Mood : merenung
Cuaca: panas tak berawan
Snack : krupuk kuku macan
Song : Goodbye dari Air Supply
Genre : Easy listening
Tanggal : 22 Mei 2007
Dedikasi : Fitri di Surabaya
Tadi pagi aku mendapat kiriman SMS dari cowo pacar temanku (yang sebenernya ditujukan untuk pacarnya) yang berisi kabar untuk mengakhiri hubungannya dengan pacarnya. Memang aku mengusulkan untuk mengirim segala unek-unek dan SMS nya padaku saja dan jangan langsung pada cewe nya dulu untuk menghindari segala kebodohan yang bisa dilakukannya selama perasaan emosi masih mencengkeramnya, dengan tujuan untuk mempertahankan kemungkinan untuk melanjutkan hubungan mereka setelah masa-masa emosi selesai dan tentu saja menghindari keputusan-keputusan emosional yang bodoh.
Tetapi sayangnya pada siang harinya, sang cowo menelefon aku untuk mengabari aku kalo SMS tersebut sudah dikirimkan ke cewenya dan sekaligus minta maaf karena dia tidak menuruti nasehatku untuk bersabar dan cooling down dulu beberapa hari sebelon bertindak lebih lanjut. Dia mengaku hatinya mulai risau karena tidak bisa sabar lagi menunggu sampe akhir waktu jeda seminggu yang kuusulkan untuk memberinya waktu berfikir secara logis dan tanpa emosi. Siapakah yang tidak sedih mendengar kabar berakhirnya suatu hubungan dari teman yang dekat dengan kita? Akupun demikian, karena aku dan mantanku, Emylia, lah yang dulu sempat menjadi saksi langgeng dan romantisnya hubungan mereka mulai dari awal.
Secara kronologis dan singkatnya, aku mendengar kabar darinya pada hari minggu siang kemaren, bahwa mereka lagi bermasalah. Terus malam harinya aku dengar kabar yang lebih mengejutkan lagi darinya, mereka rupanya telah bertengkar hebat. Aku segera meyakinkan diri bahwa keadaan sang cewe baek-baek saja dan dalam keadaan terlindungi oleh adeknya, maka aku mengkonsentrasikan diriku pada sang cowo dan selama dua hari ini melayaninya curhat. Tanpa mau mengulas lebih jauh dan detail lagi, karena ini masalah yang sangat pribadi, aku hanya bisa mengatakan kalo aku ikut berduka dengan retaknya hubungan mereka.
Tembang Goodbye cintaan dari David Foster dan Linda Thompson dari grup favoritku Air Supply ini mungkin adalah tembang yang paling bisa menggambarkan perasaan dan derita kedua insan yang telah bersahabat dengan erat dan menjalin hubungan asmara dan saling mengasihi selama berbulan-bulan terakhir ini, tetapi harus berpisah secara tragis. Mungkin lebih baek aku mencoba merangkai kata-kata yang kuambil dari tembang ini menjadi suatu ungkapan hati mereka berdua yang kukenal pribadi dengan sangat baek. Perlu diingat kalo lirik dari tembang super istimewa ini ditulis oleh seorang lelaki, David Foster dan seorang wanita, Linda Thompson jadi memang bisa mewakili perasaan kedua belah pihak. Baeklah mari kita simak cerita apa yang bisa kurangkai dari lirik tembang ini.
Aku tidak buta dan bisa melihat dengan jelas duka di wajahmu dan air mata yang mengalir dimatamu, dan akupun tau betapa beratnya kita telah mencoba untuk mempertahankan hubungan kita, tetapi memang pada akhirnya kamu patut mendapatkan yang terbaek dan dengan terpaksa aku harus merelakanmu pergi.
Aku sungguh bersimpati denganmu dan tau seperti apa gejolak perasaan yang ada di hatimu saat ini. Aku lebih memilih untuk mengunci mulutku dan aku takkan memberi komentar apapun lagi, apalagi mengkritik semua yang telah kamu berikan dalam hidupku, semua kasihmu dan segala bentuk perhatianmu selama ini.
