita berhasil merangkaikan kembali dalam sesuatu yang nyata.

Ah, biarlah itu kan masa sekarang, aku ingin berwisata sejenak pergi ke masa lalu dengan mengenang lagu luar biasa ini dan juga terkadang dalam lubuk hatiku yang dalam, aku ingin tau apakah ada di antara teman-temanku yang masi ingat lagu ini.

Aku pernah dulu tanya salah satu teman semasa di perantauan, dia itu usianya kira-kira satu dekade lebih muda dariku, dan dia itu walaupun musisi, tapi tidak kenal lagu Nyiur Hijau. Lebih jauh terkanya apa itu lagu yang dinyanyikan dengan lirik ‘nyiur hijau.. yeah..’.. wah.. wah.. wah.. kacau.. kacau.. kacau..

Saking gemarnya aku mendengarkan lagu ini, aku mempunyai dua versi, pertama versi biasa dan yang kedua versi keroncong nya dari Sri Hartati. Ternyata versi keroncong nya enak sekali untuk didengar menjelang tidur. Ya sudahlah aku siap-siap tidur, cepat publish ini dan kembali merangkak ke bawah selimutku karena hari sudah larut malam..

Nyiur hijau di tepi pantai
siar-siur daunnya melambai
Padi mengembang kuning merayu
burung-burung menyanyi gembira

Tanah airku tumpah darahku
Tanah yang subur kaya makmur
Tanah airku tumpah darahku
Tanah yang indah permai nyata

Tuesday, March 23, 2010

Koneksi Lemot Ane Jadi Sewot

Sesiangan ini aku melakukan ‘blogwalking’ dari satu blog ke blog yang laen mencari ide untuk menulis dan juga ingin tau apa kata blogger yang laen tentang lemotnya koneksi internet di Indo.

Nah ya, masalah lemot atau tidak rupanya bukan lagi tergantung dari jenis program apa yang kita ambil dari operator. Contohnya aku bisa pilih beberapa program dengan kecepatan transfer yang berbeda-beda dari operator yang kupilih. Namun setelah aku test, ternyata tidak tergantung program apa yang aku ambil, tetap saja layanannya lemot, putus nyambung dan sering kali gagal konek.

Yang jadi masalah rupanya jaringannya. Pada awalnya promosi yang dilakukan oleh operator sangat agresif, maka akibatnya makin banyak pula konsumen yang terpikat dan akhirnya join program internet dari operator tersebut. Karena jumlah koneksi yang tersedia hanya terbatas dan itupun harus dibagi dengan beberapa client, maka efek penurunan kecepatan atau gagal koneksipun mulai dirasakan oleh pengguna.

Untuk menyiasati hal tersebut, aku memutuskan untuk tidak berlangganan program yang ditawarkan dengan harga tertinggi, karena janji akan kecepatan maksimum nya tidak akan terraih. Memang kan, kalo dipikir lagi, untuk apa kita bayar mahal kalo koneksinya ternyata hanya sebatas itu?

Hasil dari blogwalking ternyata memberiku suatu info yang menarik. Karena banyak blogger bercerita ketika mereka membeli modem dari operator yang sama dengan yang kugunakan, ternyata kecepatan stabilnya hanya dapat diperoleh di bulan pertama. Jadi setelah masuk ke bulan kedua, kecepatan stabilnya menurun dratis.’

Aha ! ternyata itu lah praktek yang dilakukan oleh operator yang huruf awalnya adalah S itu. Akupun mengalaminya. Aku pada mulanya membeli satu hape yang dapat dijadikan modem dan memang hanya di bulan pertama segalanya lancar. Lalu kemudian jadi lemot. Untuk membuktikan kecurigaanku, aku membeli hape kedua dan ternyata benar di bulan pertama saja segalanya lancar. Dan ketika sedang rame-rame nya modem EVDO, aku juga tertarik untuk mencobanya, alhasil, sama aja, di bulan pertama oke banget tapi begitu menginjak hari ke 31, kecepatannya ngedrop seperti pake modem buatan tukang reparasi radio sebelah.

