Saturday, November 10, 2007

Pulsaku Sayang Pulsaku Malang

Mood : lagi hepi aja…
Cuaca: cerah dan hangat
Snack : lagi mik susu indomilk coklat
Song : The One That You Love oleh Air Supply
Genre : Pop, easy listening
Tanggal : 10 November 2007

Dedikasi : kakak sepupuku di Jepara dan kakak sepupuku di Semarang


Hari pahlawan nich hari ini, adek iparku merayakan ulang taonnya, sedangkan aku tadi pagi asik-asik mengecek berapa banyak sisa pulsaku yang tersisa di ke sembilan kartu seluler ku. Ya, betol, aku punya sembilan, serakah ya? Hehehe. Ah ngga juga kok. Khan tidak semuanya aktiv barengan. Aku dulu punya nomer XL dan Starone mulai dari jamannya pacaran sama mantanku kedua, Emylia. Kedua nomernya kupertahankan sampe sekarang, kemudian aku punya nomer kartu As dan Mentari juga dipilihkan oleh Emylia, setelah dia menjadi mantanku. Kartu Mentariku akan kuakhiri masa hidupnya di akhir taon ini, sedangkan kartu As ku karena nomernya termasuk langka dan lumayan cantik, maka akan kuperlihara. Aku punya nomer Fren sejak setaon ini sebagai kado natal dari adekku Sius, yang punya anak kembar itu lho. Terus aku barusan beli nomer IM3 di pertengahan taon ini, setelah program bonus SMS dari kartu Mentari abis dan aku sadar SMS an lewat Mentari kadang bisa trouble, jadi sending report nya terkadang masi pending tapi yang bersangkutan sudah terima dan bahkan membalas SMS ku, lucu khan dan juga aku dulu perlu Mentari untuk telefon ke sepupu-sepupuku dan juga ke adek angkatku di Manado. Tapi kini frekuensinya dah kuturunkan, sehingga kurasa aku tidak butuh lagi kartu Mentari, juga karena program bonus SMS nya sudah berakhir sejak akhir september lalu. Sedangkan kartu Simpati aku pelihara karena waktu itu ada promo kirim SMS tengah malam, hanya empat puluh sembilan rupiah, tapi sekarang sih udah mahal,,jadi tidak ada gunanya lagi mempunyai kartu Simpati. Maka akhirnya aku putuskan untuk menyetop penggunaan kartu ini di akhir taon. Semuanya juga tidak laen dan tidak bukan karena adanya kartu Three dalam jajaran koleksiku, yang mempunyai promo yang masi berlaku, mengirim SMS ke semua operator seharga seratus sepuluh perak termasuk pajak dan ke sesama operator hanya lima puluh lima perak termasuk pajak. Kartu ke sembilan dan terakhir adalah kartu Flexi yang aku beli karena terpaksa. Agar teman-temanku yang ngotot pake Flexi nya, bisa menelefon aku dengan tarif empat puluh sembilan perak per menit plus bonus program “putus-putus”-nya yang sangat terkenal itu,

Itung punya itung, pulsaku berkurang banyak juga nich hanya dibulan oktober silam, tapi tidak sebanyak di bulan April lalu. Jadi aku keluar dulu bentar untuk borong voucher handphone. Maklumlah, aku dah terlalu banyak buang-buang pulsa ku untuk ngoceh-ngoceh ama temen-temenku via telefon maupun SMS, jadi kini aku harus mulai mengirit, hehehe. Kalo tidak nanti pengeluaran per bulannya akan membengkak lagi seperti dibulan April lalu, dimana aku harus membayar lebih dari tujuh ratus ribu hanya untuk pulsa handphone dalam sebulan, hehehe. Bulan ini aja aku harus isi Starone, Three, IM3, Flexi dan XL ku. Pulsanya habis sih, padahal makenya sudah ngirit abis, hehe, tapi ya itu tadi, ada pengeluaran tak terduga. Apa itu, ya untuk rencana reunilah. Hehehe…itu namanya pengorbanan pulsa, tenaga, waktu dan juga pikiran. Tapi apa yang laen pada tau dan sadar tentang itu? Kurasa tidak?

Kalo IM3 aku sih baru isi hari ini untuk pertama kalinya pake voucher yang spesial untuk SMS. Harganya enam belas ribu perak dan dapet voucher spesial untuk SMS sebesar lima ribu perak dan juga dapet tambahan bonus SMS yang berlaku sampai tanggal dua puluh satu Desember taon ini. Katanya sih dengan voucher SMS itu, harga per SMS nya akan menjadi seratus perak saja, ke sesama indosat kecuali ke Starone, dan bukannya seratus lima puluh perak seperti sekarang ini. Tapi kalo makenya kurang dari lima belas SMS per hari atau lebih dari tiga puluh SMS per hari baru untung tuh voucher, dibandingkan dengan pulsa reguler yang tarif SMS nya seratus lima puluh perak, namum bila kita pake sebanyak sepuluh dalam sehari kita akan dapet bonus sepuluh SMS ke sesama Indosat juga. Aku jadi pingin tau, bila aku beli voucher khusus SMS yang dapet dua ratus SMS itu, gimana ya nantinya pengurangan SMS nya. Maksudku mana yang akan kepake duluan, yang bonus SMS, voucher SMS, atau paket SMS itu ya? Andaikata si empunya nomor juga punya bonus SMS harian, mana yang akan dipake duluan? Hehehe. Bingung khan? Logisnya mestinya diatur dari masa berlakunya SMS itu, jadi pertama SMS harian terus paket SMS, bonus SMS dan voucher SMS. Nah bingungnya tuh voucher SMS ini berlakunya panjang ato tidak. Rada bingung juga sih. Kuliat dari keterangannya di display sih, umurnya panjang juga. Tapi aku tidak tau pasti.

Misalnya aku pernah nanya ke customer service nya IM3 yang terkenal ramah-ramah dan handal itu, maklum aku punya pengalaman sangat bagus dengan mereka-mereka itu, katanya bila kita pake voucher khusus SMS, maka masa berlakunya akan mengikuti yang terpanjang, jadi tidak diakkumulasi. Tapi hari ini aku jadi lebih pinter dikit, ternyata masa berlakunya ikut diakumulasi. Memang sih, IM3 ini seperti Flexi yang menawarkan akumulasi masa aktiv, jadi masa aktivnya akan disambung terus. Jadi bila kartu kita aktiv sampai dengan tanggal satu Januari dan kita beli voucher sebanyak lima puluh ribu rupiah dengan masa aktiv sebanyak empat puluh lima hari dan mengisi ulang kartu kita hari ini, maka, masa aktiv baru kita akan sampai tanggal empat belas Februari. Bingung khan? Hehehe. Semoga ga salah hitung aja deh,

Ceritanya itu, aku jadi hepi karena tau, masa aktiv kartu ku bertambah tiga puluh hari dengan voucher SMS tersebut. Masa voucher SMS itu khan cuman lima belas ribu, jadi setara dengan seratus lima puluh SMS. SMS sebanyak itu pasti deh lenyap dalam lima hari, hehehe. Lagian aku beli tuh voucher khan untuk coba-coba aja. Maklum aku khan relativ baru punya IM3. Sejak bulan Agustus ini aku punya tuh kartu dan sangat puas dengan layanan customer service nya dan juga service-service yang laen. Nanti aku akan juga mencoba pake voucher SMS banget yang dapet dua ratus SMS itu. Tapi ya harus direncanakan dulu sih, mau dikirim kemana. Karena masa aktivnya khan cuman lima balas hari. Bilamana itu ternyata sangat menguntungkan, maka aku akan pake tuh voucher aja. Khan murah juga, bayar delapan ribu perak, kalo tidak salah dapet dua ratus SMS dan berlaku lima belas hari. Ga tau juga apa bisa membuat masa aktiv jadi nambah ato tidak. Itung-itung cuman enam belas ribu perak per bulan akan kukeluarkan dan mendapatkan empat ratus SMS. Tapi mau kirim kemana ya SMS sebanyak itu, hehehe…

Ah gampang aku kirimkan aja ke kakak sepupuku yang di Semarang dan kakak sepupuku yang cangkruk di Jepara. Mereka pake Mentari, jadi bisa kukirimi SMS sebanyak-banyaknya, hahaha. Harga SMS pake Mentari khan tiga ratus lima puluh perak, jadi itung-itung bantuin mereka abisin pulsanya,

Tanduk-mode ON
Buntut-berpanah-mode ON
Taring-mode ON
Suara-setan-mode ON.

Ah, hahaha, kok jahat gitu sih? Ah ngga kok, tadi cuman guyon. Abis mau dikirim ke siapa SMS sebanyak itu. Pemakai Indosat juga tidak sebanyak itu, hehehe…aku jadi teringat ama kakak sepupuku di Semarang yang pernah merasa dikit dikerjain karena dia bayar tiga ratus lima puluh perak untuk SMS-an ke aku sedangkan aku cuman bayar seratus lima puluh rupiah saja, hahaha. Setelah kujelaskan padanya, dia jadi ogah SMS aku, hahaha… merasa rugi juga dianya, tapi aku khan baek, biasanya langsung kutelefon dan kugoda-goda dikit, maklumlah kakak sepupuku itu khan cewe, hahaha…

Aku juga jadi ingat ama teman ku Hadi Harianto yang kaget mendapat kiriman banyak SMS dariku dalam sehari, karena dia pake Matrix dan pake Matrix itu harga SMS nya tiga ratus tiga puluh perak, maka dia merasa mahal untuk membalas SMS ku, jadinya dia langsung aja menelefon aku. Hahaha. Iya tuh, tarif SMS sekarang tergolong mahal dibandingkan dengan tarif telefon, apalagi yang lokal. Tapi kalo mau yang lebih murah ya pake Three aja, karena Three khan kasi bonus bicara juga. Kalo isi ulang tiga puluh ribu rupiah, nanti dapat empat setengah jam bebas bicara, kalo isi ulang lima puluh ribu ya dapet tujuh setengah jam ngoceh ke sesama Three tentunya, juga isi ulang seratus ribu perak, dapet lima belas jam ngoceh gratisan. Memang sih, mereka tidak memberinya dalam satuan jam ngoceh, tapi mereka memberikannya dalam bentuk pulsa ke sesama Three, namun itu khan sama juga bila diitung dengan hitungan tarif Three yang berlaku sampai sekarang, hehehe… karenanya juga aku beli Three, paling tidak murah meriah untuk SMS an, hehehe…

Ato juga si Enjelin yang kerasa mahal dan mulai sebal dengan program “putus-putus”-nya Flexi dan akhirnya dia beli Fren, yang ternyata juga sama aja dengan Flexi sering putus, hahaha. Tapi kita jadi punya hobi baru, kita bisa ngoceh sendiri ama henpon kita tanpa sadar kalo sambungan sudah putus, hehehe… dia sering ketawain aku tuh, bila aku yang ngoceh, pasti deh putus, hahaha. Herannya kok tidak pernah pas giliran dia yang cerita, jadi putus ya, hahaha, sentimen tuh Fren terhadap aku. Padahal aku khan pengguna setianya Fren, masa aku dibiarkan bernarasi sendiri dengan handset ku, hehehe. Andaikata bila Frenku bukan tergolong nomer cantik, sudah pasti aku buang tuh kartu, menyebalkan soalnya. Hahaha…

Begitulah kondisi telekomunikasi seluler kita di Indonesia. Pernah aku diberitau oleh teman SMA ku Andre Christanto, dia bilang di USA, bila signal suatu operator seluler ilang maka pembicaraan akan langsung diambil alih oleh roaming partner dari operator tersebut. Karena komunikasi adalah hak setiap pengguna jasa operator seluler yang sudah rela mengeluarkan uang banyak untuk memperlancar komunikasinya dengan rekan bisnis maupun teman pribadinya. Gimana nich Indonesia, sudah ambil alih teknologi tapi kok cuman mampunya segini aja, hehehe…

Tapi ya udahlah, daripada ngomel-ngomel melulu, kita terima aja kenyataan tersebut dan kita bersandar di sofa kita sambil menikmati tembang-tembang enak punyanya Air Supply yang sudah sering kudengarkan dalam seminggu ini. Beberapa lagu sih aku sendiri punya, tapi sisanya kudapat dari Pue Swan yang pastinya lagi bingung jaga papanya di rumah sakit. Kasian juga, kudengar dia sempat menangis karena melihat kondisi lemah dari papanya yang dah hampir mencapai tujuh puluh taon itu, tapi ya nasib orang tidak bisa kita ketaui. Untung dia ada kokonya yang juga temanku SMA itu. Jadi dia dan mamanya tidak sendirian menjaga papanya.