Akupun tidak ingin membiarkanmu terus bersedih dan menderita akibat memburuknya hubungan kita berdua. Pada dasarnya aku telah merelakanmu, aku tidak ingin memaksakan kehendakku padamu, aku tidak akan berusaha untuk menarikmu kembali dari tempat dimana engkau seharusnya berada. Walau kau tidak pernah menanyakan padaku mengapa hatiku begitu berduka, mengapa hatiku begitu kelabu, tapi tolong mengertilah, aku tidak mampu hidup dalam kebohongan lagi.
Aku memilih lebih baik aku menyakiti diriku sendiri daripada melihatmu bersedih dan membuatmu menangis. Tiada lagi yang tersisa yang bisa kuucapkan kini kecuali ucapan selamat tinggal. Karena kamu berhak mendapatkan kesempatan untuk menemukan cinta kembali dan aku sekarang tidak lagi yakin kalo aku seberharga itu untuk kau cintau. Percayalah, sayang, kehilangan kamu itu sangat menyakitkan hatiku. Tetapi walaupun begitu menyakitkan hatiku, kuliat memang tiada jalan lain, selain untuk berkata selamat tinggal padamu.
Kukira banyak orang akan sependapat, bahwa tembang Goodbye dari grup Air Supply memang luar biasa, ungkapan hati yang sesungguhnya yang pasti pernah dimiliki setiap insan yang pernah gagal dalam bercinta. Tapi biarlah kita sedih untuk sejenak saja. Esok hari matahari pagi masi akan muncul dan menghangatkan diri dan jiwa kita dan marilah bersama menyongsong hari-hari indah yang akan tampak besok pagi…
I can see the pain living in your eyes (Aku bisa melihat duka di matamu)
And I know how hard you try (Dan aku tau betapa beratnya kau mencoba)
You deserve to have so much more (Kamu patut mendapat begitu banyak)
I can feel your heart and I sympathize (Aku tau perasaan di hatimu dan aku bersimpati)
And I'll never criticize all you've ever meant to my life (Dan aku takkan mengkritik semua yang telah kamu berikan dalam hidupku)
I don't want to let you down (Ku tak mau membiarkanmu sedih)
I don't want to lead you on (Ku tak mau mengatur kamu)
I don't want to hold you back (Ku takkan menarikmu kembali)
From where you might belong (dari mana kamu seharusnya berada)
You would never ask me why (Kau tak pernah menanyakanku mengapa)
My heart is so disguised (hatiku begitu kelabu)
I just can't live a lie anymore (Hanya saja aku tak bisa hidup dalam kebohongan)
I would rather hurt myself (Lebih baik aku menyakitiku sendiri)
Than to ever make you cry (daripada membuatmu menangis)
There's nothing left to say but goodbye (Tiada lagi yang tersisa kecuali ucapan selamat tinggal)
You deserve the chance at the kind of love (Kamu berhak mendapatkan kesempatan untuk bercinta)
I'm not sure I'm worthy of (Aku tak yakin kalo aku seberharga itu)
Losing you is painful to me (Kehilanganmu itu sangat menyakitkan aku)
I don't want to let you down (Ku tak mau membiarkanmu sedih)
I don't want to lead you on (Ku tak mau mengatur kamu)
I don't want to hold you back (Ku takkan menarikmu kembali)
From where you might belong (dari mana kamu seharusnya berada)
You would never ask me why (Kau tak pernah menanyakanku mengapa)
My heart is so disguised (hatiku begitu kelabu)
I just can't live a lie anymore (Hanya saja aku tak bisa hidup dalam tipuan)
I would rather hurt myself (Lebih baik aku menyakitiku sendiri)
Than to ever make you cry (daripada membuatmu menangis)
There's nothing left to say but goodbye (Tiada lagi yang tersisa kecuali ucapan selamat tinggal)
You would never ask me why (Kau tak pernah menanyakanku mengapa)
My heart is so disguised (hatiku begitu kelabu)
I just can't live a lie anymore (Hanya saja aku tak bisa hidup dalam tipuan
I would rather hurt myself (Lebih baik aku menyakitiku sendiri)
Than to ever make you cry (daripada membuatmu menangis)
There's nothing left to try (Tiada lagi yang tersisa untuk dicoba)
Though it's gonna hurt us both (Walaupun itu sangat menyakitkan kita berdua)
There's no other way (Tiada jalan lain)
than to say goodbye (selain untuk berkata selamat tinggal)