Wah asik juga, semalam aku ngobrol lagi dengan kedua teman lamaku di perantauan. Yang satu lagi buat semester untuk magang di suatu perusahaan, sebagai prasyarat untuk buat master thesis nya, yang satunya sedang buat persiapan master thesis nya.
Ya mereka berdua ini dulu sobat kentalku. Dan memang sejak aku mudik empat taon yang lalu, aku masi sering berhubungan dengan mereka lewat email, chatting maupun telefon. Apalagi sejak ada telefon murah meriah ya harus dimanfaatkan. Bahkan kalo mau juga bisa telefon gratis lewat salah satu service nya messenger, wah luar biasa nih.
Telefon pake mahal jaman sekarang, apa kata dunia. Yang kutunggu itu service BIS (blackberry internet service) nya. Di luar sana, misal di inggris, provider ‘Orange’ menawarkan BIS seharga 5 poundsterling saja, atau setara dengan 70 ribu rupiah. Jadi di Indo dengan harga 200 ribu untuk XL dan 180 ribu untuk Telkomsel, tergolong mahal.
Aku tunggu sampe ada pacar baru untuk Agnes M (salah satu artis di Indo). Maklum kan di salah satu iklan nya BIS dari operator Three itu dipake Agnes M. Dikatakan kalo ada orang yang BIS nya lebih murah dari punyanya, dalam hal ini 120 ribu, maka dia bersedia dijadikan pacarnya yang menggunakan jasa Three dengan hanya 88 ribu sebulan. Ya kita tunggu perang tarif nya aja deh.
Wah dapat info banyak nih, ternyata resto makanan Indo satu-satunya di kotaku yang dimiliki tante Retno udah tutup, karena banyak saingan. Karena sekarang hanya dengan 8.5 Euro saja bisa makan dari buffet alias sepuasnya. Cocok tuh untuk orang Indo yang gemar makan apa saja dan berprinsip tidak mau rugi.
Wah jadi ingat pada Pizza Hut yang buka di dekat terminal bis kota tuh, baru buka tiga bulan sudah tutup, karena setiap hari pasti diserbu orang Indo, maklum pada jam tertentu itu makan pizza nya model prasmanan, jadi bole ambil sesukanya, sampai kita bosan, hahaha... gimana tidak, kan air minum nya mahal, teman-temanku itu masuk ke WC dan minum air dari wastafel, karena memang bisa diminum, jadi hanya bayar makan dan minum segelas air saja. Padahal pizza nya udah dibuat asin tuh.
Juga resto langgananku, Die goldenen Drachen (naga emas) ternyata tutup juga. Banyak saingan jaman sekarang. Juga sempat diingatkan pada resto nya tuan Chang yang berada di kota Cologne dekat dengan kotaku dulu. Tenyata makanan nya jadi semakin variatif sekarang. Jadi kangen deh. Dengan 8 Euro (dulu jamanku hanya 6 Euro) bisa makan apa saja yang kita mau, siapa yang tidak mau? Hehehe, tapi minumnya biasanya bayar lagi, dan makanannya tergantung menu yang tersedia dan itupun tergantung hari nya, jadi setiap hari yang disuguhkan berbeda.
Kalo mau makan udang sampai puas ada tuh resto Jumbo. Dengan 8 Euro bisa makan sepuasnya, tapi kalo mau udang nya musti nambah 3 Euro lagi, tapi tetap aja sepuasnya. Wah aku jadi ikutan lapar nih, padahal hanya membayangkannya saja.
Tapi aku dulu juga jarang makan yang ada udangnya. Soalnya nanti dokter pribadiku yang lucu itu (baca juga tulisanku ditaon 2007 tentang nya), ngomel kalo cek darahku. Kan aku harus mengurangi kadar kolesterol ku, dan kita tau kolesterol itu bisa menyebabkan kematian kalo terlalu lama terlalu tinggi kadarnya dalam darah kita.
Dokter pribadiku itu si doktor Bohnenkamp ternyata masi praktek. Aku ingat waktu pamitan padanya, dia bercerita tentang masa depannya. Tinggal sepuluh taon lagi dia praktek, lalu dia mau jual ijin praktek nya dan beli kebun karena dia suka berkebun.
Wah luar biasa deh, aku ingat padanya lagi yang bangga waktu beli laptop Sony untuk prakteknya. Kan waktu itu ada perubahan sistem untuk semua praktek dokter di sana, maklum kan semua praktek dokter itu didalam sebuah jaringan. Jadi semua dokter bisa akses ke database yang sama. Udah canggih sih sistemnya.
Bicara tentang resto, ternyata resto jepang Oishi masi ada. Kesana itu biasanya anak-anak Indo cari makannya. Tapi ada satu resto lagi tutup, seperti Pera yang dulu sekali adalah supermarket Aldi dan kemudian berubah jadi toko buku Mayersche. Wah banyak perubahan deh rupanya, jadi kangen sama kebab buatan Mr Kebab. Entah udah berapa porsi kebab pernah kumakan disana bersama teman-teman, hehehe. Yang jelas aku sering traktir teman-temanku makan kebab itu.
Supermarket Belgia ‘Del Haize’ juga udah tutup kabarnya. Wah sayang tuh, aku punya banyak kenangan dengan supermarket yang letaknya dekat rumahku ini. Karena biasa nya kalo sabtu pasti aku kesana beli wine, kue waffel dan beli baquette alias roti pentung nya orang perancis.
Wine nya variatif sekali dan waffelnya lebih murah dari yang kita bisa beli di perbatasan, tepatnya di kota Vaals di Belanda sana. Bayangkan hanya dengan 80 cent kita bisa dapat 10 buah kue waffel manis dengan ukuran 8 cm x 8 cm. Lumayan murah kan?
Kalo aku suka makan waffel nya begitu saja, ada temanku yang lebih suka menikmatinya bila hangat, setelah dipanaskan dalam microwave. Aku jadi ingat pada es krim nya, es krim Belgia memang enak. Jadi pingin makan es krim nih, namun ingat perut yang sudah membuncit dan diet, jadi batal deh.
Juga supermarket ‘Plus’ ternyata udah bekerja sama dengan jaringan supermarket 'Netto'. Plus itu salah satu jaringan supermarket besar disana. Tentunya belon sebesar jaringan supermarket ‘Aldi’ yang kedua pemiliknya termasuk orang terkaya di sana. Kalo supermarket Plus itu adalah sumber kehidupanku, karena letaknya dekat dengan rumahku dan barang-barangnya dari segi kualitas termasuk bagus. Dan aku hampir setiap malam pasti mampir, setelah pulang dari kerja, hanya untuk sekedar melengkapi kebutuhan sehari-hari dan untuk mengisi kulkas ku saja.
Tak terasa menghabiskan waktu belasan taon tinggal di kota itu, ternyata membawa sangat banyak kenangan yang tak terlupa. Senang juga bila mengenang kembali dengan teman yang masi disana. Karena segala bayangan muncul begitu saja, seperti kita nonton movie yang geraknya dipercepat.
Kenangan yang indah, terutama kenangan jalan kaki sore hari ke Del Haize, sekalian mencari hangatnya sinar matahari sore. Sementara kalo sabtu sore itu jalan-jalan kan udah pada sepi. Maklum toko-tokonya buka biasa hanya sampai jam dua siang. Kalo supermarket bisa buka sampai jam delapan malam. Lalu pulang dengan membawa roti pentung di tangan, sambil bersiul-siul lagu perancis La Vie en Rose, wah serasa hidup di perancis deh, hahaha…
Saturday, April 3, 2010
Friday, April 2, 2010
Tambun
Yoi, udah lama aku berusaha untuk diet, karena memang udah rada gembul. Sebetolnya jujur bukan rada gembul lagi, tapi sudah keterlaluan gemuknya, sampai-sampai kalo naek angkot harus bayar dobel, kalo naek pesawat terbang harus duduk di business class dan tidak bole bawa barang banyak-banyak dan kalo naek mobil, tekanan udara ban nya harus ditambah dikiiiiit.
Walaupun sudah sadar gitu, namun tetap aja godaan duniawi banyak, makanya jadi makan terus. Terkadang pusing juga, dan kalo lagi sinting aku membayangkan aku sedang menderita kanker. Bukan kantong kering maksudku, tapi kanker usus, yang membuat perut bengkak, hahaha..
Baru aja aku tadi siang mikir begitu, eh di radio terdengar tembang gokil dari grup Endank Soekamti yang berjudul Pejantan Tambun yang dulu populer ditaon 2004. Tapi mungkin karena musiknya bercorak rock, jadi kurang banyak orang yang tau.
Tapi yang jelas liriknya aku suka, karena memang aku sering mengatakan tubuhku sexi, hehehe. Ya awal mulanya itu aku memang sering dikatain gemuk, tapi aku selalu berkilah kalo gemuk itu sexi.
Nah ternyata yang sependapat itu dengan aku ada lagi satu kawanku semasa di perantauan. Namanya Yanuar, yang dulu bekas preman di Bandung. Wah dia itu udah besar badannya, item pula. Cocok deh. Kalo ketemu dia di malam hari, mungkin maling pun dengan suka rela ambil langkah seribu, atau terkencing-kencing di celana. Maklum juga si Yanuar ini tampang nya tidak ramah sama sekali.
Kembali ke program diet ku. Entah kenapa aku ini dalam 10 taon terakhir makin menggendut 30 kilo ya? Pasti ada yang salah nih. Malam ini aku timbang bobotku, ternyata masi aja belon turun, seperti sudah settingannya. Atau ada dugaan laen, timbangannya yang keliru.
Karena aku belakangan ini banyak belajar tentang info-info kesehatan, maka takut juga tuh, kalo kegemukan nanti jadi penyakitan. Gawat, siapa yang mau sakit? Kalo cuma sakit sebentar lalu sembuh lagi sih tidak apa-apa.
Namun aku ingat pesan dokter pribadiku, dia berkata, memasuki usia kepala empat, aku harus menjaga kesehatan. Harus hati-hati terhadap gula, karena di keluargaku ada sejarah kena diabetes melitus, dan juga harus hati-hati dengan semua jenis lemak dan kolesterol.
Betol juga, aku juga sadar, makanya aku berusaha setengah hati untuk diet tapi tidak sukses. Atau tepatnya belon sukses, karena kan usahanya hanya setengah hati, hahaha. Tapi aku yakin dimana ada makanan di situ aku ada, lho kok?
Wah salah ambil ancang-ancang lagi nih. Oke deh, mulai lagi dari awal. Ini kan kebetulan lagi ada rangkaian hari libur lengkap dengan harpitnas nya. Bagi yang lupa apa itu harpitnas, itu singkatan dari hari kejepit nasional, yaitu hari kerja yang dicepit oleh dua hari libur. Nah di rangkaian tiga hari ini, aku mau mulai diet lagi. Jadi betolan pantang makan makanan yang berkarbohidrat.
Sulitnya itu godaannya itu lho. Tapi sebetolnya ada motivasi laen yang dapat kugunakan sebagai alasan, yaitu kedatangan teman ku dari Jakarta yang walaupun belon tentu ketemu denganku, tapi aku bisa ambil jadwal kedatangannya itu sebagai garis finis untuk mengevaluasi upayaku.
Dan bilamana ketemu dia, akan kubuat dia terperanjat ketika melihat aku sudah kempesan. Aha, angan-angan yang indah tuh, dan ide bagus yang harus kucoba untuk direalisasikan guna mendukung proyek From Sexy To Sexier.
Untuk diet itu dulu dikenal adanya Low Fat Diet, yaitu dengan cara mengurangi konsumsi lemak. Namun sejak pertengahan taon 90an, ide itu diganti menjadi Low Carb Diet, yaitu dengan mengurangi pasokan karbohidrat. Walaupun aku dengar itu pun masi juga dibantah. Memang untuk diet itu tidak ada resep yang bagus, kecuali keinginan dari dalam diri yang disertai dengan kemauan yang kuat dan juga tekat yang bulat sebulat perutku dan juga motiovasi yang tinggi.
