Saturday, July 3, 2010

Berbuat Baek

Do all the good you can,
by all the means you can,
in all the places that you can,
at all the times you can,
to all the people you can,
as long as you ever can


sebenarnya adalah hal yang mudah untuk berbuat baek, seperti tertulis di atas, kita dapat berbuat baek dimanapun juga, pada siapapun, kapan saja, kepada siapa saja, entah bagaimana caranya, dan tentunya selama kita mampu.

Pertanyaannya : maukah kita berbuat baek terhadap sesama?

Banyak yang bilang, ‘oke siap, setiap saat’, namun bilamana saatnya tiba, dia akan mengatakan, ‘maaf tidak ada waktu’.

‘Tidak ada waktu’ bisa selalu diartikan, ‘ada kegiatan laen yang lebih penting untuk dikerjakan’. Tentunya hak tersebut dimiliki setiap orang, dan bila kita ingin orang laen berkorban waktu kepada kita, hendaknyalah kita juga sadar, kalo waktu orang laenpun berharga untuk orang itu sendiri, jadi bila kita ditolak, kita tidak perlu ngomel.

Namun acap kali kita tidak sadar bilamana teman atau kerabat kita telah berbuat baek kepada kita. Kita ambil contoh yang mudah saja, budaya di Indo sini sangat berbeda dengan budaya Eropa. Tentunya aku bisa menilai budaya Eropa karena lebih dari sepertiga hidupku telah aku habiskan di Eropa sana.

Budaya berterima kasih misalnya, bila kita memberi seseorang, coba kita ingat berapa kali teman kita berterima kasi kepada kita? Bila kita bersenggolan dengan seseorang, coba ingat berapa kali kita mengucapkan kata maaf?

Kadang kala kitapun jadi sakit hati, karena setelah kita berbuat kebaekan, ternyata bukan ucapan terima kasi yang kita dapatkan, namun caci maki. Bukan sulap bukan sihir, coba kita pikirkan apa kita pernah mengalaminya. Aku kasi contoh deh, berapa sering atasan kita mengucapkan rasa terima kasihnya, setelah kita memberikan laporan padanya? Atau pernahkah seorang guru mengucapkan terima kasi kepada siswa nya setelah siswa nya menyelesaikan tugas rumahnya?

Mungkin aneh bagi kita, karena budaya Indo atau budaya timur Indo ini tidak mengenal hal yang demikian. Beda hal nya dengan budaya Eropa sana. Bila kita telah menyelesaikan tugas sekolah misalkan, maka sang guru akan berterima kasi kepada kita, sewaktu kita menyerahkan tugas kita. Aneh?

Seharusnya tidak, karena orang di sana sangat menghargai ‘waktu’. Ya waktu yang kita habiskan untuk mengerjakan suatu tugas itu adalah waktu yang tidak akan pernah kita dapatkan kembali. Sangat berbeda dengan uang, karena uang yang lenyap masi dapat dicari kembali.

Semoga bila orang membaca tulisanku yang super singkat ini, dia mau memikirkan kembali kata-kataku, hargailah waktu dan belajarlah untuk berterima kasi untuk waktu yang diberikan orang laen kepada kita, meminta maaf dengan rendah diri bila kita bersalah, dan tentunya: berbuatlah baek kepada sesama.

Friday, July 2, 2010

Online

Tak terasa udah dua belas taon, aku bisa dibilang selalu berada dalam keadaan ‘online’, tentunya yang kumaksud bukan online ‘ngobrol di telefon’, tapi dalam artinya terkoneksi dengan dunia luar lewat jaringan internet.

Ada banyak hal yang menarik yang dapat kita temukan bila kita selalu berada dalam keadaan online, namun juga ada banyak hal yang kita lewati bila selalu online.

Memang betol ada banyak hal yang kita dapatkan dan pelajari dari internet, karena ada ensiklopedia online, koran online, dan segala jenis info laennya. Dalam keadaan selalu online, maka kita selalu akan mendapatkan info teraktuil dan mungkin lebih cepat dari yang tidak online.

Tapi kadang kala, manusia juga butuh untuk offline, sekedar untuk baca buku, baca koran klasik yang dicetak di atas kertas dan bukan yang dibaca di layar komputer. Tapi nanti bilamana dibutuhkan, kan selalu masi bisa kita buka internet dan kembali online.

