Jaman sekarang ini siapa sih yang butuh pahlawan ? Yang kumaksud tentunya adalah pahlawan perang dan bukan pahlawan cinta atau pahlawan yang laen.
Pahlawan perang tidak lagi kita butuhkan, bila dalam setiap konflik, kita selalu mengkedepankan asas diskusi untuk mencapai suatu mufakat. Juga untuk menghindari perang itulah, maka badan perserikatan bangsa-bangsa (UN atau UNO, United Nations Organization) didirikan di taon 1945 setelah Perang Dunia kedua berakhir, dengan tujuan : ‘to stop wars between countries, and to provide a platform for dialogue’. UN sendiri saat ini telah beranggotakan 192 negara.
Tujuan utama dari keberadaan UN ini semata-mata untuk menjembatani kerjasama dalam bidang Hukum Internasional, Keamanan Nasional, Perkembangan Ekonomi, Kemajuan Bidang Sosial, Hak Asasi Manusia, dan Pencapaian Kedamaian Dunia.
Sebenarnya ide dari suatu organisasi intenasional untuk mencegah perang sudah dicetuskan sejak 1795, dimana Immanuel Kant mengkonsepkan sebuah Rancangan Perdamaian.
Ide singkatnya adalah membentuk suatu Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) yang mengkontrol konflik dan mengupayakan perdamaian di antara bangsa-bangsa yang berselisih.
Dalam hal ini, Kant berpendapat, tujuan utamanya adalah menciptakan suatu komunitas yang hidup dalam damai tanpa membuat suatu pemerintahan global. Harapan itu dapat diraih bila semua anggotanya mau mendeklarasikan diri mereka sebagai bangsa yang merdeka yang menghormati penduduknya dan menyambut pendatang baru sebagai bagian dari penduduknya.
Dengan filosofi demikian, diharapkan perdamaian dalam masyarakat dapat diciptakan, dan suatu komunitas internasional yang damai dapat terwujud.
Ide yang bagus ini diwujudkan setelah selesai nya Perang Napoleon pada taon 1815, dengan dibentuknya ‘Concert of Europe’ yang menjembatani status quo di Eropa dan mencegah terjadi perang di Eropa di jaman itu.
Di masa berdirinya ‘Concert of Europe’ atau kadang disebut dengan istilah ‘Congress System’ ini, Hukum Internasional pertama diwujudkan yang dikenal dengan nama ‘Geneva Conventions’ yang mengatur tentang ‘Aturan Kemanusian di Masa Perang terutama untuk Korban Perang’ dan juga ‘Hague Conventions’ yang mengatur ‘Aturan Deklarasi Perang dan Penyelesaiannya’.
Pemrakarsa dari ‘Geneva Conventions’ sebenarnya adalah Henri Dunant yang menerbitkan bukunya yang berjudul ‘Memoir of Solferino’ pada taon1862 dan mempersembahkannya untuk mengingat korban pertempuran.
Salah satu hasil dari upayanya yang didapatnya dari pengalamannya selama di medan perang ini sering kali diingat sebagai ‘Geneva Conventions’ yang pertama dan mengarah kepada pembentukan ‘The International Red Cross and Red Crescent Movement’ atau singkatnya ‘Red Cross’ yang pertama pada taon 1863, di Geneva, Swiss.
Tujuan dari empat perjanjian dan tiga protokol dari ‘Geneva Conventions’ ini adalah melindungi pejuang yang terluka atau sakit, tahanan perang, rakyat sipil dan tenaga medis maupun religius. Aturan ini masi berlaku sampai hari ini.
Upaya untuk menciptakan perdamaian dunia yang berikut diawali oleh pendirian dari Inter-Parliamentary Union (IPU) oleh aktivis perdamaian William Randal Cremer dan Frederic Passy pada taon 1889 dan sudah diawaki oleh 24 negara pada taon 1914 dan sampai hari ini telah beranggotakan 143 negara. Jadi bole dikata IPU ini sebenarnya adalah pewujudan suatu forum internasional pertama untuk menciptakan perdamaian dunia.
Sementara itu, sepuluh taon kemudian, ‘Hague Conventions’ yang merupakan perjanjian ‘Tata Cara Perang’ berhasil dinegokan dalam dua konferensi di kota Hague, Netherlands pada taon 1899 dan diprakarsai oleh Tsar Nicholas II dan 1907. Konvensi diselaraskan dengan ‘Geneva Conventions’ dan telah menjadi aturan maen yang formal di dalam hal Hukum Perang, Hukum Internasional yang mengatur Tindak Kriminal Perang.
Bila aturan ‘Hague Conventions’ yang pertama mengatur tentang tata cara pertempuran di darat maupun dari udara (lewat balon) termasuk bom, senjata kimia dan juga artileri, maka ‘Hague Conventions’ yang kedua mengatur tentang tata cara peperangan di laut.
Gabungan negara-negara yang ikut merundingkan ‘Hague Conventions’ ini kemudian lebih dikenal dengan istilah ‘The International Union of the Hague Peace Conferences’ dan merupakan tonggak awal dari pembentukan League of Nations, seperti yang diusulkan oleh Walther Schücking, seorang pengacara dari Jerman yang anti perang.
Bila IPU masi bertahan sampai hari ini, ‘League of Nations’ yang didirikan berdasarkan perjanjian di Versailles pada taon 1919-1920 hanya mampu bertahan sampai dengan taon 1946. Pada pertemuan yang dimulai dari tanggal 12 April 1946 di Geneva, 34 anggotanya sepakat untuk melikuidasi ‘League of Nations’ termasuk gedung mereka yang disebut dengan ‘Palace of Peace’ dan arsip mereka serta aset mereka senilai 22 juta dolar dan menyerahkan seutuhnya kepada UN yang dibentuk satu taon sebelonnya.
Dan pada akhirnya, di tanggal 19 April 1946, presiden terakhir dari pertemuan itu, Carl J. Hambro dari Norway, mendeklarasikan ‘the twenty-first and last session of the General Assembly of the League of Nations closed.’
Dengan diserahterimakan seluruh aset dari ‘League of Nations’, maka dimulailah era baru dari UN yang dibentuk pada pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah ratifikasi dari ‘Charter of the United Nations’ oleh kelima negara yang mempunyai kedudukan tetap di UN, yaitu Perancis, Republik Rakyat China, Uni Soviet (sekarang diambil alih oleh Russia), United Kingdom dan United States.
Ide ini sebenarnya berasal dari Franklin D. Roosevelt yang memilih nama 'United Nations' sebagai ganti dari istilah ‘Allied Countries’. Diawali dengan penandatanganan ‘Atlantic Charter’ oleh 26 pemerintah pada tanggal 1 Januari 1942, pembentukan dari UN ini berlanjut dan direalisasikan setelah berakhirnya Perang Dunia kedua. Rapat pertama UN diselenggarakan di Westminster Central Hall di London pada Januari 1946.
Demikianlah kira-kira perjalanan dari upaya pencapaian perdamaian dunia, yang ternyata tidaklah singkat seperti diperkirakan orang. Namun kita harus bersyukur, bila kita sutu hari nanti berhasil mewujudkan perdamaian dunia, kita tidak akan lagi membutuhkan pahlawan perang.
