Saturday, September 18, 2010

Join Kopi

Yup, sesuai dengan judulnya, hari ini aku kaget terbangun pagi-pagi sekali, tepatnya pukul enam lebih sebelas menit, karena terganggu hujan turun, atau lebih tepatnya, instink ku yang membangunkan aku untuk segera menuju keluar rumah dan memungut koran yang dilemparkan tukang koran.

Nah ya, bila kemaren aku bangun rada kesiangan dan alhasil koranku basah total dan tak bisa dibaca, maka hari ini aku ternyata berhasil lebih cepat dari hujan yang turun tanpa pamit itu.

Sip, koran terselamatkan walaupun bagian depannya rada basah, namun karena hujan baru saja turun, maka koran yang basah hanya dua tiga halaman di depan saja dan bakalan cepat kering. Terkadang aku berharap ada perapian dalam rumah, seperti di masa laluku, dimana di setiap kamar ku ada radiator pemanas ruangan yang dapat digunakan sebagai tempat penjemur pakean, sepatu atau lap basah dan juga tentunya barang basah laennya.

Tentu, tentu, tidak sehat menjemur barang di dalam kamar, namun itulah prakteknya di sana. Bahkan ada banyak juga temanku yang menjemur celana dalam nya di atas radiatornya, hahaha, kenangan yang lucu.

Pagi ini terasa dingin sekali, padahal aku berpakean lengkap. Mungkin karena pengaruh pengatur suhu dan ditambah dengan udara pagi yang sejuk serta keadaan cuaca yang sejak sepuluh hari terakhir ini selalu mendung tanpa panas dan juga sudah sekitar seminggu berturut-turut turun hujan.

Yang terpikir adalah menulis blog ini dan minum kopi tentunya sebagai penghangat badan. Walau sebenarnya yang ku minum duluan adalah sari buah lohan yang kata orang mampu membantu menurunkan panas dalam, membantu buang air besar dan tentunya sehat untuk jantung. Tapi ketika aku menyalakan radioku untuk mendengarkan siaran radio favoritku, yang melantun keluar dari loudspeaker mini ku adalah tembang baru dari ‘Blackout’ yang berjudul ‘Join Kopi’.

Tembang yang bercorak jazz ini sangat enak untuk didengar, dan sebenarnya merupakan ‘remake’ dari tembang berbahasa Inggris di era 80an (yaitu tembang Easy dari Commodores). Biasanya memang aku selalu mengingat melodi seperti itu, karena aku penggemar jazz. Tak apalah, walau sederhana liriknya, namun sungguh cocok untuk didengarkan sambil menyeruput kopiku. Duh jadi ingat temanku yang mewanti-wanti agar tidak banyak minum kopi. Namun untuk pagi ini, kopi sungguh tak ternilai harganya, untuk menghangatkan badanku, walau bukan kopi luwak.

Setiap saat setiap waktu
Kamu selalu menemani aku
Meskipun hitam tapi banyak yang suka
Bersama teman-teman ku menikmatimu

hu..lalala..kopimu-kopiku
hu..lalala..join join kopi
hu..lalala..arti sahabat
hu..lalala..tak ternilai harganya

Friday, September 17, 2010

Happy Ending

Happy ending? Ah yang benar, sebenarnya tidak. Karena semalam aku tidur begitu terlelap sehingga bangunnya baru pukul setengah sepuluh. Alhasil ketika aku bangun hujan sudah mengguyur kotaku dan koran yang dilempar oleh pengantar koran ke dalam kebunku menjadi basah kuyup tak terselamatkan lagi.

Kupungut koran basah itu sambil menggerutu, siap dilempar ke tempat sampah tuh kalau begitu. Bisa sih aku keluar sebentar membeli koran baru, namun tak apa, karena edisinya bukan edisi hari minggu maka ada edisi digital nya yang bisa kubaca di internet juga.

Walau jujur aja, untuk saat ini aku lagi malas untuk membaca koran apapun juga. Biasanya juga aku baca secara digital, kalo koran cetak kan sebenarnya menarik untuk berita iklan nya saja, dimana ada dijual barang apa murah atau dapat diskon apa atau dapat extra apa, itu saja. Nah kalo berita kita bisa juga baca dari internet maupun dari televisi.