Saat ini sudah tersedia berbagai perangkat elektronik untuk terkoneksi ke internet, mulai dari hape yang ada fasilitas GPRS nya sampai kepada Blekberi yang bisa dipake buat chatting selama dalam keadaan On dan dapat signal, juga ada perangkat Ovi dari Nokia yang menyediakan layanan chat on demand, dan tentunya ada banyak third party software gratisan seperti ebuddy dan kawan-kawannya.

Bila dulu dianggap luar biasa kalo kita balas email lewat hape, sekarang hal itu adalah hal yang biasa. Tidak lagi aneh, bila kita dapat balasan lewat hape yang dilengkapi dengan software seperti opera mini, skyfire, bolt browser dan semacamnya.

Paling tidak, aku senang aja, bisa mengikuti perkembangan internet ini dari awalnya. Aku teringat kala itu aku dan temanku, Hartanto sewaktu SMA kelas dua mengikuti seminar dari jawapos dimana diperkenalkan dan didemonstrasikan untuk pertama kalinya bagaimana jaringan internet itu bekerja.

Aku masi ingat, untuk ikutan dalam seminarnya itu, kita harus bayar lima ribu rupiah dan mendapatkan fotokopian dari seminar itu dan juga sebuah disket raksasa ukuran lima sepertempat inci yang berkapasitas 360 Kilobytes. Isi dari disket tersebut adalah driver dari modemnya. Tentunya hal itu tidak ada gunanya, kecuali untuk kenang-kenangan aja, karena driver tanpa modem nya, kan tidak ada artinya. Dan harga modem saat itu masi relatif mahal. Kagum akan kemajuan teknologi computer itulah yang kemudian mendukung aku untuk mendalami ilmu computer di perguruan tinggi beberapa taon kemudian dan menjadikannya hobi saat ini.

Bayangkan, bila anak muda jaman sekarang membaca tulisanku, pasti mereka terkagum-kagum tuh mendengar ada disket raksasa dengan ukuran super kecil begitu. Karena mungkin mereka terbiasa dengan flash disk berukuran dua centimeter dengan kapasitas delapan Gigabyte.

Tentunya sulit dibayangkan, ada disket yang ukuran kapasitasnya hanya 0.004 persen nya dari yang ada sekarang. Namun biar bagaimanapun juga, mereka pasti akan terkagum-kagum kalo sudah liat barangnya, karena walaupun ukuran raksasa, namun tipisnya luar biasa. Ketebalan sebuah disket jalan dulu itu sekitar satu milimeter. Bayangkan mana ada flashdisk yang ukurannya segitu saat ini? Hehehe, paling juga CD, DVD, atau BD (BluRay Disk). BD tentunya belon terlalu populer di telinga orang indo. Tapi teknologi ciptaan enam taon silam ini, mulai merambah pasaran computer di Eropa dan tentunya Amerika. Tinggal kita tunggu saja kedatangannya di computer di Indo.

Ya udah dulu deh, cape ketiknya, tadi cuma ingat aja kalo ternyata aku sudah lama kenal dunia online itu, tepatnya 23 taon silam aku dengar nama internet dan bole menggunakannya langsung lima taon kemudian, ketika aku masi kuliah di Eropa sana.

Thursday, July 1, 2010

Selingkuh

Semalam aku dapat SMS dari temanku, yang isinya lucu-lucu aja, yaitu tentang pembicaraan seorang artis cewe yang dituduh bejat karena dipergoki maen dengan tiga orang pria dan seorang artis cowo yang konon gosipnya itu bermaen dengan 32 wanita.

Singkat cerita, artis cewe sebut saja bernama J (bukan nama sebenarnya) dan artis cowo kita sebut dengan nama A (juga bukan nama sebenarnya).

Nah si J curhat kepada si A: kenapa sih saya yang cuma tidur dengan tiga laki-laki dibilang ‘bejat’ sedangkan kamu tidur dengan 32 cewe malah dibilang ‘jantan’, kenapa?

Dengan santainya si A menjawab.; karena kalo satu lubang kunci bisa dibuka dengan tiga anak kunci, itu artinya lubang kunci tersebut sudah rusak. Tapi kalo satu anak kunci bisa membuka 32 lubang kunci, itu namanya ‘master key’.

Ketika SMS itu aku forward ke beberapa temanku, ada beragam balasan yang kuterima, tapi intinya mereka tertawa akan lelucon tersebut. Hanya ada satu yang menjadi serius dan bertanya balik kepadaku, tentang perbedaan antara wanita dan pria di dunia barat dan di dunia timur.

