Mood : masi merenung
Cuaca: panas tak berawan
Snack : gak berani maem karena ditegur mantan, kebanyakan maem snack
Song : (I Wanna Take) Forever Tonight dari Peter Cetera
Genre : Easy listening
Tanggal : 24 Mei 2007
Dedikasi : Cecilia si Rong-Rong, adek angkatku, atas permintaannya (Bagian II)
Bagaimana rasanya jika dalam hidup kita yang biasanya sepi tiba-tiba kedatangan seseorang yang berarti? Apakah kita akan senang dan bahagia karena kini ada seseorang sebagai tempat berbagi suka dan duka sebagai jawaban dari doa kita yang selama ini kita panjatkan dengan susah payah? Atau malah kita akan menjadi sedih karena kedamaian dan ketenangan batin kita tiba-tiba menjadi bergejolak kembali dan malam-malam kita yang indah penuh dengan kedamaian tiba-tiba diganggu dengan mimpi-mimpi indah bersamanya?
Sengaja kutuliskan kembali paragraf pembukaan dari ceritaku kemaren tentang Rong-Rong adek angkatku yang istimewa sebagai pengingat kalo cerita ini adalah sambungan dari ceritaku yang kemaren. Kemaren sudah kubahas panjang lebar dan dengan sedikit mungkin emosi kugambarkan tentang siapakah Rong-Rong-ku itu, kini aku harus mengulas lebih dalam lagi dan menjawab pertanyaan yang dilontarkannya padaku dengan tuduhan bahwa aku pasti sedang bersedih tetapi tidak mau curhat padanya. Harus kuakui, sesi kedua ini sangat sulit untuk kutuliskan karena ini sedikit banyak akan menyangkut diriku sendiri sehingga aku sedikit banyak harus terbebas dulu dari segala emosi jiwaku dan perasaan-perasaanku yang bisa memblokir alur ceritaku.
Memang harus kuakui, aku jarang mau curhat pada Rong-Rong-ku ini sehingga dia pikir dan sempat berkali-kali protes padaku kalo aku tidak mau terbuka padanya. Padahal sebenernya, aku sengaja tidak mau curhat padanya untuk melindunginya dari permasalahan laennya yang bukan bagiannya, singkatnya aku tidak mau dia ikut kepikiran. Semakin sedikit dia tau tentang segala deritaku, semakin baeklah untuknya. Yang kukuatirkan adalah kalo dia yang sudah terbebani dengan masalahnya sendiri akan lebih terbebani lagi dengan masalahku lagi. Jadi aku memilih tidak curhat pada Rong-Rong langsung tetapi ke teman-teman dekatku yang laen. Atau juga seperti akhir-akhir ini, aku curhat pada kertas, computer dan internet. Karena kertas, computer dan internet itu sabar. Tiada protes dari mereka bila aku sedih, aku marah dan bila aku mencurahkan luapan seluruh isi pankreas ku melalui tulisan-tulisanku di internet. Kalo ada yang tertarik untuk membaca, ya aku ikutan senang, tapi kalo tidak ya oke juga. Akhir-akhir ini aku khan menulis setiap hari, jadi apa yang telah kuulas di hari-hari yang lalu itu juga bole dibilang curhatanku kepada dunia maya.
Sampe di sini aku juga teringat, betapa kecewanya dia ketika aku mengatakan teman terbaekku itu Ratna si Naga Laut, karena hanya dia lah yang betul-betul kupercaya dan padanyalah tempatku meminta dukungan. Tetapi yang Rong-Rong tidak tau, di samping itu aku juga curhat melalui email-emailku kepada Evy, teman baek Ratna si Naga Laut dan juga teman baek mantanku, Emylia, seperti yang kuceritakan dalam tulisanku “Ingin Selalu Memandangmu“ tanggal 14 Mei yang lalu. Aku tau kenapa Rong-Rong kecewa, tapi mungkin lebih baek tidak kuulas disini dan kusimpan dalam hatiku saja.
Kembali kepada pertanyaan Rong-Rong itu, yang menduga keras kalo aku lagi bersusah hati dan tidak mau berbagi dengannya. Jujur aja, kalo sebenernya dia benar sih, memang kalo hubungan dua orang itu sangat dekat, terutama hubungan seorang cowo dan seorang cewe, maka sudah seperti otomatis saja, jika salah satu dari mereka tiba-tiba seperti mendapat wangsit dari langit dan mengerti apa perasaan hati yang laen. Setelah telefon di tutup jam setengah dua pagi, aku sempat berpikir keras dan mempertimbangkan baek buruknya menceritakan apa adanya padanya, lagian aku juga sangat mempercayainya.