Saturday, May 1, 2010
Friday, April 30, 2010
Catur
Semalam ketemu lagi dengan temanku, pencinta catur, si Dhanny. Ya tentunya ngobrolnya tentang catur karena ini kan lagi dalam tahap FIDE World Chess Championship 2010, di mana juara bertahan Viswanathan Anand dari India ditantang oleh Veselin Topalov dari Bulgaria.
Match nya sendiri diselenggarakan di Sofia, Bulgaria mulai dari 24 April sampai 13 Mei 2010 dengan hadiah sebesar 2 juta Euros. Sebenarnya match ini sudah mundur sehari karena Anand tertahan di Frankfurt menjelang penerbangannya dari Frankfurt ke Sofia pada tanggal 16 April karena semua penerbangan di Eropa di tunda akibat meletusnya gunung berapi Eyjafjallajökull di Islandia.
Anand sempat meminta penundaan selama tiga hari, namun ditolak oleh panitia setempat dan hanya diijinkan sebanyak satu hari saja. Pada tanggal 20 April akhirnya Anand tiba di Sofia setelah tertahan di perjalanan selama 40 jam.
Aturan match nya sederhana sekali, ‘Match nya terdiri atas 12 games dengan tie-break sama seperti match di taon 2006 dan 2008. Dalam setiap game nya, setiap pemaen diberikan waktu 120 menit pertama untuk 40 langkah pertama, dan kemudian bila game nya belon selesai, dilanjut selama 60 menit untuk 20 langkah selanjutnya. Setelahnya diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan sisa langkahnya dengan penambahan 30 detik untuk setiap langkah yang dibuat, dimulai dari langkah ke 61.’
Seru tuh, aku jadi teringat waktu aku SD cuma bisa meliat kedua temanku bermaen catur dengan tanpa tau bagaimana harus melangkah. Kemudian di tingkat SMP aku mulai bermaen catur dari buku, di kelas dua, dan dilanjut dengan serius di tingkat SMA dan bahkan pernah bermaen dengan beberapa teman dari Eropa selama aku bermukim disana.
Anand sendiri merebut gelar juaranya di taon 2008 setelah sukses melawan juara bertahan sebelonnya Vladimir Kramnik (2002-2008). Mereka bertiga ini tidaklah jelek dalam susunan daftar pemaen FIDE saat ini. Daftar ini disusun dengan suatu sistem yang disebut dengan ‘ELO rating’.
‘ELO rating’ ini diciptakan oleh Arpad Elo, seorang professor Fisika Amerika yang berketurunan Hungaria, daftar ELO dan merupakan sistem yang disusun dengan suatu kalkulasi dimana dapat digambarkan ‘tingkat kemampuan relatif ‘ dari pemaen seperti Catur dan Go. Bahkan ELO rating ini mulai diterapkan untuk pemaen Baseball dan Football di US sana.
Menurut tabel dari FIDE, pemaen terbaek adalah Magnus Carlsen dari Norwegia dengan ELO 2813, disusul oleh Veselin Topalov dari Bulgaria dengan ELO 2805, Vladimir Kramnik dari Russia dengan ELO 2790 dan baru sang juara dari India Viswanathan Anand dengan ELO 2787.
Seru rupanya, saat ini Anand masi memimpin dengan skor 3-2 dari hasil dua kali menang, satu kali kalah dan dua kali remis. Sementara game ke enam nya akan dimaenkan sabtu tanggal 1 Mei ini, dengan Anand sebagai memegang bidak putih. Yang menarik itu, dari lima games nya, Anand selalu menang dengan bidak putih, sementara satu-satunya kemenangan dari Topalov juga tercetak game perdana, dimana dia memegang bidak putih pula dan mungkin juga Anand sedang kecapean setelah berada di perjalanan selama hampir tiga hari lamanya itu.
Yah aku tunggu aja deh partainya dan setiap dua taon sekali, kok aku jadi pingin maen catur lagi, hehehe.. nantilah liat kalo udah ada iPad, hahaha… Mimpi MODE ON.
Match nya sendiri diselenggarakan di Sofia, Bulgaria mulai dari 24 April sampai 13 Mei 2010 dengan hadiah sebesar 2 juta Euros. Sebenarnya match ini sudah mundur sehari karena Anand tertahan di Frankfurt menjelang penerbangannya dari Frankfurt ke Sofia pada tanggal 16 April karena semua penerbangan di Eropa di tunda akibat meletusnya gunung berapi Eyjafjallajökull di Islandia.
Anand sempat meminta penundaan selama tiga hari, namun ditolak oleh panitia setempat dan hanya diijinkan sebanyak satu hari saja. Pada tanggal 20 April akhirnya Anand tiba di Sofia setelah tertahan di perjalanan selama 40 jam.
Aturan match nya sederhana sekali, ‘Match nya terdiri atas 12 games dengan tie-break sama seperti match di taon 2006 dan 2008. Dalam setiap game nya, setiap pemaen diberikan waktu 120 menit pertama untuk 40 langkah pertama, dan kemudian bila game nya belon selesai, dilanjut selama 60 menit untuk 20 langkah selanjutnya. Setelahnya diberi waktu 15 menit untuk menyelesaikan sisa langkahnya dengan penambahan 30 detik untuk setiap langkah yang dibuat, dimulai dari langkah ke 61.’
Seru tuh, aku jadi teringat waktu aku SD cuma bisa meliat kedua temanku bermaen catur dengan tanpa tau bagaimana harus melangkah. Kemudian di tingkat SMP aku mulai bermaen catur dari buku, di kelas dua, dan dilanjut dengan serius di tingkat SMA dan bahkan pernah bermaen dengan beberapa teman dari Eropa selama aku bermukim disana.
Anand sendiri merebut gelar juaranya di taon 2008 setelah sukses melawan juara bertahan sebelonnya Vladimir Kramnik (2002-2008). Mereka bertiga ini tidaklah jelek dalam susunan daftar pemaen FIDE saat ini. Daftar ini disusun dengan suatu sistem yang disebut dengan ‘ELO rating’.
‘ELO rating’ ini diciptakan oleh Arpad Elo, seorang professor Fisika Amerika yang berketurunan Hungaria, daftar ELO dan merupakan sistem yang disusun dengan suatu kalkulasi dimana dapat digambarkan ‘tingkat kemampuan relatif ‘ dari pemaen seperti Catur dan Go. Bahkan ELO rating ini mulai diterapkan untuk pemaen Baseball dan Football di US sana.
Menurut tabel dari FIDE, pemaen terbaek adalah Magnus Carlsen dari Norwegia dengan ELO 2813, disusul oleh Veselin Topalov dari Bulgaria dengan ELO 2805, Vladimir Kramnik dari Russia dengan ELO 2790 dan baru sang juara dari India Viswanathan Anand dengan ELO 2787.
Seru rupanya, saat ini Anand masi memimpin dengan skor 3-2 dari hasil dua kali menang, satu kali kalah dan dua kali remis. Sementara game ke enam nya akan dimaenkan sabtu tanggal 1 Mei ini, dengan Anand sebagai memegang bidak putih. Yang menarik itu, dari lima games nya, Anand selalu menang dengan bidak putih, sementara satu-satunya kemenangan dari Topalov juga tercetak game perdana, dimana dia memegang bidak putih pula dan mungkin juga Anand sedang kecapean setelah berada di perjalanan selama hampir tiga hari lamanya itu.