Kebetulan aku kenal dengan pimpinan wilayahnya dan pernah dimintai tolong untuk mempromosikan produknya itu. Namun dengan kinerja program seperti ini, aku tidak berani lagi menganjurkan teman-temanku untuk menggunakan fasilitas ini, tapi aku sarankan mereka untuk menggunakan jasa dari operator saingannya, yang memang sudah terbukti stabil selama beberapa taon terakhir ini dan selalu aku jadikan cadangan bila koneksi internetku jadi bikin sewot dan darah tinggi.

Hari gini tentunya tidak lagi bisa berdalih, mau murah kok ingin service bagus. Tapi dari service dan janji yang ditawarkan pihak operator itu, kita bisa liat kinerja nya. Dan bila itu memang menipu pelanggan, pasti nanti lama kelamaan penggunanya akan makin meninggalkan layanan jasa dari operator tersebut.

Aku kasi contoh, ada operator layanan jasa internet besar di tanah air, dengan inisial I. Nah operator yang dulunya terkenal bagus kinerjanya ini, sekarang makin hari makin buruk saja kinerja jaringannya, terutama kinerja customer service nya.

Okelah aku bisa mengerti kalo yang bekerja di bagian customer service itu bukanlah orang-orang yang berpendidikan tinggi dan pandai. Kalo sudah dianggap pandai kan udah dijadikan managernya. Tapi biar bagaimanapun juga, itu salah dari pihak personalia dan bagian pembinaan nya, karena mereka telah lalai mengajarkan sopan santun kepada orang yang bertugas di bagian CS tersebut.

Biar bagaimanapun juga, service itu artinya pelayan. Dan seorang pelayan yang baek itu hendaknya tau bersikap sontan santun terhadap orang yang dilayani nya. Namun hal ini rupanya tidak diindahkan oleh operator I tersebut, sehingga kita banyak membaca di surat pembaca dari pelanggan yang kecewa atas layanan dari para CS yang sok tau tersebut. Aku sendiripun juga telah membuang nomer ku dari operator I tersebut.

Di jaman modern, dimana orang mulai mengutamakan pelayanan, CS adalah jembatan yang menghubungkan antara pelanggan dan pihak penyedia jasa. Sayang kalo para manager dan direktur yang berhubungan dengan bagian hubungan masyarakat itu yang katanya orang sekolahan, punya ijasah sarjana atau malahan master ternyata tidak bisa mendidik dan mengarahkan anak buahnya. Patut dicurigai kalo ijasah perguruan tinggi merekapun bodong dan tidak punya pendidikan yang cukup di bidang itu atau mereka sendiri tidak punya etika. Percuma mereka makan gaji besar, kalo hasilnya seperti yang kita baca di surat-surat pembaca di surat-surat kabar itu.

Makanya tidak heran, bila ada orang yang menulis keluhan nya di surat pembaca, pasti dia akan dapat sms dari pengguna laen yang bersimpati padanya dengan pesan untuk membuang kartunya, karena saingan di dunia bisnis telekomunikasi ini sudah sangat ketat. Jadi siapa yang bisa menawarkan tarif murah meriah DAN CS yang beretika baek dan siap membantu, dia akan menang. Kita tunggu saja, nanti kan akan tersortir dengan sendirinya. Saat ini ranking pertama masi diduduki oleh Axis dalam penilaianku untuk kategori penyedia layanan GSM dan Esia untuk penyedia layanan CDMA. Entah gimana lanjutannya..

Monday, March 22, 2010

Bebe

Bebe akhir-akhir ini menjadi seperti penyakit di kalangan masyarakat Indo. Penyakit sosial ini dikenal dengan nama demam bebe alias demam blekberi. Bebe sendiri adalah sebuah alat perangkat komunikasi modern yang dulunya disebut blek (baca: hitam) karena memang layarnya hanya itam putih sewaktu pertama kali diluncurkan akhir 90an.

Demam bebe ini mulai terasa sejak presiden amrik yang sekarang ini waktu kampanye terpergok menggunakan perangkat canggih ini. Dan seperti biasa, orang Indo kan biasanya suka ikut-ikutan. Dan wabah bebe pun mulai berkembang jadi epidemi disini.

Gimana tidak, di setiap sinetron bodong pasti deh diperliatkan kalo pemaennya menggunakan bebe. Di banyak iklan dipertunjukkan kalo peraganya menggunakan bebe. Dan hal ini pun bisa di mengerti, karena rupanya orang Indo lebih suka menggunakan perangkat yang semestinya adalah alat telefon ini sebagai alat pengirim pesan singkat.