Kalo kupikirkan lagi, lama-lama bisa kutulis semua lirik dari lagu-lagunya Air Supply di sini, enak sih untuk didengerinnya, buat orang tidak jadi agresif. Ketenangan batin sangat diperlukan supaya kita bisa mikir jernih dan punya semangat baru lagi untuk merencanakan sesuatu untuk di masa depan, yang penting itu denger lagu-lagu slow gitu. Hehehe. Pernah ada studi di Inggris kalo pengemudi mobil yang mendengarkan lagu-lagu klassik ala Wolfgang Amadeus Mozart, Strauss, dan laen-laen itu lebih agresif dalam memandu mobilnya ketimbang sopir-sopir yang mendengarkan lagu-lagu bernada slow. Tapi kalo untuk nyetir malam hari, lebih baek pake lagu yang dikit ngerock karena kalo pake yang slow-slow nanti bisa ngantuk dan kalo kitanya bobo, bisa kecelakaan donk, hehehe…

Oke deh, nih aku pilihin lagu The One That You Love ciptaan Graham Russell nya Supply. Air Supply sebagai music factory punya beberapa pengarang kondang, salah satunya ya si Graham Russell ini. Oke deh, ini lirik lagunya kusertakan dibawah ini dan seperti biasa kali ini tanpa terjemahan, tinggal dinikmati aja, kalo punya, kalo tidak punya ya bayangin aja deh, lagunya dijamin seratus persen halal dan uenak buanget, hehehe...

Now the night has gone
Now the night has gone away
Doesn't seem that long
We hardly had two words to say
Hold me in your arms for just another day
I promise this one will go slow
Oh, we have the right you know
We have the right you know

Don't say the morning's come
Don't say the morning's come so soon
Must we end this way
When so much here is hard to lose

Love is everywhere I know it is
Such moments as this are too few
Oh, it's all up to you
It's all up to you
Here I am, the one that you love
Asking for another day
Understand, the one that you love
Loves you in so many ways

Tell me we can stay
Tell me we can stay, oh please
They are the words to stay
The only words I can believe
Hold me in your arms for just another day
I promise this one will go slow
Oh, we have the right you know
We have the right you know
Here I am, the one that you love
Asking for another day
Understand, the one that you love
Loves you in so many ways

Here I am, the one that you love
Asking for another day
Understand, the one that you love
Loves you in so many ways

The night has gone, a part of yesterday
I don't know what to say,
I don't know what to say
Here I am, the one that you love
Asking for another day
Understand, the one that you love
Loves you in so many ways

Here I am, the one that you love
Asking for another day
Understand, the one that you love
Loves you in so many ways

Masi Ada Rasa Setia Kawan Dan Solidaritas Itu!

Mood : lagi hepi nich
Cuaca: cerah dan hangat
Snack : lagi caplok-caplok kuwe koya
Song : ga bocan-bocan asik dengar love song nya Air Supply
Genre : Pop
Tanggal : 9 November 2007

Dedikasi : Pue Swan, Thian Beng dan teman-teman SMA ku: Citra Sari Dewi, dokter Elisabet Lily, Oey Se Liep, Taswin, Yulius Chandra, Hadi, Andre Christanto dan Marciana Amelia.


Jam menunjukkan pukul dua belas lewat dua belas menit ketika aku mendapat SMS dari Pue Swan alias Swandi yang juga adek teman SMA ku Thian Beng. Dia mengabari kalo dia lagi ngantuk karena subuh tadi dia sudah bangun menjaga papanya yang tercinta yang konon kabarnya lagi sakit keras. Pencernaannya bermasalah. Memang sih papa Thian Beng itu sudah tua renta dan memang mengidap banyak penyakit berkomplikasi seperti stroke, diabet, kolesterol, dan laen-laen. Konon kabarnya biaya obatnyapun memembus tujuh angka per bulannya. Walah sudah separah itukah? Tapi aku sendiri memang sudah sering mendengar kalo dia sering jato sakit, tapi baru kali ini aku dengar kabar kalo sakitnya lumayan parah juga. Dia mohon padaku tanpa menyebut namanya untuk tanyakan ke teman-teman (dan bukan pada cermin di dinding) siapakan dokter ahli pencernaan yang ada di kota buaya ini selaen dokter di Residen Sudirman Surabaya.

Alhasil aku segera mengetik SMS yang bunyinya serius dan mengirimkannya kepada beberapa orang teman untuk kutanyai tentang nama dokter pencernaan tersebut. Tentu saja aku tidak menuruti permintaan Pue Swan untuk tidak menyebut namanya. Karena aku tau hanya dengan menyebut namanya dan nama kokonya, pasti anak-anak yang kenal Thian Beng, kokonya itu akan segera mengirim jawaban. Lebih bersifat pribadi gitulho. Dan strategi ini berfungsi…hehehe… aku jadi ingat ama hanibal nya The A-Team yang diperani oleh almarhum George Peppard. Hanibal selalu tersenyum riang sambil mengulum cerutunya dan mengguman “betapa senangnya hatiku bila rencanaku berfungsi”. Hehehe…

Awalnya sih aku dikit tidak percaya karena balasan SMS dari teman-teman ternyata lama sekali masuknya sampe aku mendapat kabar kalo kondisi papanya Thian Beng dan Pue Swan menurun. Nah lho, dengarnya sih sudah dari pagi subuh tadi tidak bisa makan dan tidak bisa minum. Sakit apa pula itu? Katanya Pue Swan nanti sore papanya mau dimasukkan ke rumah sakit, mungkin RKZ, tapi dia belon tau. Hah? Ga salah nich cewe satu ketik di SMS begituan? Papanya sendiri sakit sekarat dianya malah seperti orang tidak tau harus ngapain? Benernya sih tidak terlalu aneh juga, karena orang pasti panik bila mana mereka ditempatkan pada suatu situasi harus memutuskan suatu tindakan yang tidak bole salah. Aku sendiri sih segera membalas SMS nya dan memintanya secepatnya pergi meninggalkan urusan kantornya untuk pulang mengurusi papanya. Maklum yang menjagai papanya khan hanya mamanya sendiri, bila dibiarkan begitu sendirian dan tidak bisa makan dan minum, gimana coba? Dehidrasi dan meninggal? Nah lho? Aku langsung tanpa sungkan-sungkan juga mendesaknya untuk segera mengantarkan nya ke rumah sakit terdekat dan itu harus terjadi secepatnya.

Sementara itu SMS dari teman-teman pun membanjir masuk. Banyak dari mereka yang dengan sangat menyesal mengatakan ketidak-tauannya, tapi banyak pula seperti Citra Sari Dewi, dokter Elisabet Lily, Oey Se Liep, Taswin, Yulius Chandra, Hadi, Andre Christanto dan Marciana Amelia yang dengan segala suka cita dan hati yang senang dan iklas serta dibumbui oleh rasa setia kawan yang tinggi sehingga sudi memberikan alamat dari dokter spesialis pencernaan tersebut dengan gratisnya. Semua nama dokter itu relativ lengkap dengan alamat dan nomer telefonnya dan juga nama pengirimnya segera kuforward ke Pue Swan sebagai info.

Inilah nama dokter ahli pencernaan yang dimaksud:
1. Dokter Yap Cin Jiang di Jalan Residen Sudirman seberang gereja katolik Kristus Raja
2. Dokter Hans Tjandra (professor) di Jalan Undaan Wetan
3. Dokter Hadi Laksono di Jalan Kutai 17 sebelah RKZ
4. Dokter Sutamto di Jalan Kapasari 48
5. Dokter Nizam di RS William Booth
6. Dokter Yudi dan dokter Jeffry di Rumah Sakit HCOS

Lebih mengharukan lagi apa yang diperbuat oleh temanku Marciana Amelia yang segera menghubungi suaminya, Danny. Danny ini adalah atasan dari Ieneke yang juga istri dari Thian Beng di sebuah perusahaan di Surabaya. Terus terang aku aja belon terpikir ke arah sana, tapi rupanya Marciana ini telah memikirkan semuanya jauh kedepan. Hehehe. Yah, itulah gunanya punya teman baek. Aku sungguh kaget dan terharu. Sehingga aku segera mengucapkan rasa terima kasihku kepada nya. Terkadang aku kagum sendiri, kalo di dunia yang penuh dengan persaingan dan sarat dengan nafsu saling membunuh, ternyata ada secercah cahaya yang terpancar dari diri satu atau dua orang dan itu sangat menonjol karena cahaya itu adalah cahaya kesetiakawanan. Bahkan dari respon teman-temanku yang namanya kusebut dalam blog ini, aku sadar, kita tidak hidup sendiri, dan teman lama adalah teman yang kita punya dan mereka itu adalah teman yang setia dan solider.

Aku jadi teringat oleh salah satu SMS yang pernah di forward oleh Pue Swan kepadaku, bunyinya:

Taukah Anda hubungan antara kedua mata Anda? Mereka berkedip bersama, bergerak bersama, menangis bersama, melihat bersama-sama dan bahkan terpejam tidur bersama-sama. Walaupun mereka tidak pernah saling melihat. Yah persahabatan juga seharusnya seperti itu. Kehidupan ini bagaikan neraka tanpa teman. Hidup ini lebih mudah dijalani dengan teman, terutama dengan teman yang setia, teman sepermaenan.

