Saturday, November 24, 2007

Freeway Untuk Bisa Ngoceh Bebas Stress

Mood : senang
Cuaca: cerah dan hangat
Snack : minum air dingin
Song : Fields of Gold dari Eva Cassidy
Genre : easy listening
Tanggal : 23 November 2007

Dedikasi : Ellyawati, Swan, SeLiep & Annie, teman ngoceh-ngocehku di malam hari


Ceritanya itu aku dapet SMS dari Starone tentang tarif-tarif baru dan paket-paket baru. Mereka menawarkan tarif seperti Esia dan Fren dulu, yaitu ngoceh semenit dua puluh lima perak tapi akan menjadi total tujuh ratus lima puluh perak bila kita berhasil ngoceh selama satu jam penuh. Jadi dengan kata laen, setelah satu jam harganya akan dikorting lima puluh persen.

Menarik sih memang, apalagi aku khan memang suka ngoceh lebih dari satu jam, hehehe… ga tau tuh kenapa teman-teman ku pada doyan ngobrol. Padahal akunya khan orangnya pendiem, hehehe…Tetapi belakangan ini setelah Starone menawarkan tarif seperti Esia dan Fren dulu, ternyata Starone pun berbuat tidak terpuji sama seperti Esia dan Fren. Hahaha… mereka memutus pembicaraan kita selalu pada menit ke 48. lucu khan? Tapi ya itulah mental bangsa Indonesia. Hehehe…ingin untung besar dan dapat pelanggan banyak dengan menawarkan tarif murah, namun melakukannya dengan tidak sepenuh hati. Yah, maklumlah, memang mentalnya orang Indonesia begitu, yah mau apa lagi? Tol? Terima aja.

Karena aku ga mau BT, untuk apa pula, khan sudah biasa sektor telekomunikasi di Indonesia itu seperti itu, hehehe. Maka aku ambil paket yang bulanan aja untuk ngoceh gratisan. Jadi kita bayar per bulan dua puluh lima ribu perak, terus berapa jam pun kita ngoceh, selamanya gratis. Paling tidak aku jadi tidak harus sewot merasa dikerjain orangnya Indosat. Belon ketauan sih, masalahnya nanti dimana, aku kok yakin, pasti orang Indosat juga pasang jebakan-jebakan dimana-mana. Aku kok jadi pingin seperti dulu lagi, mending bayar mahal tetapi tidak putus-putus gitu. Makanya terkadang aku pun lebih suka pake GSM untuk telefon, misal pake Simpati untuk ngoceh-ngoceh jarak jauh di malam hari atau pake XL Bebas yang benar-benar jernih suaranya dan murah pula.

Kurasa sejak Excelcomindo Pratama menawarkan tarif termurah enam puluh perak semenit setelah menit ketiga untuk telefon ke sesama XL, pasti tidak akan ada lagi operator CDMA yang berani menawarkan tarif diatas tarif itu, bilamana mereka tidak ingin kalah saingan. Maklumlah jaringan CDMA khan belon ada di mana-mana, sedangkan jaringan XL dan Telkomsel sudah menjangkau pelosok-pelosok tanah air. Lagian operator CDMA baru mulai di taon 2003 dan itu artinya mereka kalah start awalnya dibanding dengan teknik GSM.

Memang sih, aku sejak awalnya pake XL Bebas karena dikenalkan oleh Emylia, mantanku yang diperusahaannya semua pake XL Bebas. Namun harus kuakui XL Bebas sampai saat ini memang termurah untuk telefon dan termasuk yang paling oke. Tapi jangan dipake untuk SMS an karena tarifnya yang tiga ratus lima puluh rupiah itu tergolong mahal. Andai mau murah pake XL ya ambil aja paket isi ulang Xtra yang mengijinkan pengguna mengirim SMS gratisan ke sesama XL sampai seratus SMS per harinya, tergantung paket yang diambil. Hanya saja banyak yang tidak tau, bila menelefon ke sesama XL, kita bisa memberi tambahan prefik #818# di depan nomor telefon yang dituju, agar kita tidak dipaksa masuk ke dalam mailbox nya XL lawan bicara yang dituju.

Karena siapa sih yang ga sebel bila tiba-tiba masuk mailbox gitu? Ingin hati kita meninggalkan pesan, tapi siapa sih yang pernah mendengarkan pesan dari mailbox? Dijamin tidak ada. Aku sendiri pernah mendapat SMS yang memberitau kalo aku dapat pesan di mailbox. Aku pencet nomor mailboxnya, dan aku tidak mendengarkan pesan apa-apa dari yang bersangkutan. Itu mah sama juga boong. Mending dimatiin aja tuh mailbox nya. Aku jadi ingat ama temanku Enjelin, yang juga sangat sebal tiap kali menelefon temannya atau mitra bisnisnya selalu aja ada yang masuk mailbox. Setelah dia tau cara menyiasati mailbox XL seperti yang aku kasi tadi diatas, langsung aja dia menambahkan prefix sakti tersebut ke seluruh nomor telefon tujuan dari teman-temannya dan mitra bisnisnya yang menggunakan XL di phone book nya, hehehe…bijaksana juga, paling tidak tindakan itu akan mencegah terbuangnya pulsa secara percuma, hehehe…