Yang kuingat itu banyak temanku yang berpesan, untuk diet itu kita harus mengkonsumsi salah satu saja, lemak atau karbohidrat saja. Tapi yang kutau itu diet paling sukses dengan jalan mengurangi makan dan memperbanyak kegiatan olah tubuhnya, seperti angkat-angkat beban dan sejenisnya. Dan yang jelas kita harus berkeringat.
Ada lagi satu teori kalo diet bisa sukses bila diimbangi dengan minum air tawar biasa. Bukan air es. Karena penambahan air tawar sebanyak 750 cc lebih banyak dari yang biasa kita minum akan membantu proses metabolisme dalam tubuh dengan mengubah makanan menjadi energi. Air berperan sebagai bahan bakar untuk mendorong reaksi kimia metabolisme. Jika kita tidak minum cukup air, kita tidak akan dapat membakar kalori dengan baik.
Semua tips tentunya aku coba, dan itu juga termasuk menegak minuman yang mengandung ekstrak dari larutan bunga rosella yang konon kabarnya juga membantu buang air besar dan juga buang air kecil. Kalo buang air kecil juga jadi lancar, tentunya peredaran darah ikutan jadi lancar dan tekanan darah dapat lebih terkontrol.
Alhasil itu harusnya membuat kita jauh lebih sehat. Dan yang terpenting kita dilarang berada dalam kondisi stress bila sedang melakukan diet, karena ketika dalam kondisi stress, tubuh kita akan memproduksi hormon kortisol, yang akan memicu penimbunan lemak di perut.
Ternyata untuk diet saja susah ya? Hehehe.. Ya udahlah, aku dengar sekali lagi tembang gokil ’Pejantan Tambun’ dari Endank Soekamti biar tidak stress. Band ini yang merupakan grup musik asal Yogyakarta yang diperkuat oleh Ari (drum), Dori (gitar), dan Erik (bas dan vokal). Grup ini terkenal karena terkadang liriknya terkesan semaunya dan rada kasar. Nama grup ini diambil dari nama dua wanita yang konon kabarnya plesetan dari kata ‘enak sekali’.
Tapi biar melodinya belon tentu bisa diterima telinga banyak orang, namun liriknya berarti bagiku, terutama di baris yang terakhir ini.
Membesar perut indahku
Tak merubah gaya hidupku
Tak perduli kata mereka
Olahraga takkan berguna
Karna,
Aku suka seperti ini
Bebas minum tak terkendali
Aku suka seperti ini
Bebas makan sesuka hati
Perut gendut tiada masalah
Tetap PD sudah biasa
Kutak mau menyiksa diri
Olahraga takkan berguna
Karna,
Aku suka seperti ini
Bebas minum tak terkendali
Aku suka seperti ini
Bebas makan sesuka hati
Aku anak sehat (juga pemalas)
Aku anak jagoan (sangat bergairah)
Aku anak sehat (juga pemalas)
Aku anak jagoan (sangat bergairah)
Bajuku yang dulu sudah tak cukup lagi
Porsi makananku bertambah banyak sekali
Tapi masih merasa badanku paling seksi
Jangan sia-siakan aku pejantan tambun
Perut gendut tiada masalah
Tetap seksi banyak temannya
Kutak mau menyiksa diri
Olahraga takkan berguna
Karna,
Aku suka seperti ini
Bebas minum tak terkendali
Aku suka seperti ini
Bebas makan sesuka hati
(Siapa bilang perut gendut "itunya" kecil)
Walaupun sudah sadar gitu, namun tetap aja godaan duniawi banyak, makanya jadi makan terus. Terkadang pusing juga, dan kalo lagi sinting aku membayangkan aku sedang menderita kanker. Bukan kantong kering maksudku, tapi kanker usus, yang membuat perut bengkak, hahaha..
Baru aja aku tadi siang mikir begitu, eh di radio terdengar tembang gokil dari grup Endank Soekamti yang berjudul Pejantan Tambun yang dulu populer ditaon 2004. Tapi mungkin karena musiknya bercorak rock, jadi kurang banyak orang yang tau.
Tapi yang jelas liriknya aku suka, karena memang aku sering mengatakan tubuhku sexi, hehehe. Ya awal mulanya itu aku memang sering dikatain gemuk, tapi aku selalu berkilah kalo gemuk itu sexi.
Nah ternyata yang sependapat itu dengan aku ada lagi satu kawanku semasa di perantauan. Namanya Yanuar, yang dulu bekas preman di Bandung. Wah dia itu udah besar badannya, item pula. Cocok deh. Kalo ketemu dia di malam hari, mungkin maling pun dengan suka rela ambil langkah seribu, atau terkencing-kencing di celana. Maklum juga si Yanuar ini tampang nya tidak ramah sama sekali.
Kembali ke program diet ku. Entah kenapa aku ini dalam 10 taon terakhir makin menggendut 30 kilo ya? Pasti ada yang salah nih. Malam ini aku timbang bobotku, ternyata masi aja belon turun, seperti sudah settingannya. Atau ada dugaan laen, timbangannya yang keliru.
Karena aku belakangan ini banyak belajar tentang info-info kesehatan, maka takut juga tuh, kalo kegemukan nanti jadi penyakitan. Gawat, siapa yang mau sakit? Kalo cuma sakit sebentar lalu sembuh lagi sih tidak apa-apa.
Namun aku ingat pesan dokter pribadiku, dia berkata, memasuki usia kepala empat, aku harus menjaga kesehatan. Harus hati-hati terhadap gula, karena di keluargaku ada sejarah kena diabetes melitus, dan juga harus hati-hati dengan semua jenis lemak dan kolesterol.
Betol juga, aku juga sadar, makanya aku berusaha setengah hati untuk diet tapi tidak sukses. Atau tepatnya belon sukses, karena kan usahanya hanya setengah hati, hahaha. Tapi aku yakin dimana ada makanan di situ aku ada, lho kok?
Wah salah ambil ancang-ancang lagi nih. Oke deh, mulai lagi dari awal. Ini kan kebetulan lagi ada rangkaian hari libur lengkap dengan harpitnas nya. Bagi yang lupa apa itu harpitnas, itu singkatan dari hari kejepit nasional, yaitu hari kerja yang dicepit oleh dua hari libur. Nah di rangkaian tiga hari ini, aku mau mulai diet lagi. Jadi betolan pantang makan makanan yang berkarbohidrat.
Sulitnya itu godaannya itu lho. Tapi sebetolnya ada motivasi laen yang dapat kugunakan sebagai alasan, yaitu kedatangan teman ku dari Jakarta yang walaupun belon tentu ketemu denganku, tapi aku bisa ambil jadwal kedatangannya itu sebagai garis finis untuk mengevaluasi upayaku.
Dan bilamana ketemu dia, akan kubuat dia terperanjat ketika melihat aku sudah kempesan. Aha, angan-angan yang indah tuh, dan ide bagus yang harus kucoba untuk direalisasikan guna mendukung proyek From Sexy To Sexier.
Untuk diet itu dulu dikenal adanya Low Fat Diet, yaitu dengan cara mengurangi konsumsi lemak. Namun sejak pertengahan taon 90an, ide itu diganti menjadi Low Carb Diet, yaitu dengan mengurangi pasokan karbohidrat. Walaupun aku dengar itu pun masi juga dibantah. Memang untuk diet itu tidak ada resep yang bagus, kecuali keinginan dari dalam diri yang disertai dengan kemauan yang kuat dan juga tekat yang bulat sebulat perutku dan juga motiovasi yang tinggi.
Yang kuingat itu banyak temanku yang berpesan, untuk diet itu kita harus mengkonsumsi salah satu saja, lemak atau karbohidrat saja. Tapi yang kutau itu diet paling sukses dengan jalan mengurangi makan dan memperbanyak kegiatan olah tubuhnya, seperti angkat-angkat beban dan sejenisnya. Dan yang jelas kita harus berkeringat.
Ada lagi satu teori kalo diet bisa sukses bila diimbangi dengan minum air tawar biasa. Bukan air es. Karena penambahan air tawar sebanyak 750 cc lebih banyak dari yang biasa kita minum akan membantu proses metabolisme dalam tubuh dengan mengubah makanan menjadi energi. Air berperan sebagai bahan bakar untuk mendorong reaksi kimia metabolisme. Jika kita tidak minum cukup air, kita tidak akan dapat membakar kalori dengan baik.
Semua tips tentunya aku coba, dan itu juga termasuk menegak minuman yang mengandung ekstrak dari larutan bunga rosella yang konon kabarnya juga membantu buang air besar dan juga buang air kecil. Kalo buang air kecil juga jadi lancar, tentunya peredaran darah ikutan jadi lancar dan tekanan darah dapat lebih terkontrol.
Alhasil itu harusnya membuat kita jauh lebih sehat. Dan yang terpenting kita dilarang berada dalam kondisi stress bila sedang melakukan diet, karena ketika dalam kondisi stress, tubuh kita akan memproduksi hormon kortisol, yang akan memicu penimbunan lemak di perut.
Ternyata untuk diet saja susah ya? Hehehe.. Ya udahlah, aku dengar sekali lagi tembang gokil ’Pejantan Tambun’ dari Endank Soekamti biar tidak stress. Band ini yang merupakan grup musik asal Yogyakarta yang diperkuat oleh Ari (drum), Dori (gitar), dan Erik (bas dan vokal). Grup ini terkenal karena terkadang liriknya terkesan semaunya dan rada kasar. Nama grup ini diambil dari nama dua wanita yang konon kabarnya plesetan dari kata ‘enak sekali’.
Tapi biar melodinya belon tentu bisa diterima telinga banyak orang, namun liriknya berarti bagiku, terutama di baris yang terakhir ini.
Membesar perut indahku
Tak merubah gaya hidupku
Tak perduli kata mereka
Olahraga takkan berguna
Karna,
Aku suka seperti ini
Bebas minum tak terkendali
Aku suka seperti ini
Bebas makan sesuka hati
Perut gendut tiada masalah
Tetap PD sudah biasa
Kutak mau menyiksa diri
Olahraga takkan berguna
Karna,
Aku suka seperti ini
Bebas minum tak terkendali
Aku suka seperti ini
Bebas makan sesuka hati
Aku anak sehat (juga pemalas)
Aku anak jagoan (sangat bergairah)
Aku anak sehat (juga pemalas)
Aku anak jagoan (sangat bergairah)
Bajuku yang dulu sudah tak cukup lagi
Porsi makananku bertambah banyak sekali
Tapi masih merasa badanku paling seksi
Jangan sia-siakan aku pejantan tambun
Perut gendut tiada masalah
Tetap seksi banyak temannya
Kutak mau menyiksa diri
Olahraga takkan berguna
Karna,
Aku suka seperti ini
Bebas minum tak terkendali
Aku suka seperti ini
Bebas makan sesuka hati
(Siapa bilang perut gendut "itunya" kecil)
Thursday, April 1, 2010
Televisi
Televisi memang telah menjadi bagian dari kehidupan kita, baek disadari atau tidak. Bagiku sendiri sejak dari awal mulanya, televisi sudah menjadi bagian wajib. Bagaimana tidak, kan dulu itu sewaktu aku masi mungil setiap sore pasti nongkrong di depan pesawat televisi hitam putih yang bentuknya seperti lemari.
Biasanya acara televisi dibuka dengan didengungkannya lagu kebangsaan Indo dan dimulai dengan sambutan dan film cerita anak-anak dan cartoon. Aku yang ingat itu dulu ada scooby doo, batman, superman dan ghost busters.