Ya begitulah adanya. Disamping itu aku juga teringat pada SMS yang laen yang menggambarkan kesetia-kawanan yang laen, bunyinya

Suatu hari CINTA dan KAWAN berjalan bersama-sama dalam kampung. Tiba-tiba CINTA terjatuh ke dalam telaga biru yang gelap. Kenapa demikian? Karena CINTA itu buta. Tak disangka tak dinyana, ternyata KAWAN langsung ikutan nyebur ke dalam telaga tanpa pikir panjang. Kenapa? Karena KAWAN akan berbuat apa saja demi CINTA. Tetapi betapa malangnya, di dalam telaga biru dan dalam itu CINTA telah menghilang. Kenapa ya? Karena CINTA itu halus, mudah hilang kalo tidak dijaga dan bahkan sukar dicari apalagi di dalam telaga yang gelap. Sementara itu KAWAN masih setia mencari-cari dimana CINTA berada dan rela menunggunya sampai kapanpun. Kenapa kok gitu? Karena KAWAN itu sejati dan kekal sebagai KAWAN yang setia. Maka hargailah KAWAN kita, terutama selagi kita merasa KAWAN kita berarti, sangat berarti bagi kita. Walaupun kita sudah punya partner hidup, suami ataupun istri, tetapi kawanlah yang paling setia. Walau pun kita punya banyak barang berharga, tetap kawanlah yang paling berharga.

Kuharap banyak orang yang akan percaya, bahwa di dunia hanya teman aja yang paling berharga. Seperti juga sudah terbukti dari kisah nyata hari ini. Oya ceritanya berlanjut, ketika sekitar pukul empat sore kurang sepuluh menit, aku dikabari langsung dari rumah sakit RKZ Surabaya, kabar teraktuil papanya harus ngamar di sana dan sementara itu masi di unit gawat darurat RKZ untuk difoto dadanya dan diambil darah untuk ditest kadar kandungan gulanya. Sementara itu temanku Thian Beng juga minta ijin dari kantornya di kota Pandaan untuk segera pulang ikut menangani papanya. Jadi mereka sekeluarga kini ada di RKZ semua. Dari jauh kami hanya bisa membantu dengan doa. Khan sudah ada para dokter ahli yang ikutan menangani papa mereka itu. Teman-teman juga sudah menyatakan kesediaan mereka untuk membantu dengan doa, agar papanya cepat sembuh. Saat ini tidak ada apa-apa lagi khan yang kita bisa buat? Pasrah aja deh.

Pada waktu aku mengetik cerita ini, aku mendapat telefon dari Pue Swan alias Swandi ibu Angsa ini yang mengabarkan kondisi terakhir dari papanya. Dia terharu tuh melihat betapa besar dukungan dari teman-teman kokonya yang mensupportnya dengan doa. Mereka akhirnya sudah mendapatkan kamar untuk papanya dan kini masi menunggu hasil test yang telah dibuat. Kalium diketemukan sangat rendah kadarnya. Aku tau dari pengalamanku sendiri kalau kadar kalium rendah artinya jantung akan bermasalah, makanya orang-orang Eropa gemar sekali makan ikan, paling tidak satu kali dalam seminggu, akupun berusaha sedapat mungkin seminggu dua kali makan ikan. Baek segar maupun ikan yang diawetkan. Karena biar sedikitpun pasti masi tetap diperlukan oleh jantung untuk bekerja dengan baek. Juga katanya diketemukan tingkat kadar gula yang rendah, ya maklumlah, khan sudah seharian tidak bisa makan maupun minum.

Hmmm… Susah juga sih, kalo udah tua ya emang gitu, banyak penyakitnya. Bila aku bisa memilih, pasti aku akan memilih mati muda aja. Karena akupun dalam status melajang, maka aku akan bisa tersenyum bila aku mati muda, karena aku tau, aku tidak punya tanggungan apa-apa. Bayangkan aja bila aku punya anak dan istri, sedangkan aku sudah mati muda, itu namanya menyusahkan orang laen. Tul ga? Hehehe…

Ya aku sih tidak sepesimistis itu, karena seperti biasa hari ini adalah hari yang dahsyat dan luar biasa dan kita pasti masi akan hidup lama seperti kata temanku Se Liep selalu dalam setiap SMS nya yang membangkitkan semangat baru dalam diriku, hehehe…ya terkadang seorang motivator juga harus dimotivasi juga, karena kebanyakan memotivasi orang khan juga berarti tenaga kita sendiri habis, hehehe. Aku jadi teringat regu penolong Jerman yang selalu mengikut-sertakan psikiater dan psikolog di dalamnya, dan mereka selalu menempatkan psikiater dan psikolog ahli di bagian belakang untuk menjadi psikolog dan psikiater bagi psikolog dan psikiater laennya, hehehe. Betol-betol strategi yang dahsyat dan luar binasa, hahaha… ya kadang kita harus melongok keluar jendela rumah kita dan melihat apa yang dilakukan oleh orang laen. Bila kita di Indonesia, maka kita harus juga melihat dan mencontoh selama itu baek dari orang-orang non-Indo yang sudah pastinya punya strategi yang berbeda dalam segala hal, setuju? Hehehe…

Aku pribadi pasti akan mengikut-sertakan keluarga mereka, terutama papa mereka, ke dalam doaku seharian ini, kerena aku terus terang ogah menjadi pembawa berita duka bagi kawan-kawan semua. Hehehe…yah, manusia memang berusaha sih, tapi khan Tuhan yang menentukan. Tapi aku tau kalo Tuhan itu maha pengasih dan penyayang. Karena itu, aku tau kalo cobaan yang diberikan Tuhan kepada hamba-hambanya pasti tidak akan melebihi batas kemampuan kita sendiri. Amin.

Waduh tiba-tiba perutku mules nich, jangan-jangan aku sendiri yang nantinya perlu pergi ke ahli pencernaan tersebut, wah wah wah wah (ala pak Raden) gawat gawat gawat.. aku pamit dulu deh, mau beol, ada yang mau ngikut kagak? Kita jumpa di toilet ya…sampe nanti….hahaha….

Thursday, November 8, 2007

Si Kembar Berulang Taon Kedua Nich

Mood : lagi hepi nich
Cuaca: cerah dan hangat
Snack : minum susu coklat
Song : masi asik dengar lagu-lagunya Air Supply
Genre : Pop
Tanggal : 7 November 2007

Dedikasi : Annette dan Vivian, keponakan kembarku yang lagi ulang taon kedua


Hari ini dua taon silam tepatnya telah lahir kedua keponakan kembarku, si Lan alias Annette dan si Lian alias Vivian. Tak terasa ya waktu dua taon itu begitu cepat berlalu. Sungguh tak terasa. Tapi juga sangat menyenangkan bisa melihat pertumbuhan dari mereka sejak bayi, sampai sekarang dimana kita bisa mulai bercakap-cakap dengan mereka. Memang sih mereka belon seratus persen mengerti apa yang kita mau. Tetapi itu sebenarnya juga sudah cukup untuk mengagumi ciptaan Tuhan yang telah dititipkan kepada keluarga adekku, Sius.

Mengingat mereka hari ini akan merayakan hari ulang taonnya, maka kemaren sore aku menyempatkan diri untuk pergi mengunjungi toko boneka yang terletak tidak jauh dari rumahku. Di sana aku kebingungan untuk memilih boneka apa ya yang kira-kira disukai mereka? Taon lalu sudah aku belikan sepasang boneka anjing, satu warnanya coklat dan satunya kuning susu. Boneka itu sangat disukai mereka karena empuk dan bulunya sangat halus dan lembut. Nah kali ini aku rada kesulitan mencarikan sepasang boneka yang mirip satu sama laen, bole aja beda warna, namun sedapat mungkin aku harus bertindak adil dan tidak beli yang tidak sepadan.

Harus kuakui cukup lama aku menilai dan memilah-milah boneka apa yang akan menjadi pilihan hatiku, ceile,,, seperti cari jodo aja ya, hehehe… setelah menghabiskan waktu cukup lama untuk berputar-putar di toko yang sempit itu, mataku akhirnya mulai menyeleksi boneka-boneka beruang. Malangnya disana ada banyak sekali boneka yang berbentuk beruang. Padahal beruang itu di alam bebas cukup besar dan lumayan menakutkan banyak orang dewasa, namun kenapa ya koq justru model beruang paling banyak kita temukan untuk bentuk boneka populer jaman sekarang? Mungkin karena bentuk bulunya yang halus atau karena moncongnya yang terlihat sangat ramah walau pancaran sinar matanya pasti sangat tajam. Paling tidak itulah kesan yang kudapat ketika aku dahulu kala mengunjungi kebon binatang guna memperhatikan isi suaka margasatwanya. Karena pandangan mataku terkesan memilih-milih beruang dan tanganku sibuk meraih boneka-boneka tersebut untuk menilai kehalusan bulunya, maka seorang petugas toko tersebut dengan tersenyum bertanya apakah aku lagi mencari boneka beruang. Aku hanya mengiyakan dan menjelaskan aku lagi mencari sepasang boneka beruang sebagai kado ulang taon keponakan kembarku yang akan berulang taon dan aku meminta waktu untuk melihat-lihat lebih teliti lagi. Sambil tersenyum diapun berlalu dari hadapanku dan membiarkan aku dengan hati tenang dan senang karena terbebas dari padangan mata rasa ingin taunya tadi guna menelitik lebih lanjut dan mempertimbangkan boneka yang mana yang pada akhirnya akan aku gotong ke kasir.

Setelah aku menghabiskan waktu ribuan detik akhirnya aku memutuskan untuk memilih boneka Winnie the Pooh untuk kado untuk si kembar. Pasalnya disana ada banyak boneka Winnie the Pooh. Ada yang memakai topi beraneka ragam warna, ada yang berpose sedang membawa gentong kecil berisi madu. Maklumlah Winnie the Pooh khan beruang madu, hehehe. Jujur aja aku sih belon pernah nonton film kartunnya, tapi mendengar dari teman-teman yang penggemar kisah petualangan si Winnie the Pooh tentang beruang apa itu. Juga ada banyak pose Winnie the Pooh yang laen dan juga ada banyak ukuran. Nah tentang ukuran inipun aku jadi bingung sendiri. Aku ingat keponakanku si Jiji dulunya sempat ketakutan ketika aku bawakan boneka monyet besar sekali dari Jerman sewaktu dia ulang taon ketiga dulu.

Belajar dari pengalaman dengan Jiji tersebut, maka aku pada akhirnya memutuskan untuk menggotong beruang Winnie the Pooh yang berukuran sedang, paling tingginya enam puluhan centimeter dan lagi berpose sedang membawa sebotol madu dan ada dua tawon, satu di kepala dan satunya lagi hinggap di botol madunya. Hehehe, maklumlah, kakeknya khan berjualan madu, jadi sudah sepantasnya mereka mendapatkan boneka beruang madu lengkap dengan botol madunya, hehehe. Akhirnya dengan langkah tenang namun pasti aku melangkah ke arah kasir untuk membayar boneka yang tidak murah tersebut, tapi tetap dengan senyum mengembang di bibirku karena aku sudah membayangkan pasti adekku Sius dan iparku Yenny tidak pernah membayangkan kalo aku mempunyai sesuatu untuk anak mereka si kembar tersebut.

