Woah, panasnya hari ini, padahal baru bulan Maret, tapi kok rasanya sudah seperti di bulan Juni, Juni, Agustus ya? Global warming? Hehehe..
Di jalan tadi sinar matahari terasa terik, panas menyengat. Dalam perjalanan aku mendengarkan tembang enaknya dari The Alan Parsons Project yang berjudul ‘Eye in the Sky’ yang dilantunkan oleh Eric Woolfson, salah satu pendiri nya di samping Alan Parsons sendiri.
Tentunya tembang ‘Eye in the Sky’ ini sendiri sangat berharga, karena ini adalah salah satu tembang unggulan dari The Parsons Project yang berdiri pada taon 1975 yang dilantunkan oleh Eric Woolfson sendiri.
Karena seperti yang kita tau grup musik progressive rock dan pop yang beranggotakan Alan Parsons pada keyboards, produksi, dan bidang teknis, Eric Woolfson pada keyboards dan sebagai produser pelaksana, Andrew Powell pada keyboards dan bertanggung jawab untuk aransemen orkestra, Ian Bairnson sebagai pemetik gitar dan Richard Cottle pada keyboards dan peniup saksofon ini, biasanya memperkerjakan vokalis dari luar band mereka.
Nama-nama yang tercatat pernah memperkuat grup ini antara laen David Paton (Bass), Laurie Cottle (Bass), Stuart Tosh (Drum, Perkusi), Stuart Elliott (Drum, Perkusi), Mel Collins (keyboards), Lenny Zakatek (vokal), John Miles (vokal), Chris Rainbow (vokal), Colin Blunstone (vokal), David Paton (vokal), dan Arthur Brown (vokal).
Ciri khas dari grup ini awal mulanya selalu membuat komposisi dengan intro intro instrumental yang akan semakin memudar untuk masuk ke dalam lagu yang pertama, dengan disisipi bagian instrumental di bagian tengah. Dalam setiap album mereka selalu mereka mengorganisir nya sedemikian rupa, sehingga tembang-tembang pada akhir rekaman tersebut ditutup dengan lagu yang tenang, sedih, atau dahsyat.
Namun sejak taon 1980, rekaman dari The Alan Projects sudah tidak lagi mengikut sertakan bagian instrumental nya, kecuali ‘Eye in the Sky’ yang dirilis pada taon 1981.
Namun rupanya orang tidak lupa pada jaman kejayaan musik instrumental ala Alan Parsons dkk ini, sampai-sampai pada era 1990an, karyanya yang berjudul ‘Sirius’ yang menjadi lagu instrumental di pembukaan project 'Eye in the Sky' ini yang jadi terkenal karena intro ini sering dipergunakan sebagai intro musik dari tim Chicago Bulls pada tahun-tahun kejayaannya itu.
Tapi bagiku, tembang ‘Eye in the Sky’ ini dari satu pihak sempurna dari aturan intro instrumental 'Sirius' dan bahkan lantunan vokal orang Skotlandia Eric Woolfson itu terbilang bagus dan menambah semangat. Dan di pihak laen, lantunan vokal latar maupun pemilihan lirik nya pun juga tergolong apik.
Gebugkan drum nya cocok untuk dinikmati disaat terik panas matahari dan menambah semangat orang yang sedikit dehidrasi di tengah hiruk pikuk nya suara klakson mobil dan motor orang yang tidak mau mengalah dan bersabar, hahaha…
Don't think sorry's easily said
Don't try turning tables instead
You've taken lots of Chances before
But I'm not gonna give anymore
Don't ask me
That's how it goes
Cause part of me knows what you're thinkin'
Don't say words you're gonna regret
Don't let the fire rush to your head
I've heard the accusation before
And I ain't gonna take any more
Believe me
The sun in your Eyes
Made some of the lies worth believing
I am the eye in the sky
Looking at you
I can read your mind
I am the maker of rules
Dealing with fools
I can cheat you blind
And I don't need to see any more
To know that
I can read your mind, I can read your mind
Don't leave false illusions behind
Don't Cry cause I ain't chnaging my mind
So find another fool like before
Cause I ain't gonna live anymore believing
Some of the lies while all of the Signs are deceiving
Saturday, March 6, 2010
Friday, March 5, 2010
Jalan Kenangan
Malam ini saatnya karaokean nich, hehehe, biasalah kalo sedang istirahat, kebanyakan aku juga menyanyi. Asik juga membuat hati bahagia dan dapat memberiku inspirasi bila menulis untuk blog ku.
Kali ini aku pilih lagu-lagu indo jadul, seperti ‘Gereja Tua’ nya Panber, ‘Di Batas Kota Ini’ yang dipopulerkan oleh Tommy J Pisa, tembang bahasa Belanda ‘Nacht Over Java’ yang dilantunkan oleh penyanyi Belanda Wieteke van Dort, ‘Burung Camar’ nya Vina Panduwinata dan tentunya juga ‘Sepanjang Jalan Kenangan’ ciptaan A Riyanto yang dipopulerkan di taon 60an oleh sepupunya sendiri, artis Tetty Kadi yang sekarang aktif menjadi politisi di Senayan.
Enak-enak tembang jadul super duper kuno dari jaman awal era orde baru itu. Tergolong relatif slow, bila dibandingkan dengan tembang yang lagi ngetop di luar negeri pada era waktu yang sama.
Di taon 60an dan 70an di Indo ini bilantika tangga lagu Indo diwarnai oleh tembang santai dan slow dan bahkan ada beberapa tembang yang di-stempel cengeng oleh salah satu pejabat negara waktu itu.
Bandingkan dengan tembang di luar sana, di taon 70an warna musik yang ada itu bercorak rock, maklumlah kan waktu itu era nya The Beatles.
Tembang ‘Sepanjang Jalan Kenangan’ ini terkesan romantis sekali, dalam versi karaoke yang kupunya yang di-aransemen oleh komponis Atauw. Cocok untuk didendangkan di awal bulan di kala di luar rumahku sedang turun hujan rintik-rintik. Didengar sambil menikmati secangkir teh lemon hangat, sungguh membuat diriku bahagia malam ini.
Itung-itung musik pengantar bobo.. dan seperti nya memang sudah waktunya untuk bobo nich, tapi berdendang dulu yach, ‘Sepanjang jalan kenangan, kita slalu bergandeng tangan. Sepanjang jalan kenangan kau peluk diriku mesra. Hujan yang rintik rintik d awal bulan itu. Menambah nikmatnya malam syahdu..’..
Sengaja aku datang ke kotamu
Lama kita tidak bertemu
Ingin diriku mengulang kembali
Berjalan jalan bagai tahun lalu
Sepanjang jalan kenangan
Kita slalu bergandeng tangan
Sepanjang jalan kenangan
Kau peluk diriku mesra
Hujan yang rintik rintik
Di awal bulan itu
Menambah nikmatnya malam syahdu
Walau diriku kini tlah berdua
Dirimupun tiada berbeda
Namun kenangan spanjang jalan itu
Tak mungkin lepas dari ingatanku
Kali ini aku pilih lagu-lagu indo jadul, seperti ‘Gereja Tua’ nya Panber, ‘Di Batas Kota Ini’ yang dipopulerkan oleh Tommy J Pisa, tembang bahasa Belanda ‘Nacht Over Java’ yang dilantunkan oleh penyanyi Belanda Wieteke van Dort, ‘Burung Camar’ nya Vina Panduwinata dan tentunya juga ‘Sepanjang Jalan Kenangan’ ciptaan A Riyanto yang dipopulerkan di taon 60an oleh sepupunya sendiri, artis Tetty Kadi yang sekarang aktif menjadi politisi di Senayan.