Aku jadi ingat ama Flexi nich, banyak yang mengeluh bila mereka menelefon seseorang, dan lawan bicaranya itu tidak bisa mengangkat telefon, karena jeleknya jaringan, maupun diluar jangkauan, maka biasanya otomatis panggilan kita masuk ke mailbox yang dimulai dengan sambutan suara tidak merdu dari seorang perempuan “mailbox telkomflexi…”, dah gitu yang menelefon pasti BT masuk mailbox dan pasti jarang banget yang meninggalkan pesan di sana, padahal pulsa kita sudah dipotong dengan paksa, hehehe. Nah hal itu bisa dihindari bila kita mau mendeaktivkan mailbox kita hanya dengan menelefon *520, jadi tinggal tekan *520 terus tekan tombol panggilan. Hehehe… tapi siapa yang tau itu? Hehehe…

Yah sebenernya sih semuanya itu ada jalan keluarnya, bila kita mau cari tau bagaimana caranya. Tapi kalo tidak tau? Baca aja blog ku ini, karena kadang aku kasi dikit info di sini, hehehe… Ya udah deh, hari ini aku rada repot jadi tidak bisa ketik-ketik banyak cerita disini, lagian si Elly dah protes, katanya aku nulis terlalu banyak, hahaha…mungkin ini akan menjadi salah satu tulisanku yang singkat dalam sejarahnya tapi tak apalah kutambahkan lirik aja, biar panjang, hehehe…selamat membaca liriknya Fields of Gold dibawah ini…

You'll remember me when the west wind moves
Upon the fields of barley
You'll forget the sun in his jealous sky
As we walk in fields of gold

So she took her love
For to gaze awhile
Upon the fields of barley

In his arms she fell as her hair came down
Among the fields of gold Will you stay with me, will you be my love
Among the fields of barley

We'll forget the sun in his jealous sky
As we lie in fields of gold
See the west wind move like a lover so
Upon the fields of barley Feel her body rise when you kiss her mouth
Among the fields of gold
I never made promises lightly
And there have been some that I've broken

But I swear in the days still left
We'll walk in fields of gold
We'll walk in fields of gold

Many years have passed since those summer days
Among the fields of barley See the children run as the sun goes down
Among the fields of gold

You'll remember me when the west wind moves
Upon the fields of barley
You can tell the sun in his jealous sky
When we walked in fields of gold

When we walked in fields of gold
When we walked in fields of gold

Friday, November 23, 2007

Dah Hampir Natalan Nich

Mood : lagi mengenang
Cuaca: berawan dan hangat
Snack : minum Nutrisari Orange dingin
Song : Happy New Year dari ABBA
Genre : easy listening
Tanggal : 22 November 2007

Dedikasi : teman-temanku di Aachen, Jerman di periode 1990-2005


Tak terasa ya, bentar lagi udah natalan. Aku jadi teringat masa-masa menjelang natalan sewaktu aku di Aachen, Jerman dulu. Yah cuacanya sangat dingin, kira-kira saat ini antara tiga derajat celsius sampai minus satu derajat celsius. Jam lima sore sudah mulai gelap. Pokoknya benar-benar sangat dingin dan gelap deh. Waktu yang tepat bagi para hantu untuk gentayangan, hahaha... ah ndak dink, orang sana ga percaya hantu. Hehehe...

Pasar malam natal mulai buka hari jumat besok ini, ya biasanya mereka mulai kira-kira satu bulan sebelon natalan dan itu akan berlangsung terus hingga menjelang natal. Untuk taon ini ya tanggal 22 Desember itu hari terakhirnya. Pasar malam natal ini biasa dimulai dengan pesta kembang api dan akan diakhiri dengan pesta kembang api pula. Pokoknya sip deh, bagiku yang dulu jarang liat adanya kembang api, pada awalnya hepi banget. Apalagi tuh kembang apinya bagus-bagus bukan yang berbentuk sederhana lho. Ada yang berbentuk hati, ada yang bisa meledak-ledak di langit, ada yang bisa membentuk payung. Ya terus terang favoritku yang bisa membentuk payung itu, karena itu cuman ada satu atau dua kali aja.

Dan juga suara letupan kembang apinya itu sungguh memekakkan telinga bila kita berada dekat dengan sumber letupan nya. Itu semua akan kukenang sepanjang masa. Karena memang di kotaku itu ada tiga kali basar dan pasar malam termasuk pasar malam natal, maka bole dibilang kami dulu dapat menyaksikan atraksi kembang api itu empat kali dalam setaon. Empat kali? Ya tentu saja empat kali, khan ditambah kembang api penutupan taon yang memang diluncurkan semua orang di seluruh dunia. Hehehe... kenangan manis dan kenangan indah yang tak terlupakan.

Ceritanya nich aku barusan aja mencari-cari lagu-lagu kuno dari koleksiku untuk kuputar di computer. Eh tak taunya aku menemukan lagu Happy New Year dari grup legendaris ABBA yang memang salah satu grup musik favoritku sejak dulu. Jadinya timbul hasratku untuk menulis blogku ini. Memang sih belakangan ini aku rada sibuk, bertamu di sini dan di sana, terus juga ngerjain tugas-tugas sosial untuk reuni nanti. Semangatku muncul ketika aku liat kalo ternyata minat teman-teman semua untuk kumpul-kumpul kembali taon depan setelah sembilan belas taon tidak bersua itu ternyata besar sekali. Juga sekolah kami itu akan merayakan hari ulang taonnya yang ke empat puluh lima bulan Agustus mendatang. Jadi bole dibilang kebetulan aja tuh, kami mau ngadain reuni taon depan dan bertepatan dengan peringatan ulang taon ke empat puluh lima SMAK Frateran, hehehe, siapa sangka ya, hehehe.