Lama kelamaan ada film nya Lima Sekawan yang diangkat dari kisah anak-anaknya Enyd Blyton. Tapi aku ingat seri ini dulu selalu di putar sebelon magrib pada hari sabtu dan itu adalah jam ku untuk ke gereja. Alhasil aku tidak pernah menonton satupun kisahnya. Sayang sih sebenarnya.
Juga biasanya sore hari ada acara ‘Gemar Menggambar’ bersama pak Tino Sidin. Menggambar itu mudah, dan merupakan perpaduan dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung, begitu ujarnya selalu.
Tak banyak orang yang tau kalo Pak Tino Sidin yang meninggal pada taon 1995 di usianya yang ke 70 ini dulunya adalah Polisi Tentara Divisi Gajah Dua Tebingtinggi sewaktu perang kemerdekaan. Dan antara tahun 1946 hingga 1949 dia bergabung dengan Tentara Pelajar Brigade 17 Yogyakarta guna mempertahankan kemerdekaan RI.
Pak Tino Sidin ini terkenal dengan kuncir, cangklong dan baret hitamnya yang konon kabarnya berjumlah 10 biji, dan salah satunya adalah pemberian Presiden Soeharto, dan satunya lagi ada kado dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef. Dan tentu saja, pujian yang selalu dilontarkannya ke anak-anak. ‘Bagus!’ seru lulusan Akademi Seni Rupa Yogyakarta ini bila ingin memberi semangat.
Lalu hari minggu siang itu biasa ada film boneka si Unyil yang mendapatkan banyak penghargaan di Asia sebagai film pendidikan anak-anak. Ya setara dengan acara ‘Die Sendung mit der Maus’ (siaran dengan tikus) yang terkenal di Jerman sebagai film pendidikannya anak-anak.
Juga biasa ada film cerita akhir pekan, yang awal mulanya banyak dikisahkan film dari jaman perang dunia kedua. Wah bagus deh acara-acara seperti itu. Selalu menjadi favoritku. Juga ada film ‘Rumah Masa Depan’ di taon 1984 yang dibintangi oleh Wolly Sutinah sebagai Nenek, Septian Dwi Cahyo sebagai Bayu, Deddy Sutomo sebagai Pak Sukri, S. Bono sebagai Pak Darman, Aminah Cendrakasih sebagai Bu Sukri dan Alwi A.S. sebagai Pak Lurah.
Tentu jangan bingung, aku tidak hafal siapa pemerannya. Secanggih itu otakku ya tidak, aku ambil datanya dari Open Movie Database yang dengan mudah dapat di akses dari internet.
Rumah Masa Depan ini mengambil ide nya dari serian ‘Little House on the Prairie‘. Serian ini difilmkan di US antara taon 1974 sampai 1982 dan diangkat dari buku kisah masa kecil dari Laura Ingalls Wilder yang meninggal taon 1957, tiga hari setelah dia berulang taon ke 90.
Begitu luar biasanya variatifnya kisah kehidupan dari keluarga Laura Ingalls di sebuah pertanian di Minnesotta antara taon 1870 dan 1880 ini, sehingga membuat buku serian ini diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa.
Namun semua itu tentu tidak lepas dari arahan Rose Wilder Lane, anak pertama pasangan Laura Ingalls Wilder dan Almanzo Wilder dan anak satu-satunya yang mampu bertahan hidup sampai remaja. Hal ini dikarenakan keluarga mereka dilanda berbagai macam mala petaka, seperti kegagalan panen, penyakit dan kesulitan ekonomi yang menahun. Rose yang kemudian mengikuti jejak ibunya menjadi jurnalis dan penulis novel ini meninggal di taon 1968 di usianya yang ke 82 taon.
Nah siapa yang tidak ingat pada serian ini. Dan kalo ingat tentunya ingat pada Michael Landon yang berperan sebagai Charles Phillip Ingalls, ayah dari Laura yang diperankan oleh Melissa Gilbert. Melissa Gilbert berperan di dalam 190 episode dari total 203 episode dari serian ini. Nah tentu, kan dia bintang utamanya.
Seperempat abad kemudian, apa jadinya televisi kita? Bila dihitung jumlah pemancarnya, tentunya sekarang kita punya jauh lebih banyak saluran yang bisa kita pilih. Bila dibandingkan dengan masa lalu, dimana hanya ada dua pilihan, nonton TVRI atau matikan televisi.
Nah kalo ditinjau dari acaranya, sudah banyak berubah. Aku sudah tidak melihat lagi ada acara untuk anak-anak. Sayang sekali sebenarnya. Lantas darimana anak-anak masa kini dapat hiburannya? Dari play station? Dari computer games atau dari mana? Aku kurang jelas. Tapi yang jelas acara televisi di Indo rupanya lebih banyak ditujukan untuk dikonsumsi para remaja dan semua orang dewasa.
Kalo ditinjau dari alatnya, dahulu jamanku mengenal pesawat televisi, itu masi yang hitam putih. Kemudian makin canggih karena keluar warnanya dan di sebut bukan Color TV namun di sini disebut orang ‘tipi kolor’. Alhasil ada lawakan dari srimulat yang masi kuingat di benakku, dimana Asmuni dengan gokilnya meletakkan celana kolornya di atas sebuah televisi hitam putih dan bersikukuh itu adalah ‘tipi kolor’.
Bila kita liat sekarang, di toko-toko elektronik tidak hanya tersedia pesawat televisi bertabung biasa seperti yang kita kenal dahulu. Namun sudah dalam bentuk pipih yang disebut Plasma TV atau LCD (liquid crystal display) TV.
Tapi tidak banyak orang yang tau kalo pesawat TV dalam bentuk tabung itu usianya (lifetime nya) akan jauh lebih lama dibandingkan dengan pesawat TV berjenis layar datar. Hal ini tentunya sama dengan monitor computer. Hanya saja, pesawat TV berjenis tabung biasanya lebih boros dalam penggunaan listrik nya dan lebih sensitif terhadap keberadaan medan magnet di sekitarnya.
Tanpa kita sadari istilah TV sebagai Television sendiri sudah berusia 110 taon. Istilah Televisi ini pertama kali dicetuskan oleh Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris pada taon 1900. Sementara televisi berwarna sudah berusia 70 taon di 2010 ini.
Pada taon 1968 layar LCD pertama kali diperkenalkan George Heilmeier dari lembaga RCA (Radio Corporation of America yang merupakan perusahaan elektronik yang eksis dari tahun 1919 hingga 1986. Merek dagang RCA kini dimiliki oleh Thomson SA. dan Sony BMG Music Entertainment) dan disusul oleh Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna pada taon 1975.
Rupanya dunia pertelevisian sudah banyak berubah memasuki abad ke 21. Hal ini sejalan dengan Laura Ingalls Wilder yang berkata, bahwa dirinya menulis kisah ‘Little House on the Prairie‘ dengan tujuan supaya generasi muda mengetahui, bahwa kehidupan banyak berubah menjelang masuk ke abad ke 20.
Biasanya acara televisi dibuka dengan didengungkannya lagu kebangsaan Indo dan dimulai dengan sambutan dan film cerita anak-anak dan cartoon. Aku yang ingat itu dulu ada scooby doo, batman, superman dan ghost busters.
Lama kelamaan ada film nya Lima Sekawan yang diangkat dari kisah anak-anaknya Enyd Blyton. Tapi aku ingat seri ini dulu selalu di putar sebelon magrib pada hari sabtu dan itu adalah jam ku untuk ke gereja. Alhasil aku tidak pernah menonton satupun kisahnya. Sayang sih sebenarnya.
Juga biasanya sore hari ada acara ‘Gemar Menggambar’ bersama pak Tino Sidin. Menggambar itu mudah, dan merupakan perpaduan dari garis-garis lurus dan garis-garis lengkung, begitu ujarnya selalu.
Tak banyak orang yang tau kalo Pak Tino Sidin yang meninggal pada taon 1995 di usianya yang ke 70 ini dulunya adalah Polisi Tentara Divisi Gajah Dua Tebingtinggi sewaktu perang kemerdekaan. Dan antara tahun 1946 hingga 1949 dia bergabung dengan Tentara Pelajar Brigade 17 Yogyakarta guna mempertahankan kemerdekaan RI.
Pak Tino Sidin ini terkenal dengan kuncir, cangklong dan baret hitamnya yang konon kabarnya berjumlah 10 biji, dan salah satunya adalah pemberian Presiden Soeharto, dan satunya lagi ada kado dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Joesoef. Dan tentu saja, pujian yang selalu dilontarkannya ke anak-anak. ‘Bagus!’ seru lulusan Akademi Seni Rupa Yogyakarta ini bila ingin memberi semangat.
Lalu hari minggu siang itu biasa ada film boneka si Unyil yang mendapatkan banyak penghargaan di Asia sebagai film pendidikan anak-anak. Ya setara dengan acara ‘Die Sendung mit der Maus’ (siaran dengan tikus) yang terkenal di Jerman sebagai film pendidikannya anak-anak.
Juga biasa ada film cerita akhir pekan, yang awal mulanya banyak dikisahkan film dari jaman perang dunia kedua. Wah bagus deh acara-acara seperti itu. Selalu menjadi favoritku. Juga ada film ‘Rumah Masa Depan’ di taon 1984 yang dibintangi oleh Wolly Sutinah sebagai Nenek, Septian Dwi Cahyo sebagai Bayu, Deddy Sutomo sebagai Pak Sukri, S. Bono sebagai Pak Darman, Aminah Cendrakasih sebagai Bu Sukri dan Alwi A.S. sebagai Pak Lurah.
Tentu jangan bingung, aku tidak hafal siapa pemerannya. Secanggih itu otakku ya tidak, aku ambil datanya dari Open Movie Database yang dengan mudah dapat di akses dari internet.
Rumah Masa Depan ini mengambil ide nya dari serian ‘Little House on the Prairie‘. Serian ini difilmkan di US antara taon 1974 sampai 1982 dan diangkat dari buku kisah masa kecil dari Laura Ingalls Wilder yang meninggal taon 1957, tiga hari setelah dia berulang taon ke 90.
Begitu luar biasanya variatifnya kisah kehidupan dari keluarga Laura Ingalls di sebuah pertanian di Minnesotta antara taon 1870 dan 1880 ini, sehingga membuat buku serian ini diterjemahkan ke dalam lebih dari 40 bahasa.
Namun semua itu tentu tidak lepas dari arahan Rose Wilder Lane, anak pertama pasangan Laura Ingalls Wilder dan Almanzo Wilder dan anak satu-satunya yang mampu bertahan hidup sampai remaja. Hal ini dikarenakan keluarga mereka dilanda berbagai macam mala petaka, seperti kegagalan panen, penyakit dan kesulitan ekonomi yang menahun. Rose yang kemudian mengikuti jejak ibunya menjadi jurnalis dan penulis novel ini meninggal di taon 1968 di usianya yang ke 82 taon.
Nah siapa yang tidak ingat pada serian ini. Dan kalo ingat tentunya ingat pada Michael Landon yang berperan sebagai Charles Phillip Ingalls, ayah dari Laura yang diperankan oleh Melissa Gilbert. Melissa Gilbert berperan di dalam 190 episode dari total 203 episode dari serian ini. Nah tentu, kan dia bintang utamanya.
Seperempat abad kemudian, apa jadinya televisi kita? Bila dihitung jumlah pemancarnya, tentunya sekarang kita punya jauh lebih banyak saluran yang bisa kita pilih. Bila dibandingkan dengan masa lalu, dimana hanya ada dua pilihan, nonton TVRI atau matikan televisi.