Enak-enak tembang jadul super duper kuno dari jaman awal era orde baru itu. Tergolong relatif slow, bila dibandingkan dengan tembang yang lagi ngetop di luar negeri pada era waktu yang sama.
Di taon 60an dan 70an di Indo ini bilantika tangga lagu Indo diwarnai oleh tembang santai dan slow dan bahkan ada beberapa tembang yang di-stempel cengeng oleh salah satu pejabat negara waktu itu.
Bandingkan dengan tembang di luar sana, di taon 70an warna musik yang ada itu bercorak rock, maklumlah kan waktu itu era nya The Beatles.
Tembang ‘Sepanjang Jalan Kenangan’ ini terkesan romantis sekali, dalam versi karaoke yang kupunya yang di-aransemen oleh komponis Atauw. Cocok untuk didendangkan di awal bulan di kala di luar rumahku sedang turun hujan rintik-rintik. Didengar sambil menikmati secangkir teh lemon hangat, sungguh membuat diriku bahagia malam ini.
Itung-itung musik pengantar bobo.. dan seperti nya memang sudah waktunya untuk bobo nich, tapi berdendang dulu yach, ‘Sepanjang jalan kenangan, kita slalu bergandeng tangan. Sepanjang jalan kenangan kau peluk diriku mesra. Hujan yang rintik rintik d awal bulan itu. Menambah nikmatnya malam syahdu..’..
Sengaja aku datang ke kotamu
Lama kita tidak bertemu
Ingin diriku mengulang kembali
Berjalan jalan bagai tahun lalu
Sepanjang jalan kenangan
Kita slalu bergandeng tangan
Sepanjang jalan kenangan
Kau peluk diriku mesra
Hujan yang rintik rintik
Di awal bulan itu
Menambah nikmatnya malam syahdu
Walau diriku kini tlah berdua
Dirimupun tiada berbeda
Namun kenangan spanjang jalan itu
Tak mungkin lepas dari ingatanku
Thursday, March 4, 2010
Demok dan Krasi
Yoi, dalam dua bulan terakhi ini, aku dapat suguhan tayangan di televisi yang lebih bagus dari sinetron bodong seperti yang setiap sore dan malam banyak ditonton orang-orang nganggur sebagai pelepas lelah.
Tentunya kita tau, siaran apa itu, ya kita menyaksikan sinetron dari parlemen kita yang penuh dengan aneka humor dari yang beretika sampai yang terkesan kasar dan kurang ajar. Namun dari semua itu, kuharaplah kalo bangsa ini terutama para wakilnya yang duduk di parlemen telah banyak belajar untuk beretika dan berpolitik dengan benar.
Nah ya, negara tempatku tinggal saat ini kan ngakunya menganut paham yang dicetuskan oleh orang Yunani enam belas abad yang lalu. Namun dalam pelaksanaannya rada-rada gimana gitu.
Kan sebetolnya negara yang menganut sistem pemerintahan demokratis itu harusnya berbentuk parlementaris dan bukan presidensiil. Karena kata ‘demos’ berarti rakyat, dan ‘kratos/cratein’ berarti pemerintahan. Atau bila digabung dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat dan bukan oleh satu orang saja. Namun di negeri ini kendali sepertinya bukan ada di tangan rakyat (legislatif), namun ada di tangan eksekutif nya. Ya, tidak heran bila enam dekade yang lalu keluar istilah ‘demokrasi terpimpin’ karena pengertian demokrasi di negara ini rada berbeda.
Yang terkadang membuat aku jadi heran itu, kok ada ya wakil rakyat kalo berpolitik sampai menimbulkan kesan dia membenci orang tertentu? Aku jadi ingat pendapat mantan kansler nya Jerman yang endut, Helmut Kohl yang selalu mengatakan dia punya lawan politik (politische Gegner) namun dia tak punya musuh (Feinde). Hmm.. mustinya politisi di sini juga banyak belajar tentang hal yang satu itu, jadi tidak terjadi kasus saling membenci yang mungkin suatu hari nanti akan berakhir dengan kelakuan kriminal.
Dalam pengertian demokrasi, mustinya kita kenal adanya suatu partai koalisi pemerintahan dan koalisi oposisi. Karena demokrasi yang baek selalu membutuhkan apa yang disebut dengan ‘checks and balances’ dan itu hanya bisa digaransi dari adanya pihak oposisi yang kuat juga.
Namun hal tersebut juga tidak akan pernah terwujud bila pemerintahan selalu ingin merangkul semua partai yang ada, hanya karena sang pemimpin takut adu argumentasi dengan pihak oposisi dan akhirnya malahan akan dapat (namun tidak harus) menciptakan suatu pemerintahan yang otoriter atau malahan dapat membuat suatu kebijakan yang merugikan rakyat secara keseluruhan. Dan oleh karena itu, aku sendiri selalu akan menggunakan hak konstitusi ku dengan memberikan suaraku untuk partai yang kurasa akan jadi partai oposisi.
Nah ya, pemikiranku simple aja dalam hal ini. Coba bayangkan, bagaimana pemerintah mau menentukan jalan yang benar bila semua orang hanya mem-beo apa yang dikatakan pimpinannya dengan perasaan ketakutan akan dijatuhkan/dikucilkan/ditendang dari lingkup sang pemimpin?
Namun dengan adanya drama parlemen akhir-akhir ini, kurasa negara ini sudah berada di jalur demokrasi yang benar. Karena hak untuk mengemukakan pendapat tanpa takut kan dimiliki semua orang.
Dan akan lebih bagus lagi bila kita sadar bahwa perbedaan pendapat malahan akan memperkaya wawasan kita dan memberikan kontrol yang tepat untuk suatu kebijakan yang akan diambil. Maka kuharap ke depannya tidak ada lagi rasa takut di kebiri yang dipunyai seorang wakil rakyat untuk mengutarakan apa yang ada di hati nurani nya.
Bilamana ditemukan perbedaan pendapat, baek itu di antara partai koalisi maupun di antara semua partai, maka mustinya disiasati dengan keberadaan ‘professional lobbyists’ seperti yang ada di banyak negara yang demokrasi nya sudah berfungsi dengan baek. Dan bukan melibatkan staf tertentu (yang secara de-facto digaji oleh pajak) untuk bergerilya memperjuangkan jalur sang pemimpin seperti yang akhir-akhir ini aku amati.
Namun negara ini belon mengenal keberadaan para pe-lobi yang netral di lingkungan parlemen. Ya kuharap semoga aja akan terwujud bila semua politisi sadar akan pentingnya pe-lobi yang netral yang mungkin bisa lebih memperdekat perbedaaan di antara pandangan-pandangan yang ada dan keberadaan pe-lobi profesional itu bahkan bisa menghemat waktu yang dipunyai oleh para anggota legislatif dalam berkonsultasi.
Lebih menariknya lagi, banyak orang yang berpendapat bahwa ide demokrasi dapat di terapkan dalam semua bidang. Namun sebenarnya demokrasi tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam bidang ekonomi, bila kita mengkaji apa yang ditelaah oleh ahli ekonomi Amerika ‘Milton Friedman’ yang baru meninggal tiga taon silam di usia nya yang ke 94 taon.
Tentunya Milton Friedman ini bukan sembarang orang, karena Profesor dari Chicago School of Economics pada University of Chicago ini adalah penasehat bidang ekonomi dari mantan Presiden Ronald Reagan, dan pemenang ‘Nobel Memoriam Prize in Economics 1976’ yang mendapatkan julukan ‘The most influential economist of the second half of the 20th century…possibly of all of it’ dari Economist Magazine seminggu setelah dia meninggal pada tanggal 16 November 2006.