Aku jadi ingat ama Feny Honggo temanku, yang mengusulkan untuk reuni taon 2009 bertepatan dengan reuni ke dua puluh. Tapi aku tolak dengan terpaksa, karena memang kami maunya itu reuni dan sekaligus merayakan ulang taon sekolah ke empat puluh lima. Hehehe.. jadi dari kebetulan jadi kebutuhan, hehehe...

Yah begitulah, mengenang masa lalu yang indah itu membuatku senang. Hmmm... dah jam sepuluh malam nich, aku mesti telefon seseorang nich sekarang, yah terpaksa tulisanku tentang kenangan-kenanganku ditunda dulu, masi ada hari esok khan? Lagian janjiku juga seperti fajar dipagi hari yang tidak pernah lupa bersinar, hehehe...ngutip lagu nasrani dikit tak apalah. Aku lagi mau ngoceh-ngoceh ama si dia dulu, mau liat apa dia dah bobo ato belon dan apakah masi kangen padaku ato tidak, hehehe...

Nich aku sertakan lirik lagu dari Happy New Year dari ABBA yang menginspirasi aku untuk mengetik karangan kali ini, karena ada kata-kata kembang apinya (fireworks), lumayan bagus kok melodinya, lumayan mengajak kita untuk mengenang masa lalu lagi, hehehe, dinikmati aja ya... lanjut besok-besok ya, hehehe...

No more champagne
And the fireworks are through
Here we are, me and you
Feeling lost and feeling blue
It's the end of the party
And the morning seems so grey
So unlike yesterday
Now's the time for us to say...

Happy new year
Happy new year
May we all have a vision now and then
Of a world where every neighbour is a friend
Happy new year
Happy new year
May we all have our hopes, our will to try
If we don't we might as well lay down and die
You and I

Sometimes I see
How the brave new world arrives
And I see how it thrives
In the ashes of our lives
Oh yes, man is a fool
And he thinks he'll be okay
Dragging on, feet of clay
Never knowing he's astray
Keeps on going anyway...

Happy new year
Happy new year
May we all have a vision now and then
Of a world where every neighbour is a friend
Happy new year
Happy new year
May we all have our hopes, our will to try
If we don't we might as well lay down and die
You and I

Seems to me now
That the dreams we had before
Are all dead, nothing more
Than confetti on the floor
It's the end of a decade
In another ten years time
Who can say what we'll find
What lies waiting down the line
In the end of eighty-nine...

Happy new year
Happy new year
May we all have a vision now and then
Of a world where every neighbour is a friend
Happy new year
Happy new year
May we all have our hopes, our will to try
If we don't we might as well lay down and die
You and I

Thursday, November 22, 2007

Pre-Natal

Mood : lagi mengenang
Cuaca: berawan dan hangat
Snack : minum air dingin daripada diomeli Elly
Song : Silver Bells dari Foster and Allen
Genre : easy listening
Tanggal : 21 November 2007

Dedikasi : -


Semalam aku ngoceh-ngoceh lagi ama Elly, teman SMA ku. Ama dia sih ngocehnya tidak formal, tapi yang santai-santai aja. Heran aja tuh, sejak aku ketemu dia lagi akhir bulan Juni lalu, madame yang ngakunya tidak suka ngobrol ini, ternyata bisa melayani aku ngoceh-ngoceh selama berjam-jam. Hehehe…mungkin dah ketularan penyakit ngerumpi yang memang lagi marak menjalar seluruh lapisan masyarakat akibat biaya telefon yang makin murah aja tuh, hehehe…dan tentu saja putus-putus seperti biasa, hehehe…tapi kami tidak nyerah, kalo putus ya disambung lagi, hehehe…

Ya itu, hampir empat jam kami bergunjing ria, benernya bukan gunjingin orang sih, tapi gunjingin lagu-lagu natal. Maklum kami berdua khan umat nasrani. Dan si Elly ini dulunya pernah menetap di Amerika Serikat sedangkan aku sendiri pernah mondok di Eropa, jadinya ya kami bertukar cerita tentang kenangan kami dahulunya bagaimana.

Terutama tentang suasana dan lagu-lagu pre-natal yang banyak diputar di banyak tempat umum, seperti di plasa-plasa, mall-mall dan banyak supermarket laennya. Sungguh kenangan yang indah. Kalo di Indonesia sini, suasana natalan tidak terasa karena udara yang panas dan umat nasrani merupakan minoritas. Jadi ya kami harus puas dengan mendengarkan lagu-lagu pre-natal di rumah saja.

Elly yang jago memetik senar gitarnya ini, sangat berambisi untuk bisa memaenkan semua lagu-lagu rohani dan terutama juga lagu-lagu natal dan pre-natal. Rupanya dia juga punya kenangan tersendiri tentang natalan. Ada yang lucu semalam itu, dia rupanya sudah lama mencari tau judul sebuah lagu natal yang sangat ngetop di era enam puluhan punya John Lennon yang judulnya Happy Christmas War Is Over. Hehehe. Untung aja dia masi ingat melodinya dan untung aja aku punya lagunya jadi aku tau dan mengenal baek melodi yang disenandungkannya tersebut, hehehe… harus kuakui lagu Happy Christmas War Is Over versi aslinya punya John Lennon, aku tidak punya. Aku hanya punya lagu tersebut yang sudah dicovered (dinyanyikan) oleh All Christmas Star dan juga oleh Christie. Tapi kedua versi tersebut lumayan menarik juga kok, hehehe…