Tak apalah, pagi ini serasa sejuk sekali, karena memang hujan sudah mengguyur bumi kotaku sejak seminggu terakhir ini. Tidak panas, namun udara juga tidak terasa sangat lembab, karena suhu tidak tinggi. Kalo hujan turun disertai dengan suhu yang tinggi maka penguapan air juga akan tinggi dan menimbulkan kesan pengab. Syukurlah, hal itu tidak terjadi, sehingga aku masi bisa menikmati liburanku yang panjang ini.

Memang bagi banyak orang, pertengahan minggu ini adalah hari awal masuk kerja lagi, namun tidak begitu dengan di tempatku. Hal ini dikarenakan kenyataan yang ada, yaitu di hari-hari awal setelah liburan masi terdapat banyak toko yang tutup, sehingga ya kita ngikut saja. Beda bila orang bekerja di pabrik atau di kantor, terutama bagi yang bertugas di bidang administrasi atau akuntansi karena mereka harus membuka lembaran laporan baru yang telah ditutup menjelang liburan lebaran.

Duh, walau sudah bangun rasanya aku masi mengantuk pingin kembali ke ranjang lagi dan meneruskan tidur ku sambil ditemani suara rintik-rintik hujan yang turun membasahi bumi, semoga saja tidak turun terus jadi bencana banjir.

Dari radio ku terdengar lantunan suara penyanyi dari grup ‘Abdul & The Coffee Theory’ dengan tembang nya ‘Happy Ending’ yang diambil dari album mereka teranyar ‘Love Theory (2010)’. Enak tembang ini untuk di dengar menjelang tidur atau waktu bangun pagi, terutama bagi orang yang sedang jato cinta. Duh jadi pingin jato cinta lagi, hahaha..

Kaulah yang pertama ingin ku lihat
Saat mentari mulai bersinar
Kaulah yang terakhir ingin ku lihat
Saat ku pejamkan mata

Indah matamu, indah wajahmu
Mampu menyinari duniaku
Indah hatimu, indah cintamu
Mampu menyadarkan diriku
Walau tak ada cinta di dunia
Ku kan selalu di sampingmu
Karena kamu, happy ending-ku

Kaulah yang pertama ingin ku lihat
Saat mentari mulai bersinar
Kaulah yang terakhir ingin ku lihat
Saat ku pejamkan mata

Thursday, September 16, 2010

Antara Kita

Malam ini ada seorang temanku yang memposting tambang lawas yang diciptakan oleh Sammy Paitam dan dinyanyikan oleh Fariz RM. Tembang lawas berjudul ‘Antara Kita’ ini tergolong tipe balada, seperti yang kita tau banyak dibawakan oleh Fariz RM.

Tembang ini begitu slow nya sampai-sampai enak didengar, walau sebenarnya liriknya tidak berbobot dan berpotensi untuk segera kembali dilupakan. Tembang yang dikomposisi secara keroyokan oleh Fariz R.M., Sammy Paitam dan Rudy Rampengan ini dirilis di taon 1992 di bawah label ‘Selecta Records’, salah satu perusahaan rekaman ternama di negeri ini.

Selaen dari tembang ‘Antara Kita’, di dalam album yang dirilis di delapan belas taon silam itu, terdapat tembang ‘Mungkin Ini Cinta’, ‘Biarkan Pergi’, Malam Itu’, serta ‘Gejolak’ dan ‘Kemenangan’ yang semuanya bertipe kan balada. Tembang balada dapat dikenali dengan liriknya yang sepertinya ingin menceritakan sesuatu.

Tembang yang mengkomibinasi antara lantunan kata dan sedikit permaenan tinggi rendah nada ini memang sangat enak untuk dinikmati di saat kita sedang santai atau sedang melamun, karena seperti dalam kritikku ini, tembang ini secara lirik tidak bermutu walau secara musik masi bisa dinikmati.

Memang bila kita dengar judul tembang ini ‘Antara Kita’, bisa saja kita tersangkut pada tembang ‘Antara Kita’ ciptaan Andre Hehanusa/Adjie Soetama dan dibawakan oleh Rita Sida Dewi yang mungkin tidak asing di telinga kita ataupun tembang ‘Antara Kita’ yang dibawakan oleh Andi Liani atau tembang berjudul sama ‘Antara Kita’ namun dengan versi berikutnya yang dibawakan oleh Hedi Yunus.