Banyak kali orang bertanya, apakah dari suatu praktek demokrasi itu suatu kebenaran akan terungkap? Jawabnya dengan tegas dalam hal ini adalah ‘tidak’. Karena menurut paham demokrasi ini siapa yang mendapatkan suara terbanyak akan ‘menang’.
Jadi dalam sistem demokrasi bukan keputusan ‘benar’ atau ‘salah’ yang ada, namun ’menang’ atau ‘kalah’. Yang paling ‘banyak mendapatkan suara’ itulah yang menjadi acuan ’kebenaran’.
Nah sekarang bagaimana kalau yang ‘banyak’ itu adalah sesuatu ‘hal yang buruk’? Pasti suatu negara bisa hancur. Dan itulah konsekuensi dari pemilihan paham demokrasi yang harus kita pikul bila kita ngotot ingin sistem demokrasi.
Demokrasi sangat memungkinkan dibuatnya suatu tindakan yang buruk dengan segala cara untuk mendapatkan kemenangan, karena hanya dinilai dari siapa yang paling banyak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi dapat (namun tidak harus) men-trigger kecurangan dan bahkan tindakan korupsi. Jadi korupsi dan demokrasi ini seperti adek kakak saja.
Bahkan bilamana sistem demokrasi tidak diterapkan dengan benar, seperti yang aku amati dalam sejarah negeri ini, maka bukan hanya kesejahteraan masyarakat saja yang dapat dikorbankan, namun juga hak asasi manusia dapat diinjak-injak. Dan tentunya hal ini sangat menarik bagiku pribadi yang sudah lebih dari satu dekade berjuang untuk ditegakkannya hak asasi manusia bersama salah satu organisasi internasional hak asasi manusia.
Aku jadi teringat mengapa mantan presiden Soekarno tidak pernah setuju kalo negara ini mengambil asas demokrasi dan ingin mengubahnya menjadi sosialis. Karena menurutnya, ‘Demokrasi’ itu berasal dari kata ‘Demok’ dan ‘Krasi’ yang berarti " Sing gede di mok-mok, sing cilik di krasi " atau "yang besar di pegang-pegang yang kecil diinjak-injak". Jadi ‘Demokrasi’ menurut Soekarno itu tidak mementingkan rakyat secara keseluruhan, tetapi hanya rakyat yang besar saja yang diperhatikan, oleh karena itu Soekarno tidak setuju.
Sambil menulis ini aku mendengarkan lantunan vokal dari Virgiawan Listanto (atau lebih dikenal dengan nama panggung ‘Iwan Fals’) yang terkenal sebagai penyanyi yang idealis dan bahkan pernah diperiksa oleh ‘yang berwajib’ karena diduga mengkritik pemerintah dua dekade silam.
Bila orang dengar nama ‘Iwan Fals’, mungkin orang akan langsung teringat pada balada ‘Mata Indah Bola Pingpong’ atau pada tembang ‘Kemesraan’ yang diciptakan oleh Franky dan Johny Sahilatua pada taon 1988 dan dilantunkan Iwan Fals bersama bersama 7 artis dari Musica Studio: Betharia Sonata, Rafika Duri, Chrisye, Itang Yunasz, Etrie Jayanthie, Jamal Mirdad , dan Nani Sugianto.
Namun sebetolnya gaya bermusik Iwan Fals itu dulunya beraliran keras, garang dan liar. Dan hanya melunak dari syair nya setelah anaknya ‘Galang Rambu Anarki’ meninggal secara mendadak pada taon 1997 di usianya yang ke 18 taon. Maka tidak heran bila tembang ‘Kemesraan’ itu bukan ciptaannya.
Bahkan setelah ditinggal pergi oleh putra pertamanya itu, Iwan Fals ini berubah dalam penampilannya. Kini dia berpenampilan rapi dan bersahaja, tanpa jenggot dan rambutnya dipangkas rapi. Sungguh berbeda dengan Iwan yang dulu, yang berkaos oblong atau malahan tanpa baju bila manggung, jenggot dan rambut yang tak terawat dan berkumis tebal.
Ada beberapa tembang nya yang menarik yang sedang kudengar sewaktu mengetik tulisan ini, yaitu Surat Untuk Wakil Rakyat (1987), Bongkar (1989) dan Manusia Setengah Dewa (2004).
Namun karena akibat ricuh di parlemen akhir-akhir ini selalu diberi latar belakang musik ‘Surat Untuk Wakil Rakyat’ maka aku lampirkan saja lirik dari tembang ini yang terasa mengena sebagai sindirian untuk praktek demokrasi yang ada di negeri ini. Heran aja, kok tembang yang diterbitkan dalam satu album dengan tembang ‘Mata Indah Bola Pingpong’ ini dulunya tidak di sensor oleh ‘yang berwajib’, hehehe..
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari sabang sampai merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he'eh, juara ha ha ha......
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"
Tentunya kita tau, siaran apa itu, ya kita menyaksikan sinetron dari parlemen kita yang penuh dengan aneka humor dari yang beretika sampai yang terkesan kasar dan kurang ajar. Namun dari semua itu, kuharaplah kalo bangsa ini terutama para wakilnya yang duduk di parlemen telah banyak belajar untuk beretika dan berpolitik dengan benar.
Nah ya, negara tempatku tinggal saat ini kan ngakunya menganut paham yang dicetuskan oleh orang Yunani enam belas abad yang lalu. Namun dalam pelaksanaannya rada-rada gimana gitu.
Kan sebetolnya negara yang menganut sistem pemerintahan demokratis itu harusnya berbentuk parlementaris dan bukan presidensiil. Karena kata ‘demos’ berarti rakyat, dan ‘kratos/cratein’ berarti pemerintahan. Atau bila digabung dapat diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat dan bukan oleh satu orang saja. Namun di negeri ini kendali sepertinya bukan ada di tangan rakyat (legislatif), namun ada di tangan eksekutif nya. Ya, tidak heran bila enam dekade yang lalu keluar istilah ‘demokrasi terpimpin’ karena pengertian demokrasi di negara ini rada berbeda.
Yang terkadang membuat aku jadi heran itu, kok ada ya wakil rakyat kalo berpolitik sampai menimbulkan kesan dia membenci orang tertentu? Aku jadi ingat pendapat mantan kansler nya Jerman yang endut, Helmut Kohl yang selalu mengatakan dia punya lawan politik (politische Gegner) namun dia tak punya musuh (Feinde). Hmm.. mustinya politisi di sini juga banyak belajar tentang hal yang satu itu, jadi tidak terjadi kasus saling membenci yang mungkin suatu hari nanti akan berakhir dengan kelakuan kriminal.
Dalam pengertian demokrasi, mustinya kita kenal adanya suatu partai koalisi pemerintahan dan koalisi oposisi. Karena demokrasi yang baek selalu membutuhkan apa yang disebut dengan ‘checks and balances’ dan itu hanya bisa digaransi dari adanya pihak oposisi yang kuat juga.
Namun hal tersebut juga tidak akan pernah terwujud bila pemerintahan selalu ingin merangkul semua partai yang ada, hanya karena sang pemimpin takut adu argumentasi dengan pihak oposisi dan akhirnya malahan akan dapat (namun tidak harus) menciptakan suatu pemerintahan yang otoriter atau malahan dapat membuat suatu kebijakan yang merugikan rakyat secara keseluruhan. Dan oleh karena itu, aku sendiri selalu akan menggunakan hak konstitusi ku dengan memberikan suaraku untuk partai yang kurasa akan jadi partai oposisi.