Liriknya kulampirkan disini spesial untuk Elly-ku supaya dia tidak penasaran lagi seumur hidupnya, hehehe…

Happy Christmas [War is over]

So this is Christmas
And what have you done
Another year over
And a new one just begun
And so this is Christmas
I hope you have fun
The near and the dear one
The old and the young

A very Merry Christmas
And a happy New Year
Let's hope it's a good one
Without any fear
And so this is Christmas
For weak and for strong
For rich and the poor ones
The world is so wrong
And so happy Christmas
For black and for white
For yellow and red ones
Let's stop all the fight

A very Merry Christmas
And a happy New Year
Let's hope it's a good one
Without any fear

And so this is Christmas
And what have we done
Another year over
A new one just begun
And so happy Christmas
We hope you have fun
The near and the dear one
The old and the young

A very Merry Christmas
And a happy New Year
Let's hope it's a good one
Without any fear
War is over, if you want it
War is over now


Ya begitulah ceritanya, ngoceh-ngoceh ama si Elly tengah malam buta, hehehe. Tapi harus kuakui, tidak dengan semua orang aku bisa ngerumpi begitu lama, harus dengan orang yang punya gen suka ngerumpi baru bisa. Hehehe. Pernah gitu aku coba untuk ngoceh sama satu temanku, baru dapat dua puluh menit dah kerasa bocannya, hehehe. Aku sih ga mau nulis namanya di sini, ga enaklah nanti kalo ketauan, hehehe...

Dalam pergaulan, aku sih lebih suka bergaul dengan orang yang tidak kaku dan sikapnya terbuka pada semua topik. Ada tuh, orang yang tidak mau ngomongi tentang politik misalnya, ada juga yang ga mau ngomongi tentang sport dan laen-laen, maklumlah, karakter setiap orang itu beda-beda. Ada yang pendiam dan ada yang pandai bicara. Nah sama golongan yang kedua ini aku pribadi lebih cocok. Hehehe... apalagi dengan orang-orang yang kreativ. Misalnya, aku ada teman, namanya Irwan, wah sama dia sih dunia bisa jadi sangat menarik. Kita berdua bisa saling adu kata, misalkan aku pernah nanya padanya dimana aku bisa mengisi kulit pisangku lagi, karena pisangnya khan dah kumakan abis. Orang laen mungkin akan memandangku dengan tatapan orang bego dan tidak percaya, kalo pertanyaan seperti itu bisa terlontar dari mulutku yang jelas-jelas bermuka orang terpelajar gini, hehehe...tapi tidak dengan Irwan ini, dia langsung nyeletuk, oh ada tuh, di jalan Ngagel nomer sekian sekian, tempatnya disebelah toko yang jualan onderdil mobil, hehehe. Yah orang-orang kreativ yang seperti itu yang kusuka sebagai teman. Hehehe...

Lagu Silver Bells dari Foster dan Allen ini merupakan lagu pre-natal klasik yang lama sekali aku cari. Pertama kali mendengarnya sih di acara pernikahan oom ku di taon tujuh puluhan silam. Sesampainya di Jerman, tujuh belas taon silam, melodi lagu ini masi terngiang-ngiang di telingaku. Masalahnya aku tidak tau apa judul lagunya. Sampai natal taon 2004, tiba-tiba secara kebetulan aku mendengar lagu Silver Bells ini diputar di radio lokal favoritku, alhasil aku nongkrong di depan radio sampai lagunya selesai dan judulnya diumumkan oleh penyiarnya. Maklumlah, radioku waktu itu belon punya sistem RDS alias radio data system, dengan mana, kita bisa membaca judul lagu yang sedang diputar itu dan aku lagi tidak buka internet. Di Jerman sana, rata-rata setiap stasiun radio juga menyiarkan broadcast nya online melalui intenet. Dan dari sana pendengar bisa membaca running text yang berisi informasi tambahan tentang siaran tersebut, seperti misalnya juga judul lagu yang sedang didengungkan oleh radio tersebut.

Setelah tau judul lagunya, akupun melesat lari ke pusat kota dimana banyak dijual CD musik dan aku akhirnya berhasil mendapatkan satu box yang berisi dua CD berjudul Hundert Percent Christmas. Tanpa pikir panjang lagi, akhirnya aku menggotongnya ke kasir dan segera membayarnya dengan uang pas. Uang pas? Ya aku membiasakan diri untuk membayar dengan uang pas, uang Euro yang resmi bukannya pake plastik, hehehe…maklumlah, penawaran ini dan itu didiskon bila dibeli atau dibayar dengan kartu kredit ini dan itu bukan cara berbisnis orang Eropa. Sampai sekarangpun aku tidak menyesal telah membeli CD yang ada isinya lagu Silver Bells tersebut. Melodinya benar-benar membawa aku ke suatu suasana yang syahdu dan menyejukkan hati. Percaya aja deh ama komentarku tentang lagu pre-natal yang satu ini, karena banyak orang yang merasakan hal yang sama, hehehe…

City sidewalks
Busy sidewalks
Dressed in holiday style
In the air there’s a feeling of christmas

Children laughing,
People passing,
Meeting smile after smile,
And on every street corner you hear