Sesampainya di rumah kemaren malem, langsung aku telanjangi kedua boneka tersebut dari plastik pembungkusnya dan dengan hati riang gembira kumasukkan mereka berdua ke dalam mesin cuci untuk dicuci sebentar dengan program cuci mini yang hanya menghabiskan waktu sekitar tiga puluh menit itu. Setelah kedua boneka tersebut bersih dan berbau harum, maklum juga aku khan masukkan cairan pelembut ke dalam tempat sabut mesin tersebut, sehingga boneka itu bulunya menjadi lembut dan segar. Kemudian semalaman aku menjemur kedua boneka tersebut karena aku tidak tau apa si kembar akan datang mampir kemari pada hari ulang taonnya.

Ternyata tebakanku benar, si kembar mampir hari ini. Sewaktu mereka mengetok pintu kamarku, aku membukanya dan menyambut kedatangan mereka dengan kedua boneka ditanganku. Sayangnya hanya Lan yang tidak tidur dan mau menyambut pemberian boneka tersebut dengan suka cita seorang gadis cilik. Sedangkan Lian lagi asik bobo di gendongan pengasuhnya, sehingga boneka untuknya kuserahkan kepada adek iparku dulu, untuk nantinya diberikan kepada Lian setelah bangun dari alam mimpinya. Karena aku harus pergi sebentar mengambil laptop pesanan di sebuah ruko tak jauh dari tempat tinggalku, maka akupun meninggalkan mereka sebentar.

Ketika kembali kulihat kedua bocah cilik tersebut dengan segala senang hati bermaen dengan si beruang madu. Karena aku tidak mau mereka beriri hati, makanya kemaren itu aku belikan dua buah boneka beruang. Hehehe… tapi aku selalu membelikan dua biji boneka atau maenan untuk mereka. Takutnya nanti mereka saling iri hati dan bertengkar. Hatiku sungguh bahagia melihat mereka ternyata menyukainya. Padahal ukuran boneka tersebut hampir menyamai ukuran tubuh mereka dan kepala boneka tersebut jauh lebih besar dari kepala mereka sendir, hehehe. Tapi rupanya mereka tidak takut.

Dari ibunya aku mendapat keterangan kalo mereka cuman takut pada suara kucing. Tapi tidak terhadap anjing. Heran ya, napa banyak anak-anak kecil suka bermaen-maen dengan anjing tapi jarang ada yang suka bermaen dengan kucing ya? Apa karena anjing itu pada umumnya bersikap sangat ramah terhadap anak manusia? Ga tau jugalah. Yang penting, aku baru tau kalo kedua keponakanku tidak takut sama anjing. Hehehe…

Setelah itu tiba saatnya mereka harus pergi ke dokter anak untuk pemeriksaan rutin dan akhirnya setelah beberapa saat mereka datang kembali ke tempatku sambil membawa kue taart dengan tulisan happy birthday nya. Yah sepertinya sudah tradisi di familinya adekku ini, tiap taon mereka membeli kue taart dan tiap kali pula mengadakan sesi foto-foto di tempat ku, hehehe. Paling tidak khan ada aku yang memang hobi memfoto dari dulunya, hahaha, sayang aja sih latar belakang ruang tamuku hanya berdekorasi sederhana aja. Tapi rupanya sudah cukup untuk mengabadikan tingkah pola kedua gadis kecil itu yang sulit disuruh untuk duduk diam, mereka suka maen sendirian dengan boneka beruang yang kuberi itu. Hehehe, seneng juga sih melihat ternyata mereka sayang dengan maenan mereka yang baru. Bangga gitu lho si oom ini, hehehe. Tapi memang seperti kata temanku Marciana, anak seusia gitu lagi lucu-lucunya apalagi bila mendengarkan mereka mengoceh. Dan yang lebih mengasikkan lagi, mereka ini kembar, walau tidak satu telor tapi khan kembar.

Dah gitu mulai deh keliatan rasa egoisnya dari si Lian. Ceritanya itu waktu si Lian kugendong, si Lan juga ingin kugendong. Tetapi si Lian berusaha menghalanginya dengan memasang tampang cemberut dan menjulurkan kakinya sehingga tidak akan bisa aku menggendong sodaranya si Lan. Akhirnya akupun batal menggendong Lan. Untungnya si Lan mengerti dan tidak cemberut tapi mulai mengajak mamanya untuk bermaen dengannya. Yah si Lian ini sifatnya lebih egoistis sedangkan si Lan ini sifatnya lebih menerima dan mau berbagi dengan sodaranya. Memang dulu mereka sering kugendong keduanya sekaligus. Satu di kiri dan satu di tangan kananku. Tapi kini mereka mulai besar dan berat dan terlebih lagi, mereka ini mulai punya apa yang disebut dengan rasa egois. Tiap kali mereka melihat aku tidak gendong sapa-sapa, pastilah mereka memanggil-manggil sambil mengulurkan tangan minta digendong. Hehehe…

Mamanya juga cerita, sering kali si Lian berhasil memaksakan dirinya untuk di gendong oleh mamanya dan si Lan harus mengalah. Hehehe. Lucu juga ya, kecil-kecil sudah tau gimana cara bersaing dengan sodaranya sendiri, hehehe. Kadang ku tau kalo mamanya juga pusing, untungnya kata mamanya si Lan ini orangnya lebih pengertian. Lucunya si Lian ini suka didandani seperti gadis, misal dengan pita ataupun jepit rambut sedangkan si Lan selalu menolak untuk didandani seperti cewe dan sering mempunyai rasa ingin tau yang sangat besar. Walah jadi tomboi donk nantinya, hahaha.

Tetapi ternyata si Lan punya strategi sendiri untuk digendong. Tiap kali dia liat aku atau mamanya lagi free, pasti dia datang panggil-panggil minta digendong duluan, hehehe. Aku memang seneng sekali melihat kedua ponakanku ternyata suka ama aku, mungkin juga karena badanku yang endut ini lumayan empuk, jadi mereka suka sekali berada dalam gendongannku. Mereka bahkan juga menyodorkan pipinya untuk kucium atau juga memonyongkan bibirnya untuk mencium pipiku, hehehe, lucu abis deh pokoknya. Sulit untuk dilukiskan, namun mungkin seperti kata kedua temanku Citra Sari Dewi dan Elisa, punya anak sendiri mungkin bisa lebih senang. Tapi yach, aku khan udah tua, dan juga belon laku walau sudah diobral gila-gilaan begini, hehehe. Terus terang untuk saat ini aku sudah tidak mau mikir ke arah sana lagi. Biarlah waktu berlalu dan anjing menggonggong, namun aku tetap ingin menikmati hidupku sendiri. Hehehe…

Ada perjumpaan dan pasti ada perpisahan. Akhirnya malampun tiba, sesi foto selesai dan acara gendong-gendonganpun sudah berakhir dan mereka masi harus menempuh perjalanan jauh ke Mojokerto. Mereka memang mondok nya di Mojokerto, tepatnya di desa Perning, dusun dimana orang tua adek iparku berada. Setelah cipika cipiki (cium pipi kanan dan cium pipi kiri), berakhirlah hari yang sangat berkesan denganku. Dengan iringan lambaian tangan kedua gadis kecil mungil itu akhirnya kami harus berpisah dan aku menyibukkan diri untuk mengetik cerita ini sebelon aku bobo malam ini.

Ga tau kenapa, aku merasa badanku penat sekali, mungkin karena kebanyakan gendong gadis-gadis kecil itu seharian, makanya sekarang ini sekitar jam setengah dua belas malam hari, bawaanku sudah mengantuk aja. Apalagi aku sudah meliat bantal dan ketiga gulingku yang tergolek lemas di atas spring bed ku, menunggu aku memeluk mereka sambil memimpikan hari esok yang cerah dan bagus. Herannya koq hujan sudah tidak turun lagi ya? Jangan-jangan mesti menunggu sampai bulan Januari dan Februari nich sampai curah hujan meninggi seperti kata BMG beberapa waktu lalu. Ah ga pedulilah, aku dah penat dan lelah, aku ingin bobo dan memimpikan bertemu dengan seseorang yang kusayang…hehehe…aku bobo dulu, lanjut laen hari ya…dada…

Tuesday, November 6, 2007

Fren Fren Tolong Telefon Aku Donk

Mood : lagi santai nih
Cuaca: udara panas, tapi tidak terlalu
Snack : maen nasi campur produksi tetangga sebelah rumah
Song : lagi dengar lagunya D’Cinnamon
Genre : slow
Tanggal :5 November 2007

Dedikasi : Enjelin, teman SMA ku

Ting tong ting tong ting tong…hapeku bunyi tuh, eh nda dink, masa bunyi ringing tone nya kampungan gitu, hehehe, gengsi donk. Hahaha… pagi amat ibu Enjelin, temanku, dah berani mati menggugahku dari kenikmatan empuknya ranjangku, wah wah wah wah…tapi awalnya sih aku tidak tau, karena hapeku yang berisi RUIM (removeable user identity module) yang berbunyi. Nah lho, setelah kuangkat dan kujawab dengan lemasnya, eh eh eh ternyata ibu Enjelin yang lagi mo pamer nomer Fren barunya, hehehe… ga jadi marah deh, tapi bawaannya pingin ketawa melulu, karena dia kena bujuk oleh iklan Fren yang menawarkan hape seharga tiga ratus delapan puluh delapan ribu perak dan setelah diaktivkan kartunya, maka kita langsung akan mendapatkan bonus pulsa sebanyak delapan ratus ribu perak. Hehehe… lumayan khan? Tapi konon kabarnya tuh pulsa bonusan hanya bisa dipake untuk menelefon atau SMS an ke sesama Fren aja. Ga tau juga sih, aku sendiri khan udah punya kartu Fren sejak setaon ini, dapat sebagai kado ulang taon dari adekku Sius yang anaknya kembar itu lho. Oh ya, si kembar dua hari lagi ulang taon kedua dan rencananya ada acara makan-makan tuh ama familinya.