Nah ya, pemikiranku simple aja dalam hal ini. Coba bayangkan, bagaimana pemerintah mau menentukan jalan yang benar bila semua orang hanya mem-beo apa yang dikatakan pimpinannya dengan perasaan ketakutan akan dijatuhkan/dikucilkan/ditendang dari lingkup sang pemimpin?
Namun dengan adanya drama parlemen akhir-akhir ini, kurasa negara ini sudah berada di jalur demokrasi yang benar. Karena hak untuk mengemukakan pendapat tanpa takut kan dimiliki semua orang.
Dan akan lebih bagus lagi bila kita sadar bahwa perbedaan pendapat malahan akan memperkaya wawasan kita dan memberikan kontrol yang tepat untuk suatu kebijakan yang akan diambil. Maka kuharap ke depannya tidak ada lagi rasa takut di kebiri yang dipunyai seorang wakil rakyat untuk mengutarakan apa yang ada di hati nurani nya.
Bilamana ditemukan perbedaan pendapat, baek itu di antara partai koalisi maupun di antara semua partai, maka mustinya disiasati dengan keberadaan ‘professional lobbyists’ seperti yang ada di banyak negara yang demokrasi nya sudah berfungsi dengan baek. Dan bukan melibatkan staf tertentu (yang secara de-facto digaji oleh pajak) untuk bergerilya memperjuangkan jalur sang pemimpin seperti yang akhir-akhir ini aku amati.
Namun negara ini belon mengenal keberadaan para pe-lobi yang netral di lingkungan parlemen. Ya kuharap semoga aja akan terwujud bila semua politisi sadar akan pentingnya pe-lobi yang netral yang mungkin bisa lebih memperdekat perbedaaan di antara pandangan-pandangan yang ada dan keberadaan pe-lobi profesional itu bahkan bisa menghemat waktu yang dipunyai oleh para anggota legislatif dalam berkonsultasi.
Lebih menariknya lagi, banyak orang yang berpendapat bahwa ide demokrasi dapat di terapkan dalam semua bidang. Namun sebenarnya demokrasi tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam bidang ekonomi, bila kita mengkaji apa yang ditelaah oleh ahli ekonomi Amerika ‘Milton Friedman’ yang baru meninggal tiga taon silam di usia nya yang ke 94 taon.
Tentunya Milton Friedman ini bukan sembarang orang, karena Profesor dari Chicago School of Economics pada University of Chicago ini adalah penasehat bidang ekonomi dari mantan Presiden Ronald Reagan, dan pemenang ‘Nobel Memoriam Prize in Economics 1976’ yang mendapatkan julukan ‘The most influential economist of the second half of the 20th century…possibly of all of it’ dari Economist Magazine seminggu setelah dia meninggal pada tanggal 16 November 2006.
Banyak kali orang bertanya, apakah dari suatu praktek demokrasi itu suatu kebenaran akan terungkap? Jawabnya dengan tegas dalam hal ini adalah ‘tidak’. Karena menurut paham demokrasi ini siapa yang mendapatkan suara terbanyak akan ‘menang’.
Jadi dalam sistem demokrasi bukan keputusan ‘benar’ atau ‘salah’ yang ada, namun ’menang’ atau ‘kalah’. Yang paling ‘banyak mendapatkan suara’ itulah yang menjadi acuan ’kebenaran’.
Nah sekarang bagaimana kalau yang ‘banyak’ itu adalah sesuatu ‘hal yang buruk’? Pasti suatu negara bisa hancur. Dan itulah konsekuensi dari pemilihan paham demokrasi yang harus kita pikul bila kita ngotot ingin sistem demokrasi.
Demokrasi sangat memungkinkan dibuatnya suatu tindakan yang buruk dengan segala cara untuk mendapatkan kemenangan, karena hanya dinilai dari siapa yang paling banyak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem demokrasi dapat (namun tidak harus) men-trigger kecurangan dan bahkan tindakan korupsi. Jadi korupsi dan demokrasi ini seperti adek kakak saja.
Bahkan bilamana sistem demokrasi tidak diterapkan dengan benar, seperti yang aku amati dalam sejarah negeri ini, maka bukan hanya kesejahteraan masyarakat saja yang dapat dikorbankan, namun juga hak asasi manusia dapat diinjak-injak. Dan tentunya hal ini sangat menarik bagiku pribadi yang sudah lebih dari satu dekade berjuang untuk ditegakkannya hak asasi manusia bersama salah satu organisasi internasional hak asasi manusia.
Aku jadi teringat mengapa mantan presiden Soekarno tidak pernah setuju kalo negara ini mengambil asas demokrasi dan ingin mengubahnya menjadi sosialis. Karena menurutnya, ‘Demokrasi’ itu berasal dari kata ‘Demok’ dan ‘Krasi’ yang berarti " Sing gede di mok-mok, sing cilik di krasi " atau "yang besar di pegang-pegang yang kecil diinjak-injak". Jadi ‘Demokrasi’ menurut Soekarno itu tidak mementingkan rakyat secara keseluruhan, tetapi hanya rakyat yang besar saja yang diperhatikan, oleh karena itu Soekarno tidak setuju.
Sambil menulis ini aku mendengarkan lantunan vokal dari Virgiawan Listanto (atau lebih dikenal dengan nama panggung ‘Iwan Fals’) yang terkenal sebagai penyanyi yang idealis dan bahkan pernah diperiksa oleh ‘yang berwajib’ karena diduga mengkritik pemerintah dua dekade silam.
Bila orang dengar nama ‘Iwan Fals’, mungkin orang akan langsung teringat pada balada ‘Mata Indah Bola Pingpong’ atau pada tembang ‘Kemesraan’ yang diciptakan oleh Franky dan Johny Sahilatua pada taon 1988 dan dilantunkan Iwan Fals bersama bersama 7 artis dari Musica Studio: Betharia Sonata, Rafika Duri, Chrisye, Itang Yunasz, Etrie Jayanthie, Jamal Mirdad , dan Nani Sugianto.
Namun sebetolnya gaya bermusik Iwan Fals itu dulunya beraliran keras, garang dan liar. Dan hanya melunak dari syair nya setelah anaknya ‘Galang Rambu Anarki’ meninggal secara mendadak pada taon 1997 di usianya yang ke 18 taon. Maka tidak heran bila tembang ‘Kemesraan’ itu bukan ciptaannya.
Bahkan setelah ditinggal pergi oleh putra pertamanya itu, Iwan Fals ini berubah dalam penampilannya. Kini dia berpenampilan rapi dan bersahaja, tanpa jenggot dan rambutnya dipangkas rapi. Sungguh berbeda dengan Iwan yang dulu, yang berkaos oblong atau malahan tanpa baju bila manggung, jenggot dan rambut yang tak terawat dan berkumis tebal.
Ada beberapa tembang nya yang menarik yang sedang kudengar sewaktu mengetik tulisan ini, yaitu Surat Untuk Wakil Rakyat (1987), Bongkar (1989) dan Manusia Setengah Dewa (2004).
Namun karena akibat ricuh di parlemen akhir-akhir ini selalu diberi latar belakang musik ‘Surat Untuk Wakil Rakyat’ maka aku lampirkan saja lirik dari tembang ini yang terasa mengena sebagai sindirian untuk praktek demokrasi yang ada di negeri ini. Heran aja, kok tembang yang diterbitkan dalam satu album dengan tembang ‘Mata Indah Bola Pingpong’ ini dulunya tidak di sensor oleh ‘yang berwajib’, hehehe..