Yah aku tunggu aja deh partainya dan setiap dua taon sekali, kok aku jadi pingin maen catur lagi, hehehe.. nantilah liat kalo udah ada iPad, hahaha… Mimpi MODE ON.
Thursday, April 29, 2010
Dunia Yang Ajaib
Yup, bagaimana dibilang tidak ajaib, bila setiap kali aku kenalan dengan orang baru, pasti deh ada orang laen yang sama-sama kami kenal. Atau bahasa inggrisnya itu ‘mutual friend’.
Cerita singkatnya itu, hari ini aku dapat kenalan baru lagi, anak Banjarmasin yang menetap di Surabaya sejak satu setengah dekade. Kenalnya karena dikenalkan teman ku juga, biasalah makin banyak kenal orang makin besar pula lingkup pertemanan kita.
Setelah ngobrol-ngobrol sejam lamanya, dan diusut tuntas, ngobrol kesana kemari, eh tak taunya dia kenal dengan adek angkatku yang sudah lama tak kutemui, karena dia pindah ke luar pulau.
Lucu juga sih, mungkin begitu juga ya, biarpun negara ini punya ratusan juta penduduk, namun pasti aja ada orang laen yang berada di tengah hubungan ku dengan orang tertentu itu. Sejuta cerita tentunya bisa dibicarakan, bila kita mengenal orang yang sama, dan itu tentunya membuat suasana ngerumpi jadi rame dan suasananya tidak membeku seperti layaknya dua insan yang saling berkenalan.
Memang, bila kita punya banyak teman, tentunya banyak pula yang kenal dengan teman-teman kita, dan akhirnya jadi teman kita. Contohnya semalam ada orang, cowo, yang menyapa ku di chat box nya sebuah situs pertemanan. Cowo itu sudah aku ijinkan menjadi temanku, dan baru malam itu kami bertemu di chat box dan ngobrol saling memperkenalkan diri, lucu juga sih, dua orang dewasa yang saling berkenalan, hanya karena sebuah situs pertemanan.
Tapi harus aku akui, dengan lewat situs pertemanan seperti itu, aku berhasil membuat teman dengan beberapa teman yang akhirnya jadi teman beneran. Tempat curhat, tempat ngobrol dan tempat diskusi. Saling bantu membantu ceritanya, walau ada juga yang aku belon pernah ketemu muka, namun sudah akrab nadanya bila ngobrol di telefon atau chat box.
Maklum juga tidak semua tinggal di kotaku, namun banyak juga yang tinggal di luar negeri dan tersebar di banyak negara. Asik juga sih. Nah dengan adanya kemajuan teknologi internet seperti ini, maka makin sadarlah kita bahwa bahasa standard adalah bahasa inggris. Barang siapa mengusai bahasa inggris, minimal pasif dan mampu menulis dalam bahasa inggris yang relatif baek, dia dapat mempunyai banyak teman di seluruh dunia.
Mungkin sudah saat nya murid-murid sekolah jaman sekarang ‘dipaksa’ untuk menguasai bahasa inggris, karena bahasa inggris adalah bahasa dunia. Ya tentu saja, sepertiga dari jumlah negara di dunia ini menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa ibu, karena mereka merupakan negara bekas jajahan kerajaan inggris. Dan sampai sekarang pun mereka semua masih tergabung dalam kesatuan ‘British Commonwealth’.
Istilah ‘The Commonwealth of Nations’ atau dulunya disebut sebagai ’British Commonwealth’ adalah gabungan dari 54 negara yang merdeka baek yang berbentuk Republik maupun Kerajaan . Mereka semua yang dulunya merupakan koloni dari kerjaan Inggris, dengan perkecualian dari Mozambique (bekas jajahan Portugal), Rwanda (bekas bagian dari Belgia) dan Cameroon (yang dahulunya dibagi di antara Jerman, Perancis dan Inggris) dan tentunya United Kingdom sendiri sebagai penguasa.
Pimpinan dari ‘the Commonwealth of Nations’ tentunya adalah penguasa di United Kingdom, yaitu saat ini Queen Elizabeth II. Queen dari United Kingdom ini selaen merupakan pimpinan dari ‘the Commonwealth of Nations’, juga merangkap sebagai Ratu dari yang disebut sebagai ‘Commonwealth Realms’, yaitu United Kingdom, Australia, Barbados, Canada, Jamaica dan New Zealand.
Kadang aku berpikir, andaikan aku tau hal itu dari kecil, sudah pasti aku akan lebih giat lagi mempelajari bahasa inggris, karena bahasa inggris sekarang sudah merupakan bahasa untuk segala bidang.
Maklum masanya sudah berbeda, kan dahulu itu bahasa perdagangan masi bahasa Perancis, bahasa ilmu pengetauan masi menggunakan bahasa Jerman. Tapi rupanya setelah perang dunia kedua, terjadi pergeseran besar-besaran di dunia perbahasaan ini.
Cerita singkatnya itu, hari ini aku dapat kenalan baru lagi, anak Banjarmasin yang menetap di Surabaya sejak satu setengah dekade. Kenalnya karena dikenalkan teman ku juga, biasalah makin banyak kenal orang makin besar pula lingkup pertemanan kita.
Setelah ngobrol-ngobrol sejam lamanya, dan diusut tuntas, ngobrol kesana kemari, eh tak taunya dia kenal dengan adek angkatku yang sudah lama tak kutemui, karena dia pindah ke luar pulau.
Lucu juga sih, mungkin begitu juga ya, biarpun negara ini punya ratusan juta penduduk, namun pasti aja ada orang laen yang berada di tengah hubungan ku dengan orang tertentu itu. Sejuta cerita tentunya bisa dibicarakan, bila kita mengenal orang yang sama, dan itu tentunya membuat suasana ngerumpi jadi rame dan suasananya tidak membeku seperti layaknya dua insan yang saling berkenalan.
Memang, bila kita punya banyak teman, tentunya banyak pula yang kenal dengan teman-teman kita, dan akhirnya jadi teman kita. Contohnya semalam ada orang, cowo, yang menyapa ku di chat box nya sebuah situs pertemanan. Cowo itu sudah aku ijinkan menjadi temanku, dan baru malam itu kami bertemu di chat box dan ngobrol saling memperkenalkan diri, lucu juga sih, dua orang dewasa yang saling berkenalan, hanya karena sebuah situs pertemanan.
Tapi harus aku akui, dengan lewat situs pertemanan seperti itu, aku berhasil membuat teman dengan beberapa teman yang akhirnya jadi teman beneran. Tempat curhat, tempat ngobrol dan tempat diskusi. Saling bantu membantu ceritanya, walau ada juga yang aku belon pernah ketemu muka, namun sudah akrab nadanya bila ngobrol di telefon atau chat box.