Aku dengar sih memang ada dua hape yang di bundled (digandeng) penjualannya dengan kartu Fren. Yaitu yang satu seharga tiga ratus delapan puluh delapan ribu perak dengan pulsa sebanyak delapan ratus perak dan yang laen seharga empat ratus delapan puluh delapan ribu perak juga dapet pulsa sebanyak delapan ratus perak. Bayangin tuh pulsa khan berlaku selama setaon, atau dengan kata laen kita harus menggunakan enam puluh enam ribu enam ratus enam puluh enam dan dua pertiga perak dalam sebulannya, kalo dirata-rata lho. Itu juga berarti kita harus menggunakannya sebanyak 1755 menit bila dibulatkan ke atas (karena harga semenit ngoceh pake Fren ke Fren itu cuma tiga puluh delapan perak, karena konon kabarnya khan pulsa itu hanya bisa untuk ngerumpi-ngerumpi ke sesama Fren aja sih) atau setara dengan dua puluh sembilan jam dan lima belas menit ngoceh-ngoceh per bulannya. Atau juga setara dengan lima puluh delapan menit dan tiga puluh detik ngoceh perharinya dengan asumsi satu bulan mempunyai tiga puluh hari, hehehe…yah total jendral harus ngoceh satu jam sehari tuh, gratis lagi… lumayan khan? Hahaha…

Sebetulnya membeli kartu Fren itu merupakan investasi menguntungkan bagi para ibu rumah tangga yang suka ngerumpin orang-orang yang laen. Hehehe. Gratis tuh, dapet hape lagi, hehehe… mana ada operator selular laen yang menawarkan program serupa? Tidak ada sampe saat ini. Coba kita iseng menghitung keuntungan temanku si Enjelin ini karena menggunakan Fren. Tiap hari dia dapat satu jam ngoceh gratisan dari Fren selama setaon. Maklumlah untuk memudahkan perhitungan semuanya dibulatkan ke atas aja, jadi kita tau kurang lebih berapa sih keuntungan memakai Fren bagi pengguna baru. Jadi keuntungan Enjelin yang terbiasa menggunakan voucher isi ulang dari TelkomFlexi yang terkenal dengan program berlangganan “call dropped” nya ini, merupakan keuntungan sebanyak tiga ratus enam puluh lima hari (setaon ada tiga ratus enam puluh lima hari khan? hehehe) dikali dengan enam puluh menit (satu jam punya sebanyak itu menitnya, hehehe) dan semuannya dikalikan dengan empat puluh sembilan perak (tarif resmi dari TelkomFlexi prabayar) menghasilkan, ah berapa sih mana nich kalkulatorku. Walah walah khan aku ketiknya di computer, namanya juga computer ngapain aku cari-cari calculator scientific ku, khan cukup buka Start – All Programs - Accessories dan ketemu dah program Calculator yang asik ngumpet di sana. Dan setelah kupencet-pencet numeric keypad ku akhirnya aku mendapatkan satu juta tujuh puluh tiga ribu seratus perak. Wah untung untung untung untung…

Bole dikata pihak TelkomFlexi dirugikan lebih dari sejuta oleh program Fren tersebut setaon ke depannya. Aha…rupanya pemalas-pemalas yang merupakan petinggi-petinggi TelkomFlexi yang enggan membenahi dan mengatasi masalah dengan network mereka itu lambat laun akan kehilangan pelanggannya yang tidak mau dikerjain oleh tingginya tingkat gagal panggil dan juga program blokir memblokir jalur sambungan ke PSTN punya Telkom itu. Maklum Telkom dan TelkomFlexi khan masi serumpun juga dengan Telkomsel. Yang notabene dulunya adalah monopolis dari jaringan telekomunikasi di Indo ini dan dulunya isinya para birokrat yang suka makan gaji buta aja. Yah mental birokrat Indo khan sudah ketebak, cuma mau kerja bila dikasi amplop alias uang pelicin…

Ah biarlah TelkomFlexi tetapi begitu. Kenyataannya management dari Mobile Eight yang menerbitkan kartu Fren ini tidak berkinerja optimal untuk bergerak di bidang telekomunikasi yang berkembang pesat ini. Heran aja setelah aku membaca di tabloid bisnis dan disana akhir-akhir ini dikabarkan kalo Mobile Eight dalam kesulitan finansial karena kinerja management merekapun tidaklah sebagus yang seharusnya mereka berikan, kok petinggi-petingginya masi bercokol disana ya? Aneh aja, andai aku share holder dari perusahaan ini, sudah pasti aku akan menuntut para staf direksi dan managementnya semuanya dilengserkan total karena mereka tidak berkinerja bagus untuk sebuah perusahaan yang telah nekad go public. Bahkan aku akan menuntut agar mereka go private dulu untuk membenahi masalah struktural dalam perusahaannya. Bener-benar tidak masuk diakal gimana mereka mau berkompetisi di bidang penyedia jasa telekomunikasi bila mereka semua malas-malas tidak mau menggunakan otak mereka untuk berpikir kedepan dan tidak hanya ngerjain pengguna layanan jasa mereka yang loyal dengan program memutus paksa sambungan telefon. Aku yakin banyak pengguna Fren dan TelkomFlexi yang sudah pernah dikerjain oleh kedua operator itu karena tiba-tiba mereka berada dalam situasi mereka ngoceh sendiri karena sambungan telefonnya sudah diputus oleh operator. Apapun alasannya tidak bisa diterima, karena itu merugikan pengguna..

Kembali ke program promo Fren yang menawarkan hape-hape sederhana buatan negeri tirai bambu itu. Memang benar dan tidak salah bila orang berpendapat barang-barang buatan negeri itu tidak bagus. Maklumlah khan dikerjakan oleh orang-orang yang tidak terlalu profesional dibidangnya. Tapi bila kita tinjau lebih jauh lagi, ternyata barang-barang produksi dalam negeripun tidak bagus adanya. Ingat aja hape-hape bermerk Nexian dan Sanec yang jelas-jelas produksi dalam negeri (disamping Polytron yang merupakan anak perusahaan dari pabrik rokok Djarum), hape-hape Nexian dan Sanec tersebut dikenal sebagai hape mahal dengan fitur minimun dan rentan rusak pula. Nah lho?

Ya memang banyak pekerja Indo di perusahaan-perusahaan tersebut yang digaji dengan upah minimum dan juga tidak terkualifikasi dengan baek. Nah terus produksi mana yang lebih baek? Untuk barang elektronik dan garment (pakean) memang produksi negeri asal beruang panda itu jauh lebih bagus dan sangat bagus untuk perbandingan nilai harga investasi dan hasil/fitur yang didapat. Liat aja, produk andalan dari Nokia serie N yang diagung-agungkan itu, ternyata adalah produksi lokal negeri China yang dibranded (dibeli secara exclusive dan hanya ditempelin merek) oleh Nokia dan dilengkapin dengan batterie Nokia (yang juga seratus persen diproduksi di China dan Taiwan) dan diisi dengan software Symbian dari Nokia. Symbian sih bukan punya Nokia, tapi punya Symbian Consortium yang spesial mengembangkan software sistem operasi khusus untuk mobile devices seperti handphone dan PDA. Makanya tidak heran bila N73 handphone sejuta umat yang dulunya sangat mahal itu banyak di-complain kinerjanya karena handset nya memang tidak seratus persen kompatibel dengan software nya. Makanya software nya butuh di update.

Pertanyaannya kenapa Nokia justru memakai produksi dari negeri China bila tidak bagus? Jawabannya adalah menghemat ongkos produksi. Logis khan? Di negera tersebut tenaga kerja tergolong sangat murah (seperti di Polandia dan Russia jaman dulu) dan karena semua orang ingin bisa bekerja di perusahaan asing, maka upah mereka dengan mudahnya bisa didikte oleh si pemberi pekerjaan. Juga serikat buruh di sana tidak berkembang karena diawasi oleh partai yang berkuasa. Jika serikat buruh tidak berkutik, maka politik upah bisa terkendali dan kestabilan suatu perusahaan bisa dijamin dan dengan demikian kinerja pabrik-pabriknya sudah pasti bagus dan juga konsisten. Hanya dengan persyaratan seperti itu maka China bisa berkembang pesat dalam bidang produksi.

Bandingkan dengan Indonesia yang pekerjanya tergolong malas-malas dan manja-manja tersebut. Dikit-dikit demonstrasi minta naek gaji dll. Wah wah wah wah (ala pak Raden lagi), gawat tuh. Maka tidak heran bila banyak perusahaan asing seperti Nike, Mitsubishi dan banyak lagi perusahaan asing yang akhirnya hengkang dari bumi Indonesia. Napa? Tentu saja karena politik dalam negeri ini yang tidak bagus untuk iklim perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia ini lumayan rentan untuk hancur karena tidak didukung oleh substan yang bagus melainkan hanya didukung oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat. Maklum juga khan sebagian besar dari masyarakat kita tidak mempunyai apa-apa sejak perang kemerderkaan sampai era orde barunya mantan presiden Soeharto. Jadi tidak heran bila bisnis kartu kredit marak adanya dan juga banyak sepeda motor berkeliaran di jalan. Maklumlah kreditan kini mudah dan bisa terjangkau oleh siapapun dan itulah yang mendongkrak perekonomian di Indonesia ini. Konsumsi itu aja. Liat aja penjualan hape tipe Communicator nya Nokia paling tinggi adalah di Indonesia. Napa? Karena orang Indo ini tergolong bergengsi tinggi. Padahal aku tau kalo si empunya Communicator itu tidak memanfaatkan semua fitur dengan maximal. Tanya aja berapa banyak pengguna Communicator tersebut yang menggunakan MMS, mengirim email dan fax maupun untuk internetan? Tidak sampai sepuluh persennya. Sisanya hanya merasakan bangga bisa menggotong-gotong kotak pinsil tersebut dan hanya digunakan untuk meningkatkan status sosial mereka aja. Lantas siapa pemenang dari semua ini? Tentu saja pihak vendor nya, hehehe…

Laen halnya dengan orang-orang dari negera maju. Mereka membeli barang kebutuhan mereka seperti hape itu berdasarkan kebutuhan. Bila mereka hanya suka menelefon dan kirim pesan singkat aja, maka mereka pasti menggunakan hape yang biasa aja. Alhasil pertumbuhan ekonomi mereka juga tidak ditunjang oleh tingginya angka konsumsi barang-barang. Namun negera seperti amerika serikat, mereka mewajibkan penduduknya dan institusi-institusi nya untuk lebih memprioritaskan produk dalam negeri. Misal untuk hape mereka lebih suka memakai merek Motorola yang de facto adalah produksi dalam negeri. Bandingkan dengan Indo sini, siapa sih yang mau pake hape merk Nexian maupun Sanec? Betol sekali, hampir tidak ada. Malah hape merk ZTE yang dipasarkan dengan gencar oleh pihak Fren dan Esia maupun hape yang bermerk HTC dari Taiwan itu yang merajai pasar Indo. Napa? Kembali kepada kemalasan dan ketidak-kreativan petinggi-petinggi marketing dari Nexian dan Sanec yang rupanya gagal menyakinkan pengguna-penggunanya dengan kualitas produksi yang lebih baek daripada yang ada sekarang ini, maupun karena mereka gagal mengembangkan strategi marketing yang lebih baek dan juga gagal melakukan pendekatan ke operator-operator seluler seperti yang dilakukan oleh pihak ZTE dan HTC tersebut.

Yach begitulah situasi ekonomi di Indonesia. Akhirnya aku pun juga senang, bila akhirnya temanku Enjelin ternyata bijak juga dengan membeli kartu Fren di masa promo ini untuk memudahkan acara ngerumpinya dan sekaligus meringankan beban kantongnya dengan mendapatkan kado pre-natal sebesar delapan ratus ribu perak ongkos ngoceh gratisan selama setaon dari Fren. Selamat selamat dariku… semoga engkau hepi-hepi saja dengan hape butut, eh salah hape sederhana dari ZTE itu dan juga makin sering berpanas-panas kuping memakai hape itu untuk ngerumpin dengan Grace di Jakarta, hehehe…

Sunday, November 4, 2007

Tikusku Manis Tikusku Sadis

Mood : lagi kekenyangan
Cuaca: hujan rintik-rintik diiringi petir yang memekakkan telinga
Snack : lagi menikmati segelas ovaltine
Song : lagi dengar lagu-lagu di radio L’Viktor FM Surabaya
Genre : lagu-lagu Indonesia
Tanggal : 4 November 2007

Dedikasi : Linawati teman baruku


Wah tak terasa sudah memasuki hari keempat di bulan November yach..hehehe..Setelah kemaren aku cape berlama-lama di Jatim Expo untuk mengunjungi acara pameran computer dan sekaligus cari-cari mangsa SPG sales promotion girl yang lumayan ramah dan bisa diajak becanda, maka sesampainya di rumah aku langsung jadi horny karena meliat spring bed dan bantal kesayanganku, hehehe… jadi bawaannya pingin bobo terus, hehehe… eh ndak dink, aku maen game di computer yang namanya Port Royale 2. Game ini buatan orang-.orang Jerman. Aku sudah menyukainya sejak aku masi di Jerman. Jadi tiap malem bila aku lagi senggang dan bocan aku maen tuh game. Sejak akhir 2004 aku suka sekali maenin tuh simulasi ekonomi. Benernya bukan simulasinya yang ku suka, namun perang lawan bajak lautnya itu lho.