Silver bells,
Silver bells,
Silver bells,
Silver bells

It’s christmas time in the city,
Ting-a-ling
Ting-a-ling

Hear them ring,
Hear them ring,
Soon it will be christmas day

Silver bells,
Silver bells,
Silver bells,
Silver bells

It’s christmas time in the city,
Ting-a-ling
Ting-a-ling

Hear them ring,
Hear them ring,
Soon it will be christmas day

Wednesday, November 21, 2007

Invasi Kecoa Ngesot Nich

Mood : lagi sebal
Cuaca: berawan dan panas
Snack : minum air dingin daripada diomeli Elly
Song : Lady In Black dari Bad Boys Blue
Genre : Beat
Tanggal : 20 November 2007

Dedikasi : Kakak sepupuku yang dokter di Jepara

Wah lagi sebel nich ceritanya. Langit cuman mendung-mendung aja tapi tidak pernah ujan. Payah deh. Imbasnya ya itu tadi, banyak kecoa yang pada bermunculan tanpa diundang karena suhu tanah disini jadi meningkat drastis dan para kecoa keluar dari sarangnya untuk mendinginkan tubuhnya. Wah wah wah (ala pak Raden), sangat menjijikan, malah ada yang bisa terbang juga lho. Kata orang sih kecoa yang cewe yang bisa terbang…

Dah gitu, ada pula kecoa yang rupanya baru belajar terbang. Dia terbangnya berputar-putar sangat menakutkan dan buat aku jantungan aja, takut kesenggol ama makhluk item bersayap itu. Masa lampu di ruang tengahku itu diputerinya sampe beberapa kali. Wah tidak ada jalan laen deh, baygon biruku harus menyalak guna menjatuhkan pilot dadakan itu dari wilayah udara ruang tengahku. Hehehe. Tewas juga akhirnya dia. Jujur aja, ini kali pertama aku liat ada kecoa yang mampu terbang bermenit-menit dengan cepat dan bukan hanya terbang untuk hinggap dari satu tempat ke tempat yang laen.

Ada juga yang bisa memanjat tembok sampai tinggi sekali, wah yang seperti itu juga jarang aku liat di dalam rumah. Kalo di dapur kotor sih, kadang aku liat juga. Memang sih aku belakangan ini jarang menggunakan kaleng biru berisi racun nyamuk dan kecoa itu untuk membasmi makhluk-makhluk kotor dan penghisap darah tersebut, karena memang tidak banyak nyamuk. Tapi mungkin ya karena efek udara panas itu, makanya mereka pada keluar semua.

Benernya sih pembantuku sudah menyirami tanah pekarangan dan lapangan parkir dengan berliter-liter air, supaya invasi bisa dikurangi sedikit. Tapi rupanya tidak membantu banyak kali ini. Semua binatang liar yang udah di dalam rumah ya harus segera dibasmi. Masalahnya itu, aku ogah nyeprot sebenarnya, karena serumah jadi bau semua dan ini sudah malam. Tapi apa bole buat, aku harus tega dan segera menyemprot mereka, kadang jijik juga meliat mereka pada berguguran dari tembok rumah gitu. Terus harus aku injak, karena rupanya mereka masi punya kekuatan dahsyat untuk berjalan lagi.

Bahkan di teras depan rumah juga banyak kecoa yang beterbangan. Nah karena diluar rumah, maka sayang kalo disemprot pake baygon, makanya aku ambil spray air ku yang biasa kupake untuk menyemprotin tanaman hias di sini. Filosofinya khan bila sayap tuh kecoa basah, pasti deh dia tidak mampu terbang lagi, jadi lebih memungkinkan kukejar. Namun rupanya mereka juga sudah pintar, kalo berjalan cepat sekali dan itu juga mepet ke dinding. Jadi sangat sulit untuk diinjak. Mungkin sempat kuliah di luar kota dianya, hehehe…menyebalkan tapi lucu karena tau aku diperdaya begitu rupa, hehehe…

Udah kena tikus item jelek itu yang masi ga sungkan-sungkan mondok di rumahku dan tidak sukses diusir keluar, kini masi ditambah lagi dengan invasi kecoa. Payah sekali. Padahal kotor-kotor amat sih tidak ini rumah. Hehehe…

Kata kakak sepupuku yang prakteknya di Jepara, Jawa Tengah, lebih baek tuh tikus diracun aja. Hehehe. Aku sih bilang bila dia datang kemari, akan aku ajak dia menangkap tikus itu untuk dibawanya pulang ke Jepara sebagai souvenir, hehehe. Tapi dia ogah, lebih baek dihabisi nyawanya. Hahaha. Aku sempat protes, dia khan dokter, dan dokter khan seharusnya menyembuhkan dan mencegah kematian, masa bole membunuh. Eh, tidak taunya dia bilang, kalo dokter di Indonesia jaman sekarang diijinkan untuk mempraktekkan euthanasia, alias meracun, bila keluarga serumahnya mengijinkan. Nah lho, aku khan serumah dengan tikus item jelek itu. Tapi aku kok rada tidak tega ya untuk membunuhnya, hehehe. Mungkin aku ini juga pengikut amnesty international yang pro hak asasi manusia dan juga aku ini pro ama kehidupan. Walau aku makan benda yang tadinya bernyawa, alias bukan hanya herbivora, melaenkan omnivora, tapi selama aku sendiri tidak membunuh binatang itu untuk aku makan, ya oke-oke aja. Tapi binatang yang kuanggap disini adalah binatang mamalia besar. Dan setauku itu tikus juga termasuk mamalia alias binatang menyusui. Jadi ya gimana gitu.