Memang beda dengan di luar sana, dimana telefon adalah telefon. Di sini karena operatornya dulunya membentuk kartel ilegal dan menetapkan tarif telefon mahal, sehingga bagi pengguna yang tidak mau ketinggalan mode pun, terpaksa memanfaatkan jalur komunikasi lewat jempol dan bukan lewat mulut.

Nah oleh karena budaya komunikasi lewat jempol itulah, maka blekberi dapat meraih sukses di sini. Fenomena ini sama persis dengan fenomena communicator nya punya Nokia yang paling banyak terjual di Indo di bandingkan di negara laen. Padahal hal utama dari communicator tidak banyak dimanfaatkan orang, yaitu jalur messengernya (setara dengan BBM-blackberry messenger) dan jalur fax nya). Orang membeli communicator dulu hanya untuk menjaga gengsi dan sekedar ikut-ikukan saja. Sangat berbeda dengan orang luar yang memanfaatkan suatu peralatan elektronik canggih karena fungsinya dan bukan karena gengsi.

Blekberi ini harganya jauh lebih murah dibanding communicator, makanya dampaknyapun cepat meluas, terutama ditujukan ke kalangan ibu-ibu rumah tangga dan anak-anak muda, sebagaimana dikemukakan oleh para sales manager dan direktur dari operator seluler dalam beberapa wawancaranya dengan media cetak dan elektronik.

Namun ada efek menarik dari blekberi yang membawa perubahan budaya untuk orang Indo. Misalkan orang yang dahulu tidak sabaran bila disuruh antri waktu hendak membayar belanjaannya, sekarang jadi terliat tenang, dan tidak menunjukkan gejala kekesalan sama sekali.

Budaya antri sambil mengomelnya ternyata pindah dari bagian sebelah kasir ke pojok penyetruman batere gratisan yang dapat ditemukan di beberapa supermarket. Maklum batere mereka sekarat, jadi mereka rela antri dari pada maenan mereka yang baru tidak berfungsi lagi.

Di beberapa lokasi pelayanan umum (bank, kantor-kantor pemerintah dll) terliat orang yang hilir mudik mengambil nomer antrian. Karena biasanya pas dipanggil di speaker tidak kedengaran. Alhasil sewaktu mata melirik ke arah monitor, weks, harus ambil antrian ulang, tapi tetap saaantaiii..

Antrian di sekitar WC umum menjadi makin panjang, sehingga aksi para copet pun menjadi makin membeludak. Kenapa? Karena waktu BAB (buang air besar) menjadi makin lama. Dan itu diamati tidak hanya terjadi di tempat umum, namun juga di lingkungan sendiri, terutama di kos-kos dimana WC nya dipake secara bergantian. Maklum walau isinya udah kosong tapi tetap saja senang nongkrong untuk kejar target baca kabar (message).

Lift terliat makin padat saja, namun orang yang antri terliat tetap tenang. Sementara di bagian dalamnya dipenuhi oleh orang yang kebablasan lantainya. Kalo tidak lupa mencet tombol tujuan ya lupa keluar, alhasil waktu lebih banyak dihabiskan di ruang sempit yang naek turun itu atau antri di depan pintu Lift.

Juga disaat jalan raya sedang macet total, sudah mulai jarang terdengar suara klakson dari mobil. Dan beberapa di antaranya malahan suka bila di suruh menunggu lampu lalu lintas yang tidak segera berubah menjadi hijau. Sebaliknya kalo lampunya terlalu cepat berubah jadi hijau, orang jadi bersikap kesal.

Polisi lalu lintas yang biasanya bertindak seenaknya sendiri dengan punggutan liar atas nama hukum pun menjadi kelabakan karena penghasilan mereka berkurang. Maklumlah para pengemudi lebih senang menunggu lampu kembali menjadi hijau daripada berusaha tancap gas saat lampu baru sedetik berubah dari hijau menjadi kuning.

Dan karena fenomena lampu merah kuning hijau ini terkadang membuat kesal pengguna jalan yang tidak berbebe, maka pengguna bebe biasanya menyiasatinya dengan menempelkan sebuah stiker "harap sabar, pengguna blekberi".