Maklum dulu semasa aku kecil aku suka banget baca komik petualangan si Barbarosa bajak laut berjanggut merah dan anaknya si Eric. Cerita heroik macam itu pula yang sempat membuat rasa ingin tauku berkembang, sehingga di pertengahan taon 1992, tepatnya sewaktu masa liburan Pantekosta di taon itu, aku berangkat bersama dengan dengan teman-teman sesama mahasiswaku yang semuanya berkebangsaan Jerman (maklum aku kuliahnya khan di Jerman, hehehe). Kami dulu satu grup dalam organisasi kemahasiswaan tradisional yang masi menganut asas-asas kuno yang telah mendarah daging sejak jaman kekaisaran Jerman sebelon perang dunia kedua. Itu lho organisasi mahasiswa seperti yang kita kenal dari film-film amerika seperti Alpha Phi Beta atau Gamma Delta Rho dan sebagainya.

Nah dulu itu kami berlayar dari Amsterdam naek kapal layar kecil ke pulau Texel di laut utara yang masi merupakan daerah teritorial Belanda. Tentu saja waktu itu perjanjian Schengen belon berlaku, sehingga dengan visa pelajar yang kumiliki aku tidak bisa lenggang kangkung melewati perbatasan Jerman-Belanda seenak jidatku. Jadi aku harus memohon visa kunjungan di Konsulat Belanda terdekat, yang waktu itu masi bertempat di kota Bonn, yang dulunya ibukota Jerman Barat. Oya, ibukota Jerman setelah persatuan Jerman tanggal tiga Oktober 1990 itu sekarang adalah Berlin, yang juga merupakan ibukota Jerman dari jaman dahulu dan juga ibukota Jerman Timur setelah perang dunia kedua berakhir.

Kapten kapal kami adalah orang Belanda tulen yang suka banget menegak bir ramuan orang Belanda yang namanya Heineken dan maat nya (letnan nya) itu cewe orang Jerman yang lumayan cakep. Kami semua sepuluh orang cowo dan satu cewe Jerman. Jadi kami bertigabelas sekapal kecil itu, mengarungi lautan utara di bulan Juni 1992. Di sana aku merasakan pertama kalinya, betapa panasnya berlayar itu. Wah wah wah wah (ala pak Raden nya si Unyil), kalo gitu pelaut-pelaut itu pasti sudah terlatih untuk berpanas-ria selama berlayar donk. Hahaha. Jelas aja, sinar matahari bukan hanya datang dari atas tapi juga dari pantulan airnya itu lho booook! Panas nian, hehehe.. ga mau deh, kalo di suruh ngulang lagi. Mana sang kapten memang nomor satu kalo di suruh minum-minum. Untung-untung dia kuat minumnya seperti kaptern Haddock nya si Tintin, jadi tidak muntah-muntah, hehehe… tapi jangan kuatir, para kapten Belanda itu terkenal jago minum dan jago navigasi. Liat aja mereka sampai ke Indonesia uang de facto jauh banget dari Belanda. Harap diingat juga, waktu itu terusan Suez di Mesir belon ada. Jadi mereka masi harus mengitari Semenanjung Harapan Baek (Cape ot the Good Hope) dari Afrika Selatan. Juga harap diketaui, kalo Afrika Selatan sampai abad ke dua puluh juga masi merupakan jajahan Belanda. Hehehe… ya aku maklum juga sih, banyak orang yang sudah lupa, makanya aku memberanikan diri sedikit kasi info tambahan di sini, hehehe…

Wah kok jadi ngomongi tentang berlayar sih. Tadi khan mau cerita tentang tikusku. Iya tuh, di rumahku ada tikusnya, penghuni tak diinginkan. Abis dia hobinya gigit-gigit kabel telefon sampe putus sih. Sial banget khan? Akibatnya telefon-telefon dan fax di sini pada lumpuh semua. Gawat juga. Padahal sudah diganti berkali-kali tuh kabel. Tapi tetap aja dia bisa manjat dan gigit-gigit tuh kabel. Katanya temanku Lina sih itu hobi sang tikus untuk mengasah giginya. Wah wah wah wah (tentu aja ala pak Raden lagi), gawat donk. Udah gitu tuh tikus ga tau diri lagi, masa sabon cuci digigit-gigit juga, apa tidak mual-mual ya dianya? Ah apa peduliku, hehehe. Yang lebih gawat lagi itu, tadi pagi setelah aku tergugah dari bobo ku, aku menemukan kantong plastik isi ulang karbol, sabon untuk mengepel lantai, udah bolong digigit sang tikus. Nah ya, pasti dialah, karena di rumahku tidak ada binatang peliharaan uang laennya, hehehe… bandel juga tuh dia.

Akibatnya sama seperti kantong plastik isi ulang sabon cuci piring yang waktu lebaran digigitnya itu sampe bocor itu, serumahku bau karbol yang sangat menusuk hidung. Payah deh. Jadinya tadi pagi aku bersih-bersih rumah untuk membebaskan kamar tengahku dari bau menyengat itu. Terus usut punya usut asal tidak kusut, aku sadar juga kalo fax dan telefon rumahku tidak bisa dipake, alias tidak berfungsi karena kabelnya putus dimakan tikus. Heran juga, padahal itu kabel telefon khan dialirin tegangan arus bolak balik enam puluh volt dari Telkom, kok si Tikus tidak tersengat juga ya? Kalo kita manusia sih emang enam puluh volt arus bolak balik itu tidak berbahaya, tapi untuk tikus item jelek itu, pasti lebih simple bentukan organnya dan pasti pula lebih kecil resistor tubuhnya, sehingga bole dikata strom yang akan mengalir ke arah jantungnya lebih besar, tapi napa dia tidak tewas atau minimal jera ya? Hehehe…. Rupanya tuh tikus juga punya malaikat pelindung dan bonek (bondo nekat) juga, hehehe…

Setelah semua kekacauan yang disebabkan oleh tikus itu berhasil diatasi, maka tindakan selanjutnya ya berburu tikus, hehehe. Kakak sepupuku yang di Semarang pernah kasi aku tip untuk membunuh tikus. Pake kapur barus dengan minyak tanah. Nah lho. Aku sih belon pernah dengar tuh seumur idup. Terus temanku Swandi juga bilang, aku bisa beli parfum berbau pohon cendana. Karena konon kabarnya, si tikus paling benci dengan bau cendana. Wah benernya bole juga tuh dicoba. Aku cuma tau kalo bau cendana itu bisa mengusir ngengat. Terus temanku si Lina, dia bilang, tikusnya biasanya beranak-anak. Jadi kita harus hati-hati jika mempunyai binatang peliharaan yang tidak kita sukai di rumah. Dia punya pengalaman dengan tikusnya yang beranak-anak sampai menyembunyikan anaknya dalam kantong bajunya. Iiiihhh…

Syukurnya aku tidak mengalaminya, paling tidak sampe sekarang tuh tikus tidak bunting-bunting. Mungkin juga tikus cowo, hehehe… aku sendiri heran, napa tuh tikus demen banget tinggal dalam rumah sih. Khan diluar rumah lebih banyak kemungkinan dia memenuhi rasa laparnya. Lagian kita tidak pelihara kucing kok. Ato tuh tikus juga tipe tikus elit yang ga sudi kepanasan. Maklumlah rumahku khan full AC jadi suhu ruangan tidak terlalu panas dan tidak terlalu lembab dibandingkan dengan udara luar.

Jadi tadi pagi sampe siang dengan bersenjatakan pentungan satpam (beneran pinjam dari satpamku lho, hehehe) dan payung, kami mencoba mengusir tuh tikus. Tapi si tikus itu cerdik secerdik serigala, jadi meski kami sudah berusaha mengusir dia, tetap aja aku harus menghabiskan semalam (atau lebih) idup bersama tikus ganjen itu. Wah wah wah wah (dah ketebak khan? Ala pak Raden seperti biasa, hehehe)…

Sebenernya aku tidak suka membunuh binatang. Khan tikus juga ciptaan Tuhan. Jadi aku (paling) tidak (atau lebih tepatnya belon) menggunakan cara brutal seperti memanggil pest control, ghost buster atau memakai racun tikus gitu. Idealnya sih pake jepretan tikus. Tapi jaman sekarang dimana lagi bisa didapat jepretan tikus seperti itu? Bahkan di alun-alun di kota Sidoarjo (tempat ortuku tinggal) juga sudah tidak bisa didapat lagi alat jebakan seperti itu. Mungkin juga karena mutasi gen dan perkembangan otak tikus dari satu generasi ke generasi, makanya sudah sangat jarang terdengar ada tikus yang mau dengan segala rasa suka rela masuk ke dalam perangkap maut tersebut. Walhasil tidak bisa dibeli lagi dimana-mana.

Gigit-gigit itu aja masi belon tergolong menjengkelkan, karena sang tikus ternjata bisa beol dimanapun dia mau. Masa sih dia tidak tau kalo kita punya WC, khan dia bisa tanya kalo tidak tau dimana WC kita. Tul nda? Gitu aja kok repot. Eh salah, beol aja kok masi merepotkan kita untuk membersihkan bekas beolnya. Dasar tikus manja. Besar-besar lagi tuh punya dia, untung aja tidak bau juga. Tempat sampahpun menjadi tidak aman karenanya. Isinya bisa pindah tempat kemana aja. Dia pikir makanan mungkin. Jadinya tiap malam aku rajin mengosongkan tempat sampah sebelon tidur, jadi isinya tidak jalan-jalan tanpa diperintah gitu. Hehehe…

Ya gitulah nasib kita-kita yang punya binatang peliharaan tanpa kita mau ini. Payah juga ya. Ada yang bilang hanya rumah yang kotor dan tidak teratur aja yang disukai tikus. Tapi buktinya khan laen. Ruangan-ruanganku ini sejak aku tinggal di sini awal 2006 tergolong rapi bersih dan teratur. Maklum aku khan rajin bersih-bersih sendiri, tiap sabtu dan minggu bila aku ngendon di rumah, pasti aku bersih-bersih dan beres-beres kerjaannya. Enak pembantuku, dia bisa santai menikmati weekend nya. Ya iyalah, khan pembantu juga manusia, masa disuruh kerja terus tiap hari. Walaupun sudah wajar bila pembantu rumah tangga itu bekerja tujuh hari dalam seminggu. Tapi di tempatku laen. Aku yang bekerja sementara pembantuku cangkruk di belakang nonton tivi, hehehe… itung-itung pengamalan hak-hak asasi pembantulah, hehehe…