Maklum juga tidak semua tinggal di kotaku, namun banyak juga yang tinggal di luar negeri dan tersebar di banyak negara. Asik juga sih. Nah dengan adanya kemajuan teknologi internet seperti ini, maka makin sadarlah kita bahwa bahasa standard adalah bahasa inggris. Barang siapa mengusai bahasa inggris, minimal pasif dan mampu menulis dalam bahasa inggris yang relatif baek, dia dapat mempunyai banyak teman di seluruh dunia.
Mungkin sudah saat nya murid-murid sekolah jaman sekarang ‘dipaksa’ untuk menguasai bahasa inggris, karena bahasa inggris adalah bahasa dunia. Ya tentu saja, sepertiga dari jumlah negara di dunia ini menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa ibu, karena mereka merupakan negara bekas jajahan kerajaan inggris. Dan sampai sekarang pun mereka semua masih tergabung dalam kesatuan ‘British Commonwealth’.
Istilah ‘The Commonwealth of Nations’ atau dulunya disebut sebagai ’British Commonwealth’ adalah gabungan dari 54 negara yang merdeka baek yang berbentuk Republik maupun Kerajaan . Mereka semua yang dulunya merupakan koloni dari kerjaan Inggris, dengan perkecualian dari Mozambique (bekas jajahan Portugal), Rwanda (bekas bagian dari Belgia) dan Cameroon (yang dahulunya dibagi di antara Jerman, Perancis dan Inggris) dan tentunya United Kingdom sendiri sebagai penguasa.
Pimpinan dari ‘the Commonwealth of Nations’ tentunya adalah penguasa di United Kingdom, yaitu saat ini Queen Elizabeth II. Queen dari United Kingdom ini selaen merupakan pimpinan dari ‘the Commonwealth of Nations’, juga merangkap sebagai Ratu dari yang disebut sebagai ‘Commonwealth Realms’, yaitu United Kingdom, Australia, Barbados, Canada, Jamaica dan New Zealand.
Kadang aku berpikir, andaikan aku tau hal itu dari kecil, sudah pasti aku akan lebih giat lagi mempelajari bahasa inggris, karena bahasa inggris sekarang sudah merupakan bahasa untuk segala bidang.
Maklum masanya sudah berbeda, kan dahulu itu bahasa perdagangan masi bahasa Perancis, bahasa ilmu pengetauan masi menggunakan bahasa Jerman. Tapi rupanya setelah perang dunia kedua, terjadi pergeseran besar-besaran di dunia perbahasaan ini.
Wednesday, April 28, 2010
Kenangan
Entah kenapa kok timbul macam-macam kenangan dalam benakku hari ini, seakan memblokir segala inspirasiku malam ini.
Segala kenangan suka dan duka tiba-tiba datang menyelimuti ku. Aku jadi mengenang orang-orang yang pernah dekat denganku selama ini. Aku berusaha untuk mengingat yang baek-baeknya tentunya. Namun tak dapat diingkari, beberapa kejadian yang timbul malam ini ternyata kembali mengupas rasa pedih dalam hatiku.
Terutama aku teringat pada seseorang yang pernah kusayang beberapa waktu. Duh sungguh menyakitkan teringat semuanya.
Sempat aku ngobrol di chat box dengan temanku di Jerman sana. Komentarnya ya sebetolnya sesuai dengan logikaku. Lupakan saja yang menyakitkan itu. Tapi aku kok merasa makin aku merasa disakiti oleh kenangan itu, malahan membuat aku makin teringat lebih kuat lagi padanya. Temanku berusaha menghiburku, dia bilang, kalo sekarang udah ketauan belangnya, kan kita harus bersyukur, daripada dipaksakan, sehingga membuat kita semakin sedih di kemudian hari.
Tengah malampun aku sempat ngobrol dengan seorang teman lama. Ngobrol tentang ini dan itu lagi. Tentang kisah cinta yang hilang, tentang segala kejadian yang menghancurkan mimpi kita. Ya tentang mimpi yang tak terwujud sebenarnya.
Jadi ingat pada tembang nya si Bondan Prakoso yang pernah kufitur beberapa waktu lalu. Cukup menghibur sih, terutama liriknya
Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah..
ya sudahlah, temanku juga bilang begitu, tarik nafas dulu, satu dua tiga.. nanti kan semua jadi lebih tenang. Ya sudahlah, semua sudah berlalu, dan aku harus memulai hari yang baru. Masi ada harapan kecil yang kudapat dari temanku yang kuajak ngobrol subuh ini, ada seseorang yang pernah kukenal tiga taon yang lalu, dan dia masi di sini. Ntar deh aku kontak dia lagi, mungkin besok, biar aku hepi.
Malam ini semakin larut, dan dari loudspeaker ku mengalun dengan tenang dan syahdu sebuah tembang Musical dari The Cats yang berjudul ‘memory’. Ya memory, kenangan, itulah yang menyelimutiku malam ini.
Terdengar intro yang di komposisi oleh Andrew Lloyd Webber berdasarkan pada ‘Old Possum's Book of Practical Cats’ yang ditulis oleh T. S. Eliot, sungguh menyayat hatiku yang sedang bersedih malam ini. Kenangan itu seakan membawaku kembali ke Jerman dulu sewaktu aku masi menonton Musical ini, betapa bagusnya performa ‘The Cats’ kala itu.
Lirik dari tembang musical ‘Memory’ ini sebenarnya adalah sebuah puisi yang berjudul ‘Rhapsody on a Windy Night’ yang ditulis oleh Eliot dan digubah oleh Trevor Nunn, sang sutradara dari Musical ‘The Cats’ ini.
Komposisi dari tembang musical ‘Memory’ ini dirasakan agak diluar kebiasaan bila kita dengarkan. Overture (musik pembukaan) nya di sini sedikit ditumpangi oleh Fugue (dua suara yang didendangkan bersama) dan ada di beberapa bagian yang diikuti oleh kata-kata yang sekedar dilafalkan, tidak dilagukan. Mungkin keganjilan ini yang terdengar di telinga kita bila kita mendengarkannya untuk pertama kalinya dan akan mengingatnya sampai kapanpun.
Suara sopran dari penyanyinya itu yang aku sukai. Suara bulat dan bersambung indah terlantun seakan begitu saja, dengan diikuti oleh suara menggelegar dari beberapa alat musik yang dipadu dengan apiknya oleh Andrew Lloyd Webber. Ciri khas dari Andrew Lloyd Webber dapat dikenali di tembang-tembang dalam Musical ‘The Cat’ ini dengan berbagai coraknya mulai dari klasik ke pop, music hall, jazz, rock dan musik electro-acoustic.
Rugi deh kalo tidak nonton. Apalagi Musical ini sudah diterjemahkan dalam lebih dari 20 bahasa dan sudah memenangkan beberapa award, seperti ‘Laurence Olivier Award’ dan ‘Tony Award for Best Musical’.
Untuk diketahui ‘Laurence Olivier Award’ adalah penghargaan tertinggi di British Theatre yang diberikan oleh Society of London Theatre dan diperuntukkan oleh insan theater yang luar biasa.
Sementara ‘The Antoinette Perry Awards for Excellence in Theatre’ atau lebih umum disebut dengan singkat sebagai ‘Tony Awards’, adalah penghargaan serupa untuk Live Theatre di US yang diberikan oleh The American Theatre Wing and The Broadway League secara taonan di New York City.