Bisnis yang sempat lesu karena banyaknya orang berpindah dari angkutan umum dan taxi karena rendahnya tingkat suku bunga cicilan kredit dari sepeda motor dan mobil, kini kembali mulai menggeliat, karena orang lebih suka menggunakan jasa angkutan umum dan taxi daripada nyupir sendiri.

Pola kehidupan sosialpun mulai sedikit berubah. Orang yang dulunya selalu suntuk dan kusut bawaannya, sekarang sudah mulai bisa senyum-senyum sendiri. Banyak pekerja dipecat atau dapat SP (surat peringatan) karena waktu kerja jadi tidak konsen. Kalau diajak ngomong sering kali tidak nyambung karena matanya terpaku pada blekberinya.

Kehidupan rumah tanggapun jadi rada kacau. Jeritan sang anak yang lapar tidak diindahkan. Bila sang anak rewel terus, blekberi nya langsung ditunjukkan ke sang anak buat menghibur. Dan sewaktu tidur, senangnya tidur miring. Di bawah bantal yang biasanya ada buku, kini terdapat blekberi.

Langganan koran dan majalah yang biasanya diperebutkan oleh anggota keluarga, sekarang dengan mudah dapat ditemui di atas meja, masih tertumpuk rapi tak terbaca. Bahkan setelah dua tiga bulan berlalu, abonemen nya dihentikan.

Ucapan yang sering terdengar bila kita jalan di plasa atau mal adalah ‘maap’ dan ’sori’, atau caci maki, karena banyak sekali orang yang waktu jalan tidak pasang mata ke depan tapi ke bawah ke arah layar bebenya. Akibatnya banyak yang saling bertabrakan dan bersenggolan sewaktu jalan. Tapi fenomena ini tentunya tidak luput dari observasi dari para copet profesional. Jadi harap hati-hati.

Di kalangan sahabat pun fenomena baru bebe ini dapat diamati. Orang kini lebih jarang marah tapi jadi sering dimarahin orang karena kalo diajak ngobrol gak nyambung. Dan juga hubungan harmonis antar teman kini bisa jadi tegang, bila yang bersangkutan sewaktu di sapa melalui jalur bebenya tidak menjawab. ‘Zero tolerance’ katanya dalam hal ini..

Istilah ‘datang dengan tangan kosong’ kini menjadi istilah jadul untuk bernostalgia dengan kawan lama. Karena tangan siapa sih yang kosong? Walaupun tidak chatting, tetap aja bebe ada di tangan! Tidak bisa ditaro di kantong atau tas.. sepertinya udah jadi settingannya gitu. Bebe itu dipegang tangan, karena kalo dimasukkan di kantong atau tas, gengsi kita turun donk, karena siapa yang tau kalo kita punya bebe?

Sunday, March 21, 2010

Leg Godt

Leg Godt dalam bahasa denmark artinya ‘play well’. Tidak mungkin bila kita bilang kalo tidak tidak pernah dengar istilah ini, karena kependekkan dari ‘leg godt’ ini adalah LEGO. Yup, LEGO yang salah satu store manager nya pernah aku fitur dua taon lalu di blog ku ini.

LEGO sendiri awalnya adalah maenan anak-anak yang dibuat mulai taon 1932 oleh seorang tukang kayu Ole Kirk Christiansen di garasinya di Billund, di bagian tengah dari pulau Jutland di Denmark. Mulai taon 1934 nama LEGO mulai digunakan untuk memasarkan produknya. Dan mulai taon 1940, LEGO diproduksi bukan lagi menggunakan material kayu namun sudah mulai menggunakan bahan dari plastik.

Sembilan taon kemudian, LEGO mulai memasarkan beberapa jenis blok yang bisa dikaitkan satu dengan yang laen yang lebih dikenal dengan sebutan ‘automatic binding bricks’. Jamanku kecil dulu, aku menyebutnya ‘tancep-tancep-an’ karena balok LEGO ini dapat saling dikaitkan (ditancapkan) karena adanya semacam gigi berbentuk silinder kecil-kecil (biasanya 2x3 biji). Sejak dari saat itu LEGO dikenal sebagai suatu maenan untuk membangun sesuatu dan juga untuk bahan koleksi bagi beberapa orang.