Nah kalo ditinjau dari acaranya, sudah banyak berubah. Aku sudah tidak melihat lagi ada acara untuk anak-anak. Sayang sekali sebenarnya. Lantas darimana anak-anak masa kini dapat hiburannya? Dari play station? Dari computer games atau dari mana? Aku kurang jelas. Tapi yang jelas acara televisi di Indo rupanya lebih banyak ditujukan untuk dikonsumsi para remaja dan semua orang dewasa.
Kalo ditinjau dari alatnya, dahulu jamanku mengenal pesawat televisi, itu masi yang hitam putih. Kemudian makin canggih karena keluar warnanya dan di sebut bukan Color TV namun di sini disebut orang ‘tipi kolor’. Alhasil ada lawakan dari srimulat yang masi kuingat di benakku, dimana Asmuni dengan gokilnya meletakkan celana kolornya di atas sebuah televisi hitam putih dan bersikukuh itu adalah ‘tipi kolor’.
Bila kita liat sekarang, di toko-toko elektronik tidak hanya tersedia pesawat televisi bertabung biasa seperti yang kita kenal dahulu. Namun sudah dalam bentuk pipih yang disebut Plasma TV atau LCD (liquid crystal display) TV.
Tapi tidak banyak orang yang tau kalo pesawat TV dalam bentuk tabung itu usianya (lifetime nya) akan jauh lebih lama dibandingkan dengan pesawat TV berjenis layar datar. Hal ini tentunya sama dengan monitor computer. Hanya saja, pesawat TV berjenis tabung biasanya lebih boros dalam penggunaan listrik nya dan lebih sensitif terhadap keberadaan medan magnet di sekitarnya.
Tanpa kita sadari istilah TV sebagai Television sendiri sudah berusia 110 taon. Istilah Televisi ini pertama kali dicetuskan oleh Constatin Perskyl dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris pada taon 1900. Sementara televisi berwarna sudah berusia 70 taon di 2010 ini.
Pada taon 1968 layar LCD pertama kali diperkenalkan George Heilmeier dari lembaga RCA (Radio Corporation of America yang merupakan perusahaan elektronik yang eksis dari tahun 1919 hingga 1986. Merek dagang RCA kini dimiliki oleh Thomson SA. dan Sony BMG Music Entertainment) dan disusul oleh Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar plasma berwarna pada taon 1975.
Rupanya dunia pertelevisian sudah banyak berubah memasuki abad ke 21. Hal ini sejalan dengan Laura Ingalls Wilder yang berkata, bahwa dirinya menulis kisah ‘Little House on the Prairie‘ dengan tujuan supaya generasi muda mengetahui, bahwa kehidupan banyak berubah menjelang masuk ke abad ke 20.
Wednesday, March 31, 2010
Segelas Kopi
Terinspirasi oleh rame-rame membongkar sindikat di tubuh penegak hukum, aku jadi teringat pada tembang nya grup reggae ‘The Panas Dalam’ yang berjudul ‘Segelas Kopi'.
Seperti kebanyakan lirik dari tembang yang bercorak reggae, tembang inipun berisi pesan kritik sederhana. Kepada siapa? Ya udah jelaslah. Karena entah kenapa kok aku jadi lebih bersimpati pada ‘wong cilik’, mungkin juga karena pengalamanku jadi ‘wong cilik’ selama hidup diperantauan belasan taon dan sepak terjangku bersama ‘amnesty international’ selama lebih dari satu dekade itu yang telah mengubah sudut padangku. Bole jadi kan?
Membahas tentang kopi dan mendengarkan lantunan tembang gokil ‘Segelas Kopi’, aku jadi ikutan membuat kopi nih. Sambil membayangkan aku jadi advokat nya ‘wong cilik’ di masa depan, rasanya kok mungkin aja. Wah jadi teringat pada almarhum Yap Thiam Hien nih.
Yap Thiam Hien adalah pejuang hak azasi manusia di Indo, yang lahir di Koeta Radja, Aceh dan meninggal di Brusel, Belgia, 25 April 1989 pada usianya yang ke 75 tahun. Dia adalah pengacara yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk berjuang demi menegakkan keadilan dan hak asasi manusia (HAM).
Ada kalanya orang tidak tau kalo YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) yang dulunya disebut LBH (Lembaga Bantuan Hukum) itu didirikan oleh kongres Persatuan Advokast Indonesia (Peradin) ke III tahun 1969 dan Yap Thiam Hien adalah salah satu pendirinya. YLBHI ini sejak 25 April 2007 diketuai oleh Toeti Herati Rooseno menggantikan Adnan Buyung Nasution.
Sudah luar biasa berani sepak terjang dari Yap Thiam Hien di bumi pertiwi ini, terutama selama era Bung Karno. Beliau pernah menulis artikel yang mengimbau presiden agar membebaskan sejumlah tahanan politik, seperti Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Mochtar Lubis, Subadio, Syahrir, dan Princen.
Begitu pula ketika Peristiwa G30S, Yap Thiam Hien, yang dikenal sebagai pribadi yang antikomunis, juga berani membela para tersangka G30S seperti Abdul Latief, Asep Suryawan, dan Oei Tjoe Tat. Yap Thiam Hien bersama H.J.C Princen, Aisyah Aminy, Dr Halim, Wiratmo Sukito, dan Dr Tambunan yang tergabung dalam LPHAM (Lembaga Pembela Hak-hak Asasi Manusia) yang mereka dirikan 29 April 1966 dan sekaligus mewakili ‘amnesty international’ di Indo, meminta supaya para tahanan politik PKI dibebaskan. Sayang nya orang jaman sekarang sudah melupakan LPHAM ini, namun untung masi tergantikan oleh KomNas HAM.
Mungkin juga orang masa kini hanya mengenalnya dengan nama Yap Thiam Hien Award. Penghargaan ini diberikan setiap taonnya pada tanggal 10 Desember oleh ‘Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia’ kepada orang-orang yang berjasa besar bagi penegakan hak asasi manusia di Indo.
Sebagai tambahan info, Yap Thiam Hien Award ini diberikan taon lalu kepada Pastor Yohanes Jonga, Pr yang lahir di Nunur, Flores dan sekarang berusia umur 51 tahun. Pastor Yohanes adalah seorang pastor dan aktivis HAM di Papua.
Catatan: tambahan ‘Pr’ di belakang nama Pastor Yohanes itu dalam bahasa Indo disebut Projo/Praja dan dalam bahasa sononya, ‘Pr’ itu berasal dari kata "Presbyter" yg berarti imam dari gereja katholik.
Imam Projo ini adalah imam yang yang tergabung dalam suatu wilayah geografis yang disebut keuskupan. Para imam diosesan berada di bawah kepemimpinan seorang uskup. Mereka ditahbiskan untuk melayani umat dalam wilayah keuskupan, biasanya mereka ditempatkan di suatu daerah tertentu yang disebut paroki. Bekerjasama dengan Bapa Uskup, para imam diosesan melayani kebutuhan rohani umat dan mewartakan Injil di wilayah tersebut. Selain kata “Projo”, imam diosesan seringkali disebut juga sebagai imam sekuler atau pegawai keuskupan. Kemungkinan istilah ini lahir ketika Gereja amat mengagungkan cara hidup membiara.
Imam diosesan yang hidupnya menyatu dengan umat secara langsung disebut sebagai imam sekuler. Karena kata “sekuler” itu sendiri berarti “duniawi” memperlihatkan bagaimana kehidupan imam diosesan yang begitu dekat dengan kehidupan masyarakat (bercorak duniawi). Dan juga hal itu dikarenakan imam diosesan atau "projo" ini boleh memiliki pendapatan atau harta pribadi, karena tidak terikat oleh kaul kemiskinan.
Hal ini berbeda dengan imam laen yang tergabung dalam suatu ordo atau kongregasi, karena mereka biasa hidup dengan cara membiara (terikat pada komunitas mereka) dan sering terikat janji/kaul kemiskinan, jadi mereka sering juga disebut sebagai kaum religius. Karya pelayanan imamat mereka adalah seluas misi komunitas religius (jadi tidak terikat pada tempat) dan sesuai dengan dengan ‘Spiritualitas’ dan ‘Misi’ komunitas religiusnya. Kekuatan hukum dari keberadaan Ordo/Konggregasi ini terletak pada kitab Hukum Canon Gereja Katholik nomor 573 sampai dengan 709 dalam Buku 2, Bagian 3.
Beda lagi dengan komunitas kaum apostolik yang diatur oleh pada kitab Hukum Canon Gereja Katholik nomor 731 sampai 746. Komunitas ini memiliki status khusus karena anggota-anggotanya, meskipun hidup seperti layaknya kaum religius, tidak menyatakan kaul religius. Contohnya antara lain, komunitas Bapa Maryknoll, Oratorian Santo Philip Neri, kaum Paulus dan Sulpisian.
Ya, ya, pasti ada yang tanya padaku, darimana aku tau tentang itu. Bole dibilang dalam salah satu masa dalam hidupku, sempat aku memilih sebuah ordo, yaitu SVD (Societas Verbi Divini atau Serikat Sabda Allah) yang sangat dikenal dengan misinya, Divine Word Missionaries. Namun mungkin belon jadi panggilan hidupku kala itu, karenanya aku tidak meneruskannya.
Hmm, kok kopiku terasa sedikit kurang manis ya? Tadi aku sempat cari tambahan gula, walaupun tidak mendukung upaya dietku. Namun tidak ketemu. Wah jadi ingat pada ponakanku nih, andai kutanya dia, ‘dimana ada gula’ pasti dijawabnya ‘disitu ada semut’.
Ah, cape ah, dari tadi ceritanya kok serius melulu. Aku joget reggae dulu aja sebelon keluar doa malam sebentar, sambil diiringi oleh tembang gokilnya ‘The Panas Dalam’. Wah jadi teringat banyolan lama nih. Ini aku tulis lagi disini:
Seorang pelayan restoran yang rada gokil menyuguhkan secangkir kopi panas kepada seorang tamunya tanpa sendok untuk mengaduk kopi tersebut. Untuk menyindir kelalaian si pelayan, tamu tersebut berkata, ‘Kopi ini panas banget … kalo kuaduk dengan jariku, pasti akan melepuh.’
Sang pelayan lalu kembali ke dalam dapur. Tidak lama berselang dia keluar dengan membawa satu cangkir kopi lagi sambil berujar, “Coba yang ini, Pak, semoga tidak terlalu panas untuk jari Bapak!”
Bangun pagi setiap hari
Segelas kopi siap tersaji
Bersama sama kita nikmati
Ada apa hari ini
Ada api membakar hati
Rakyat sendiri ditembak mati
Teman teman sedang aksi turun ke jalan
Tuan tuan sedang asik mencuci tangan
Apa kabar hari ini
Kurang ajar segelas kopi
Diminum habis teman sendiri
Teman teman sedang aksi turun ke jalan
Tuan tuan sedang asik mencuci tangan
Reformasi gerakan layu sebelum berkembang
Demonstrasi nyanyian ratap di musim penghujan
Demokrasi lala lalalala lalala
Revolusi yaya yayaya yayaya
Seperti kebanyakan lirik dari tembang yang bercorak reggae, tembang inipun berisi pesan kritik sederhana. Kepada siapa? Ya udah jelaslah. Karena entah kenapa kok aku jadi lebih bersimpati pada ‘wong cilik’, mungkin juga karena pengalamanku jadi ‘wong cilik’ selama hidup diperantauan belasan taon dan sepak terjangku bersama ‘amnesty international’ selama lebih dari satu dekade itu yang telah mengubah sudut padangku. Bole jadi kan?
Membahas tentang kopi dan mendengarkan lantunan tembang gokil ‘Segelas Kopi’, aku jadi ikutan membuat kopi nih. Sambil membayangkan aku jadi advokat nya ‘wong cilik’ di masa depan, rasanya kok mungkin aja. Wah jadi teringat pada almarhum Yap Thiam Hien nih.