Sedangkan Andrew Lloyd Webber atau juga dikenal sebagai Baron Lloyd-Webber adalah komponis Inggris untuk bidang theater. Dia memulai mengkomposisi pada taon 1954 pada usianya yang ke enam dan telah mempublikasikan enam karyanya pada usia yang ke sembilan. Sampai sekarang sudah sekitar 13 musicals yang telah mendapat sentuhannya, dan tentunya Andrew Lloyd Webber masi berkarya sampai sekarang.
Memory
Midnight, Not a sound from the pavement
Has the moon lost her memory?
She is smiling alone
In the lamplight
The withered leaves collect at my feet
And the wind begins to moan
Memory, All alone in the moonlight
I can smile at the old days
I was beautiful then
I remember
The time I knew what happiness was
Let the memory live again
Every street lamp
Seems to beat
A fatalistic warning
Someone mutters
And a street lamp gutters
And soon it will be morning
Daylight, I must wait for the sunrise
I must think of a new life
And I mustn't give in
When the dawn comes
Tonight will be a memory too
And a new life will begin
Burnt out ends of smoky days
The stale cold smell of morning
The street lamp dies
Another night is over
Another day is dawning
Touch me, It's so easy to leave me
All alone with my memory
Of my days in the sun
If you touch me
You'll understand what happiness is
Look a new day has begun...
Puisi dari Eliot (1888–1965) : Rhapsody on a Windy Night
TWELVE o’clock.
Along the reaches of the street
Held in a lunar synthesis,
Whispering lunar incantations
Dissolve the floors of memory
And all its clear relations
Its divisions and precisions,
Every street lamp that I pass
Beats like a fatalistic drum,
And through the spaces of the dark
Midnight shakes the memory
As a madman shakes a dead geranium.
Half-past one,
The street-lamp sputtered,
The street-lamp muttered,
The street-lamp said, “Regard that woman
Who hesitates toward you in the light of the door
Which opens on her like a grin.
You see the border of her dress
Is torn and stained with sand,
And you see the corner of her eye
Twists like a crooked pin.”
The memory throws up high and dry
A crowd of twisted things;
A twisted branch upon the beach
Eaten smooth, and polished
As if the world gave up
The secret of its skeleton,
Stiff and white.
A broken spring in a factory yard,
Rust that clings to the form that the strength has left
Hard and curled and ready to snap.
Half-past two,
The street-lamp said,
“Remark the cat which flattens itself in the gutter,
Slips out its tongue
And devours a morsel of rancid butter.”
So the hand of the child, automatic,
Slipped out and pocketed a toy that was running along the quay.
I could see nothing behind that child’s eye.
I have seen eyes in the street
Trying to peer through lighted shutters,
And a crab one afternoon in a pool,
An old crab with barnacles on his back,
Gripped the end of a stick which I held him.
Half-past three,
The lamp sputtered,
The lamp muttered in the dark.
The lamp hummed:
“Regard the moon,
La lune ne garde aucune rancune,
She winks a feeble eye,
She smiles into corners.
She smooths the hair of the grass.
The moon has lost her memory.
A washed-out smallpox cracks her face,
Her hand twists a paper rose,
That smells of dust and eau de Cologne,
She is alone
With all the old nocturnal smells
That cross and cross across her brain.”
The reminiscence comes
Of sunless dry geraniums
And dust in crevices,
Smells of chestnuts in the streets,
And female smells in shuttered rooms,
And cigarettes in corridors
And cocktail smells in bars.
The lamp said,
“Four o’clock,
Here is the number on the door.
Memory!
You have the key,
The little lamp spreads a ring on the stair.
Mount.
The bed is open; the tooth-brush hangs on the wall,
Put your shoes at the door, sleep, prepare for life.”
The last twist of the knife.
Segala kenangan suka dan duka tiba-tiba datang menyelimuti ku. Aku jadi mengenang orang-orang yang pernah dekat denganku selama ini. Aku berusaha untuk mengingat yang baek-baeknya tentunya. Namun tak dapat diingkari, beberapa kejadian yang timbul malam ini ternyata kembali mengupas rasa pedih dalam hatiku.
Terutama aku teringat pada seseorang yang pernah kusayang beberapa waktu. Duh sungguh menyakitkan teringat semuanya.
Sempat aku ngobrol di chat box dengan temanku di Jerman sana. Komentarnya ya sebetolnya sesuai dengan logikaku. Lupakan saja yang menyakitkan itu. Tapi aku kok merasa makin aku merasa disakiti oleh kenangan itu, malahan membuat aku makin teringat lebih kuat lagi padanya. Temanku berusaha menghiburku, dia bilang, kalo sekarang udah ketauan belangnya, kan kita harus bersyukur, daripada dipaksakan, sehingga membuat kita semakin sedih di kemudian hari.
Tengah malampun aku sempat ngobrol dengan seorang teman lama. Ngobrol tentang ini dan itu lagi. Tentang kisah cinta yang hilang, tentang segala kejadian yang menghancurkan mimpi kita. Ya tentang mimpi yang tak terwujud sebenarnya.
Jadi ingat pada tembang nya si Bondan Prakoso yang pernah kufitur beberapa waktu lalu. Cukup menghibur sih, terutama liriknya
Ketika mimpimu yg begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah..
ya sudahlah, temanku juga bilang begitu, tarik nafas dulu, satu dua tiga.. nanti kan semua jadi lebih tenang. Ya sudahlah, semua sudah berlalu, dan aku harus memulai hari yang baru. Masi ada harapan kecil yang kudapat dari temanku yang kuajak ngobrol subuh ini, ada seseorang yang pernah kukenal tiga taon yang lalu, dan dia masi di sini. Ntar deh aku kontak dia lagi, mungkin besok, biar aku hepi.
Malam ini semakin larut, dan dari loudspeaker ku mengalun dengan tenang dan syahdu sebuah tembang Musical dari The Cats yang berjudul ‘memory’. Ya memory, kenangan, itulah yang menyelimutiku malam ini.
Terdengar intro yang di komposisi oleh Andrew Lloyd Webber berdasarkan pada ‘Old Possum's Book of Practical Cats’ yang ditulis oleh T. S. Eliot, sungguh menyayat hatiku yang sedang bersedih malam ini. Kenangan itu seakan membawaku kembali ke Jerman dulu sewaktu aku masi menonton Musical ini, betapa bagusnya performa ‘The Cats’ kala itu.
Lirik dari tembang musical ‘Memory’ ini sebenarnya adalah sebuah puisi yang berjudul ‘Rhapsody on a Windy Night’ yang ditulis oleh Eliot dan digubah oleh Trevor Nunn, sang sutradara dari Musical ‘The Cats’ ini.
Komposisi dari tembang musical ‘Memory’ ini dirasakan agak diluar kebiasaan bila kita dengarkan. Overture (musik pembukaan) nya di sini sedikit ditumpangi oleh Fugue (dua suara yang didendangkan bersama) dan ada di beberapa bagian yang diikuti oleh kata-kata yang sekedar dilafalkan, tidak dilagukan. Mungkin keganjilan ini yang terdengar di telinga kita bila kita mendengarkannya untuk pertama kalinya dan akan mengingatnya sampai kapanpun.