Mungkin juga dengan minimal tiga tembang laen yang menyandang judul yang sama itu, maka tembang dari Fariz RM ini tidak mendapatkan posisi yang jelas dalam bilantika musik pop di sini. Tapi biar untuk mengurangi kekacauan, aku berikan liriknya di sini, dan bila kita dengar tembang yang laen yang liriknya tidak seperti aku kutipkan di bawah ini, itu artinya kita sedang mendengarkan tembang dengan judul yang sama namun dari pelantun yang berbeda.


Antara Kita
Pertama Berkenalan
Tuk Dapat Menggapai
Rasa Saling Cinta

Antara Kita
Saling Percaya Diri
Yang Seharusnya
Kita Memiliki

Begitu Bahagia
Kita Merajut Cinta
Hanyut Dalam Mesra
Yang Tiada Tara

Kau dan Aku Dalam Ikatan Asmara
Janji Suci Disanubari
Satu Cita-cita Kita Berdua
Bila Mengayuh Bahtera Cinta

Cinta Berlabuh
Tanpa Terasa Waktu
Kau Peluk Diriku
Dalam Kemesraan

Hanya Dirimu
Satu Dalam Mimpiku
Antara Berjuta
Kenangan Yang Lalu

Wednesday, September 15, 2010

Tentang Rasa

Yow, walaupun nonton terus, namun kegiatanku menyimak tembang-tembang di radio juga tidak terlupakan. Kan terkadang telinga kita juga butuh hiburan laen, selaen mendengarkan orang berbicara di dalam movie yang kutonton secara maraton begitu, walau tidak membosankan semestinya.

Memang sih menyenangkan menonton begitu, terutama untuk orang yang mudah tergelitik perasaan humornya seperti aku. Tapi kadang aku juga terpikir akan orang yang sama sekali tidak kenal rasa humor. Duh, kasiannya. Padahal ketawa itu menyenangkan, baek itu menertawakan diri sendiri maupun menertawakan orang laen karena kebodohannya maupun karena tingkah polahnya

Nah pagi ini, aku kebetulan dengar tembang nya si Astrid yang judulnya ‘Tentang Rasa’. Lumayan ringan untuk didengarkan, walau videoclip nya tidak menarik. Ya, ya, pasti banyak yang heran, kok aku ini kesannya mengkritik melulu. Tapi aku jujur, kalo bagus ya aku bilang bagus, kalo jelek ya apa bole buat. Anggap saja kritik bagi artis itu untuk membuat yang lebih baek lagi di masa depan.

Wah, hujan turun lagi nih. Kalo gini terus, lama-lama aku harus bangun pagi dan berlomba-lomba dengan air hujan demi menyelamatkan koran pagiku. Payah nih, kalo gini, tapi selama tidak banjir ya aku tidak keberatan. Tapi beneran, cuaca mendung melulu, sampai-sampai aku menunda cucianku sampe sekarang. Mudah-mudahan minggu depan bisa kucuci juga pakeanku.

Ah balik lagi nonton serial misteriku ah, menarik tuh, apalagi bila kita menonton untuk kali kedua atau bahkan ketiga nya, karena kan bila kita sudah tau siapa yang bersalah, kita bisa mulai mengamati si pelaku. Sehingga mengerti betol apa yang diperhatikan oleh detektifnya.

Sebenarnya memang lebih mudah bila kita sendiri yang ada di tempat terjadinya perkara, karena bila hanya nonton di layar, pandangan kita kan disesuaikan dengan pandangan yang diatur oleh si juru kamera atau juga pengarah kamera, jadi tidak subyektif.


Aku tersesat
Menuju hatimu
Beri aku jalan yang indah
Ijinkan ku lepas penatku
‘tuk sejenak lelap di bahumu

Dapatkah selamanya kita bersama
Menyatukan perasaan kau dan aku
Semoga cinta kita kekal abadi
Sesampainya akhir nanti selamanya

Tentang cinta yang datang perlahan
Membuatku takut kehilangan
Ku titipkan cahaya terang
Tak padam di dera goda dan masa

Tuesday, September 14, 2010

Nonton Maraton

Duh kok tiap hari hujan melulu ya. Payah juga kalo begini caranya tidak bisa cuci pakean nih, kapan keringnya kalo cuma dijemur di dalam rumah. Tapi untungnya kalo hujan tidak terlalu lebat begini, suhu udara jadi turun dan tidak terlalu panas, itung-itung pengiritan juga karena bisa hemat listrik untuk bayar biaya operasional kipas angin dan pendingin ruangan.