Dia berargumentasi, kalo di barat mestinya yang ‘butuh’ itu bukan hanya pria, namun juga wanita. Kalo di timur sini kan yang bisa di toleransi masyarakat itu bila seorang pria berselingkuh. Bila seorang wanita berselingkuh, acap kali itu dikategorikan sebagai wanita bejat.

Dalam beberapa hal aku mengerti, bahwa anggapan seperti itu ada karena itu adalah ajaran dan norma dari agama. Dimana kita diajarkan bahwa bila seorang wanita yang berselingkuh itu sepertinya lebih besar hukumannya, sedangkan walaupun tindakan selingkuh dari yang pria juga tidak ditoleransi, namun sepertinya (sepertinya lho) hukuman untuk si pria lebih kecil.

Makanya sering kali kita tau kabar bahwa seorang pria bole memiliki beberapa wanita, dan sangat jarang kita tau, bahwa seorang wanita punya banyak pria.

Aku tak tau kenapa kok bisa begitu, tapi kalo sudah jadi pendapat bersama, ya udah, kita terima saja, walau aku pribadi berpendapat laen. Menurut aku, di dalam segala hal, pria dan wanita harus punya kedudukan yang sama.

Namun pendapat seperti pendapatku juga punya konsekuensi, aku kasi contoh di sini sebuah kapal yang sedang tenggelam. Maka selalu kita dengar aturan ’wanita dan anak-anak harus terlebih dahulu diselamatkan, baru yang pria’. Mustinya, siapa cepat dia dapat, itu lebih adil bila kita berpendapat pria dan wanita punya kedudukan yang sama.

Juga di beberapa universitas dan perusahaan di Eropa, saat ini berlaku, bilamana ada dua pelamar kerja yang berkualifikasi yang sama, maka ada aturan kalo yang wanita harus diutamakan. Aneh kan? Apakah itu suatu bentuk diskriminasi terhadap laki-laki? Mustinya kan siapa cepat dia dapat.

Masi ada banyak hal seperti itu di dunia ini, dan bukan hanya masalah ‘tidur’ yang nantinya dapat dipermasalahkan, namun yang namanya emansipasi wanita itu sendiri harusnya ada batasnya. Begitu menurutku, karena aku berpendapat pria dan wanita harus mempunyai kedudukan yang sama.

Bila pria bole selingkuh, maka aku berpendapat wanita juga bole berselingkuh. Namun aku mengerti hal selingkuh yang kata orang indah itu, sebagai suatu kegagalan dari pasangan orang yang selingkuh.

Misalkan ada suami dan istri, sang suami berselingkuh, maka sebelon kita menuduh sang suami tidak bermoral, mustinya kita perhatikan juga apa yang dilakukan sang istri terhadap suami nya itu, apakah hubungan sudah tidak romantis lagi, apakah perhatian masi ada, apakah segala kebutuhan biologis dari sang suami bisa dipenuhi sang istri?

Demikian juga sebaliknya, bila sang istri yang pergi selingkuh, sebelon kita menghujat sang istri, mari kita perhatikan terlebih dahulu apakah sang suami masi mampu mengatasi nafsu besar sang istri, apakah sang suami perhatian terhadap istrinya, apakah sang suami masih mampu bersikap romantis terhadap sang istri.

Dan tentunya masi banyak faktor yang laen yang dapat aku ulas disini, namun untuk menyingkat cerita, aku bahas hal yang umum saja. Bila kita batasi masalah persamaan hak antara pria dan wanita ini hanya untuk kehidupan berkeluarga, maka dalam banyak hal segala pokok masalah itu berakar pada adanya kebosanan dalam keluarga itu.

Seorang pria yang menikahi istri yang jauh lebih muda darinya, acap kali akan ditemukan dalam keadaan ditinggalkan oleh istrinya untuk selingkuh. Kenapa? Bisa diduga bahwa menjelang usia pubertas kedua dari si istri, ternyata sang suami yang sudah jadi kakek-kakek ternyata sudah ‘tidak mampu’ lagi. Sehingga sang istri harus jajan diluar untuk memenuhi kebutuhan biologis nya.

Demikian pula bila usia sang istri dan suami terlalu dekat, acap kali kita meliat suatu situasi bahwa sang istri yang telalu cepat matang secara emosional, acap kali melupakan bahwa sang suami masi butuh perhatian dan juga butuh sentuhan kasih sayang. Apalagi bila sang buah hati keburu nongol, sudah bisa dipastikan sentuhan kasih sayang dan perhatian dari sang istri hanya untuk sang buah hati, dan sang suami akan menjadi terlupakan. Bila hal ini tidak ada di dalam kehidupan pernikahan, maka bisa dipastikan kalo sang suami pasti akan jajan diluar.