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman teman dekat
Apalagi sanak famili
Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari sabang sampai merauke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam, juara he'eh, juara ha ha ha......
Untukmu yang duduk sambil diskusi
Untukmu yang biasa bersafari
Di sana, di gedung DPR
Wakil rakyat seharusnya merakyat
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara
Hanya tahu nyanyian lagu "setuju......"
Wednesday, March 3, 2010
Melihat Bintang
Seperti setiap malam, aku selalu menyempatkan diri untuk keluar rumah dan berdoa. Terkadang aku memandang langit yang berawan, namun tak jarang juga aku melihat bulan atau konstelasi bintang.
Seperti kemaren malam aku keluar rumah dan melihat ada ‘halo’ di sekitar bulan. Tentunya bukan halo sebagai ucapan 'hai' seperti yang layaknya orang saling menyapa. Namun yang kumaksud itu halo sebagai fenomena optis yang juga dikenal dengan nama laen ‘nimbus’ atau ‘icebow’.
Yang kumaksud kulihat kemaren malam adalah ‘circular halo.’, karena bentuknya benar-benar bundar sempurna. Halo ini sebenarnya dibentuk oleh adanya kristal es atau uap air di lapisan udara troposfer sekitar lima sampai sepuluh kilometer dari atas permukaan laut. Sinar bulan atau matahari yang berhasil menembus awan tipis nantinya akan terpantul oleh kristal es ini dan menimbulkan efek dispersi (pembiasan).
Tergantung dari sudut pantul ke kumpulan kristal es atau uap air di troposfer ini, halo akan mempunyai beberapa warna pendar di mahkotanya (lebih dikenal dengan sebutan corona). Misalkan bila yang kita lihat di lapisan dalam dari corona ini berwarna kemerahan dan diluarnya berwarna kebiruan, maka sudut pantul nya adalah 22 derajat.
Namun karena langit rada mendung semalam, maka halo yang kualami hanya halo dari bulan purnama biasa yang sulit kukenal dispersi warna corona nya dengan mata telanjang.
Keberadaan halo sendiri biasanya dihubungkan dengan fenomena meteorologi dan untuk ramalan cuaca. Karena aku tinggal di daerah tropis, maka sangat mungkin halo tersebut dibentuk karena adanya uap air diudara, pertanda akan datang nya hujan.
Demikian pula tidaklah mengherankan, bila badan meteorologi klimatologi dan geofisika hati ini memberikan peringatan akan datangnya cuaca buruk untuk tiga hari ke depan di daerah dimana aku tinggal.
Nah malam ini aku kembali keluar setelah hujan gerimis selesai, untuk mengucap syukur seperti setiap harinya. Maklumlah orang yang selalu bersyukur adalah orang yang berbahagia. Dan setiap orang ingin bahagia.
Konstelasi rasi bintang yang kulihat tentunya Pisces (baca: paises) atau lebih tepatnya Pisces Austrinus karena aku kebetulan berada di belahan bumi selatan. Pisces ini adalah rasi bintang berbentuk ikan yang nampak di langit antara tanggal 20 Februari sampai dengan 20 Maret dan dinamai oleh Claudius Ptolemaeus, seorang ahli geografi, astronomi dan astrologi dari Yunani yang meninggal pada taon 168 pada usianya yang ke 78 taon.
Indah sekali terlihat gemerlip cahaya bintang yang berusaha menembus atmosfer bumi yang mengandung bermacam debu. Terkadang memandang bintang begitu mengingatkan aku akan keberadaanku yang sendiri di universum ini. Ya aku sendiri saat ini, hanya bisa menceritakan isi hatiku pada computer dan nanti malam akan kuterbitkan ke blog ku dan siapa saja bisa ikutan membacanya.
Dan malam ini aku kembali teringat pada movie Sleepless in Seattle yang kemaren kuulas itu, di dalamnya kan ada tembang nya Nat King Cole yang berjudul Stardust. Masi terngiang di telingaku lantunan jazz yang apik dari Nat King Cole yang menghembuskan nafas terakhirnya lima taon sebelon aku dilahirkan tersebut.
Sayang penyanyi jazz legendaris ini meninggal karena kanker paru-paru yang sangat mungkin disebabkan oleh kegemarannya menghisap rokok menthol bermerek Kool yang konon kabarnya menggaransi membuat nada suaranya tetap rendah dalam setiap penampilannya.
Keinginanku untuk menyenandungkan melodi Stardust itu, akhirnya membuatku mencari tembang itu dari kumpulan musikku dan mulai bersenandung lirih seirama dengan lantunan penyanyi aslinya.
Indah, indah sekali hidup ini. Aku bersyukur mempunyai ingatan yang bagus dan masi bisa bersenandung malam ini, untuk menghibur diriku dari kenyataan bahwa malam ini aku sendiri.
And now the purple dusk of twilight time
Steals across the meadows of my heart
High up in the sky the little stars climb
Always reminding me that we're apart
You wander down the lane and far away
Leaving me a song that will not die
Love is now the stardust of yesterday
The music of the years gone by
Sometimes I wonder why I spend
The lonely night dreaming of a song
The melody haunts my reverie
And I am once again with you
When our love was new
And each kiss an inspiration
But that was long ago
Now my consolation
Is in the stardust of a song
Beside a garden wall
When stars are bright
You are in my arms
The nightingale tells his fairy tale
of paradise where roses grew
Though I dream in vain
In my heart it will remain
My stardust melody
The memory of love's refrain
Seperti kemaren malam aku keluar rumah dan melihat ada ‘halo’ di sekitar bulan. Tentunya bukan halo sebagai ucapan 'hai' seperti yang layaknya orang saling menyapa. Namun yang kumaksud itu halo sebagai fenomena optis yang juga dikenal dengan nama laen ‘nimbus’ atau ‘icebow’.
Yang kumaksud kulihat kemaren malam adalah ‘circular halo.’, karena bentuknya benar-benar bundar sempurna. Halo ini sebenarnya dibentuk oleh adanya kristal es atau uap air di lapisan udara troposfer sekitar lima sampai sepuluh kilometer dari atas permukaan laut. Sinar bulan atau matahari yang berhasil menembus awan tipis nantinya akan terpantul oleh kristal es ini dan menimbulkan efek dispersi (pembiasan).
Tergantung dari sudut pantul ke kumpulan kristal es atau uap air di troposfer ini, halo akan mempunyai beberapa warna pendar di mahkotanya (lebih dikenal dengan sebutan corona). Misalkan bila yang kita lihat di lapisan dalam dari corona ini berwarna kemerahan dan diluarnya berwarna kebiruan, maka sudut pantul nya adalah 22 derajat.
Namun karena langit rada mendung semalam, maka halo yang kualami hanya halo dari bulan purnama biasa yang sulit kukenal dispersi warna corona nya dengan mata telanjang.
Keberadaan halo sendiri biasanya dihubungkan dengan fenomena meteorologi dan untuk ramalan cuaca. Karena aku tinggal di daerah tropis, maka sangat mungkin halo tersebut dibentuk karena adanya uap air diudara, pertanda akan datang nya hujan.
Demikian pula tidaklah mengherankan, bila badan meteorologi klimatologi dan geofisika hati ini memberikan peringatan akan datangnya cuaca buruk untuk tiga hari ke depan di daerah dimana aku tinggal.
Nah malam ini aku kembali keluar setelah hujan gerimis selesai, untuk mengucap syukur seperti setiap harinya. Maklumlah orang yang selalu bersyukur adalah orang yang berbahagia. Dan setiap orang ingin bahagia.