Walau tentunya kabar baeknya itu, channel darimana aku mendonlot movie ternyata masi ada. Nah ya, dimana-mana orang akan menjadi semakin cerdas bila terus menerus dihadapkan kepada kesulitan. Bahkan aku punya pendapat kalo pemilik channel itu beneran tidak takut kalo semua hasil unggahannya (baca: uploads) akan dihapus seperti yang dialami oleh banyak pemilik channel yang laen.

Tapi aku sendiri sih senang-senang aja. Ada beberapa movie yang dulunya aku tonton dalam bahasa Jerman sehingga tak bisa aku bagi dengan temanku, ternyata sekarang aku punya edisi bahasa Inggris nya. Tapi tentunya karena movie nya dalam bahasa Inggris yang terpadu dengan bahasa Perancis, maka tidak semua orang akan dapat menikmatinya.

Minimal mengerti pembicaraan dalam bahasa Inggris sajalah, sudah cukup. Aku sih senang-senang aja, karena movie itu sungguh luar biasa. Aku tak tau, apakah karena sekarang politiknya udah diganti sejak kurang lebih sebulan ini, sehingga kita bisa menonton movie yang berdurasi sampai dua jam. Dulu kan kalo ada movie panjang, selalu harus di potong-potong dengan durasi kurang dari sepuluh menit dan kemudian politiknya diganti sehingga kita bisa mengunggah movie yang berdurasi lima belas menit dan kita hingga dua jam.

Aku sendiri lebih senang bila movie nya hanya berdurasi singkat-singkat saja, namun dibagi dalam beberapa bagian. Karena dengan demikian kita bisa melalukukan hal yang laen sambil menunggu hasil unduhan (baca : download) kita selesai. Itung-itung seperti nonton movie di bioskop jaman dulu itu lho, dimana setiap kali terjadi penggantian pita movie, kita harus menunggu dengan lampu dinyalakan dan disambut dengan gembira oleh para penjaja kacang dan teh botol.

Duh aku jadi ingat bioskop nya di Jerman yang masi memberikan jeda di tengah penanyangan movie, kalo tak salah setiap 45 menit. Tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi penonton untuk keluar ruangan sejenak, melemaskan otot-otot yang kaku karena hanya duduk di tempat dan juga memberikan kesempatan untuk membuang air kecil (ataupun besar, bila perlu), tanpa mengganggu penonton yang laen.

Walau tentunya pemotongan movie di tengah-tengah penayangan seperti itu, bisa dianggap sebagai tindakan mengganggu penonton yang ingin menikmati tayangan nonstop dan bersedia menahan rasa ingin buang airnya dengan segala kerelaan.

Jadi nih, ceritanya aku juga nonton nonstop. Tak kusangka, sudah banyak movie yang aku unduh, namun belon sempat aku tonton semua. Dan yang sudah aku tonton, jadi ingin aku tonton ulang, karena aku jarang menonton hanya satu kali saja, terutama untuk movie yang sangat aku gemari.

Tapi tentunya sangat menarik bagiku untuk membandingkannya dengan alur cerita dari buku yang kebetulan aku punyai juga. Jadi asik juga nonton movienya lengkap dengan dramatisasinya lalu menjelang tidur, aku baca bukunya.

Monday, September 13, 2010

Korea

No, no, no, bukan movie Korea yang kumaksud, tapi perlengkapan alat tulis yang kumaksud. Nah cerita singkatnya, daripada monoton nonton terus di rumah, maka aku selalu menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di luar untuk menghirup udara segar.

Paling tidak dengan begitu aku bisa melemaskan otot-otot ku dan juga mengisi paru-paru ku dengan udara baru, bukan udara yang ada di sekitar rumahku saja. Udara sejuk sore ini, mendung tapi tidak hujan, nah udara yang cocok untuk menikmati liburan panjang, dengan ditemani camilan dan tentu saja movie yang menarik hati.

Nah baru kali ini aku ke toko buku dekat tempatku tinggal dengan memperhatikan dengan seksama barang apa saja yang mereka jual dan itu barang buatan mana. Sekedar iseng saja sih, dan kaget nya aku ketika aku tau ada banyak barang perlengkapan alat tulis yang konon kabarnya buatan Korea atau di design di Korea. Wow apa pula ini?