Nah di sinilah kuncinya, selingkuh dapat menyebabkan pasangan kita sakit hati, sehingga kita harus berusaha untuk menghindarinya dengan segala cara. Disitulah kedewasaan kita harus kita gunakan.

Ingat: Bila kita dipukul, kita merasa sakit, maka jangan memukul orang karena orang itu akan merasakan sakit. Namun bila kita telah memukul orang laen, maka janganlah marah bila orang laen akan memukul kita.

Sekali lagi, seperti aku mengulas tulisan nenek temanku di facebook beberapa hari yang lalu di blog ku ini, ‘perpaduan’ dari ada yang ada itulah yang dapat mewujudkan keindahan dalam kehidupan. Ini aku lampirkan lagi apa yang ditulis si nenek dan telah kuulas beberapa waktu lalu.

‘Life is Like a Piano,White keys are happy moments; lack keys are sad moments; but remember both keys are played together to give sweet music in life..’

Wednesday, June 30, 2010

Hari Biasa

Hari biasa? Ah semua hari adalah hari biasa. Tapi tidak terlalu biasa sebenarnya hari-hariku. Kemaren sore aku mendapatkan SMS yang luar biasa yang berbunyi

‘Puji syukur atas kelahiran puteri pertama kami, Felicya Jesslyn pada tanggal 29 Juni pukul 19:34 WITA, berat 2.8 kilogram dan panjang 48 cm.’ dan seterusnya dan seterusnya.

Wah kabar baek tuh, rupanya kedua temanku itu sedang berbahagia menjadi orang tua baru bagi anak mereka. Baguslah kalo sudah lahir dengan selamat. Semoga aja mereka berdua bisa bersabar, karena mengurus seorang anak bayi kecil membutuhkan banyak kesabaran dan pengertian. All the best dah untuk mereka berdua.

Lalu ada berita satu lagi, bila aku beberapa hari yang lalu sempat mengomel karena aku ada teman A (bukan nama sebenarnya) itu tidak berani untuk berkenalan langsung dengan cewe yang kami carikan dan kenalkan kepadanya, ternyata ada berita bahwa si A ternyata sudah punya nyali dan berani membuat janji untuk ketemuan dengan si cewe nya. Walau dengan catatan, mereka janji ketemu di tempat dimana aku juga hadir, karena aku ada acara dengan temanku. Tapi paling tidak, itu adalah suatu kemajuan yang berarti, siapa tau bisa cepat menikah dan juga cepat bisa jadi orang tua sebelon dia jadi tua beneran.

Penulisan blog ku ini rada terlambat, karena semalaman aku membantu temanku, seorang manager yang harus menulis kesan dan pesannya dari hasil Job Training ke Jakarta minggu lalu.

Ceritanya sederhana, mungkin temanku itu dalam keadaan terjangkit penyakit ‘cape deh’, maka walaupun dia punya beberapa ide atau lebih dikenal dengan istilah ‘tajuk rencana’ dalam hal tulis menulis, tapi tetap saja dia belon mampu mewujudkannya dalam bentuk tertulis.

Ya biasalah, kadang orang mengalami yang namanya ‘blokade tulis’, yaitu suatu keadaan bilamana seorang tiba-tiba tidak mampu menulis. Jadi segala ide tiba-tiba hilang dan tidak satupun kalimat bagus yang dapat diformulasikannya.

Aku juga kadang berada dalam keadaan seperti itu, apalagi bila tidak tersedia cukup data yang mendukungku untuk menulis. Dan parahnya bila keadaan seperti terjadi disaat kita diwajibkan untuk menulis. Bisa panik kita bila kita hanya berhadapan dengan lembar kertas kosong dan tak sekalimatpun yang terlintas di benak kita.

Nah, aku coba membantunya dengan cara mewawancarainya, seperti seorang wartawan kampung menginterogasi pencopet kacangan, mulai dari apa yang dia kerjakan, kapan kejadiannya, ngapain aja dia selama itu, gimana kesannya dan apa yang ingin dia lakukan secara berbeda dan seterusnya dan seterusnya.

Akhirnya tanpa kusadari, jari jemarikupun mulai mengetik laporan seperti yang dia inginkan dan malam ini juga aku kirim ke emailnya, agar besok dapat dia buka dan edit sesuai dengan yang dia inginkan. Paling tidak dengan adanya kerangka karangan dariku dan dengan susunan alur ceritanya, dia bisa terbantu sedikit dan dapat mulai keluar dari keadaan ‘blokade tulis’ nya.