Suara sopran dari penyanyinya itu yang aku sukai. Suara bulat dan bersambung indah terlantun seakan begitu saja, dengan diikuti oleh suara menggelegar dari beberapa alat musik yang dipadu dengan apiknya oleh Andrew Lloyd Webber. Ciri khas dari Andrew Lloyd Webber dapat dikenali di tembang-tembang dalam Musical ‘The Cat’ ini dengan berbagai coraknya mulai dari klasik ke pop, music hall, jazz, rock dan musik electro-acoustic.
Rugi deh kalo tidak nonton. Apalagi Musical ini sudah diterjemahkan dalam lebih dari 20 bahasa dan sudah memenangkan beberapa award, seperti ‘Laurence Olivier Award’ dan ‘Tony Award for Best Musical’.
Untuk diketahui ‘Laurence Olivier Award’ adalah penghargaan tertinggi di British Theatre yang diberikan oleh Society of London Theatre dan diperuntukkan oleh insan theater yang luar biasa.
Sementara ‘The Antoinette Perry Awards for Excellence in Theatre’ atau lebih umum disebut dengan singkat sebagai ‘Tony Awards’, adalah penghargaan serupa untuk Live Theatre di US yang diberikan oleh The American Theatre Wing and The Broadway League secara taonan di New York City.
Sedangkan Andrew Lloyd Webber atau juga dikenal sebagai Baron Lloyd-Webber adalah komponis Inggris untuk bidang theater. Dia memulai mengkomposisi pada taon 1954 pada usianya yang ke enam dan telah mempublikasikan enam karyanya pada usia yang ke sembilan. Sampai sekarang sudah sekitar 13 musicals yang telah mendapat sentuhannya, dan tentunya Andrew Lloyd Webber masi berkarya sampai sekarang.
Memory
Midnight, Not a sound from the pavement
Has the moon lost her memory?
She is smiling alone
In the lamplight
The withered leaves collect at my feet
And the wind begins to moan
Memory, All alone in the moonlight
I can smile at the old days
I was beautiful then
I remember
The time I knew what happiness was
Let the memory live again
Every street lamp
Seems to beat
A fatalistic warning
Someone mutters
And a street lamp gutters
And soon it will be morning
Daylight, I must wait for the sunrise
I must think of a new life
And I mustn't give in
When the dawn comes
Tonight will be a memory too
And a new life will begin
Burnt out ends of smoky days
The stale cold smell of morning
The street lamp dies
Another night is over
Another day is dawning
Touch me, It's so easy to leave me
All alone with my memory
Of my days in the sun
If you touch me
You'll understand what happiness is
Look a new day has begun...
Puisi dari Eliot (1888–1965) : Rhapsody on a Windy Night
TWELVE o’clock.
Along the reaches of the street
Held in a lunar synthesis,
Whispering lunar incantations
Dissolve the floors of memory
And all its clear relations
Its divisions and precisions,
Every street lamp that I pass
Beats like a fatalistic drum,
And through the spaces of the dark
Midnight shakes the memory
As a madman shakes a dead geranium.
Half-past one,
The street-lamp sputtered,
The street-lamp muttered,
The street-lamp said, “Regard that woman
Who hesitates toward you in the light of the door
Which opens on her like a grin.
You see the border of her dress
Is torn and stained with sand,
And you see the corner of her eye
Twists like a crooked pin.”
The memory throws up high and dry
A crowd of twisted things;
A twisted branch upon the beach
Eaten smooth, and polished
As if the world gave up
The secret of its skeleton,
Stiff and white.
A broken spring in a factory yard,
Rust that clings to the form that the strength has left
Hard and curled and ready to snap.
Half-past two,
The street-lamp said,
“Remark the cat which flattens itself in the gutter,
Slips out its tongue
And devours a morsel of rancid butter.”
So the hand of the child, automatic,
Slipped out and pocketed a toy that was running along the quay.
I could see nothing behind that child’s eye.
I have seen eyes in the street
Trying to peer through lighted shutters,
And a crab one afternoon in a pool,
An old crab with barnacles on his back,
Gripped the end of a stick which I held him.
Half-past three,
The lamp sputtered,
The lamp muttered in the dark.
The lamp hummed:
“Regard the moon,
La lune ne garde aucune rancune,
She winks a feeble eye,
She smiles into corners.
She smooths the hair of the grass.
The moon has lost her memory.
A washed-out smallpox cracks her face,
Her hand twists a paper rose,
That smells of dust and eau de Cologne,
She is alone
With all the old nocturnal smells
That cross and cross across her brain.”
The reminiscence comes
Of sunless dry geraniums
And dust in crevices,
Smells of chestnuts in the streets,
And female smells in shuttered rooms,
And cigarettes in corridors
And cocktail smells in bars.
The lamp said,
“Four o’clock,
Here is the number on the door.
Memory!
You have the key,
The little lamp spreads a ring on the stair.
Mount.
The bed is open; the tooth-brush hangs on the wall,
Put your shoes at the door, sleep, prepare for life.”
The last twist of the knife.
Tuesday, April 27, 2010
Respons
Baguslah bila banyak temanku merespons ku dengan positif. Pada dasarnya mereka semua sependapat denganku, namun ada beberapa hal menarik yang mereka ungkapkan dan aku ringkaskan disini intisarinya.
1. Memang apa yang kita lakukan kadang tidak dihargai, tidak direspon dengan semestinya, tidak di acuhkan dan dianggap remeh, tapi kalau kita lakukan dengan ikhlas, dengan hati yang tulus, maka orang lain juga pasti akan menghargai ketulusan dan keikhlasan kita.
Jadi biarpun direspon kurang menyenangkan, ayo kita kerjakan sama-sama, mudah mudahan keinginan yang tulus ini bisa menjadi bola salju yang bisa menggerakkan hati-hati yang dingin.
2. Ibarat orang yang melangkah keluar, tentu ada resiko (tertabrak, berdebu dll). Apakah kamu memilih tidak keluar hanya karena takut berdebu? Kecuali kalo resiko tertabrak ya mending berdiam diri.
Segala sesuatu di dunia ini pasti terdiri dari dua sisi yang berbeda (yin & yang), kalo menyadari hal ini, maka tau segala keputusan ada resiko, tinggal putuskan apakah resiko itu banyak menghambat keputusan kita ato tidak? Pro dan kontra adalah biasa dialami, apa yang dirisaukan?
3. Apa bedanya sih reuni dengan kumpul-kumpul? Sedikit aja perbedaannya. Kalo dia gak interest untuk reuni./kumpul-kumpul. Ya udah, diem aja! Gak usah datang, titik!
Toh kita juga gak minta duit dia. Jadi dia gak perlu komentar seperti itu.
Kok dia gak ada rasa sungkan ya, ngomong seperti itu. Dia mo datang ato gak, itu terserah dia. Mo datang, silakan, gak datang, emangnya kita pikirin?
Komentarku pada akhirnya:
Bole percaya atau tidak, hal yang sama pernah dilontarkan padaku sewaktu mengurus reuni SMA ku. Namun setelah mereka tau aku bersikap demikian, reuni ku malahan lebih banyak diminati orang daripada sebelonnya, karena mereka menjadi sadar bahwa jika mereka dicari artinya mereka diingat dan dianggap sebagai bagian dari kehidupan yang
mengundang.