Mulai dari dari pinsil, pen sampai dengan buku tulis dan map plastik. Paling tidak aku menyempatkan membeli ‘document file box’ buatan Indo dan lima biji buku tulis yang konon kabarnya buatan Korea.

Nah dari mana kita bisa tau kalo barang itu buatan Indo atau Korea? Mudah saja, kita perhatikan nomer awalan EAN nya pada bagian ‘Bar Code’ nya. Bar Code ada kode berupa setrip yang tipis maupun tebal dan EAN adalah ‘electronic article number’ atau terkadang disebut juga dengan ‘European Article Number’ yang menandakan penomoran perusahaan yang didaftarkan di perusahaan pengelola penomoran produksi ini yang berpangkal di Eropa sana dan bernama GS1.

Berikut ini adalah angka awalan EAN yang digunakan oleh GS1 untuk menomor-urutkan negara yang menjadi anggota GS1


* 000 – 019 U.S. and Canada
* 020 – 029 Restricted distribution
* 030 – 039 U.S. drugs (see U.S. National Drug Code)
* 040 – 049 Restricted distribution
* 050 – 059 coupons
* 060 – 099 U.S. and Canada
* 100 – 139 U.S. (reserved for later use)
* 200 – 299 Restricted distribution
* 300 – 379 France and Monaco
* 380 Bulgaria
* 383 Slovenia
* 385 Croatia
* 387 Bosnia and Herzegovina
* 389 Montenegro
* 400 – 440 Germany
* 440 code old East Germany (now Germany)
* 450 – 459 Japan
* 460 – 469 Russia
* 470 Kyrgyzstan
* 471 Taiwan
* 474 Estonia
* 475 Latvia
* 476 Azerbaijan
* 477 Lithuania
* 478 Uzbekistan
* 479 Sri Lanka
* 480 Philippines
* 481 Belarus
* 482 Ukraine
* 484 Moldova
* 485 Armenia
* 486 Georgia
* 487 Kazakhstan
* 488 Tajikistan
* 489 Hong Kong SAR
* 490 – 499 Japan
* 500 – 509 United Kingdom
* 520 - 521 Greece
* 528 Lebanon
* 529 Cyprus
* 530 Albania
* 531 Macedonia
* 535 Malta
* 539 Ireland
* 540 – 549 Belgium and Luxembourg
* 560 Portugal
* 569 Iceland
* 570 – 579 Denmark, Faroe Islands and Greenland
* 590 Poland
* 594 Romania
* 599 Hungary
* 600 – 601 South Africa
* 603 Ghana
* 604 Senegal
* 608 Bahrain
* 609 Mauritius
* 611 Morocco
* 613 Algeria
* 615 Nigeria
* 616 Kenya
* 618 Côte d'Ivoire
* 619 Tunisia
* 621 Syria
* 622 Egypt
* 624 Libya
* 625 Jordan
* 626 Iran
* 627 Kuwait
* 628 Saudi Arabia
* 629 United Arab Emirates
* 640 – 649 Finland
* 690 – 695 China, The People's Republic
* 700 – 709 Norway
* 729 Israel
* 730 – 739 Sweden
* 740 Guatemala
* 741 El Salvador
* 742 Honduras
* 743 Nicaragua
* 744 Costa Rica
* 745 Panama
* 746 Dominican Republic
* 750 Mexico
* 754 – 755 Canada
* 759 Venezuela
* 760 – 769 Switzerland and Liechtenstein
* 770 - 771 Colombia
* 773 Uruguay
* 775 Peru
* 777 Bolivia
* 779 Argentina
* 780 Chile
* 784 Paraguay
* 785 Peru
* 786 Ecuador
* 789 – 790 Brazil
* 800 – 839 Italy, San Marino and Vatican City
* 840 – 849 Spain and Andorra
* 850 Cuba
* 858 Slovakia
* 859 Czech Republic
* 860 Serbia
* 865 Mongolia
* 867 North Korea
* 868 – 869 Turkey
* 870 – 879 Netherlands
* 880 South Korea
* 884 Cambodia
* 885 Thailand
* 888 Singapore
* 890 India
* 893 Vietnam
* 896 Pakistan
* 899 Indonesia
* 900 – 919 Austria
* 930 – 939 Australia
* 940 – 949 New Zealand
* 950 GS1 Global Office: Special applications
* 951 EPCglobal: Special applications
* 955 Malaysia
* 958 Macau
* 960 - 969 GS1 Global Office: GTIN-8 allocations
* 977 Serial publications (ISSN)
* 978 – 979 Bookland (ISBN) – 979 formerly used for sheet music
* 980 Refund receipts
* 981 – 983 Common Currency Coupons
* 990 – 999 Coupons