Yap Thiam Hien adalah pejuang hak azasi manusia di Indo, yang lahir di Koeta Radja, Aceh dan meninggal di Brusel, Belgia, 25 April 1989 pada usianya yang ke 75 tahun. Dia adalah pengacara yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk berjuang demi menegakkan keadilan dan hak asasi manusia (HAM).
Ada kalanya orang tidak tau kalo YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) yang dulunya disebut LBH (Lembaga Bantuan Hukum) itu didirikan oleh kongres Persatuan Advokast Indonesia (Peradin) ke III tahun 1969 dan Yap Thiam Hien adalah salah satu pendirinya. YLBHI ini sejak 25 April 2007 diketuai oleh Toeti Herati Rooseno menggantikan Adnan Buyung Nasution.
Sudah luar biasa berani sepak terjang dari Yap Thiam Hien di bumi pertiwi ini, terutama selama era Bung Karno. Beliau pernah menulis artikel yang mengimbau presiden agar membebaskan sejumlah tahanan politik, seperti Mohammad Natsir, Mohammad Roem, Mochtar Lubis, Subadio, Syahrir, dan Princen.
Begitu pula ketika Peristiwa G30S, Yap Thiam Hien, yang dikenal sebagai pribadi yang antikomunis, juga berani membela para tersangka G30S seperti Abdul Latief, Asep Suryawan, dan Oei Tjoe Tat. Yap Thiam Hien bersama H.J.C Princen, Aisyah Aminy, Dr Halim, Wiratmo Sukito, dan Dr Tambunan yang tergabung dalam LPHAM (Lembaga Pembela Hak-hak Asasi Manusia) yang mereka dirikan 29 April 1966 dan sekaligus mewakili ‘amnesty international’ di Indo, meminta supaya para tahanan politik PKI dibebaskan. Sayang nya orang jaman sekarang sudah melupakan LPHAM ini, namun untung masi tergantikan oleh KomNas HAM.
Mungkin juga orang masa kini hanya mengenalnya dengan nama Yap Thiam Hien Award. Penghargaan ini diberikan setiap taonnya pada tanggal 10 Desember oleh ‘Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia’ kepada orang-orang yang berjasa besar bagi penegakan hak asasi manusia di Indo.
Sebagai tambahan info, Yap Thiam Hien Award ini diberikan taon lalu kepada Pastor Yohanes Jonga, Pr yang lahir di Nunur, Flores dan sekarang berusia umur 51 tahun. Pastor Yohanes adalah seorang pastor dan aktivis HAM di Papua.
Catatan: tambahan ‘Pr’ di belakang nama Pastor Yohanes itu dalam bahasa Indo disebut Projo/Praja dan dalam bahasa sononya, ‘Pr’ itu berasal dari kata "Presbyter" yg berarti imam dari gereja katholik.
Imam Projo ini adalah imam yang yang tergabung dalam suatu wilayah geografis yang disebut keuskupan. Para imam diosesan berada di bawah kepemimpinan seorang uskup. Mereka ditahbiskan untuk melayani umat dalam wilayah keuskupan, biasanya mereka ditempatkan di suatu daerah tertentu yang disebut paroki. Bekerjasama dengan Bapa Uskup, para imam diosesan melayani kebutuhan rohani umat dan mewartakan Injil di wilayah tersebut. Selain kata “Projo”, imam diosesan seringkali disebut juga sebagai imam sekuler atau pegawai keuskupan. Kemungkinan istilah ini lahir ketika Gereja amat mengagungkan cara hidup membiara.
Imam diosesan yang hidupnya menyatu dengan umat secara langsung disebut sebagai imam sekuler. Karena kata “sekuler” itu sendiri berarti “duniawi” memperlihatkan bagaimana kehidupan imam diosesan yang begitu dekat dengan kehidupan masyarakat (bercorak duniawi). Dan juga hal itu dikarenakan imam diosesan atau "projo" ini boleh memiliki pendapatan atau harta pribadi, karena tidak terikat oleh kaul kemiskinan.
Hal ini berbeda dengan imam laen yang tergabung dalam suatu ordo atau kongregasi, karena mereka biasa hidup dengan cara membiara (terikat pada komunitas mereka) dan sering terikat janji/kaul kemiskinan, jadi mereka sering juga disebut sebagai kaum religius. Karya pelayanan imamat mereka adalah seluas misi komunitas religius (jadi tidak terikat pada tempat) dan sesuai dengan dengan ‘Spiritualitas’ dan ‘Misi’ komunitas religiusnya. Kekuatan hukum dari keberadaan Ordo/Konggregasi ini terletak pada kitab Hukum Canon Gereja Katholik nomor 573 sampai dengan 709 dalam Buku 2, Bagian 3.
Beda lagi dengan komunitas kaum apostolik yang diatur oleh pada kitab Hukum Canon Gereja Katholik nomor 731 sampai 746. Komunitas ini memiliki status khusus karena anggota-anggotanya, meskipun hidup seperti layaknya kaum religius, tidak menyatakan kaul religius. Contohnya antara lain, komunitas Bapa Maryknoll, Oratorian Santo Philip Neri, kaum Paulus dan Sulpisian.
Ya, ya, pasti ada yang tanya padaku, darimana aku tau tentang itu. Bole dibilang dalam salah satu masa dalam hidupku, sempat aku memilih sebuah ordo, yaitu SVD (Societas Verbi Divini atau Serikat Sabda Allah) yang sangat dikenal dengan misinya, Divine Word Missionaries. Namun mungkin belon jadi panggilan hidupku kala itu, karenanya aku tidak meneruskannya.
Hmm, kok kopiku terasa sedikit kurang manis ya? Tadi aku sempat cari tambahan gula, walaupun tidak mendukung upaya dietku. Namun tidak ketemu. Wah jadi ingat pada ponakanku nih, andai kutanya dia, ‘dimana ada gula’ pasti dijawabnya ‘disitu ada semut’.
Ah, cape ah, dari tadi ceritanya kok serius melulu. Aku joget reggae dulu aja sebelon keluar doa malam sebentar, sambil diiringi oleh tembang gokilnya ‘The Panas Dalam’. Wah jadi teringat banyolan lama nih. Ini aku tulis lagi disini:
Seorang pelayan restoran yang rada gokil menyuguhkan secangkir kopi panas kepada seorang tamunya tanpa sendok untuk mengaduk kopi tersebut. Untuk menyindir kelalaian si pelayan, tamu tersebut berkata, ‘Kopi ini panas banget … kalo kuaduk dengan jariku, pasti akan melepuh.’
Sang pelayan lalu kembali ke dalam dapur. Tidak lama berselang dia keluar dengan membawa satu cangkir kopi lagi sambil berujar, “Coba yang ini, Pak, semoga tidak terlalu panas untuk jari Bapak!”
Bangun pagi setiap hari
Segelas kopi siap tersaji
Bersama sama kita nikmati
Ada apa hari ini
Ada api membakar hati
Rakyat sendiri ditembak mati
Teman teman sedang aksi turun ke jalan
Tuan tuan sedang asik mencuci tangan
Apa kabar hari ini
Kurang ajar segelas kopi
Diminum habis teman sendiri
Teman teman sedang aksi turun ke jalan
Tuan tuan sedang asik mencuci tangan
Reformasi gerakan layu sebelum berkembang
Demonstrasi nyanyian ratap di musim penghujan
Demokrasi lala lalalala lalala
Revolusi yaya yayaya yayaya
Tuesday, March 30, 2010
Apa Kata Dunia
Akhir-akhir ini para kuli tinta lagi gembira, pasalnya setelah kasus reptil, dagang sapi, akhirnya timbul kasus baru, yaitu peniup peluit yang disusul dengan star wars.
Ya jelas kalo tidak ada kasus, sepi tuh acara televisi, paling isinya kasus nangis-nangis, atau bentak-bentak orang, atau cerita tentang anak muda yang hobinya melanggar aturan lalu lintas atau tata krama. Nah iyalah, semua juga tau.
Aku sendiri tidak keberatan kalo temanya diganti, kalo hanya monoton pasti deh bosan dan hidup ini tidak akan bervariasi. Tapi dari semua kasus yang ada akhir-akhir ini, hanya dua kata yang penting, yaitu uang dan hukum. Uang dan hukum? Ya uang dan hukum, karena semua masalah itu menyangkut masalah uang yang digunakan tidak dengan tepat, dan semua dengan dalih ‘sudah sesuai dengan hukum yang berlaku’.
Tapi ya begitulah negara ini. Mungkin juga karena mereka ingat pepatah yang sangat populer di Jerman ‘Regeln sind dazu da, um gebrochen zu werden’ atau dalam bahasa Indo nya, ‘peraturan itu dibuat untuk dilanggar’. Jelas, kalo tak ada peraturan, apa yang akan dilanggar?
Aku jadi teringat pada Murray Rothbard yang sering mengkritik masalah pajak. Muray berkata ‘The State is the only legal institution in society that acquires its revenue by the use of coercion, by using enough violence and threat of violence on its victims to ensure their paying the desired tribute. The State benefits itself at the expense of its robbed victims. The State is, therefore, a centralized, regularized organization of theft. Its payments extracted by coercion are called "taxation" instead of tribute, but their nature is the same.’
Sungguh suatu bentuk penggambaran yang sederhana tentang apa itu pajak. Tentunya kita akan sangat maklum bila kita kenal siapa itu Murray. Murray yang meninggal pada awal taon 1995 pada usianya yang ke 69 adalah seorang intelektual, individualis, autor dan ekonom dari Amerika yang mendefinisikan modern libertarianism dan mempopulerkan istilah ‘anarcho-capitalism’.
Tapi Murray tidaklah salah, apabila dia mengatakan kalo pemerintah sebenarnya adalah perampok. Karena bila kita kaji lebih jauh, memang benar, pajak itu yang menentukan adalah negara dan penggunaannya pun ditentukan negara. Bahkan kita sebagai warga negara biasa dituntut oleh negara untuk bayar pajak. Suka tidak suka kita harus bayar pajak, tidak peduli orang miskin ataupun kaya. Liat saja di setiap barang yang kita konsumsi atau beli, itu ada beban pajak pertambahan nilainya.
Kalo mau gratis yang tanam pohon sendiri, tapi sebentar, mau tanam dimana? Di sebidang tanah? Nah kan ada pajak tanah nya juga? Bahkan buang air kecil maupun besarpun tanpa sadar kita bayar pajak. Makanya tidak heran bila di dunia ini ada dua hal yang ingin dihindari semua orang, kematian dan pajak.
Bahkan setelah kita matipun, kita harus bayar pajak. Tuh bayar biaya kremasi atau bayar harga tanah untuk pemakamannya. Sungguh ironis.
Apa yang terjadi bila kita tidak mau bayar pajak? Tentunya kita bisa diperkarakan dan diseret ke pengadilan yang hakimnya biasanya hakim tunggal dan itu adalah pensiunan pegawai pajak juga. Wow, hebatnya negara ini. Tapi tunggu dulu, itu bukan hanya terjadi di negara ini, tapi di semua negara.
Dan lebih hebatnya, sampai-sampai kebanyakan orang yang awal mulanya malas bayar pajak, kini menyadari bahwa hukuman berat menunggu nya bila dia tidak menyerahkan sebagian dari kepunyaannya ke pemerintah. Apalagi kalo tidak begitu, pasti dikatai orang laen, ‘apa kata dunia?’
Ada slogan dari direktorat jenderal pajak yang menarik, ‘bayar pajak dan awasi penggunaanya’. Memang akhir-akhir ini setelah ada kasus yang dikuak oleh si peniup terompet endut itu, slogan itu bertambah dengan ‘dan awasi aparatnya’. Namun untuk sementara kita telaah saja slogan dasarnya dulu.