Selamanya selalu ada dua jawaban: 'ikutan' atau 'tidak ikutan'. Aku pun tidak peduli dengan alasan apapun dia tidak ikutan, tapi lebih baek kalo tidak mau ikutan harusnya tidak berkomentar yang tidak-tidak'.
Aku juga tidak pernah memaksa orang ikutan kumpul-kumpul. Yang jelas hargailah orang yang mengundang dan berikan jawaban kepada yang mengundang.
Hal itu harus dibudayakan, karena aku sudah sering dengar orang lapor padaku, mereka kecewa ikutan mengundang dan tidak dapat jawaban atau hanya mendapat jawaban 'OK, thanks', seakan-akan kita ini tukang pos yang tidak perlu direspons dengan jelas.
1. Memang apa yang kita lakukan kadang tidak dihargai, tidak direspon dengan semestinya, tidak di acuhkan dan dianggap remeh, tapi kalau kita lakukan dengan ikhlas, dengan hati yang tulus, maka orang lain juga pasti akan menghargai ketulusan dan keikhlasan kita.
Jadi biarpun direspon kurang menyenangkan, ayo kita kerjakan sama-sama, mudah mudahan keinginan yang tulus ini bisa menjadi bola salju yang bisa menggerakkan hati-hati yang dingin.
2. Ibarat orang yang melangkah keluar, tentu ada resiko (tertabrak, berdebu dll). Apakah kamu memilih tidak keluar hanya karena takut berdebu? Kecuali kalo resiko tertabrak ya mending berdiam diri.
Segala sesuatu di dunia ini pasti terdiri dari dua sisi yang berbeda (yin & yang), kalo menyadari hal ini, maka tau segala keputusan ada resiko, tinggal putuskan apakah resiko itu banyak menghambat keputusan kita ato tidak? Pro dan kontra adalah biasa dialami, apa yang dirisaukan?
3. Apa bedanya sih reuni dengan kumpul-kumpul? Sedikit aja perbedaannya. Kalo dia gak interest untuk reuni./kumpul-kumpul. Ya udah, diem aja! Gak usah datang, titik!
Toh kita juga gak minta duit dia. Jadi dia gak perlu komentar seperti itu.
Kok dia gak ada rasa sungkan ya, ngomong seperti itu. Dia mo datang ato gak, itu terserah dia. Mo datang, silakan, gak datang, emangnya kita pikirin?
Komentarku pada akhirnya:
Bole percaya atau tidak, hal yang sama pernah dilontarkan padaku sewaktu mengurus reuni SMA ku. Namun setelah mereka tau aku bersikap demikian, reuni ku malahan lebih banyak diminati orang daripada sebelonnya, karena mereka menjadi sadar bahwa jika mereka dicari artinya mereka diingat dan dianggap sebagai bagian dari kehidupan yang
mengundang.
Selamanya selalu ada dua jawaban: 'ikutan' atau 'tidak ikutan'. Aku pun tidak peduli dengan alasan apapun dia tidak ikutan, tapi lebih baek kalo tidak mau ikutan harusnya tidak berkomentar yang tidak-tidak'.
Aku juga tidak pernah memaksa orang ikutan kumpul-kumpul. Yang jelas hargailah orang yang mengundang dan berikan jawaban kepada yang mengundang.
Hal itu harus dibudayakan, karena aku sudah sering dengar orang lapor padaku, mereka kecewa ikutan mengundang dan tidak dapat jawaban atau hanya mendapat jawaban 'OK, thanks', seakan-akan kita ini tukang pos yang tidak perlu direspons dengan jelas.
Monday, April 26, 2010
Tak Tau Diri
Heran aja aku kalo di dunia ini masi ada orang yang tak tau diri. Cerita singkatnya itu, aku kan salah satu inisiator dari acara sebuah reuni. Nah apa itu reuni? Tentunya reuni adalah sebuah acara kumpul-kumpul.
Nah ini ada mantan temanku yang berinisial FD yang tidak pernah ikutan reuni sebelonnya, tapi berkomentar ‘Acaranya lho cuma gitu-gitu aja dan terlalu sering, namanya bukan reuni tapi kumpul-kumpul, sorry ya, tapi pasti tak kabar-kabarkan ke yang lain, thanks’.
Gini masalahnya, kalo yang menuduh ’Acaranya lho cuma gitu-gitu aja dan terlalu sering’ itu orang yang beneran sudah sering ikutan kumpul-kumpul, ya aku maklum lah kalo dia jenuh. Tapi siapa yang pernah ketemu ini manusia dalam banyak pertemuan? Aku tidak! Bahkan muncul sekali pun dia tidak pernah.
Nah kalo orang tidak pernah ikutan, lalu berkoar seperti itu, pantas kan aku marah betol? Jangan menilai kalo tidak pernah ikutan kumpul-kumpul. Setuju?
Dipikirnya kita ini semua budaknya dia atau gimana, harus buat acara yang menyenangkan dirinya? Dipikirnya kita semua nganggur apa, mau ngurusi beginian melulu?
Aku selalu punya pendapat, orang yang cerewet itu harusnya aktif jadi panitia kumpul-kumpul dan bukan bagaikan seorang juragan marah-marah disana, sambil ngomong seenak udelnya sendiri. Itu tidak fair bagi semua yang selama ini terus tanpa lelah mengajak anak-anak untuk ikutan ketemuan.
Tanpa mereka sadari, kehidupan mereka sudah banyak berubah sejak ada acara kumpul-kumpul ini. Yang tidak sadar ya bego dan egois itu. Acara kegiatan kumpul-kumpul ini harus diakui sebagai salah satu acara penyeimbang dari kehidupan sehari-hari.
Dan satu lagi, harusnya mereka berbahagialah kalo mereka masi diingat oleh yang laen. Diajak ikutan kumpul-kumpul itu artinya disapa secara pribadi dan masi dianggap sebagai bagian dari kehidupan yang mengajak.
Dan bukannya dengan angkuh menolak semua undangan serta menjelekkan acara yang dia sendiri tak pernah ikutan? Itu bajingan yang tak tau diri namanya..
Mustinya kalo tidak mau ikut, bisa dengan sopan menolak, tapi tidak begitu caranya.
Nah ini ada mantan temanku yang berinisial FD yang tidak pernah ikutan reuni sebelonnya, tapi berkomentar ‘Acaranya lho cuma gitu-gitu aja dan terlalu sering, namanya bukan reuni tapi kumpul-kumpul, sorry ya, tapi pasti tak kabar-kabarkan ke yang lain, thanks’.
Gini masalahnya, kalo yang menuduh ’Acaranya lho cuma gitu-gitu aja dan terlalu sering’ itu orang yang beneran sudah sering ikutan kumpul-kumpul, ya aku maklum lah kalo dia jenuh. Tapi siapa yang pernah ketemu ini manusia dalam banyak pertemuan? Aku tidak! Bahkan muncul sekali pun dia tidak pernah.
Nah kalo orang tidak pernah ikutan, lalu berkoar seperti itu, pantas kan aku marah betol? Jangan menilai kalo tidak pernah ikutan kumpul-kumpul. Setuju?