LEGO mempunyai motto yang menarik, yaitu ‘kun det bedste er godt nok’ atau ‘hanya yang terbaek adalah yang cukup bagus’. Semboyan ini masi digunakan sampai hari ini oleh LEGO untuk memotivasi pekerjanya.

Sejak taon 1953, anak dari Ole Kirk, Godtfred Kirk Christiansen, mulai memimpin perusahan dan mengarahkannya ke arah yang lebih modern seperti yang kita kenal sekarang, walaupun design awal masi tetap dipertahankan. Patent untuk itu diperoleh oleh LEGO sejak 28 Januari 1958.

Lima taon kemudian LEGO mulai menggunakan bahan plastik yang kuat namun lentur yang lebih dikenal dengan nama acrylonitrile butadiene styrene (ABS). Bahan ini pada umumnya dipanaskan dengan suhu 232 derajat celsius untuk membuatnya cair dan di injeksi ke dalam cetakkan dengan menggunakan sistem yang dikenal dengan nama ’molding’. Akurasi menggunakan teknik peleburan ini menggaransi ketepatan sampai 2 mikro meter, yang menggaransi kaitan yang dilakukan oleh satu balok LEGO dengan yang laennya.

Produksinya sendiri dilakukan di Denmark dan di Cekoslowakia. Sementara dekorasi dan pengirimannya dilakukan juga dari US dan Mexico. Dan khusus bidang TECHNIC nya dibuat di Swiss yang rupanya akan segera ditutup dan dipindahkan ke Cekoslowakia. Dan karena banyaknya permintaan dari Asia, maka sejak taon 2007 LEGO juga dilayani oleh Flextronics, sebuah perusahaan elektronik di Singapore.

LEGO sendiri juga tidak ketinggalan untuk memanfaatkan dunia internet. Pada awalnya LEGO hanya mempunyai sebuah shop online, namun sekarang sudah menjadi ajang tempat orang bermaen game secara online.

Yang menarik bukan hanya itu, namun di bidang informatika dan otomatisasi pun LEGO mengembangkan bahasa pemrograman sendiri yaitu NBC (Next Byte Codes) dan NXC (Not eXactly C) yang dipublikasikan dibawah MPL (Mozilla Public License). Mozilla ini tentunya perusahaan yang membuat browser Firefox dengan bekerja sama dengan Google Inc.

NBC adalah sebuah bahasa asembler (baca: mesin) sederhana yang digunakan untuk memprogram LEGO's NXT programmable brick (dari seri LEGO Mindstorms NXT set, sebuah model robot yang canggih dan dapat diprogram untuk melakukan apa yang kita mau karena diperlengkapi dengan motor-motor penggerak elektrik). NXT (atau NeXT) sendiri adalah nama dari processor dari robot dalam seri LEGO Mindstorm set. Dan LEGO Mindstorm set biasanya terdiri atas NXT processor, Motor ports, Sensor ports, USB ports, dan loudspeaker.

Sementara NXC adalah bahasa tingkat atas yang setara dengan bahasa pemrograman populer C yang dikembangkan oleh Dennis Ritchie di awal taon 1970an. Jadi NXC adalah bahasa yang dibangun diatas NBC compiler guna menjembatani programmer NXT untuk tidak langsung berurusan dengan bahasa mesinnya. Tapi tentunya NXC dapat digunakan untuk mengkontrol langsung mesinnya. Atau dengan kata laen NXC adalah NQC (not quite c) untuk NXT.

Luar biasa ini LEGO. Bahkan demam robot dan pemrograman yang sederhana dengan menggunakan NBC/NXC telah melanda universitas dimana aku dulu belajar. Dan bahkan disana sudah didirikan sebuah pusat penelitian yang menggunakan LEGO Mindstorm ini.

Aku taunya itu dari temanku yang sempat ngoceh denganku subuh tadi. Dia sedang mempersiapkan tema Master Thesis nya dengan mengutak-atik bahasa pemrogramannya. Sungguh menarik sih, karena aku dari dulu juga sudah sangat tertarik untuk membeli satu LEGO Mindstorm untuk bahan percobaan. Hmm.. dengan adanya motivasi dari Eropa ini mungkin juga dalam waktu dekat aku beli tuh satu robot buatan LEGO. Dan Leg Godt !