Dulu ada sih celurut, tikus kecil. Namun menangkap celurut khan jelas lebih mudah daripada menangkap tikus besar. Jadi cepat bisa dijebak dan kubuang. Tidak kubunuh lho. Tapi nangkap tikus ini sulit sekali. Mungkin aku rada kegendutan jadi tidak lincah, hehehe.Mungkin celurut itu dalam bahasa inggrisnya yang disebut dengan istilah mouse, sementara tikus besar kita itu nama inggrisnya rat.

Segini dulu deh, aku lagi dengar lagu Lady In Black dari Bad Boys Blue yang kukenal dari jaman delapan puluh dulu, sebagai lagu disco. Tapi bukan Lady in Black punya Uriah Heep lho, hehehe, judulnya kebetulan sama tapi yang punya Uriah Heep itu terkenal di taon 60an, kalo tidak salah, hehehe. Aku lagi cari semangat nich karena aku masi harus menyingkirkan bangkai-bangkai para nyamuk dan kecoa itu dari rumahku, payah deh, kerja bakti tengah malam, mana ruangan-ruangannya jadi bau obat semprot lagi…sambung laen kali yaaa….Nich lirik lagunya Lady in Black punya Bad Boys Blue

Deserted place and so far from home

I was alone
I was all on my own.
The moon was shining
I saw her face

a magic woman all dressed in a lace.
She gave me a sign and I followed her
house of light somewhere in the night.

Behind the window the symbols of red
painting the face of the lady in black.
Behind the window I'll never forget
the magic lady
the lady in black.
She'll never come back
come back.

The lady's beauty was so divine

she took my heart with her heavenly smile.
When I reached out just to kiss her hand
I suddenly tumbled down in the sand.
There was broken lace lying on the ground

and the house of light was fading in the night.

Behind the window the symbols of red
painting the face of the lady in black.
Behind the window I'll never forget
the magic lady
the lady in black.
She'll never come back
come back.

There was broken lace lying on the ground

and the house of light was fading in the night.

Behind the window the symbols of red
painting the face of the lady in black.
Behind the window I'll never forget
the magic lady
the lady in black.
She'll never come back
come back.

Behind the window the symbols of red
painting the face of the lady in black.
Behind the window I'll never forget
the magic lady
the lady in black.
the lady in black.
the lady in black.

Monday, November 19, 2007

Gathering Lagi Nich

Mood : lagi hepi
Cuaca: berawan dan hangat
Snack : minum Nutrisari Orange dingin
Song : Sharazan dari Al Bano dan Romina Power
Genre : easy listening
Tanggal : 18 November 2007

Dedikasi : Inneke, Fitria, Citra dan Enjelin


Ceritanya nih tadi aku ke Plasa Tunjungan lagi. Biasanya hari minggu ketiga sih aku ke sana, untuk acara jumpa Papa Bear, hehehe, Papa Bear nya sih aku, hahaha... iya temanku si Fitri ngajak aku ketemuan di sana, dia mau ajak teman lamanya Inneke dan juga dia mau jumpa ama kenalan barunya di sana. Aku sendiri sih ada janji ama teman-teman SMA ku Enjelin dan Citra. Maklum kami sudah lama tidak bersua, karena kesibukan masing-masing...

Tepat jam satu siang aku dan nyampe disana dan ternyata Citra sudah sejak jam dua belas ada di sana untuk makan dan sementara itu lagi ngawasi anak-anaknya maen-maen. Tidak lama kemudian aku bertemu dengan Fitri dan Inneke untuk makan di sana. Fitri itu vegetarian, jadi makannya rada susah. Hanya ada dua tempat di Plasa Tunjungan dimana dia bisa mendapatkan sayurannya, di restoran Eaton atau di Pizza Hut. Karena Inneke minta makan di Eaton, maka kamipun bersantap siang di sana.

Sambil makan, banyak juga sih yang diobrolin. Namanya juga lama tidak bersua. Ohya, si Inneke ini ternyata dulunya teman SMP dan SMA dari adekku, Sius, yang punya anak kembar itu lho. Dulunya dia yang mempunyai tinggi badan hanya seratus lima puluh dua centimenter ini ternyata pernah berbobot tujuh puluh delapan kilogram. Wow. Namun beratnya sekarang sudah turun hingga lima puluh dua kilogram. Hebat bukan? Hehehe...diet nya niat sih. Banyak orang pasti akan geleng-geleng kepala mendengar ceritanya, hehehe...

Setelah selesai makan, kami sempat putar-putar Sogo dulu, karena mereka mau mencari baju-baju kaos yang lagi di sale. Biasalah, orang beli pakean khan hanya pada waktu ada sale aja, hehehe...kemudian datanglah Enjelin dan suaminya yang tercinta untuk kemudian kumpul-kumpul dengan kami dan Citra dan familinya.

Tidak spektakuler sih, tapi kadang acara gethering seperti itu bisa membuat kami jadi tidak pangling suatu hari nanti. Maklum jugalah, cari teman-teman SMA ku itu khan susahnya setengah mati, nah setelah ketemu, ya kami tidak ingin lepas dari pandangan lagi, hehehe. Walaupun ketemunya hanya tiap bulan atau bahkan tiap tiga bulan sekali, namun kami berusaha untuk selalu saling menelefon dan memberi kabar. Hehehe..