Bayar pajak, ya semua sudah bayar pajak. Awasi penggunaannya? Untuk apa negara ini menarik pajak? Untuk beli mobil mewah untuk pejabat? Semestinya hal seperti itu harus dimintakan pendapat wakil rakyat, di Senayan sana, namun apa yang terjadi kan mengejutkan kita semua.
Contoh kedua, untuk bayar pegawai pajak dengan gaji berlimpah-limpah dan memungkinkan mereka juga menarik pungutan liar? Nah iya, semua juga tau, kalo pegawai pajak itu biasanya mengkalkulasi pajak kita dengan nilai yang luar biasa besar, namun setelah itu kita dibujuk untuk mengajukan keberatan dan menerima bantuan dari si calo. Dan dari sana itu si calo menjadi kaya raya.
Tapi itu kan praktek yang lazim dan masi berlangsung di semua kantor pajak di seluruh tanah air. Siapa yang salah? Si calo yang melebih-lebihkan sewaktu kalkulasi, atau atasannya yang memperbolekan hal tersebut terjadi? Siapa atasan tertinggi dari mereka? Kita sudah tau, karena orang itu suda kena kasus yang laen dan dinyatakan bersalah, namun masi juga belon tau malu karena masi juga dilindungi oleh atasannya lagi.
Tapi budaya ini kita sudah kenal, karena tentunya kita tau, kalo pegawai kementerian keuangan biasanya adalah lulusan STAN (sekolah tinggi akuntansi negara) atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘Setelah Tamat Aku Nodong’. Jadi ya maklum saja.
Pajak mustinya digunakan untuk mensejahterakan masyarakat. Tapi liat saja ke kanan dan ke kiri, masi banyak orang melarat dan kekurangan. Bukannya bunyi pasal ke 34 di bab ke XIV tentang ‘Kesedyahteraan Sosial’ dalam Undang-undang Dasar 45 dan Amandemen nya (yang baru malam ini ku donlot dari situsnya Kementerian Hukum dan HAM) berbunyi ‘Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipeliahara oleh Negara’?
Rupanya negara ini memang tidak memiliki kemampuan atau kemauan untuk mensejahterakan rakyatnya. Bila situasi dalam negeri nya belon bisa di urus, terus gimana masa depannya? Seperti kata orang, ‘jika beruntung, kita cukup harus menunggu satu generasi lagi untuk dapat berubah!’.
Makanya aku juga tidak heran ketika mengetauhi kalo training terpopuler untuk pegawai negeri itu adalah training akuntansi. Mengapa? Karena pegawai negeri itu biasanya termotivasi untuk belajar akutansi adalah agar tidak ketahuan jika terjadi penyalahgunaan dana. Sungguh motivasi yang hebat!
Kalo kita tau hal itu, apakah kita masi mau bayar pajak? Ingat pajak di negara ini diatur progresif, sesuai dengan pendapatan. Makin besar pendapatan, makin besar pula pajaknya, namun biar bagaimanapun juga, pembayar pajak terbesar tetaplah orang kecil.
Bila ingin tau gimana tingkatan pajak nya, ini aku kasi bocoran dikit. Sampai dengan 15,84 juta setaon, kita bebas, pajak. Antara 15,84 juta dan 50 juta pajak yang dikenakan adalah 5 persen. Diatasnya sampai dengan 250 juta setaon adalah 15 persen, dan disusul 25 persen untuk penghasilan sampai dengan setengah milyar. Setelahnya hanya dikenai 30 persen. Ini sangat murah untuk negara ini, karena di luar sana, ada yang pajaknya sampai dengan 55 persen untuk orang super kaya.
Apakah kita harus bayar pajak? Ya, mutlak jawabannya, terutama bila kita tidak mau masuk penjara. Tetapi apa yang kita bisa perbuat, bila kita ingin mengawasi penggunaannya? Tidak ada, bukan? Ya itulah, negara adalah perampok seperti kata Murray.. apa kata dunia?
Ya jelas kalo tidak ada kasus, sepi tuh acara televisi, paling isinya kasus nangis-nangis, atau bentak-bentak orang, atau cerita tentang anak muda yang hobinya melanggar aturan lalu lintas atau tata krama. Nah iyalah, semua juga tau.
Aku sendiri tidak keberatan kalo temanya diganti, kalo hanya monoton pasti deh bosan dan hidup ini tidak akan bervariasi. Tapi dari semua kasus yang ada akhir-akhir ini, hanya dua kata yang penting, yaitu uang dan hukum. Uang dan hukum? Ya uang dan hukum, karena semua masalah itu menyangkut masalah uang yang digunakan tidak dengan tepat, dan semua dengan dalih ‘sudah sesuai dengan hukum yang berlaku’.
Tapi ya begitulah negara ini. Mungkin juga karena mereka ingat pepatah yang sangat populer di Jerman ‘Regeln sind dazu da, um gebrochen zu werden’ atau dalam bahasa Indo nya, ‘peraturan itu dibuat untuk dilanggar’. Jelas, kalo tak ada peraturan, apa yang akan dilanggar?
Aku jadi teringat pada Murray Rothbard yang sering mengkritik masalah pajak. Muray berkata ‘The State is the only legal institution in society that acquires its revenue by the use of coercion, by using enough violence and threat of violence on its victims to ensure their paying the desired tribute. The State benefits itself at the expense of its robbed victims. The State is, therefore, a centralized, regularized organization of theft. Its payments extracted by coercion are called "taxation" instead of tribute, but their nature is the same.’
Sungguh suatu bentuk penggambaran yang sederhana tentang apa itu pajak. Tentunya kita akan sangat maklum bila kita kenal siapa itu Murray. Murray yang meninggal pada awal taon 1995 pada usianya yang ke 69 adalah seorang intelektual, individualis, autor dan ekonom dari Amerika yang mendefinisikan modern libertarianism dan mempopulerkan istilah ‘anarcho-capitalism’.
Tapi Murray tidaklah salah, apabila dia mengatakan kalo pemerintah sebenarnya adalah perampok. Karena bila kita kaji lebih jauh, memang benar, pajak itu yang menentukan adalah negara dan penggunaannya pun ditentukan negara. Bahkan kita sebagai warga negara biasa dituntut oleh negara untuk bayar pajak. Suka tidak suka kita harus bayar pajak, tidak peduli orang miskin ataupun kaya. Liat saja di setiap barang yang kita konsumsi atau beli, itu ada beban pajak pertambahan nilainya.
Kalo mau gratis yang tanam pohon sendiri, tapi sebentar, mau tanam dimana? Di sebidang tanah? Nah kan ada pajak tanah nya juga? Bahkan buang air kecil maupun besarpun tanpa sadar kita bayar pajak. Makanya tidak heran bila di dunia ini ada dua hal yang ingin dihindari semua orang, kematian dan pajak.
Bahkan setelah kita matipun, kita harus bayar pajak. Tuh bayar biaya kremasi atau bayar harga tanah untuk pemakamannya. Sungguh ironis.
Apa yang terjadi bila kita tidak mau bayar pajak? Tentunya kita bisa diperkarakan dan diseret ke pengadilan yang hakimnya biasanya hakim tunggal dan itu adalah pensiunan pegawai pajak juga. Wow, hebatnya negara ini. Tapi tunggu dulu, itu bukan hanya terjadi di negara ini, tapi di semua negara.
Dan lebih hebatnya, sampai-sampai kebanyakan orang yang awal mulanya malas bayar pajak, kini menyadari bahwa hukuman berat menunggu nya bila dia tidak menyerahkan sebagian dari kepunyaannya ke pemerintah. Apalagi kalo tidak begitu, pasti dikatai orang laen, ‘apa kata dunia?’
Ada slogan dari direktorat jenderal pajak yang menarik, ‘bayar pajak dan awasi penggunaanya’. Memang akhir-akhir ini setelah ada kasus yang dikuak oleh si peniup terompet endut itu, slogan itu bertambah dengan ‘dan awasi aparatnya’. Namun untuk sementara kita telaah saja slogan dasarnya dulu.
Bayar pajak, ya semua sudah bayar pajak. Awasi penggunaannya? Untuk apa negara ini menarik pajak? Untuk beli mobil mewah untuk pejabat? Semestinya hal seperti itu harus dimintakan pendapat wakil rakyat, di Senayan sana, namun apa yang terjadi kan mengejutkan kita semua.
Contoh kedua, untuk bayar pegawai pajak dengan gaji berlimpah-limpah dan memungkinkan mereka juga menarik pungutan liar? Nah iya, semua juga tau, kalo pegawai pajak itu biasanya mengkalkulasi pajak kita dengan nilai yang luar biasa besar, namun setelah itu kita dibujuk untuk mengajukan keberatan dan menerima bantuan dari si calo. Dan dari sana itu si calo menjadi kaya raya.
Tapi itu kan praktek yang lazim dan masi berlangsung di semua kantor pajak di seluruh tanah air. Siapa yang salah? Si calo yang melebih-lebihkan sewaktu kalkulasi, atau atasannya yang memperbolekan hal tersebut terjadi? Siapa atasan tertinggi dari mereka? Kita sudah tau, karena orang itu suda kena kasus yang laen dan dinyatakan bersalah, namun masi juga belon tau malu karena masi juga dilindungi oleh atasannya lagi.
Tapi budaya ini kita sudah kenal, karena tentunya kita tau, kalo pegawai kementerian keuangan biasanya adalah lulusan STAN (sekolah tinggi akuntansi negara) atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘Setelah Tamat Aku Nodong’. Jadi ya maklum saja.
Pajak mustinya digunakan untuk mensejahterakan masyarakat. Tapi liat saja ke kanan dan ke kiri, masi banyak orang melarat dan kekurangan. Bukannya bunyi pasal ke 34 di bab ke XIV tentang ‘Kesedyahteraan Sosial’ dalam Undang-undang Dasar 45 dan Amandemen nya (yang baru malam ini ku donlot dari situsnya Kementerian Hukum dan HAM) berbunyi ‘Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipeliahara oleh Negara’?
Rupanya negara ini memang tidak memiliki kemampuan atau kemauan untuk mensejahterakan rakyatnya. Bila situasi dalam negeri nya belon bisa di urus, terus gimana masa depannya? Seperti kata orang, ‘jika beruntung, kita cukup harus menunggu satu generasi lagi untuk dapat berubah!’.
Makanya aku juga tidak heran ketika mengetauhi kalo training terpopuler untuk pegawai negeri itu adalah training akuntansi. Mengapa? Karena pegawai negeri itu biasanya termotivasi untuk belajar akutansi adalah agar tidak ketahuan jika terjadi penyalahgunaan dana. Sungguh motivasi yang hebat!
Kalo kita tau hal itu, apakah kita masi mau bayar pajak? Ingat pajak di negara ini diatur progresif, sesuai dengan pendapatan. Makin besar pendapatan, makin besar pula pajaknya, namun biar bagaimanapun juga, pembayar pajak terbesar tetaplah orang kecil.
Bila ingin tau gimana tingkatan pajak nya, ini aku kasi bocoran dikit. Sampai dengan 15,84 juta setaon, kita bebas, pajak. Antara 15,84 juta dan 50 juta pajak yang dikenakan adalah 5 persen. Diatasnya sampai dengan 250 juta setaon adalah 15 persen, dan disusul 25 persen untuk penghasilan sampai dengan setengah milyar. Setelahnya hanya dikenai 30 persen. Ini sangat murah untuk negara ini, karena di luar sana, ada yang pajaknya sampai dengan 55 persen untuk orang super kaya.
Apakah kita harus bayar pajak? Ya, mutlak jawabannya, terutama bila kita tidak mau masuk penjara. Tetapi apa yang kita bisa perbuat, bila kita ingin mengawasi penggunaannya? Tidak ada, bukan? Ya itulah, negara adalah perampok seperti kata Murray.. apa kata dunia?