Konstelasi rasi bintang yang kulihat tentunya Pisces (baca: paises) atau lebih tepatnya Pisces Austrinus karena aku kebetulan berada di belahan bumi selatan. Pisces ini adalah rasi bintang berbentuk ikan yang nampak di langit antara tanggal 20 Februari sampai dengan 20 Maret dan dinamai oleh Claudius Ptolemaeus, seorang ahli geografi, astronomi dan astrologi dari Yunani yang meninggal pada taon 168 pada usianya yang ke 78 taon.
Indah sekali terlihat gemerlip cahaya bintang yang berusaha menembus atmosfer bumi yang mengandung bermacam debu. Terkadang memandang bintang begitu mengingatkan aku akan keberadaanku yang sendiri di universum ini. Ya aku sendiri saat ini, hanya bisa menceritakan isi hatiku pada computer dan nanti malam akan kuterbitkan ke blog ku dan siapa saja bisa ikutan membacanya.
Dan malam ini aku kembali teringat pada movie Sleepless in Seattle yang kemaren kuulas itu, di dalamnya kan ada tembang nya Nat King Cole yang berjudul Stardust. Masi terngiang di telingaku lantunan jazz yang apik dari Nat King Cole yang menghembuskan nafas terakhirnya lima taon sebelon aku dilahirkan tersebut.
Sayang penyanyi jazz legendaris ini meninggal karena kanker paru-paru yang sangat mungkin disebabkan oleh kegemarannya menghisap rokok menthol bermerek Kool yang konon kabarnya menggaransi membuat nada suaranya tetap rendah dalam setiap penampilannya.
Keinginanku untuk menyenandungkan melodi Stardust itu, akhirnya membuatku mencari tembang itu dari kumpulan musikku dan mulai bersenandung lirih seirama dengan lantunan penyanyi aslinya.
Indah, indah sekali hidup ini. Aku bersyukur mempunyai ingatan yang bagus dan masi bisa bersenandung malam ini, untuk menghibur diriku dari kenyataan bahwa malam ini aku sendiri.
And now the purple dusk of twilight time
Steals across the meadows of my heart
High up in the sky the little stars climb
Always reminding me that we're apart
You wander down the lane and far away
Leaving me a song that will not die
Love is now the stardust of yesterday
The music of the years gone by
Sometimes I wonder why I spend
The lonely night dreaming of a song
The melody haunts my reverie
And I am once again with you
When our love was new
And each kiss an inspiration
But that was long ago
Now my consolation
Is in the stardust of a song
Beside a garden wall
When stars are bright
You are in my arms
The nightingale tells his fairy tale
of paradise where roses grew
Though I dream in vain
In my heart it will remain
My stardust melody
The memory of love's refrain
Tuesday, March 2, 2010
Kembali ke Pelanaku
Cukup udah berlibur di daerah tropis nya, kini saat nya untuk mulai bekerja kembali. Wah jadi teringat pada movie Sleepless in Seattle nich, yaitu movie taon 1993 yang disutradarai oleh Nora Ephron yang terinspirasi oleh movie ‘An Affair to Remember’ garapan Leo McCarey dari taon 1957, dimana Cary Grant (sebagai Nikkie Ferante) dan Deborah Kerr (sebagai Terry McKay) gagal berjumpa karena Terry ditubruk mobil dalam perjalanannya ke tempat pertemuan di atas Empire State Building.
Nah movie nya Nora Ephron ini menggambarkan Sam Balwin (yang diperankan oleh Tom Hanks) menjadi sedih dan bahkan pindah ke Seattle karena ditinggal mati oleh istrinya Maggie Baldwin (diperankan oleh Carrie Lowell). Namun setelah dinasehati oleh teman-temannya, akhirnya Sam berusaha bangkit kembali dan melanjutkan hidupnya.
Nah scene dimana dia mulai sadar bahwa sudah cukup baginya untuk bersedih dan kembali mencari pasangan hidup yang baru itu diawali dengan lagu oldies country ‘Back In The Saddle Again’ dari taon 1939 yang dilantunkan oleh Gene Autry yang meninggal lima taon setelah film Sleepless in Seattle ini ditayangkan pada usia ke 91 taon.
Lagu ini memang membangkitkan semangat baru, juga semangatku, okelah yang berlalu biarlah berlalu, semua bole punya masa lalu, yang penting malam ini aku menikmati karaokean dulu dengan lagunya Gene Autry ini. Hari esok adalah milikku.
I`m back in the saddle again
Out where a friend is a friend
Where the longhorn cattle feed
On the lowly gypsum weed
I'm back in the saddle again
Ridin` the range once more
Totin` my old .44
Where you sleep out every night
And the only law is right
Back in the saddle again
Whoopi-ty-aye-oh
Rockin` to and fro
Back in the saddle again
Whoopi-ty-aye-yay
I go my way
Back in the saddle again
Nah movie nya Nora Ephron ini menggambarkan Sam Balwin (yang diperankan oleh Tom Hanks) menjadi sedih dan bahkan pindah ke Seattle karena ditinggal mati oleh istrinya Maggie Baldwin (diperankan oleh Carrie Lowell). Namun setelah dinasehati oleh teman-temannya, akhirnya Sam berusaha bangkit kembali dan melanjutkan hidupnya.
Nah scene dimana dia mulai sadar bahwa sudah cukup baginya untuk bersedih dan kembali mencari pasangan hidup yang baru itu diawali dengan lagu oldies country ‘Back In The Saddle Again’ dari taon 1939 yang dilantunkan oleh Gene Autry yang meninggal lima taon setelah film Sleepless in Seattle ini ditayangkan pada usia ke 91 taon.
Lagu ini memang membangkitkan semangat baru, juga semangatku, okelah yang berlalu biarlah berlalu, semua bole punya masa lalu, yang penting malam ini aku menikmati karaokean dulu dengan lagunya Gene Autry ini. Hari esok adalah milikku.
I`m back in the saddle again
Out where a friend is a friend
Where the longhorn cattle feed
On the lowly gypsum weed
I'm back in the saddle again
Ridin` the range once more
Totin` my old .44
Where you sleep out every night
And the only law is right
Back in the saddle again
Whoopi-ty-aye-oh
Rockin` to and fro
Back in the saddle again
Whoopi-ty-aye-yay
I go my way
Back in the saddle again
Monday, March 1, 2010
Berlibur Ke Daerah Tropis
Wah jadi kangen dengan lagu lawasnya Gerard Joling nih, itu lho penyanyi Belanda yang sudah berusia setengah abad yang dulunya ngetop dengan tembang romantis-romantis nya seperti Ticket to the Tropics, Love is in Your Eyes dan No More Boleros. Yahut punya deh tembang produksi pertengahan taon 80an.
Maklumlah bila hatiku sedang melow belou, maka aku bongkar-bongkar lagi lagu-lagu lawas yang pas di hati. Dan ini salah satunya, Ticket To The Tropics, dimana dikisahkan seorang lelaki yang hatinya terluka dan ingin pergi sejenak menjauh ke daerah tropis untuk menyembuhkan lukanya.
Apa sih yang dicari semasa hidup ini? Kebahagiaan kan? Lagian orang hidup tidak lama-lama amat kok. Nah mau apa lagi? Jadi teringat nih sama salah satu petuah dari seorang pemuka agama Buddha yang mengatakan, bahwa bila kita mempunyai suatu tekad atau resolusi, maka kita jangan hanya hepi-hepi saja.
Karena tidak cukup ada resolusi saja yang kita punyai, namun harus ada strategi dan tentunya harus ada realisasinya. Seperti yang kita ketahui dari peribahasa bahasa china, perjalanan yang panjang pasti akan dimulai dengan satu langkah awal.