Sunday, September 12, 2010

Monopoli

Menonton movie terus membuat perut jadi lapar. Nah untuk memastikan kalo pencernaanku juga lancar selama acara maraton menonton ini, aku biasa membeli yoghurt untuk membantu pencernaanku. Paling tidak kata temanku, bila kita sulit buang air besar, maka kita bisa coba minum yoghurt, dijamin pasti bisa buang air besar.

Lucu juga awal mulanya, tapi setelah kupikir masak-masak, mungkin ada betolnya juga, karena di dalam yoghurt biasanya terdapat susu dengan segala enzym nya. Dan kebanyakan minum susu bisa membuatkan kita makin lancar buang air besar. Pemikiran laen, di dalam yoghurt biasanya dicampurkan bakteri yang bagus untuk perut, dan itu adalah bakteri yang biasanya terdapat juga di dalam susu. Tapi itu semua tergantung juga dari proses pembuatan dan apakah yoghurt nya benar-benar yoghurt atau hanya air, pewarna, aroma dan sedikit enzym. Tapi terlepas dari itu semua, aku sendiri adalah penggemar yoghurt.

Nah tadi sore aku sempat nonton salah satu movie singkat Hercule Poirot yang berjudul ‘The Lost Mine’. Kusebut singkat karena durasinya hanya 50 menit, dibandingkan dengan movie yang laen yang mencapai hampir dua jam.

Nah di awal movie itu digambarkan kalo Hercule Poirot bermaen monopoli dengan Captain Hastings. Ya monopoli. Sungguh lucu, karena awalnya Hercule Poirot yang baru belajar bermaen monopoli berpendapat, ‘it would appear that the skill plays but a little part in this game.’ yang langsung mendapatkan kontra dari Captain Hastings, ‘It’s all about skills. What to buy, when and where to put your property’.

Dan setelah itu, ketika Poirot mendarat di sebuah stasiun, dia mengemukakan minatnya untuk membeli hotel. Namun Captain Hastings tentu saja menentang dan mengatakan kalo di stasiun tidak dapat dibangun sebuah hotel. Tapi Poirot langsung menyanggahnya, seraya berkata ‘there are plenty of hotels at the railway station’. Hastings pun menjelaskan ‘that’s in the rules’. Tapi Poirot menanyanggahnya ‘well done, Hastings, the rules are wrong’. Hahaha, lucu deh.

Monopoli sendiri adalah permaenan yang kukenal ketika aku masi kecil. Banyak waktu aku habiskan untuk bermaen monopoli dengan adek-adekku. Monopoli sebagai permaen papan diperjualbelikan secara komersial secara besar-besaran untuk pertama kalinya oleh Parker Brothers, sebuah anak perusahaan dari Hasbro pada taon 1935.

Awal mulanyanya konsep permaenan monopoli ini diperkenalkan pada taon 1903 sebagai ‘The Landlord's Game’ yang dipublikasikan oleh Elizabeth Magie, seorang aktivis politik dan agama untuk memperkenalkan methode cara memonopoli ekonomi, membuat bankrut orang laen dan juga membuat kaya beberapa orang saja..

Sejak taon 1924, permaenan ini mulai diperjual belikan kepada publik. Sehingga menurut dugaan Guinness Book of Records, permaenan monopoli ini sampai dengan taon 1999 telah dimaenkan oleh paling tidak 500 juta orang dan sampai sekarang dikira sudah dimaenkan oleh lebih dari satu milyard orang dari segala usia.

Sedemikian populernya permaenan ini sehingga diciptakan banyak variasinya. Salah satu yang menarik adalah kenyataan salah satu perusahaan pembuat monopoli berlisensi ‘John Waddington Ltd.’ mendapatkan tugas dari British Secret Service pada taon 1941 untuk membuat satu set monopoli khusus untuk para tawanan di masa Perang Dunia ke dua.