Oke deh, aku lanjut besok lagi, bukan kena ‘blokade tulis’ namun perlahan namun pasti aku mulai terjangkit penyakit ‘cape deh’ karena dari tadi duduk di depan monitor computerku..

Tuesday, June 29, 2010

Gratis Fesbuk-an

Banyak yang rupanya belon tau kalo facebook sudah meluncurkan service facebookan gratis nya sejak tanggal 19 Mei 2010 lalu. Versi yang dikenal dengan nama ‘facebook zero’ ini diperkenalkan di Barcelona beberapa waktu lalu dan kini telah dapat dinikmati oleh lebih dari 50 operator seluler di seluruh dunia.

Prinsipnya mudah, untuk saat ini di Indo bila kita menggunakan salah satu dari operator yakni merah, ungu, dan hitam, kita bisa akses ke 0.facebook.com tanpa dikenai biaya apapun juga. Namun dari pengamatan kami, akses ini hanya dapat kita lakukan dengan bantuan browser bawaan dari pesawat telefon genggam kita, dan bukan dari aplikasi tambahan.

Facebook versi telefon genggam gratisan ini memang cukup lengkap, karena memang ditujukan bagi beberapa pengguna ponsel yang koneksi internetnya lemot. Facebook mempercepat aksesnya dengan hanya menampilkan versi teks biasa. Jadi tanpa gambar apapun juga. Sebagai gantinya, gambar akan ditampilkan dalam bentuk links yang bila kita pilih, maka kita akan dikenakan tarif GPRS yang berlaku untuk operator yang kita gunakan.

Bila pengguna tidak menyukai facebook jenis tulisan biasa ini, pengguna tetap dapat mengakses ke m.facebook.com yang lebih berwarna dan juga dilengkapi dengan gambar, tapi tentunya dengan memotong jatah data paket kita bila berlangganan atau memotong pulsa kita bila kita tidak berlangganan.

Versi minimalis ini mungkin ke depannya akan didukung oleh operator yang laen. Tapi sampai saat aku tulis ini, tidak ada info yang pasti tentang keinginan dari operator seluler di Indo untuk join dengan program ini.

Menurut The Facebook Blog, kita dapat meng-update statusnya, membaca news feeds, memberikan jempolnya untuk memuji sesuatu (baca: like), mengkomentari suatu posting, membaca, mengirim atau membalas pesan, menulis di wall teman seperti yang kita lakukan selama ini melalui halaman facebook yang biasa.

Nah ya,baguslah kalo memang ada yang gratisan lagi. Bila selama ini kita kenalnya Opera Mini sebuah browser untuk perangkat genggam yang gratis itu. Maka sekarang ada juga akses ke facebook gratisan yang pasti ke depannya akan didominasi masyarakat Indo. Dan tentunya tidak heran bila orang Indo adalah pengunduh terbanyak dari software Opera Mini ini, menurut statistik dari pihak Opera. Ada lagi yang gratis? Siapa yang tidak mau?

Monday, June 28, 2010

Musik Indah


‘Life is Like a Piano,White keys are happy moments; lack keys are sad moments; but remember both keys are played together to give sweet music in life..’


Bila jumat lalu aku menulis tentang ekspresi teman-temanku di sebuah jejaring sosial, maka siang ini aku membaca status dari temanku, seorang nenek Australia berusia 70 taon yang masi berjiwa muda.

Isi statusnya sangat menarik dan aku copy kan ke atas itu. Memang benar, bahwa disadari ataupun tidak, semua di dunia dan kehidupan ini selalu terbagi dua. Hanya orang yang menginginkan semuanya jadi satu dan seragam itu adalah orang yang mungkin kurang bisa berpikir logis.

Contohnya, di ulasanku mengenai pemakai blekberi itu, kan si jurnalis dari majalah ‘Fortune‘ Stanley Bing pun membagi homo sapiens menjadi dua, yaitu wired homo sapiens dan unwired homo sapiens. Hal itu tak bisa dipungkiri lagi.

Demikian juga dengan semua yang ada di dunia ini, ada siang - ada malam; ada panas - ada dingin; ada laki - ada perempuan, ada yang bermobil – ada yang tidak bermobil, ada yang berblekberi - ada yang tidak berblekberi; ada yang ber-ovi - ada yang tidak ber-ovi, ada yang tua – ada yang muda; ada yang senang - ada yang susah, ada yang kaya – ada yang miskin; ada yang beragama – ada yang tidak; ada yang dermawan – ada yang tidak; dan seterusnya.