Oya, benernya biasa sih kalo aku ngobrol-ngobrol ama Rong-Rong ini sampe berjam-jam, bila hanya ngoceh satu dua jam aja, itu baru yang namanya luar biasa, hahaha...Ga tau sih, siapa yang cerewet juga, karena rekor kami berdua ngoceh di telefon itu tiga ratus delapan puluh menit alias enam jam dua puluh menit. Mungkin juga sama-sama bawelnya kalo ngegunjingin, ngobrolin dan ngocehin sesuatu di telefon. Rong-Rong juga tipe orang yang asik diajak bicara kok, jadi ya benernya lebih banyak aku yang diam, hehehe...
Kembali ke cerita semula tentang pertimbanganku untuk ngaku atau tidak pada Rong-Rong. Di sini aku jadi ingat pada pesan Naga Laut karena biasanya aku selalu ingin berlaku secara fair pada semua orang, maka tidak ada salahnya juga jika kali ini aku bersikap fair pada Rong-Rong-ku ini. Maka akhirnya kuberanikan jari jempol kiriku mengetik SMS dan menceritakan pengakuanku padanya kenapa aku susah. Harus kuakui, waktu itu perasaanku tidak enak, aku paling benci kalo harus menulis sesuatu dengan perasaan, karena aku bener nya bukan tipe cowo yang punya bakat untuk menyanyiin lagu-lagu melow atau maen sandiwara dan berperan sebagai orang yang berhati halus dan selalu berbelas kasihan pada orang laen. Tapi syukurlah semua cepat selesai dan aku kirim tuh SMS ku dengan suksesnya dan dengan hati lega ke hape bututnya, ya kusebut butut, karena cuma bisa menerima SMS paling panjang yang terdiri dari tiga SMS, dijaman hape biasanya bisa menerima beberapa SMS sekaligus, hahaha...
Aku tau waktu itu bahwa dengan mengaku padanya, mungkin bisa membuat hatiku bisa menjadi sedikit lega atau mungkin juga makin menambah kepedihan hatiku, belon lagi ditambah rasa malu, karena dia kenal tuh cewe misterius. Tapi dengan tabah dan dengan semangat yang hampir padam aku mulai menceritakan dengan jujur tanpa dibumbui oleh royco atau maggi (hmmm...rasanya aku saking kacaunya sampe mencampur bumbu masak dengan pikiran ya? Tapi ga papa lah sekali-sekali juga bole khan?) tentang apa yang pernah kuulas dalam coretanku tertanggal 6 Mei yang berjudul “Di Sinilah Aku“. Aku ingat, coretan itu kubuat sebagai limpahan rasa dukaku yang dalam, tapi pada akhirnya juga bisa membuat hatiku jadi super lega.
Di cerita curhat itu kuceritakan kalo aku lagi jato hati pada seseorang tanpa bisa aku cegah lagi. Sejujurnya pikiran sehatku memang menolaknya tapi ternyata hatiku berkata laen. Perasaan yang mendalam memang sangat sulit untuk dikontrol, bahkan juga oleh seseorang yang berpengalaman seperti aku, tapi bukan pengalaman sebagai playboy cap tiga kelinci lho, tapi pengalaman sebagai tempat curhatan banyak orang. Aku ungkapkan padanya dalam banyak SMS ku malam itu, betapa aku terlambat menyadarinya kalo aku sudah terlanjur suka cewe itu, sepertinya ada keinginan terpendam untuk bisa sekedar bertemu dan melihat dia lagi, bahkan sempat terbayang untuk bisa ngobrol lagi dengannya.
Semua pikiran seperti itu lah yang telah membuat aku tidak hepi akhir-akhir ini, karena aku tau pedekate ke dia itu lah yang tidak mungkin terjadi (aku ada alasan sendiri dalam kasus ini yang lebih baek kusimpan aja dalam hati dan hanya kuutarakan pada Rong-Rong di SMS ku itu). Semuanya itu cuma mimpi indah yang ku punya. Tapi ya mau apa lagi. Pikiran menolak kenyataan itu lah yang membuat aku sengsara.
Ada banyak hal ajaib yang terjadi waktu-waktu itu. Tiga hari sebelon aku bertemu dengan cewe itu, aku bermimpi aku bertemu dengannya dan justru tepat seperti itulah aku bertemu dengannya tiga hari kemudian, bahkan tepat sampai di posisi berdirinya yang diapit oleh kedua temannya. Nomer telefonnya memang sudah kubuang dari hape-hape ku setaon yang silam, karena aku sudah memutuskan untuk tidak ngapa-ngapain lagi, tapi apa bole buat nomer nya selalu muncul kembali, entah bagaimana. Tapi itu juga dikarenakan aku selalu pesimistis dengan semua barang-barang elektronik, maklumlah aku sendiri orang elektro, sehingga aku sering dengan suka rela dan terpaksa membuat back-up dari nomer-nomer telefon teman-temanku di dalam kartu SIM nya sendiri, sehingga jika harus ganti hape atau ada error, aku selalu punya copy dari contact list ku.