Bila hanya ada resolusi yang tidak dilengkapi oleh strategi dan realisasi, maka yang ada hanyalah angan-angan. Apabila resolusi hanya dilengkapi dengan strategi tanpa realisasi, maka hasilnya adalah daftar impian.
Bila kita ingin mendapatkan hasilnya, maka realisasi dari daftar impian kita itu sangat penting. Jadi intinya ketiga faktor ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga hasil dapat dicapai pada akhirnya.
Pemikiran seperti ini adalah suatu kesempatan yang bagus untuk mendapatkan semangat baru, yang bisa berimbas pada keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan. Bukannya kita semua mencari kebahagiaan?
Karena sifat manusia yang hanya ingin bahagia itu, maka dia cenderung ingin mengenang atau mengulang kejadian yang indah-indah dan melupakan yang menyedihkan.
Sekarang gimana caranya mencari kebahagiaan? Mudah saja, bila kita coba menunjukkan dengan jari kita ke seseorang yang kita anggap sukses, maka tanpa sadar kita menunjukkan jari-jari yang laen ke arah kita sendiri. Dengan kata laen, kita mencari kebahagiaan tak perlu jauh-jauh, cukup dalam diri kita sendiri. Semuanya sudah terdapat disana, bila kita mau mensyukuri keadaan kita, maka kita akan bahagia, simple kan?
Ya udahlah, sejauh-jauhnya kodok bisa melompat, ada kalanya dia kecebur ke dalam kolam juga, bukankah hal itu yang kita pelajari dahulu? Bila kita ingin lari dari kenyataan, toh akhirnya percuma juga menurut pandangan yang tadi itu. Jadi sebetolnya untuk apa ya kita pergi jauh-jauh bila akhirnya kita balik juga?
Kurasa kita akan bahagia bila kita mau membuka mata untuk menyadari bahwa telah begitu banyak yang kita miliki saat ini. Paling tidak setiap malam selalu kuusahakan untuk keluar rumah dan berdoa mengucap syukur atas segala yang ku punya dan ku dapat, sehingga aku bisa pergi tidur dengan penuh pengharapan akan indahnya hari esok.
Sebaliknya kita tak akan merasa bahagia bila kita tak mau membuka hati dan bersyukur atau bahkan malah berusaha meraih sesuatu yang tidak dapat diraih, jadi seperti memaksakan diri untuk mendapatkan segala yang diinginkan.
Dalam banyak kasus, kita jadi buta karena keegoisan kita sendiri, hanya memikirkan diri sendiri dan bersikap serakah. Namun sikap seperti itu tanpa kita sadari, malahan membuat kita tak bahagia, karena pasti kita selalu berusaha membandingkan apa yang kita punyai dan apa yang dipunyai orang laen.
Bila kita mempunyai pegangan atau kepercayaan, maka baeklah adanya, karena bila kita percaya kalo semua yang kita peroleh dalam hidup ini adalah yang terbaek untuk kita, sesuai usaha kita, maka kita tak lagi perlu berkeras hati. Di saat yang tepat, pasti apa yang kita idam-idamkan pasti datang, walaupun mungkin tidak hari ini, kan masih ada esok hari.
Ya udah, aku berkayal dulu, membayangkan pergi ke suatu pulau yang cantik di daerah tropis. Dari bawah lindungan topiku aku mengagumi pulau di depanku yang pantainya penuh dihiasi dengan pohon nyiur yang sedang terlihat melambai ceria menyambut kedatanganku dari kejauhan.
Dan saat ini aku sedang duduk santai menghirup kopi krim hangat ku sambil mengangkat kedua kakiku ke atas kulkas mini, di atas sebuah kapal yacht kecil. Terasa ayunan tenang dari ombak yang tak pernah diam itu. Kurasakan hangatnya sinar mentari pagi yang menyengat lembut kulitku tuk mengingatkanku kalo aku masi hidup dan mataku menangkap kerlipan pantulan dari sinar matahari di permukaan air.
Bau air laut sungguh terasa menyejukkan mengingatkanku kalo indera penciumanku masi berfungsi dengan baek dan kudengar burung camar berceloteh ria mengingatkanku kalo indera pendengaranku pun masi sempurna.
Sementara deruh ombak yang memecah pantai terdengar di kejauhan bagaikan nyanyian alam yang menghibur luka hatiku, aku bersiul dan bersenandung seirama lantunan musik dari Gerard Joling yang keluar dari alat pemutar musik stereoku yang tergeletak di dek yacht mini ini.
Here I'm sitting
And it's getting cold.
The morning rain against my window, babe
While the weather looks all cold and gray.
In my mind I drift away
While I'm on my way to tropic island.
You always said I was a dreamer.
You were right
I got to buy me a ticket to the tropics
Get alone and leave this place behind me.
I got to buy me a ticket to the tropics
And prove to myself
That I can live without your love
Here I'm sitting in a beautiful place.
sun is shining on my face again.
think about the way it had to end.
Now I'm sitting here along
And it's not the way we were together
I want you to know I am going to miss you,
miss you bad.
Maklumlah bila hatiku sedang melow belou, maka aku bongkar-bongkar lagi lagu-lagu lawas yang pas di hati. Dan ini salah satunya, Ticket To The Tropics, dimana dikisahkan seorang lelaki yang hatinya terluka dan ingin pergi sejenak menjauh ke daerah tropis untuk menyembuhkan lukanya.
Apa sih yang dicari semasa hidup ini? Kebahagiaan kan? Lagian orang hidup tidak lama-lama amat kok. Nah mau apa lagi? Jadi teringat nih sama salah satu petuah dari seorang pemuka agama Buddha yang mengatakan, bahwa bila kita mempunyai suatu tekad atau resolusi, maka kita jangan hanya hepi-hepi saja.
Karena tidak cukup ada resolusi saja yang kita punyai, namun harus ada strategi dan tentunya harus ada realisasinya. Seperti yang kita ketahui dari peribahasa bahasa china, perjalanan yang panjang pasti akan dimulai dengan satu langkah awal.
Bila hanya ada resolusi yang tidak dilengkapi oleh strategi dan realisasi, maka yang ada hanyalah angan-angan. Apabila resolusi hanya dilengkapi dengan strategi tanpa realisasi, maka hasilnya adalah daftar impian.
Bila kita ingin mendapatkan hasilnya, maka realisasi dari daftar impian kita itu sangat penting. Jadi intinya ketiga faktor ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga hasil dapat dicapai pada akhirnya.
Pemikiran seperti ini adalah suatu kesempatan yang bagus untuk mendapatkan semangat baru, yang bisa berimbas pada keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan. Bukannya kita semua mencari kebahagiaan?
Karena sifat manusia yang hanya ingin bahagia itu, maka dia cenderung ingin mengenang atau mengulang kejadian yang indah-indah dan melupakan yang menyedihkan.
Sekarang gimana caranya mencari kebahagiaan? Mudah saja, bila kita coba menunjukkan dengan jari kita ke seseorang yang kita anggap sukses, maka tanpa sadar kita menunjukkan jari-jari yang laen ke arah kita sendiri. Dengan kata laen, kita mencari kebahagiaan tak perlu jauh-jauh, cukup dalam diri kita sendiri. Semuanya sudah terdapat disana, bila kita mau mensyukuri keadaan kita, maka kita akan bahagia, simple kan?
Ya udahlah, sejauh-jauhnya kodok bisa melompat, ada kalanya dia kecebur ke dalam kolam juga, bukankah hal itu yang kita pelajari dahulu? Bila kita ingin lari dari kenyataan, toh akhirnya percuma juga menurut pandangan yang tadi itu. Jadi sebetolnya untuk apa ya kita pergi jauh-jauh bila akhirnya kita balik juga?