Inneke dan Fitri pun ternyata cocok dengan kedua ibu-ibu tersebut, maklumlah teman ku si ibu-ibu itu khan tergolong ramah, tidak sombong dan murah senyum. Juga ditambah dengan kehadiran suami Enjelin yang tergolong sopan dan banyak ketawa itu, membuat suasana jadi meriah dan hidup. Memang sih, biasanya hanya para ibu-ibu yang suka sekali ketemuan untuk ngerumpiin ini dan itu, tapi kadang ikut juga dalam komunitas seperti itu, akan memperluas wacana dan pandangan kita. Kaum cowo biasanya hanya melihat dunianya sendiri, dan jarang banget berfikir dari sisi yang satunya. Tapi aku sih tidak mau begitu. Aku juga ingin mendengarkan pendapat dan mengetaui sudut pandang seorang ibu. Bole dibilang, aku banyak belajar dari pengalaman mereka sehari-hari. Bagaimana mereka mengatasi problem yang ada di rumah tangga, misalnya. Atau bagaimana cara mereka mendidik anak-anak mereka, hehehe...

Memang itu merupakan kesempatan yang langka, darimana aku sendiri bisa belajar untuk kehidupanku sendiri. Banyak hal-hal yang terjadi di rumah tangga orang laen, yang mungkin tidak atau belon terjadi di rumah tangga kita sendiri, dari acara gathering dengan ibu-ibu ini, akupun banyak mengambil manfaatnya. Benernya masi ada satu lagi sih, teman kami waktu SMA dulu yang mau nimbrung, si dokter Lily, yang dengan senang hati menyebut dirinya Daughter Bear alias anak perempuan Bear, hehehe. Jadi anakku donk, hehehe...tapi sayangnya si ibu dokter ini lagi berhalangan, jadi tidak bisa muncul untuk berbagi cerita dengan kami tadi siang.

Enjelin yang baru membeli hape Nokia tergres yang berteknologi triji, akhirnya bisa mencoba apa yang disebut dengan layanan video call, hehehe. Lucu juga sih, Inneke belon pernah melihatnya, sementara Fitri sudah pernah, karena adeknya David dulu pernah mencobanya dengan ku, hehehe, aku pernah menulis cerita tentang hal tersebut dahulu kala.

Rupanya demam triji perlahan namun pasti akan melanda familinya, hehehe. Aku sendiri teringat setelah aku membeli hape triji itu di awal taon ini, dan kemudian ada paket promo dari Indosat untuk bisa bervideo-call-ria secara gratisan, wah langsung aja kami manfaatkan dengan baek, hehehe. Aku dan adek-adekku langsung dengan segala senang hati bervideo-call-ria, hehehe. Bahkan sampai promo tersebut habis, kamipun terkadang masih menggunakan fasilitas triji. Apalagi disaat, dimana jaringan CDMA pada trouble semua. Tentu saja kami menggunakan GSM untuk berkomunikasi. Dan karena biaya penggunaan video call dan voice call sama, tentu saja kami memilih memakai jalur triji tersebut. Hehehe. Jadi suara plus liat gambar.

Bahkan kedua ponakan kembar kamipun suka bergaya di depan kamera dari hape adekku, hehehe. Oya, ponakanku sudah besar-besar lho sekarang. Mereka sudah kenal panas segala. Jadi kalo mereka duduk dimobil kemudian kena panas, pasti mereka protes, karena kena panas, hahaha...

Temanku Citra, jadi mengendut secara dramatis dalam tiga bulan belakangan ini. Aku sendiri sudah tidak melihatnya sejak pertengahan bulan Agustus silam dan hanya menjalin kontak via telefon dan SMS. Mungkin juga pembengkakan di sekujur tubuhnya itu (hehehe...) dikarenakan dia sakit kapan hari itu sampai pernah tiga kali masuk UGD unit gawat darurat, kadang heran juga aku, dia khan udah tua dan sudah beranak dua, tapi napa kok tidak mau memperhatikan kesehatan dirinya sendiri? Tapi ya itu khan urusannya dia sendiri, aku sih sudah berusaha untuk menasehatinya dari teman ke teman, semoga aja dia mulai memperhatikan tubuhnya sendiri. Kalo dia masi single sih, aku tidak urusan, tapi dia khan udah punya tanggungan dua anaknya yang masi kecil-kecil...makanya aku rada heran juga..

Enjelin dan suaminya rupanya kena alergi baru-baru ini. Karena kuliat kulit mereka tuh jadi kemerah-merahan. Mungkin dari makanan. Namun pemicu alergi itu biasanya stress dan kurang tidur. Jadi bila kita banyak kerjaan atau urusan, maka daya tahan tubuh kita biasanya melemah, sehingga imun sistem kita bisa menurun banyak dan itu akan mengakibatkan mudahnya bibit penyakit, virus-virus dan bakteri-bakteri ke dalam tubuh kita. Paling mudah ya serangan seperti pilek dan kawan-kawannya. Kalo dari makanan itu biasanya makanan yang diproses secara salah atau belon matang benar.

Aku sendiri sih punya pengalaman kurang baek, bila makan seafood, alias ikan dan udang. Ga tau tuh, jadi dari dulu selalu sedia Incical untuk mengatasi alergi tersebut. Namun, banyak makan Incidal juga tidak bagus. Lucunya ada lagi obat alergi berdosis rendah yang biasa disalah gunakan orang untuk obat tidur, seperti CTM, namun bagiku CTM ini tidak mempan, baek sebagai obat anti alergi maupun sebagai obat tidur. Hehehe. Mungkin juga karena badanku besar begini, jadi dosisnya terlalu rendah, hahaha...