Seperti yang terakhir ini terjadi, aku merasa sangat sedih, karena aku tau aku telah menghapus semua nomernya dari contact list di outlook bajakanku, semua hape dan PDA ku di saat aku merasakan rindu yang luar binasa. Tapi tak terduga tak dinyana, tiba-tiba PDA ku bermasalah dan hanya mau melakukan pekerjaan yang kuminta dengan sangat lamban. Akhirnya akupun melakukan yang disebut dengan cold reset dengan risiko aku kehilangan seluruh data yang ada di built-in memory nya. Tetapi karena aku punya back up nya, maka aku tidak kuatir, karena aku bisa me-restore backup nya. Tapi apa yang kulihat, nomer telefonnya nongol lagi di daftar buddy ku (baca: contact list ku). Semua seperti keajaiban. Di sini aku ingat lagi apa yang kutulis diawal ceritaku yang tertanggal 6 Mei tersebut:
Tidak ada yang namanya kebetulan dalam cinta…yang tersisa hanya aliran-aliran hidup yang berjalan dengan sempurna...
Mungkinkah semuanya ini memang harus terjadi demikian? Jujur aja, aku tidak mau pusing lagi. Aku mulai menyibukkan diri dengan mengetik cerita-cerita kenangan seperti ini. Jadi semua ketikan-ketikanku ini dipicu oleh gundahnya perasaanku di sepanjang bulan Mei yang sangat panas ini. Aku tidak suka punya feeling seperti itu, karena aku juga mau mengenang mantanku lebih lama lagi, aku menghargainya sebagai seseorang yang telah membuat hatiku hepi, sangat hepi di masa lalu. Makanya tidak heran bila dalam banyak tulisanku di blog ku ini, aku banyak menuliskan dan sering menyinggung-nyinggung nama mantanku. Aku masi ingin menghormati mantanku sebagai mantanku agar dia bisa bangga punya mantan pujangga seperti aku, eh salah ya, agar dia bisa bangga kalo aku sebagai mantannya masi mau memperhatikannya dan menjaga perasaannya di saat hubungan resmi kami sudah berakhir.
Aku juga telah mengakui lebih banyak hal lagi, tapi itu lebih baek hanya untuk diketaui Rong-Rong seorang. Harus kuakui, kalo selama ini aku hanya bisa bersedih hati kalo berhadapan dengan wanita aja, tepat seperti kata Bob Marley dalam tembangnya yang berjudul “No Woman No Cry“, kalo tidak ada cewe, ya aku tidak sedih, karena aku tau gimana caranya membuat hatiku hepi. Idup sudah susah, panas dan laen-laen, ngapain lagi aku harus menyibukkan diri dengan segala kesedihan hati, jadi ya enjoy aja deh. Jadi tidak pernah aku bersedih hati seperti ini lagi sejak berakhirnya kasusku dengan mantanku dulu.
Di sisi laen aku sadar, kalo aku kini telah tua dan sudah saatnya untuk menarik diri. Andaikata aku lima taon lebih muda dari usiaku sekarang, mungkin aja aku akan maju untuk mengejar dia, karena aku ini aslinya tipe cowo pejuang yang ulet dalam hal-hal demikian. Tapi, aku sendiri sudah memutuskan untuk melupakan dia selamanya. Aku tidak ingin sakit hati lagi. Tapi disamping itu aku juga mau melindungi hatiku dulu dari segala perasaan yang tidak semestinya ada di sana. Paling tidak untuk sementara waktu.
Aku juga ada cerita pada temanku, Irwan di Flores. Irwan kenal aku dengan baek sewaktu kami masi tinggal di Jerman dan dia kenal betol semangat juangku yang tinggi sewaktu muda dulu. Aku yang selalu berpendapat kalo lelaki yang gentle harus maju mengejar cewe yang disukainya tanpa rasa takut ditolak. Makanya dia sangat kaget setelah ku beritau tau kalo aku tidak mau maju mengejar cewe yang satu ini. Dia menyindir aku untuk kembali mempertajam skill membunuhku (benernya lebih tepat killer instink) dengan maen game computer Age of Empire lagi. Aku menanggapinya dengan senyum pait dan dengan nada becanda aku hanya bilang, aku sekarang hanyalah buaya tua yang tidak bergigi, sedangkan mangsaku kali ini besar dan endut, jadi butuh tenaga ektra sedangkan buayanya lagi tidak berdaya dan dengan sedih dan sakit hati harus mundur dari ajang pertempuran yang jelas-jelas tidak akan bisa kumenangkan dengan mudah ini…
Sebagai penutup cerita ini, kukutipkan sekali lagi apa yang telah kutulis dalam coretanku tertanggal 6 Mei 2007 tentang ini sebagai pelipur duka yang mendalam dihatiku...