Tentunya semua hal itu ada bukan dengan tujuan pemecahbelahan. Sekali lagi aku menekankan, bilamana ada orang yang berpikiran, semuanya adalah satu, itu mungkin keliru dan kurang bijaksana. Karena biar bagaimanapun juga, semua yang ada di dunia dan kehidupan ini, selalu ada ‘lawan’nya.

Mari kita baca lagi status dari temanku tadi:
‘Life is Like a Piano,White keys are happy moments; lack keys are sad moments; but remember both keys are played together to give sweet music in life..’

Yang terpenting itu di bagian akhirnya, disana tertulis, ‘ingat: kedua kunci tersebut bila dimaenkan bersama akan memberikan musik yang indah untuk kehidupan (kita)’.

So, jadi berpikir semuanya adalah seragam dan monoton adalah sama, semua diciptakan untuk DIMAENKAN BERSAMA, jadi kedua hal tersebut harus dikombinasi untuk menciptakan keaneka-ragaman dalam hidup ini.

Bayangkan, bagaimana rupanya hidup ini bila tidak ada warna warni nya. Semua sama, semua seragam dan semua membosankan.

Maka kombinasikan yang baek dengan yang buruk, yang muda dengan yang tua, yang laki dengan yang perempuan dan seterusnya, untuk menciptakan variasi di dunia ini.

Sunday, June 27, 2010

Kuterpaku

Minggu malam, di antara kedua pertandingan babak 16 besar ini, aku sempat mengganti channel televisi ku. Biasanya itu, walaupun pesawat televisiku sedang menyala, aku tidak memperhatikannya, karena biasanya pasti aku sibuk dengan yang laen.

Nah malam ini berbeda dikit, karena setelah mengganti channel nya, mataku kebetulan menangkap gambar seperti penampilan koor atau sebuah musics show. Eh tak taunya itu acara yang bernama ‘Muger’ alias ‘musik gereja’.

Salah satu yang menarik ketika mereka melantunkan tembang rohani ciptaannya pastor Sidney Mohede yang berjudul ‘Kuterpaku’. Tembang ini diciptakan oleh pastor yang beranak dua dan mempopulerkannya bersama dengan grup band nya GMB atau Give My Best yang merupakan band musik rohani dengan gaya musik anak muda beraliran pop rock yang memulai debutnya pada tahun 1996 setelah didirikan oleh Joseph Djafar.

Namun Sidney Mohede akhirnya meninggalkan grup GMB dari posisinya sebagai penyanyi utama dengan alasan ingin memberikan waktu untuk kegiatannya sebagai direktur kreatif dari True Worshippers Productions, sebuah perusahaan rekaman tembang rohani, disamping tugas kepastoralannya di Oxygen, yaitu sebuah gereja anak muda yang lebih dikenal dengan sebutan gereja JPCC - Jakarta Praise Community Church, yang terletak di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.

Setelah ditinggalkan oleh Sydney Mohede di awal taon 2008, Bams yang juga terkenal sebagai vokalis dari band ‘Samson’ bergabung dengan GMB ini sebagai pengganti dari Sydney Mohede. Dengan demikian grup GMB ini sekarang terdiri atas Adi Prasodjo pada perkusi, Amos Cahyadi pada drum, Bams pada vocal, Jeffry Hermanto pada bass, dan Joseph S. Djafar pada keyboard.

Entah kenapa, waktu aku mendengarkan tembang ini, aku kok rasa kenal dengan melodi nya, tapi lupa-lupa ingat nih. Tapi yang pasti aku tau, melodi ini bukan ori ciptaan Sydney Mohede, namun dia meng-aransemennya dari melodi yang laen. Dan karena melodi nya itu terdengar tidak asing bagi telingaku, makanya aku tertarik untuk mencari tembangnya dan liriknya. Dan inilah liriknya itu..


Dalam rembulan dan cahya mentari
Di gelap badai dan indahnya pelangi
Dalam tangisan dan wajah berseri
Kan kutemukan kasih terbesar bagi dunia ini

Diam kuterpaku
Dan ku takjub akan kasih-Mu
Yang tergores indah
Dalam anug’rah
Hatiku milik-Mu

Indah kuterkagum
Dan kubawakan hidupku
Kau membuat hatiku
Menjadi baru
Bahagia ku mengenal-Mu

Kuterpaku melihat-Mu
Kuterkagum memandang-Mu