Monday, March 29, 2010
Hanya Ingin Kau Tahu
Tadi iseng aja, aku buka kumpulan musik lawas Indo ku, dan ketemu tembang lawas garapan grup band yang ngetop di taon 2007, Repvblik. Tepatnya single perdana mereka ‘Hanya Ingin Kau Tahu’ yang dirilis di awal taon 2007 dengan album perdana mereka ‘Punya Arti’.
Grup yang dibentuk pada tanggal 24 Maret 2004 dan memilih untuk bermarkas di Bogor ini beranggotakan Ruri (vocals), Hexa (rhythm guitar), Lafi Hariyatulafian (bass), Tyar (keyboard, backing vocals), Chiel (drum) dan Ei (lead guitar). Tapi setauku mereka adalah orang Surabaya.
Konon kabarnya, semua personilnya adalah mantan anggota dari band yang berbeda yang kemudian bergabung lantaran band masing-masing memasuki masa vakuum. Karena mereka yang kala itu masi berstatus mahasiswa ternyata mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, akhirnya mereka memilih Repvblik (bukan Republik) sebagai nama band mereka.
Sayangnya karya mereka hanya sebatas itu, memang mereka sempat merilis album kedua yang isinya sama dengan yang pertama, hanya ditambah dua judul baru ‘Buatku Abadi’ dan ‘Sudah Cukup’, dan album ketiga bertemakan religi ‘Hidupku di Jalanku’. Namun nama mereka kemudian bagaikan tenggelam di telan bumi setelah 2007.
Sayang sih, aku sendiri suka dengan tembang andalan mereka ‘Hanya Ingin Kau Tahu’. Jujur yang kuingat itu intro nya, dimulai dengan Tyar yang memaenkan keyboardnya dengan irama berulang yang terkesan hati-hati dan tenang seakan seperti orang yang sedang berjalan melewati daerah yang tidak dikenal, makin lama makin bervariasi. Dan kemudian disusul oleh gitar, bass dan drum yang dimaenkan dengan tenang, setenang vokalnya.
Memang beda sih bila dicermati. Dari segi kritik, tembang ini jujur terkesan datar, namun permaenan keyboard satu chord yang sederhana itu mungkin yang akan dapat membekas dalam ingatan banyak orang. Dan khususnya bagi orang yang baru patah hati, sepertinya itu adalah suatu melodi yang pas untuk didengar di telinga di saat orang bersedih.
Aku jadi teringat melodi nya ‘Moon River’ yang diciptakan musisi andal Henry Mancini yang juga terdiri atas satu chord. Dan ketika dinyanyikan oleh Audrey Hepburn dalam movie nya ‘Breakfast at Tiffany’ di taon 1961, melodi itu sungguh membekas dalam ingatan. Sayang Henry Mancini telah meninggalkan kita di taon 1994 pada usianya yang ke 70. Aku masi teringat pada theme song garapannya untuk serial taon 80an yang terkenal, ‘Remington Steele’ yang dibintangi oleh Stephanie Zimbalist dan Pierce Brosnan.
Bila dibaca dari arti lirik dari tembang yang menjadi hit nya Repvblik ini, terkesan sekali si pelantun tembang ini sedang patah hati. Walau sebenarnya dia berharap agar dapat menghabiskan akhir hidupnya bersama pujaan hatinya. Namun apa bole dikata, si dia telah pergi meninggalkan kehancuran harapan dan rasa perih.
Seperti pernah aku ulas beberapa waktu lalu, sebagian besar prosentase dari tembang yang pernah ditulis orang itu pasti berkisar tentang cinta dan patah hati. Jadi kita tidak pada tempatnya mengatakan, semua tembang bertemakan patah hati itu ‘lagu cengeng’. Biar bagaimanapun juga itu semua kan karya seni yang indah untuk telinga kita.
Juga harus kita akui, kalo cinta adalah cermin dari kehidupan itu sendiri. Bahkan bole dikata, ‘mencintai dan dicintai’ adalah tujuan dari setiap orang. Di akui atau tidak diakui, manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan (kehadiran) orang laen.
Bagiku sendiri, tembang ini membawa ku kembali ke pertengahan taon 2007, dimana kehidupanku berbeda banget dengan yang sekarang. Karena ditaon 2007 itu perubahan besar sedang terjadi dalam keseharianku.
Sejak aku pulang ke tanah air di akhir taon 2005 itu, aku belon bisa bertemu dengan banyak teman lama. Pada pertengahan taon 2007 itu, aku diberi banyak kesempatan untuk bertemu dengan banyak teman SD, SMP, SMA dan jaman kuliah ku dulu yang berpuncak pada acara reunian. Sungguh suatu masa yang indah.
Di luar itu, tembang nya Repvblik ini mengingatkanku pada seorang gadis yang kini telah berpasangan dan menjauh dariku. Mendengarkan melodi ini, ingin aku bertanya dalam hati padanya ‘gimana kabarmu?’. Namun itu hanya dalam khayalanku saja, karena aku tau, dia sudah bahagia bersama orang laen.
Tembang ini adalah tembang kenangan yang bila kembali ku dengar, seakan-akan tanpa sadar aku di katapult balik ke masa lalu, banyak kenangan, manis dan pait. Namun hidup terus berjalan kan? Seperti lantunan musik yang mengalun tanpa bisa ku hentikan (kecuali aku tekan tombol stop), seakan keluar begitu saja dari loudspeaker tua ku dalam jarak dua meter dari tempatku mengetik ini, merasuki indera pendengaranku dan membuai lamunanku.
Ya udahlah, subuh ini aku sudah terlanjur terbawa irama melankolis nya Repvblik dan tanpa sengaja mulai ikutan bersenandung lirih mengikuti alur iramanya ‘aku hanya ingin kau tahu, besarnya cintaku, tingginya khayalku bersamamu. Tuk lalui waktu yang tersisa kini, di setiap hariku, di sisa akhir nafas hidupku’..
Ku telah miliki
Rasa indahnya perihku
Rasa hancurnya harapku
Kau lepas cintaku
Rasakan abadi
Sekalipun kau mengerti
Sekalipun kau pahami
Ku pikir ku salah mengertimu
Aku hanya ingin kau tahu
Besarnya cintaku
Tingginya khayalku bersamamu
Tuk lalui waktu yang tersisa kini
Di setiap hariku
Di sisa akhir nafas hidupku
ow wooo wo wo wo
Walaupun semua hanya ada dalam mimpiku
Hanya ada dalam anganku
Melewati hidup
Rasakan abadi
Sekalipun kau mengerti
Sekalipun kau pahami
Ku pikir ku salah mengertimu
Aku hanya ingin kau tahu
Besarnya cintaku
Tingginya khayalku bersamamu
Tuk lalui waktu yang tersisa kini
Di setiap hariku
Di sisa akhir nafas hidupku
Grup yang dibentuk pada tanggal 24 Maret 2004 dan memilih untuk bermarkas di Bogor ini beranggotakan Ruri (vocals), Hexa (rhythm guitar), Lafi Hariyatulafian (bass), Tyar (keyboard, backing vocals), Chiel (drum) dan Ei (lead guitar). Tapi setauku mereka adalah orang Surabaya.
Konon kabarnya, semua personilnya adalah mantan anggota dari band yang berbeda yang kemudian bergabung lantaran band masing-masing memasuki masa vakuum. Karena mereka yang kala itu masi berstatus mahasiswa ternyata mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, akhirnya mereka memilih Repvblik (bukan Republik) sebagai nama band mereka.
Sayangnya karya mereka hanya sebatas itu, memang mereka sempat merilis album kedua yang isinya sama dengan yang pertama, hanya ditambah dua judul baru ‘Buatku Abadi’ dan ‘Sudah Cukup’, dan album ketiga bertemakan religi ‘Hidupku di Jalanku’. Namun nama mereka kemudian bagaikan tenggelam di telan bumi setelah 2007.
Sayang sih, aku sendiri suka dengan tembang andalan mereka ‘Hanya Ingin Kau Tahu’. Jujur yang kuingat itu intro nya, dimulai dengan Tyar yang memaenkan keyboardnya dengan irama berulang yang terkesan hati-hati dan tenang seakan seperti orang yang sedang berjalan melewati daerah yang tidak dikenal, makin lama makin bervariasi. Dan kemudian disusul oleh gitar, bass dan drum yang dimaenkan dengan tenang, setenang vokalnya.
Memang beda sih bila dicermati. Dari segi kritik, tembang ini jujur terkesan datar, namun permaenan keyboard satu chord yang sederhana itu mungkin yang akan dapat membekas dalam ingatan banyak orang. Dan khususnya bagi orang yang baru patah hati, sepertinya itu adalah suatu melodi yang pas untuk didengar di telinga di saat orang bersedih.
Aku jadi teringat melodi nya ‘Moon River’ yang diciptakan musisi andal Henry Mancini yang juga terdiri atas satu chord. Dan ketika dinyanyikan oleh Audrey Hepburn dalam movie nya ‘Breakfast at Tiffany’ di taon 1961, melodi itu sungguh membekas dalam ingatan. Sayang Henry Mancini telah meninggalkan kita di taon 1994 pada usianya yang ke 70. Aku masi teringat pada theme song garapannya untuk serial taon 80an yang terkenal, ‘Remington Steele’ yang dibintangi oleh Stephanie Zimbalist dan Pierce Brosnan.
Bila dibaca dari arti lirik dari tembang yang menjadi hit nya Repvblik ini, terkesan sekali si pelantun tembang ini sedang patah hati. Walau sebenarnya dia berharap agar dapat menghabiskan akhir hidupnya bersama pujaan hatinya. Namun apa bole dikata, si dia telah pergi meninggalkan kehancuran harapan dan rasa perih.
Seperti pernah aku ulas beberapa waktu lalu, sebagian besar prosentase dari tembang yang pernah ditulis orang itu pasti berkisar tentang cinta dan patah hati. Jadi kita tidak pada tempatnya mengatakan, semua tembang bertemakan patah hati itu ‘lagu cengeng’. Biar bagaimanapun juga itu semua kan karya seni yang indah untuk telinga kita.
Juga harus kita akui, kalo cinta adalah cermin dari kehidupan itu sendiri. Bahkan bole dikata, ‘mencintai dan dicintai’ adalah tujuan dari setiap orang. Di akui atau tidak diakui, manusia adalah mahkluk sosial yang membutuhkan (kehadiran) orang laen.
Bagiku sendiri, tembang ini membawa ku kembali ke pertengahan taon 2007, dimana kehidupanku berbeda banget dengan yang sekarang. Karena ditaon 2007 itu perubahan besar sedang terjadi dalam keseharianku.
Sejak aku pulang ke tanah air di akhir taon 2005 itu, aku belon bisa bertemu dengan banyak teman lama. Pada pertengahan taon 2007 itu, aku diberi banyak kesempatan untuk bertemu dengan banyak teman SD, SMP, SMA dan jaman kuliah ku dulu yang berpuncak pada acara reunian. Sungguh suatu masa yang indah.
Di luar itu, tembang nya Repvblik ini mengingatkanku pada seorang gadis yang kini telah berpasangan dan menjauh dariku. Mendengarkan melodi ini, ingin aku bertanya dalam hati padanya ‘gimana kabarmu?’. Namun itu hanya dalam khayalanku saja, karena aku tau, dia sudah bahagia bersama orang laen.
Tembang ini adalah tembang kenangan yang bila kembali ku dengar, seakan-akan tanpa sadar aku di katapult balik ke masa lalu, banyak kenangan, manis dan pait. Namun hidup terus berjalan kan? Seperti lantunan musik yang mengalun tanpa bisa ku hentikan (kecuali aku tekan tombol stop), seakan keluar begitu saja dari loudspeaker tua ku dalam jarak dua meter dari tempatku mengetik ini, merasuki indera pendengaranku dan membuai lamunanku.