Dipikirnya kita ini semua budaknya dia atau gimana, harus buat acara yang menyenangkan dirinya? Dipikirnya kita semua nganggur apa, mau ngurusi beginian melulu?
Aku selalu punya pendapat, orang yang cerewet itu harusnya aktif jadi panitia kumpul-kumpul dan bukan bagaikan seorang juragan marah-marah disana, sambil ngomong seenak udelnya sendiri. Itu tidak fair bagi semua yang selama ini terus tanpa lelah mengajak anak-anak untuk ikutan ketemuan.
Tanpa mereka sadari, kehidupan mereka sudah banyak berubah sejak ada acara kumpul-kumpul ini. Yang tidak sadar ya bego dan egois itu. Acara kegiatan kumpul-kumpul ini harus diakui sebagai salah satu acara penyeimbang dari kehidupan sehari-hari.
Dan satu lagi, harusnya mereka berbahagialah kalo mereka masi diingat oleh yang laen. Diajak ikutan kumpul-kumpul itu artinya disapa secara pribadi dan masi dianggap sebagai bagian dari kehidupan yang mengajak.
Dan bukannya dengan angkuh menolak semua undangan serta menjelekkan acara yang dia sendiri tak pernah ikutan? Itu bajingan yang tak tau diri namanya..
Mustinya kalo tidak mau ikut, bisa dengan sopan menolak, tapi tidak begitu caranya.
Sunday, April 25, 2010
Hari Minggu
Tumben hari mingguku kali ini berlangsung biasa saja. Yang luar biasa itu hanya jumlah SMS yang kukirim ke teman-temanku. Mencapai 100 SMS lebih hanya dalam waktu sehari.
Pasalnya sih ajak-ajak teman lama reunian nanti minggu ini. Tapi juga untuk SMS an dengan teman-teman ku yang laen. Asik juga ngoceh-ngoceh dengan teman-teman yang sudah lama aku tidak ngobrol lagi. Wah jadi ingat lagunya Bondan nih yang pernah kufitur tanggal 8 April lalu, terutama di bait rap nya yang berbunyi:
Kita sambung satu persatu sebab akibat
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
Menuntun ke arah mata angin bahagia
kau dan aku tahu, jalan selalu ada
Juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
bagai deras ombak yang menabrak karang
Namun ku tahu..ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
hadapi ini bersamaku hingga ajal datang
bole percaya, SMS bukan hanya untuk sarana ngegosip atau alat penyebar fitnah, namun bisa juga untuk sarana bertukar pikiran.
Malamnya lagi, aku sempat ngobrol dan dengarin curhat dari temanku. Banyak deh cerita dia, seperti air terjun gitu ceritanya, tentang ini dan itu. Padahal tiap minggu juga kita ngobrol. Tapi mungkin benar, bila kita punya beban yang bisa kita bagi atau ceritakan ke teman kita, maka kita akan makin bertumbuh.
Jadi ingat peribahasa Jerman nih, ‘geteiltes Leid ist halbes Leid’ atau dalam bahasa Indo nya ‘penderitaan yang dibagi adalah penderitaan yang tinggal separo’. Bayangkan kalo pepatah itu benar, setelah kita cerita pada orang pertama, maka derita kita jadi setengah, lalu kita curhat pada orang kedua, sisa seperempat, cerita pada orang ketiga, sisa seperdelapan. Hmm.. mungkin benar juga ya, banyak cerita jadi lega?
Benernya bukan hanya malamnya, tapi siangnya pun aku sempat jadi tempat curhat seorang teman yang sudah berpisah dengan suaminya sejak beberapa belas taon. Jadi tidak resmi cerai hanya pisah juga. Bisa kubayangkan kalo hidup begitu itu yang kasian anaknya. Tapi tak apalah, dia udah berbagi denganku, dan kuharap dia juga jadi lebih lega.
Dan dari acara dengar curhat itu, aku jadi berpikir, apapun keadaan kita, kita harus bersyukur. Bersyukur di kala susah dan ucap syukur di kala senang. Dan sekali lagi aku ucap syukur, aku punya banyak teman yang dapat kupercaya dan aku punya banyak teman yang mau percaya padaku.
Jadi ingat lagu sederhana nih, yang biasa dinyanyikan orang dari beberapa gereja kristen sebagai penutup kebaktian mereka..
Bapa trima kasih
Bapa trima kasih
Bapa di dalam surga
Kuberi trima kasih, amin
Pasalnya sih ajak-ajak teman lama reunian nanti minggu ini. Tapi juga untuk SMS an dengan teman-teman ku yang laen. Asik juga ngoceh-ngoceh dengan teman-teman yang sudah lama aku tidak ngobrol lagi. Wah jadi ingat lagunya Bondan nih yang pernah kufitur tanggal 8 April lalu, terutama di bait rap nya yang berbunyi:
Kita sambung satu persatu sebab akibat
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
Menuntun ke arah mata angin bahagia
kau dan aku tahu, jalan selalu ada
Juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
bagai deras ombak yang menabrak karang
Namun ku tahu..ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
hadapi ini bersamaku hingga ajal datang
bole percaya, SMS bukan hanya untuk sarana ngegosip atau alat penyebar fitnah, namun bisa juga untuk sarana bertukar pikiran.
Malamnya lagi, aku sempat ngobrol dan dengarin curhat dari temanku. Banyak deh cerita dia, seperti air terjun gitu ceritanya, tentang ini dan itu. Padahal tiap minggu juga kita ngobrol. Tapi mungkin benar, bila kita punya beban yang bisa kita bagi atau ceritakan ke teman kita, maka kita akan makin bertumbuh.
Jadi ingat peribahasa Jerman nih, ‘geteiltes Leid ist halbes Leid’ atau dalam bahasa Indo nya ‘penderitaan yang dibagi adalah penderitaan yang tinggal separo’. Bayangkan kalo pepatah itu benar, setelah kita cerita pada orang pertama, maka derita kita jadi setengah, lalu kita curhat pada orang kedua, sisa seperempat, cerita pada orang ketiga, sisa seperdelapan. Hmm.. mungkin benar juga ya, banyak cerita jadi lega?
Benernya bukan hanya malamnya, tapi siangnya pun aku sempat jadi tempat curhat seorang teman yang sudah berpisah dengan suaminya sejak beberapa belas taon. Jadi tidak resmi cerai hanya pisah juga. Bisa kubayangkan kalo hidup begitu itu yang kasian anaknya. Tapi tak apalah, dia udah berbagi denganku, dan kuharap dia juga jadi lebih lega.
Dan dari acara dengar curhat itu, aku jadi berpikir, apapun keadaan kita, kita harus bersyukur. Bersyukur di kala susah dan ucap syukur di kala senang. Dan sekali lagi aku ucap syukur, aku punya banyak teman yang dapat kupercaya dan aku punya banyak teman yang mau percaya padaku.
Jadi ingat lagu sederhana nih, yang biasa dinyanyikan orang dari beberapa gereja kristen sebagai penutup kebaktian mereka..
Bapa trima kasih
Bapa trima kasih
Bapa di dalam surga
Kuberi trima kasih, amin
Subscribe to:
Posts (Atom)