Namun setelah aku cobain untuk makan ikan dan udang terus, lama-lama imun sistemku terbentuk dan aku tidak pernah mendapat masalah serius lagi sejak setaon ini, hehehe. Untunglah. Yah begitulah, dari temu kangen ama anak-anak itu, paling tidak aku bisa melihat seperti apa jadinya mereka-mereka setelah sekian lama tidak bersua. Kalo hubungan per telefon dan SMS sih masi sering. Tapi aku bisa bayangkan, bila Enjelin nantinya akan bisa lebih sering kuliat mukanya lewat video call. Khan dia sudah punya hape triji, hehehe...

Lagu yang kudengarkan itu lagu berbahasa Italia dari kedua penyanyi kondang dimasa delapan puluhan sampai sembilan puluhan. Pasangan ideal ini akhirnya memutuskan untuk bercerai setelah anak cewe semata wayangnya menghilang di Amerika Serikat dan sampai sekarang tidak pernah diketemukan lagi. Tiada orang yang tau kemana gerangan anak mereka tersebut. Tapi paling tidak Al Bano masih meneruskan karirnya sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Memang selama ini Al Bano lah yang menulis lagu tersebut untuk dinyanyikan berdua dengan istrinya yang mempunyai ibu artis di Amerika.

Di Jerman sendiri, kedua penyanyi ini masi kuliat manggung berdua di awal taon sembilan puluhan dan kemudian hanya Al Bano yang masi datang guna membawakan lagu-lagu nostalgianya. Tragis sih nasib mereka, namun nasib orang siapa ya yang tau, padahal mereka berdua dulu dikenal orang sebagai pasangan duet penyanyi Italia yang paling rukun dan akrab selama ini dan tanpa sekandal sedikitpun.

Tadinya sih lirik lagunya tidak ingin aku muat kali ini, karena pasti tidak semua orang mengerti bahasa Italia, tapi lagu Sharazan ini merupakan salah satu lagu favoritku semasa aku kelas tiga SMP puluhan taon silam. Melodinya terkesan megah dan riang gembira, seperti semua warna lagu ciptaan dari Al Bano, Romina Power dan kawan-kawannya. Lagu Sharazan ini diciptakan oleh Dammicco, Romina dan Carrisi yang dinyanyikan Al Bano bersama mantan istrinya tersebut. Di bawah ini aku sertakan lirik dan terjemahanku dalam bahasa Indonesia ...

Al Bano:
Da bambino io sognai (sebagai anak kecil aku memimpikan tentang)
divi, eroi e marinai (bintang, pahlawan dan pelaut)
Nella mente avevo già (dalam pikiranku aku sudah punya)
la mia idea di libertà. (gagasan tentang kebebasan)

Romina:
La bambina che era in me (gadis kecil dulu itu adalah aku)
ora è donna insieme a te, (sekarang adalah seorang wanita bersamamu)
stretta tra le braccia tue (erat dalam pelukanmu)
la mia idea di libertà. (ideku tentang kebebeban)

Al Bano + Romina:
Sharazan, Sharazan (Sharazan, Sharazan)
è la voglia di volare, (adalah tujuan terbangku)
di sognare insieme a te (untuk bermimpi bersamamu)
il modo giusto per amare. (jalan yang benar untuk mencintai)

Romina:
Sharazan, Sharazan, (Sharazan, Sharazan)
paradiso che ti dà (surga yang memberimu)
sempre la felicità. (kebahagiaan kekal)

Al Bano + Romina:
Sharazan, Sharazan, (Sharazan, Sharazan)
ali azzurre per volare, (sayap biru untuk terbang)
per scoprire che c'è ancora (untuk menemukan kalo selalu ada)
un posto giusto per amare. (tempat yang tepat untuk bercinta)

Sharazan, Sharazan, (Sharazan, Sharazan)
tempo di felicità, (waktu bahagia)
sempre estate ci sarà (hanya akan ada musim panas)
per noi insieme a Sharazan. (untuk kita berdua di Sharazan)

Romina:
Nei giardino dei miei anni (dalam kebun tahun-tahunku)
ho cercato un po' di sole. (aku selalu mencari secercah matahari)
Ho sognato tanto amore (aku telah memimpikan begitu banyak cinta)
e l'ho trovato qui con te. (sekarang aku telah menemukannya di sini bersamamu )

Al Bano:
Questo sole, amore mio, (inilah matahari, cintaku)
che non ho inventato io (yang telah kutemukan)
me lo dai soltanto tu (kamu sendiri memberiku)
quando ti stringi un po' di più. (ketika kamu merangkulku sedikit)

Al Bano + Romina:
Sharazan Sharazan (Sharazan, Sharazan)
è la voglia di volare, (adalah tujuan terbangku)
di sognare insieme a te (untuk bermimpi bersamamu)
il modo giusto per amare. (jalan yang benar untuk mencintai)

Al Bano:
Sharazan, Sharazan, (Sharazan, Sharazan)
paradiso che ti dà (surga yang memberimu)
sempre la felicità, (kebahagiaan kekal)
la troverai a Sharazan. (akan kau temukan di Sharazan)

Al Bano + Romina:
Sharazan, Sharazan, (Sharazan, Sharazan)
ali azzurre per volare, (sayap biru untuk terbang)
per volare verso te (untuk terbang kepadamu)
in due credendo nell'amore. (dua yang mempercayai cinta)

Sharazan, Sharazan, (Sharazan, Sharazan)
tempo di felicità, (waktu bahagia)
sempre estate ci sarà (hanya akan ada musim panas)
per noi insieme a Sharazan. (untuk kita berdua di Sharazan)