Ya udahlah, subuh ini aku sudah terlanjur terbawa irama melankolis nya Repvblik dan tanpa sengaja mulai ikutan bersenandung lirih mengikuti alur iramanya ‘aku hanya ingin kau tahu, besarnya cintaku, tingginya khayalku bersamamu. Tuk lalui waktu yang tersisa kini, di setiap hariku, di sisa akhir nafas hidupku’..
Ku telah miliki
Rasa indahnya perihku
Rasa hancurnya harapku
Kau lepas cintaku
Rasakan abadi
Sekalipun kau mengerti
Sekalipun kau pahami
Ku pikir ku salah mengertimu
Aku hanya ingin kau tahu
Besarnya cintaku
Tingginya khayalku bersamamu
Tuk lalui waktu yang tersisa kini
Di setiap hariku
Di sisa akhir nafas hidupku
ow wooo wo wo wo
Walaupun semua hanya ada dalam mimpiku
Hanya ada dalam anganku
Melewati hidup
Rasakan abadi
Sekalipun kau mengerti
Sekalipun kau pahami
Ku pikir ku salah mengertimu
Aku hanya ingin kau tahu
Besarnya cintaku
Tingginya khayalku bersamamu
Tuk lalui waktu yang tersisa kini
Di setiap hariku
Di sisa akhir nafas hidupku
Sunday, March 28, 2010
Hari Lingkungan Hidup (EH, ED dan WED)
Hari sabtu ini orang Indo mengikuti anjuran dari WWF (World Wide Fund for Nature, atau juga dikenal sebagai World Wildlife Fund), yaitu memperingati event Earth Hour (Jam Dunia).
Peringatan yang dilakukan dengan cara memadamkan lampu dan alat-alat elektronik selama satu jam pada hari sabtu terakhir di bulan Maret ini, mulai dirayakan sejak taon 2007 setelah WWF mengajak 2.2 juta penduduk kota Sydney, Australia melalui surat kabar ‘The Sydney Morning Herald’, untuk mematikan lampu di luar gedung atau rumah serta peralatan listrik dan lampu lainnya yang tidak digunakan, mulai pukul 20:30 sampai 21:30 waktu setempat.
Ajakan untuk peduli lingkungan ini tanpa ragu dicontek WWF dari peringatan Nyepi umat Hindu di Bali, yang pernah ku-ulas dalam blog ku dua minggu lalu. Maklumlah, selama perayaan Nyepi, warga Hindu setempat dilarang menggunakan segala peralatan elektronik dan juga beberapa pantangan laennya. Sehingga banyak pihak yang menilai baek adanya, bila gerakan serupa dapat dilakukan oleh lebih banyak orang lagi.
Taon ini, Indonesia merayakan Jam Dunia ini secara nasional untuk pertama kalinya, dengan perkecualian kota Jakarta yang telah menerapkannya taon lalu. Diperkirakan banyak kota besar di republik ini yang ikutan melakukannya. Paling tidak dikotaku dan tepatnya di kampungku, kami mematikan lampu jalanan, sampai ke yang esensial saja. Dan aku yang sudah menyatakan diri sebagai pencinta lingkungan hidup, sudah ikutan mendukung event ini walau harus kepanasan dan berkeringat seperti babie endut.
Event ajakan dari WWF ini adalah suatu simbol kepedulian kita terhadap antisipasi perubahan iklim dan pemanasan global, terutama melalui upaya penghematan energi listrik. Karena listrik sudah menjadi kebutuhan utama bagi bangsa ini dan semua penduduk di dunia modern.
Nah terus, apakah ada upaya laen, selaen upaya peringatan event Earth Hour dari WWF tersebut? Ya tentu saja, sebut saja ada Earth Day dan World Environment Day.
Hari bumi atau lebih dikenal dengan istilah inggrisnya ‘Earth Day’ ini biasanya diperingati menjelang masuknya musim taonan ke musim semi untuk belahan bumi bagian utara. Event taonan ini disebut dalam bahasa inggrisnya sebagai ‘spring equinox’.
Karena pergantian lintasan matahari itu biasa terjadi pada tanggal 21 dan 22 maret setiap taonnya, maka ditentukan perayaan Hari Bumi secara internasional jatuh sebulan kemudian, yaitu pada tanggal 22 April.
Hari Bumi ini awalnya digagas oleh aktivis perdamaian, John McConnell di taon 1969, dan baru benar-benar dilakukan pada taon 1970 dengan partisipasi dari banyak universitas dan diperkirakan diikuti oleh sekitar 20 juta penduduk Amerika. Jadi taon ini, Hari Bumi ini diperingati untuk ulang taonnya yang ke 40.
Peringatan Hari Bumi ini pada akhirnya mirip dengan Hari Lingkungan Hidup (WED World Environment Day) yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Hari Lingkungan Hidup ini ditetapkan berdasarkan keputusan dari United Nations Conference on the Human Environment yang dimulai dari tanggal 5 Juni sampai dengan 16 Juni 1972 di Stockholm. Dan mulai diperingati sejak taon 1973. Dari taon ke taon, ditunjuk satu negara dimana perayaan ini dipusatkan. Untuk taon 2010 ini, Rwanda adalah penyelenggaranya.
Prof. John McCormick, seorang profesor untuk political science pada Indiana University Purdue University Indianapolis (IUPUI) dan terkenal akan aktivitasnya bersama World Wildlife Fund dan International Institute for Environment and Development mengulas gerakan pro lingkungan hidup ini dalam bukunya yang berjudul ‘Reclaiming Paradise – The Global Environment Movement’.
Di dalam buku setebal 278 halaman terbitan oleh Indiana University Press ,1 Juli 1989, itu dia menulis "Stockholm was without doubt the landmark event in the growth of international environmentalism.. It was the first occasion on which the political, social and economic problems of the global environment were discussed at an intergovernmental forum with a view to actually taking corrective action."
Ya baguslah ada pergerakan peduli lingkungan hidup. Paling tidak, bila kita tidak bisa ikutan aktif dalam mengatasi global warming, mungkin kita bisa ikutan event ED, EH atau WED setiap taonnya. Dan malahan lebih baek lagi, bila kita secara umum dapat menghemat listrik, misalkan dengan menggunakan monitor modern yang hemat listrik, mesin mobil./motor yang tidak boros, menggunakan bola lampu hemat listrik dan juga mengurangi pemakaian pendingin udara.
Pada akhirnya bukan hanya kita yang hemat, namun juga duit negara untuk subsidi energi jenis itu dapat dikurangi (dan semoga tidak dikorupsi lagi para oknum kementerian keuangan bagian pajak) dan bumi pun ikutan bernafas lega. Dan semuanya tentunya kita dedikasikan untuk anak cucu kita di kemudian hari.
Peringatan yang dilakukan dengan cara memadamkan lampu dan alat-alat elektronik selama satu jam pada hari sabtu terakhir di bulan Maret ini, mulai dirayakan sejak taon 2007 setelah WWF mengajak 2.2 juta penduduk kota Sydney, Australia melalui surat kabar ‘The Sydney Morning Herald’, untuk mematikan lampu di luar gedung atau rumah serta peralatan listrik dan lampu lainnya yang tidak digunakan, mulai pukul 20:30 sampai 21:30 waktu setempat.
Ajakan untuk peduli lingkungan ini tanpa ragu dicontek WWF dari peringatan Nyepi umat Hindu di Bali, yang pernah ku-ulas dalam blog ku dua minggu lalu. Maklumlah, selama perayaan Nyepi, warga Hindu setempat dilarang menggunakan segala peralatan elektronik dan juga beberapa pantangan laennya. Sehingga banyak pihak yang menilai baek adanya, bila gerakan serupa dapat dilakukan oleh lebih banyak orang lagi.
Taon ini, Indonesia merayakan Jam Dunia ini secara nasional untuk pertama kalinya, dengan perkecualian kota Jakarta yang telah menerapkannya taon lalu. Diperkirakan banyak kota besar di republik ini yang ikutan melakukannya. Paling tidak dikotaku dan tepatnya di kampungku, kami mematikan lampu jalanan, sampai ke yang esensial saja. Dan aku yang sudah menyatakan diri sebagai pencinta lingkungan hidup, sudah ikutan mendukung event ini walau harus kepanasan dan berkeringat seperti babie endut.
Event ajakan dari WWF ini adalah suatu simbol kepedulian kita terhadap antisipasi perubahan iklim dan pemanasan global, terutama melalui upaya penghematan energi listrik. Karena listrik sudah menjadi kebutuhan utama bagi bangsa ini dan semua penduduk di dunia modern.
Nah terus, apakah ada upaya laen, selaen upaya peringatan event Earth Hour dari WWF tersebut? Ya tentu saja, sebut saja ada Earth Day dan World Environment Day.
Hari bumi atau lebih dikenal dengan istilah inggrisnya ‘Earth Day’ ini biasanya diperingati menjelang masuknya musim taonan ke musim semi untuk belahan bumi bagian utara. Event taonan ini disebut dalam bahasa inggrisnya sebagai ‘spring equinox’.
Karena pergantian lintasan matahari itu biasa terjadi pada tanggal 21 dan 22 maret setiap taonnya, maka ditentukan perayaan Hari Bumi secara internasional jatuh sebulan kemudian, yaitu pada tanggal 22 April.
Hari Bumi ini awalnya digagas oleh aktivis perdamaian, John McConnell di taon 1969, dan baru benar-benar dilakukan pada taon 1970 dengan partisipasi dari banyak universitas dan diperkirakan diikuti oleh sekitar 20 juta penduduk Amerika. Jadi taon ini, Hari Bumi ini diperingati untuk ulang taonnya yang ke 40.
Peringatan Hari Bumi ini pada akhirnya mirip dengan Hari Lingkungan Hidup (WED World Environment Day) yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Hari Lingkungan Hidup ini ditetapkan berdasarkan keputusan dari United Nations Conference on the Human Environment yang dimulai dari tanggal 5 Juni sampai dengan 16 Juni 1972 di Stockholm. Dan mulai diperingati sejak taon 1973. Dari taon ke taon, ditunjuk satu negara dimana perayaan ini dipusatkan. Untuk taon 2010 ini, Rwanda adalah penyelenggaranya.
Prof. John McCormick, seorang profesor untuk political science pada Indiana University Purdue University Indianapolis (IUPUI) dan terkenal akan aktivitasnya bersama World Wildlife Fund dan International Institute for Environment and Development mengulas gerakan pro lingkungan hidup ini dalam bukunya yang berjudul ‘Reclaiming Paradise – The Global Environment Movement’.
Di dalam buku setebal 278 halaman terbitan oleh Indiana University Press ,1 Juli 1989, itu dia menulis "Stockholm was without doubt the landmark event in the growth of international environmentalism.. It was the first occasion on which the political, social and economic problems of the global environment were discussed at an intergovernmental forum with a view to actually taking corrective action."
Ya baguslah ada pergerakan peduli lingkungan hidup. Paling tidak, bila kita tidak bisa ikutan aktif dalam mengatasi global warming, mungkin kita bisa ikutan event ED, EH atau WED setiap taonnya. Dan malahan lebih baek lagi, bila kita secara umum dapat menghemat listrik, misalkan dengan menggunakan monitor modern yang hemat listrik, mesin mobil./motor yang tidak boros, menggunakan bola lampu hemat listrik dan juga mengurangi pemakaian pendingin udara.
Pada akhirnya bukan hanya kita yang hemat, namun juga duit negara untuk subsidi energi jenis itu dapat dikurangi (dan semoga tidak dikorupsi lagi para oknum kementerian keuangan bagian pajak) dan bumi pun ikutan bernafas lega. Dan semuanya tentunya kita dedikasikan untuk anak cucu kita di kemudian hari.
Subscribe to:
Posts (Atom)