Sebagai penutup kisah ini, aku jadi ingat sama lagu kuno yang biasa disenandungkan oleh pramuka (waktu kecil danb elon gendut aku ini mantan pramuka yang handal, suka camping, hiking, manjat tebing dan makan belimbing, hehehe…) dan para pencinta alam maupun anggota menwa pengangguran… judulnya apa ya? Dah lupa juga, aku ingat lagi aja baru ketika temanku Tjahyono menyanyikannya lagi dengan nada seperti lagu “Sepasang Mata Bola” nya Iwan Fals, hehehe…. Dikit-dikit parno tapi menarik untuk dikenang, hehehe…

Hampir malam di ranjang
Ketika pacarku telanjang
Remang-remang merangsang
Terkejut batangku menegang

Buah dada menantang
Seakan-akan dia menantang
Seakan-akan dia berkata

Tiduri aku pahlawan
Daripada ditiduri kopral

High Tech dan Tahu Tek

Mood : riang gembira
Cuaca: panas dan berawan
Snack : mie duk-duk
Song : lagi dengar Metro FM Surabaya
Genre : bervariasi
Tanggal : 1 September 2007

Dedikasi : Swandi alias ibu Angsa


Sejak aku mudik dari Jerman dan memutuskan ngendon di Surabaya ini, aku jadi teringat ama kebiasaan lama sewaktu aku masi kecil, yaitu cangkruk menunggu datangnya penjaja keliling di komplex-komplex perumahan yang memakai rombong, yach semacam PKL lah (pedagang kaki lima). Ada beberapa jenis dari mereka. Jenis yang pertama adalah jenis orang-orang yang jualan mie goreng dan nasi goreng, mereka pada umumnya memukul bambu yang dilobangi sehingga terdengar bunyi duk… duk... duk… duk…seperti bedug saur itu…yang bagi beberapa orang di Indonesia sudah tidak asing lagi didengar karena bisa membantu membangunkan orang dari alam mimpi-mimpi yang indah dengan tidak suka rela…

Golongan kedua adalah bapak-bapak yang berkeliling menjajakan sajian khas kota buaya ini, yaitu tau tek. Disebut tahu tek karena mereka memukul wajan penggorengan mereka yang biasanya sudah sangat item seperti tidak pernah kenal air sabun pembersih saja, sehingga suaranya sumbang teng… teng… teng… hahaha…memang biasanya orang berpikiran kalo nama tahu tek itu berasal dari suara wajan item itu yang tepinya sudah tak berbentuk dipukul-pukul dengan riangnya tiap hari. Tapi andaikata begitu, maka namanya harusnya “tahu teng“ donk, bukan “tahu tek“, hehehe… Untungnya ada beberapa orang lebih pinter yang bilang nama tersebut didapat dari suara gunting yang dipake untuk menggunting tahu goreng tersebut, sehingga bunyinya tek.. tek.. tek.. tek.. Hmm…aku sendiri ga tau mau ikut grup yang mana yang penggemar mukul-mukul wajan atau yang rajin memainkan alat pangkas rambut itu, yang jelas rasanya lumayanlah…terutama kalo dimakan disaat kita lagi kelaparan, hahaha…

Sedangkan golongan ketiga adalah golongan mas-mas yang berjualan baso atau bakwan sambil membunyikan suara tek… tek… tek… Hehehe… jadi jangan tertukar, yang jualan tahu tek itu bunyinya teng… teng… teng… sedangkan yang bunyinya tek… tek… tek… malah jualan baso ato bakwan. Hahaha… nah mas-mas ini dulunya abang-abang becak yang dimutasi menjadi penjual baso dan bakwan, karena itu rombong mereka bermodel becak, hehehe…mereka ini biasanya menjual dagangannya berdasarkan berapa biji baso/bakwan, gorengan, tahu dan siomai nya, jadi kuahnya gratis, hehehe… kalo kita kreativ, maka kita kalo beli baso/bakwan ini, minta kuah yang banyak, karena gratis, hehehe… terus kita tinggal beli baso/bakwan sendiri di supermarket terdekat dan hanya butuh di rebus dalam air kuah punya mas nya itu yang dijamin sudah dibumbui, hahaha… jadi itung-itung kita dapet baso extra, hehehe, tanpa susah payah bikin kuahnya…

Sementara golongan keempat adalah saudagar baso ikan yang memakai bel sepeda yang bunyinya toeet… toeet… toeet…Nah makanan khas si bapak penjaja yang satu ini biasanya hanya bisa dinikmati sama pelanggan-pelanggan setia yang bisa gerak cepat, maksudnya, kalo mau cegat makanan yang satu ini orang harus berlari-lari mengejar. Napa? Bukan karena bapak-bapak itu pelatih fitnes bersertifikat yang kerjanya di balai kelurahan terdekat, tapi karena bapak-bapak itu memakai sepeda yang dirombak menjadi tempat jualan. Gimana cara ngejar bapak-bapak yang bersepeda dengan cepat itu seperti tidak niat jualan tapi hanya berniat iming-iming aja? Ya, tepat! Sang peminat yang sudah kelaparan harus berlari-lari keluar rumah sambil berteriak-teriak seperti orang yang sedang kelaparan (ya emang khan?) “pak… pak… pak… pak…” Hmm… tapi kalo dipikir ulang, benar juga ya, yang dijajakan itu baso ikan yang logisnya dibuat dari ikan (tapi hanya yang asli lho) dan semua tau kalo untuk menangkap ikan itu orang harus gerak cepat. Cara terbaek untuk belajar menangkap ikan, ya bila kita ada dikit uang sisa dari jatah belajaan bulanan untuk beli tiket, nebus visa dan bayar akomodasi di Canada, maka kita bisa banyak belajar dari beruang coklat besar yang idup dan bersosialisasi di sana, beruang grizzli yang terkenal garang dan suka maem ikan salmon yang berdaging merah muda itu. Hehehe…Tapi kalo kita lagi bokek, ya kita nonton aja TVRI tiap hari, sapa tau kita beruntung dan bisa liat tayangan ilmu pengetauan tentang beruang grizzli dan habitatnya, hahaha…siapa sih yang di jaman ini masi nonton TVRI kecuali aku, hahaha…

Kategori kelima itu adalah abang-abang penjaja es walls yang biasanya memakai becak bercat putih pudar dan memutar lagu khas walls yang tidak pernah diganti-ganti itu. Ya iyalah, kalo diganti-ganti khan orang jadi bingung, makanan apa pula itu yang ditawarkan si abang, hahaha, tapi bila dipertimbangkan ulang, mungkin dengan ganti-ganti lagu orang jadi lebih mau keluar rumah nengok jajanan apa yang sedang ditawarkan, hehehe…dan yang paling penting lagu yang diganti-ganti itu tidak membuat sinting abang yang jualan itu (itung-itung itu juga hak asasi manusia, hehehe). Aku aja bila dengar lagu itu jika mereka lewat dua kali di depan rumahku, pasti bisa ikutan senewen, hehehe, karena benar-benar musik usang seperti lagu-lagu jaman purba yang dijadikan lagu wajib dan diajarkan pada tiap orang yang baru gedhe, hehehe…kasian juga para abang itu yang terpaksa mendengarkan melodi itu sampe mungkin dah hafal diluar kepala, hehehe…

Regu keenam adalah regu penjaja roti sari roti, yang selalu lewat di pagi hari sambil membunyikan lagu suara anak kecil yang ngomongnya tidak jelas itu, sampe-sampe para sopirku pada ikut berpantun mirip dengan lagu itu tapi lucunya driver yang satu dan yang laennya nyanyi dengan lirik yang beda-beda karena yang nyanyi itu seperti kumur-kumur, hahaha. Idem dengan abang dari kategori keempat, pasti si penjaja roti sari ini pasti dikupingnya terngiang-ngiang lagu tidak bermutu itu dan setelah bertugas lebih dari sebulan, dianya jadi pelanggan acara dangdutan dengan lagu kucing garong, hehehe…

Kalo kita mendengar musik radio yang didengungkan dari gerobak penjaja keliling itu, maka itu pasti salah satu dari anggota perkumpulan peracik jamu tradisional door to door. Mereka biasanya berdagang obat-obat kuat dan food supplements laennya untuk memperkuat badan, menaekkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu (makan) lelaki, de el el. Di komplex perumahanku sini, mereka biasa cangkrukan di pos satpam terdekat untuk ngerumpi ngomongi istri mereka di rumah yang bawel-bawel sambil memutar lagu-lagu dangdut beken yang lagi menduduki top ten indo dangdut chart versi radio Dungdat Nasional… hehehe… eh bukannya aku bilang lagu dangdut itu jelek lho, ada beberapa yang masi enak didengarkan. Bahkan lagu dangdut indo lebih merdu suaranya dan melodinya dibandingkan lagu-lagu daerah Jerman, hehehe…

Kontingen yang berikut adalah kontingen elit tukang satu ayam yang munculnya hanya sekitar suara adzan magrib yang dikumandangkan lewat pengeras suara dari masjid terdekat yang secara kebetulan selalu dipasang mengarah ke rumah di mana aku tinggal. Heran juga, entah dimanapun aku tinggal, secara kebetulan pasti ada satu loudspeaker yang mengarah ke rumahku, usut punya usut ternyata pengeras suara itu memang dipasang ke segala penjuru mata angin, supaya semua penduduk tanpa memandang bulu agama apa yang dianutnya dan tanpa pandang bulu bagaimana sulitnya kehidupan yang sedang dijalani, untuk selalu sadar kalo setidaknya lima kali dalam sehari kita harus bersujud pada Sang Pencipta guna berterima kasih atas kehidupan yang kita ini. Sebab Sang Pencipta-lah yang memelihara kita dan selalu mengasihi kita. Hmm… aku jadi ingat ada tebakan kenapa tuh corong pengeras suaranya masjid selalu dipasang jauh tinggi di atas menaranya. Jawabannya sangat mudah, bila sandal butut saja bisa hilang, apalagi loudspeaker yang mahal itu bilamana loudspeakernya diletakkan dibawah, hahaha…

Kembali kepada bang sate yang budiman itu, aku pribadi sangat senang mendengar teriakan tertahannya abang sate yang bunyinya “tee… tee…satee…” dengan mengingat kalo mereka itu berteriak dengan penuh semangat menjajakan jualan barbeque-nya yang berbau harum itu dan dijamin hampir tanpa zat-zat yang mempercepat pertumbuhan kanker dalam tubuh, hehehe… aku yang setiap tahunnya selalu mengadakan acara BBQ ama familiku tau bagaimana kita menghargai ketangkasan abang sate dalam mempersiapkan dan membakar bangkai ayam yang sudah dipotong kecil-kecil dan ditusuk rapi dengan sapu lidi itu dengan sedikit bagian yang gosong. Memang ada masa-masa suram dimana omzet mereka turun karena adanya isue daging yang dibakar bukan daging ayam kapung atau ayam horn melaenkan daging tikus pilihan. Ya itulah suka dukanya hidup seorang si jago barbeque, hehehe…