Biarlah mimpi-mimpiku indah bersamanya dan biarlah aku bole hidup bahagia dengannya walaupun hanya dalam angan-anganku saja. Karena yang aku cari dalam hidupku ini adalah kebahagiaan, aku telah bahagia karena telah mencintai seseorang walau dia tidak akan pernah tau kalo dia kucintai…
Tembang (I Wanna Take) Forever Tonight dari Peter Cetera (mantan pentolan grup musik Chicago Transit Authority) ini memang salah satu simbol demonstrasi dari kebolehan Peter Cetera dalam mengarang lirik lagu-lagunya, seperti misalkan juga tembang populer Glory of Love dari Peter Cetera yang mengiringi movie Karate Kid II. Peter Cetera selalu berhasil menyentuh hati pendengarnya dengan lirik-lirik nya yang bagus dan dengan melodinya yang kalem-kalem. Aku sendiri sebagai penggemar tembang-tembang dengan lirik yang istimewa, selalu suka pada tembang-tembang Peter Cetera sudah semenjak dia masi menyanyi di grup nya. Secara kebetulan sewaktu aku berusaha membuat diriku menjadi melow untuk menulis cerita ini, aku mendengarkan tembang ini tiba-tiba diputar sendiri secara acak oleh Apple iTunes ku. Maka tak pelak lagi aku segera mengulang tembang ini sampai aku selesai melukiskan ceritaku kali ini dan segera pula menuliskan liriknya dibawah ini lengkap dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia…
Feel your breath on my shoulder (kurasakan nafasmu di pundakku)
And I know we couldn't get any closer (dan aku tau kita tidak mungkin lebih mendekat lagi)
I don't wanna act tough, (aku tidak ingin bertindak jahat)
I just wanna fall in love (aku hanya ingin jato cinta)
As we move into the night (ketika kita memasuki malam hari)
I get crazy (aku menjadi gila)
Thinking how it's gonna be with you baby (berfikir bagaimana seandainya bersamamu, sayang)
I don't wanna play rough (aku tidak ingin bermaen kasar)
I've been loving you enough (aku telah cukup mencintaimu)
Oh, baby (oh, sayangku)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Wanna stay in this moment forever (ingin berdiam dalam momen ini selamanya)
I'm gonna give you all the love that I've got (aku ingin memberimu semua cinta yang kupunya)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Fill you up, (memenuhi dirimu)
fill you up with love (penuhi dirimu dengan cinta)
When we close the door all I need is in your eyes (ketika kita menutup pintu, semua yang kuinginkan ada di matamu)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Touch my lips, (kau sentuh bibirku)
I'm on fire (akupun bergairah)
You're the only one I'll ever desire (engkaulah satu-satunya yang aku inginkan)
Turn the lights down low, (kuredupkan lampuku)
make the world go slow (kubuat dunia berputar perlahan)
When I'm holding you tonight (ketika aku memelukmu)
it's so easy (semudah itulah)
Nothing moves me like you do when you tease me (tiada yang menyentuh aku seperti ketika kau menggodaku)
And to rush would be a crime (dan desakan akan menjadi suatu kejahatan)
I just wanna spend some time with you baby (ku ingin menghabiskan waktuku denganmu, sayang)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Wanna stay in this moment forever (ingin berdiam dalam kondisi ini selamanya)
I'm gonna give you all the love that I've got (aku ingin memberimu semua kasih yang kudapat)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Fill you up, (memenuhi dirimu)
fill you up with my love tonight (penuhi dirimu dengan cintaku malam ini)
When we close the door all I need is in your eyes (ketika kita menutup pintu, semua yang kuinginkan ada di matamu)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
And when I'm here beside you (dan ketika aku ada di sini di sampingmu)
I wanna see what drives you out of your mind (aku ingin melihat apa yang mendesakmu keluar dari benakku)
I never wanna leave (aku tidak ingin pernah meninggalkanmu)
I only wanna be with you (aku hanya ingin selalu bersamamu)
'Cause I love how you feel (karena aku suka apa yang kau rasa)
your love is so real (kasihmu adalah nyata)
only love (hanya rasa cinta)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Wanna stay in this moment forever (ingin berdiam seperti ini selamanya)
I'm gonna give you all the love that I've got (kan kuberikan padamu semua kasih yang kumiliki)
I wanna take forever tonight (aku ingin membawa malam ini selamanya)
Wanna stay in this moment forever (ingin berdiam dalam momen ini selamanya)
I'm gonna give you all the love that I've got (kan kuberikan padamu semua kasih yang kumiliki)
'Cause I can't live without you (karena aku tidak dapat hidup tanpamu)