Di dalam kotak monopoli itu terdapat peta, kompas, duit, dan beberapa barang yang dapat digunakan oleh tahanan Nazi untuk dapat melarikan diri. Kotak monopoli ini kemudian didistribusikan oleh sebuah yayasan kemanusiaan palsu ke penjara-penjara. Hal ini kemudian diketahui oleh pihak Nazi dan dilarang dimaenkan oleh para tahanan perang.

Sejak terjadinya pelarang ini, dan beberapa perseteruan masalah hak cipta, permaenan monopoli mulai kehilangan pamornya. Namun pada taon 1970an, sebuah buku ‘The Monopoly Book: Strategy and Tactics of the World's Most Popular Game’ yang ditulis oleh Maxine Brady lengkap dengan aturan maen nya, membuat kenangan akan permaenan legendaris ini kembali ke permukaan dan mulai diproduksi masal kembali.

Perangkat permaenan ini sederhana sekali, yakni 40 kotak yang diatur melingkar dan berisikan 28 properties (22 jalan berwarna, empat stasiun dan dua perusahaan jasa
(biasanya listrik dan air), tiga kotak kesempatan, tiga kotak komunitas, sebuah dana umum, dan pajak istimewa, dan empat sudut (start, penjara, masuk penjara dan bebas parkir).

Disamping itu tersedia satu set kartu ‘kesempatan’, satu set kartu ‘komunitas’, 32 rumah dan 12 hotel lengkap dengan uang monopoli nya.

Selaen tersedia beberapa versi, untuk para kolektor tentunya disediakan monopoli yang dijual misalkan pada taon 2000 oleh toko ‘FAO Schartz’ di New York city yang disebut dengan ‘One-Of-A-Kind Monopoly’ seharga 100 ribu dolar Amerika.

Tidak mengejutkan, bila kita meliat isinya yang antara laen
* tas monopoli dari kulit Napolino
* rumah, hotel dan tokens (termasuk dua biji dadu) yang terbuat dari emas 18-karat (75%)
* papan Rosewood
* nama jalan ditulis dengan warna emas
* kotak kesempatan yang dihiasi dengan batu emeralds
* kotak komunitas yang dihiasi dengan sapphires
* lampu mobil di bagian kotak ‘bebas parkir’ dihiasi dengan batu permata rubies
* mata uang US yang sebenarnya.


Namun menurut The Guinness Book of World Records kotak monopoli termahal di dunia dijual dengan harga $2,000,000 dan dibuat dengan emas 23-karat, di atas cerobong asap dari rumah dan hotel dipasang batu rubies dan sapphires. Set monopoli ini dibuat oleh Sidney Mobell untuk memperingati ulang taon ke 50 dari game ini di taon 1985.

Begitu menariknya sejarah monopoli ini, sampai-sampai para penulis naskah movie Hercule Poirot ‘The Lost Mine’ menambahkannya sebagai bumbu dari kisah singkat karya cipta Agatha Christie yang kutonton itu.

Kembali ke movie itu, diakhir cerita dikisahkan kalo Poirot sudah mempelajari teknik dan aturan permaenan monopoli setelah setiap malam beradu dengan Captain Hastings. Dari awalnya Poirot yang masi bego selalu salah menempatkan properties nya, namun di akhir permaenan, Poirot yang telah banyak belajar bisa memilih tempat yang strategis untuk permaenan ini.

Yang lucu nya itu, di salah satu langkah dari Hastings, dia ternyata ditentukan oleh dadu yang dikocoknya untuk berhenti di salah satu kotak milik Poirot. Namun dia diam saja, dengan harapan Poirot tidak meliatnya. Karena bilamana Poirot telah mengocok dadunya dan meliat hasilnya, maka hal untuk meminta uang sewa telah gugur. Begitu aturan maennya.

Sialnya ternyata Poirot yang juga sempat teralih perhatiannya ke sekretarisnya, sempat mengamati tepat pada waktunya sambil meminta ,’ah, rent, Hasting, two thousand Pounds, if you’re please,’.

Dengan sebal, Hasting melunasi hutangnya, yang berakibat bangkrut dan dikomentari oleh Poirot, ‘you know, mon ami. About this game you’re right all the time. It’s the skill that counts in the end.