Kelompok yang terakhir, biasa keliling sambil bersepeda dan teriak-teriak “beeeng…rombeeeng…”. Nah seperti yang dikatakannya sendiri, tuh abang kelilingan cari barang rombeng alias barang usang, dia bersedia kasi kita beberatus rupiah untuk sebuah panci bocor, baju usang ataupun alat-alat rumah tangga laennya. Abang-abang ini biasa muncul di komplex ku sebulan sekali dan umumnya di hari minggu. Pernah satu masa dimana kami asik mengosongkan gudang dari barang-barang usang dan kebetulan si abang rombeng melihatnya, maka dia tidak sungkan-sungkan bertanya apa ada barang yang bisa dia beli. Alhasil kami berikan semuanya secara gratisan, (hanya bangkai tikus dan kecoa ngesot yang dia tidak mau, hehehe…), itung-itung tuh bapak membantu kami untuk membuang sampah, hehehe…sungguh mulia benernya jasa dia ini, karena telah meringankan tugas kami, mana gratis lagi, hehehe…

Penduduk baru kota buaya pasti kebingungan mendengar gangguan yang datang sepanjang hari melewati rumah idaman masa depan mereka, terutama bagi yang tinggal di komplex perumahan di Surabaya ini, tapi paling tidak sampe mereka tau kalo kota ini bukan hanya diramekan oleh para penjaja maeman keliling, tapi juga dimeriahkan oleh para pengamen yang hobinya mengancam-ngancam penduduk yang ga mau kasi sedekahan sambil bernyanyi dengan suara sumbang yang menceritakan kalo pacar sang penyanyi baru saja selingkuh “…o o o kamu ketauan, pacaran lagi, dengan si dia…”, pernah dengar ndak lagunya? Itu lho lagu dari Matta Band yang judulnya Ketauan dari albumnya yang berjudul Ketauan. Hehehe… Aku jadi ingat jaman orde baru dulu. Aku dulu sangat sering terbang ke Jakarta PP (pulang pergi). Nah di bandara Juanda dan di bandara Cengkareng itu sering kali kita dicegat sama wakil-wakil dari panitia PON (pekan olahraga nasional) atau dari PMI (palang merah Indonesia) atau dari organisasi yayasan-yayasan yang tidak jelas untuk dimintai sumbangan suka rela dengan jalan membeli kupon mereka. Padahal namanya suka rela, tapi kalo kita tidak bayar, kita tidak bole naek pesawat (boarding). Sangat ironis ya. Ya maklumlah pejabat di sini siapa sih yang masi bersih? Kan ada lagu dangdut yang intinya mengeluhkan kalo jaman sekarang ini jaman gila, siapa tidak ikut gila tidak akan kebagian, hehehe…Gimana mau mengurangi korupsi kalo pejabat-pejabat yang berwenang juga ikutan korupsi, senjata makan tuan khan namanya? Hehehe… tidak heran bila para pejabat negara itu pada kaya-kaya sedangkan rakyatnya menderita dan hidup serba kekurangan dan harus rela membanting tulang dengan segala suka rela demi sesuap nasi dan segenggam emas, hehehe… tapi ya itulah situasi sosial politik di negara ini…

Ngomongi pengamen, beberapa bulan yang silam, pas hari Kartini, para pembantu rumah tanggaku heboh, karena mereka kaget melihat ada banci berkebaya lengkap dengan sanggul yang lagi joget dangdutan di depan rumah sambil membawa sound sistem gedhe gitu, hanya untuk menanti pemberian uang sedekahan. Dah gitu dia pake pasang tarif mininum 500 rupiah segala lho, maklum banci ganjen itu khan sudah cape-cape menyeret tuh sound sistem high tech yang kemungkinan besar didapat dari pasar loak terdekat dan pasti uang hasil pendapatannya itu dipake untuk beli baterenya, hehehe… ya memang lah kita harus maklum, di Surabaya ini cari uang susah, jadi ya terpaksa “anything goes” seperti kata Frank Sinatra dalam salah satu lagu jazz nya yang tersohor. Selama orang tidak merampok orang laen, ya oke ajalah, tapi kalo tiba-tiba rumah kita kedatangan banci yang berprofesi pengamen gitu dan minta duitnya maksa banget dengan cara mengeraskan volume sound sistem bulukan nya, aku bilang sih sudah saatnya satpol PP (satuan polisi pamong praja) ikutan nimbrung, paling tidak untuk ikutan joget bareng-bareng si banci di depan pos satpam, supaya tidak digigit nyamuk-nyamuk yang juga ikutan dengan riangnya meminta sedekahan darah segar mereka itu, hehehe… sebel sekali aku liat ada banci ganjen dan joget di depan pagar rumah gitu…

Nah, selaen merasa diganggu ama para usahawan keliling kampong gitu, aku yakin kalo terkadang para penghuni juga merasakan membutuhkan kehadiran mereka lho. Coba bayangkan aja bila kita lagi susah, lagi melow gitu, khan ada enaknya mendengarkan lagu dangdut yang diputarkan secara gratis oleh penjaja keliling. Dijamin pendengar pasti ketawa deh bila membayangkan si penjaja es walls yang dikupingnya pasti terngiang-ngiang lagu es walls yang tersohor karena membunuh urat syaraf itu, hehehe…tapi kalo aku melow, tentu aku puter aja lagu-lagu jazz dari CD ku, maklum, gengsi donk!

Atau dalam kasus yang laen, bila hari sudah malam sedangkan kita malas untuk keluar mencari makan ataupun memasak sendiri, dan sudah bocen dengan masakan instan berlapis lilin seperti mie sedap instan, indomie ato supermie itu, maka satu-satunya penolong dalam kesulitan perut itu pastilah jasa sang penjaja keliling. Hehehe… lucunya aku yakin pasti sudah banyak orang yang mendapatkan pengalaman yang sama denganku, yaitu waiting for mie duk duk dan waiting for tahu tek, hehehe… apa itu? Ya jelas seperti yang bisa ditafsirkan dari kata-kata itu, kalo aku harus menunggu tanpa ujung kedatangan sang abang penjaja mie duk duk ataupun tahu tek, hehehe… heran dijaman modern gini kok mereka belon sadar akan perlu dan pentingnya teknologi komunikasi tanpa kabel ya? Hehehe…

Itu lho setidaknya semejak hadirnya operator Three di Surabaya beberapa bulan terakhir ini, mestinya mereka-mereka ini mulai memikirkan investasi yang menguntungkan di bidang telekomunikasi guna meningkatkan omzet penjualan mereka, hehehe… bagi yang belon kenal operator seluler berbasiskan GSM ini, Three menawarkan program isi ulang seperti isi bensin, jadi isi ulang bisa mulai dari seribu rupiah terus bisa dipilih dengan kelipatan seratus rupiah, hehehe… bukan promosi sih, tapi itu satu alternativ yang sangat bagus yang bisa segera ditiru oleh semua operator yang laen, biar meringankan kocek masing-masing individu yang sadar pentingnya bersosialisasi lewat komunikasi bisnis, hehehe…

Bayangkan andaikata pengurus paguyuban abang mie duk-duk, asosiasi penjual tahu tek, perkumpulan peracik jamu tradisional door to door, organisasi saudagar baso ikan ataupun komite nasional penjaja sate ayam itu mewajibkan anggotanya untuk memiliki telefon genggam dan melukiskan nomer hape nya di gerobak mereka, pasti deh mereka tidak perlu susah-susah keliling komplex perumahan. Jadi peminat gorengan mereka tinggal kirim SMS seperti “pak kami sudah mau mati kelaparan, tolong segera mampir ke blok JN nomer 4” dan dijamin dengan semangat empat lima sang pedagang pun tinggal segera menuju ke rumah sang pengirim SMS tersebut guna mendemonstrasikan keahliannya menggunting tahu ataupun melempar-lemparkan nasi ataupun mie goreng berminyak mereka ke udara. Aku yakin pasti inisiativ seperti itu pasti banyak pendukungnya…tentu saja asalkan dana untuk beli hapenya tersedia, hehehe…

Ya aku tau pasti banyak juga ahli-ahli ekonomie yang protest keras karena memakai jasa Three pastilah juga menguras kocek para peminat high tech tersebut, tapi tentu saja ada program-program laen misalnya dari Indosat dengan IM3 nya yang bisa dikombinasi dengan voucher panjang umur atau juga program dari XL dengan isi ulang yang cuman sepuluh ribu tapi dapet masa aktiv sebulan seperti juga Mentari dari Indosat, atau juga kartuAs yang untuk membiarkan aktiv hanya memerlukan uang lima ribu rupiah sebulan, hehehe… jadi adil nih semua operator sudah disebut di sini, hehehe…

Ya, ya. aku tau, pembaca yang kritis pasti segera protes, nanya napa bukan pake hape berteknik CDMA saja supaya komunikasi murah meriah, hehehe, tentu saja aku tau itu, tapi mana ada program dari golongan kartu CDMA yang menawarkan isi ulang nominal tertentu dengan imbalan masa aktiv sampe setaon seperti IM3? Belon ada khan? Ato mana ada operator CDMA yang menawarkan isi ulang lima ribu dengan masa aktiv sebulan penuh seperti kartuAS? Belon ada juga, makanya GSM itu pilihan yang tepat, hehehe…khususnya operator GSM Three yang menawarkan masa tenggang hingga tiga bulan (seperti kartu CDMA Starone), bandingkan saja dengan operator laen yang rata-rata masa tenggangnya hanya tiga puluh sampe empat puluh hari. Karenanya julukan kartu gakin (warga miskin) memang pantas diambil dari kartuAS dan diberikan dengan suka rela pada Three dengan program isi ulang seperti di pom bensin itu, hehehe…

Yah begitulah kisah hubungan tahu tek dan high tech, hehehe…

Harvey Maleholo adalah penyanyi kawakan Indonesia yang telah menyanyikan banyak lagu-lagu yang bermelodikan tenang dan dilengkapi dengan lirik berbasis puisi. Memang lagu-lagu jenis balada ini sangat cocok untuk didendangkan oleh Harvey. Seperti juga lagu Bila Kau Seorang Diri yang liriknya kusertakan dibawah ini…

Bila kau seorang diri
Jangan kau bersedih
bila kau seorang diri
kuingin menemani

Kan kuceritakan tentang
sekuntum mawar merah
kan kunyanyikan lagu
tentang asmara

Bila kau seorang diri
tanya pada hatimu
walau kau seorang diri
aku kan menemani

Masi ada di sana
segelas anggur merah
biarkan bercerita
tentang dunia

Apa saja yang ada dihatimu
aku tak tahu
apa saja yang ada dihatiku
engkau tak tahu

Kau duduk di sana
kududuk di sini, menyepi
dari dunia ini
yang takkan peduli

Nyanyikan saja lagu
tentang gereja tua
bukannya lagu tentang
engkau dan aku

Masi ada di sana
segelas anggur merah
biarkan bercerita
tentang dunia

Apa saja yang ada dihatimu
aku tak tahu
apa saja yang ada dihatiku
engkau tak tahu

Kau duduk di sana
kududuk di sini, menyepi
dari dunia ini
yang takkan peduli

Nyanyikan saja lagu
tentang gereja tua
bukannya lagu tentang
engkau dan aku