Kurasa kita akan bahagia bila kita mau membuka mata untuk menyadari bahwa telah begitu banyak yang kita miliki saat ini. Paling tidak setiap malam selalu kuusahakan untuk keluar rumah dan berdoa mengucap syukur atas segala yang ku punya dan ku dapat, sehingga aku bisa pergi tidur dengan penuh pengharapan akan indahnya hari esok.
Sebaliknya kita tak akan merasa bahagia bila kita tak mau membuka hati dan bersyukur atau bahkan malah berusaha meraih sesuatu yang tidak dapat diraih, jadi seperti memaksakan diri untuk mendapatkan segala yang diinginkan.
Dalam banyak kasus, kita jadi buta karena keegoisan kita sendiri, hanya memikirkan diri sendiri dan bersikap serakah. Namun sikap seperti itu tanpa kita sadari, malahan membuat kita tak bahagia, karena pasti kita selalu berusaha membandingkan apa yang kita punyai dan apa yang dipunyai orang laen.
Bila kita mempunyai pegangan atau kepercayaan, maka baeklah adanya, karena bila kita percaya kalo semua yang kita peroleh dalam hidup ini adalah yang terbaek untuk kita, sesuai usaha kita, maka kita tak lagi perlu berkeras hati. Di saat yang tepat, pasti apa yang kita idam-idamkan pasti datang, walaupun mungkin tidak hari ini, kan masih ada esok hari.
Ya udah, aku berkayal dulu, membayangkan pergi ke suatu pulau yang cantik di daerah tropis. Dari bawah lindungan topiku aku mengagumi pulau di depanku yang pantainya penuh dihiasi dengan pohon nyiur yang sedang terlihat melambai ceria menyambut kedatanganku dari kejauhan.
Dan saat ini aku sedang duduk santai menghirup kopi krim hangat ku sambil mengangkat kedua kakiku ke atas kulkas mini, di atas sebuah kapal yacht kecil. Terasa ayunan tenang dari ombak yang tak pernah diam itu. Kurasakan hangatnya sinar mentari pagi yang menyengat lembut kulitku tuk mengingatkanku kalo aku masi hidup dan mataku menangkap kerlipan pantulan dari sinar matahari di permukaan air.
Bau air laut sungguh terasa menyejukkan mengingatkanku kalo indera penciumanku masi berfungsi dengan baek dan kudengar burung camar berceloteh ria mengingatkanku kalo indera pendengaranku pun masi sempurna.
Sementara deruh ombak yang memecah pantai terdengar di kejauhan bagaikan nyanyian alam yang menghibur luka hatiku, aku bersiul dan bersenandung seirama lantunan musik dari Gerard Joling yang keluar dari alat pemutar musik stereoku yang tergeletak di dek yacht mini ini.
Here I'm sitting
And it's getting cold.
The morning rain against my window, babe
While the weather looks all cold and gray.
In my mind I drift away
While I'm on my way to tropic island.
You always said I was a dreamer.
You were right
I got to buy me a ticket to the tropics
Get alone and leave this place behind me.
I got to buy me a ticket to the tropics
And prove to myself
That I can live without your love
Here I'm sitting in a beautiful place.
sun is shining on my face again.
think about the way it had to end.
Now I'm sitting here along
And it's not the way we were together
I want you to know I am going to miss you,
miss you bad.
Sunday, February 28, 2010
Cewe Super
Woah, akhirnya aku berhasil juga dapat videoclip nya Karyn White yang berjudul Superwoman. Entah kenapa kok tiap ada yang mengunggah tambang ini ke salah satu situ video terkenal selalu aja tak bisa di unduh karena videonya hilang. Hehehe
Puas deh aku dapat mengenang masa lalu dengan tembang jaman kuna pula. Penyanyi yang awalnya adalah penyanyi gereja ini berkarir di taon 80an dan tembangnya yang nendang terakhir dipublikasikannya di bilantika musik internasional di taon 1994 dan aku dengar kalo di negaranya sono sudah dari taon 2007 dikeluarkan album best of nya, namun kutunggu di tanah air ternyata tak ada. Jadi ya senang aja kalo akhirnya dapat juga videoclip nya.
Banyak kenangan yang terikat dengan melodi dari tembang yang satu ini yang masi diam dalam benakku. Yah, tak terasa kita semua udah dua puluh taon lebih tua dari sejak awalnya aku dengar tembang ini berkumandang dari kaset dan radio.
Oke deh aku nikmati dulu versi karaoke nya dan liriknya sebagian aku lampirkan disini juga seperti biasa.
Early in the morning
I put breakfast at your table
And make sure that your coffee
Has its sugar and cream
Your eggs are over easy
Your toast done lightly
All that's missing is your morning kiss
That used to greet me
Now you say the juice is sour
It used to be so sweet
And I can't help but to wonder
If you're talking 'bout me
We don't talk the way we used to talk
It's hurtin' so deep
I've got my pride, I will not cry
But it's makin' me weak
I'm not your superwoman
I'm not the kind of girl that you can let down
And think that everything's okay
Boy, I am only human
This girl needs more than occasional
Hugs as a token of love from you to me, ooh, baby
I fought my way through the rush hour
Trying to make it home just for you
I want to make sure that your dinner
Will be waiting for you
But when you get there you just tell me
You're not hungry at all
You said you'd rather read the paper
And you don't want to talk
You like to think that I'm just crazy
When I say that you changed
I'm convinced I know the problem
You don't love me the same
You're just going through the motions
And you're not being fair
I've got my pride, I will not cry
Still I can't help but care.
Puas deh aku dapat mengenang masa lalu dengan tembang jaman kuna pula. Penyanyi yang awalnya adalah penyanyi gereja ini berkarir di taon 80an dan tembangnya yang nendang terakhir dipublikasikannya di bilantika musik internasional di taon 1994 dan aku dengar kalo di negaranya sono sudah dari taon 2007 dikeluarkan album best of nya, namun kutunggu di tanah air ternyata tak ada. Jadi ya senang aja kalo akhirnya dapat juga videoclip nya.
Banyak kenangan yang terikat dengan melodi dari tembang yang satu ini yang masi diam dalam benakku. Yah, tak terasa kita semua udah dua puluh taon lebih tua dari sejak awalnya aku dengar tembang ini berkumandang dari kaset dan radio.
Oke deh aku nikmati dulu versi karaoke nya dan liriknya sebagian aku lampirkan disini juga seperti biasa.
Early in the morning
I put breakfast at your table
And make sure that your coffee
Has its sugar and cream
Your eggs are over easy
Your toast done lightly
All that's missing is your morning kiss
That used to greet me
Now you say the juice is sour
It used to be so sweet
And I can't help but to wonder
If you're talking 'bout me
We don't talk the way we used to talk
It's hurtin' so deep
I've got my pride, I will not cry
But it's makin' me weak
I'm not your superwoman
I'm not the kind of girl that you can let down
And think that everything's okay
Boy, I am only human
This girl needs more than occasional
Hugs as a token of love from you to me, ooh, baby
I fought my way through the rush hour
Trying to make it home just for you
I want to make sure that your dinner
Will be waiting for you
But when you get there you just tell me
You're not hungry at all
You said you'd rather read the paper
And you don't want to talk
You like to think that I'm just crazy
When I say that you changed
I'm convinced I know the problem
You don't love me the same
You're just going through the motions
And you're not being fair
I've got my pride, I will not cry
Still I can't help but care.
Subscribe to:
Posts (Atom)