Friday, June 1, 2007

Hargailah Cinta

Mood : santai
Cuaca: panas tak berawan
Snack : permen kiss mint
Song : Cherish The Love dari Kool and the Gang
Genre : slow
Tanggal : 26 Mei 2007

Dedikasi : semua yang aku kenal

Wah minggu-minggu terakhir ini rupanya benar-benar neraka bagi banyak orang yang kukenal di sini. Pertama kuperhatikan sewaktu aku doa malam di luar rumah, kalo bulan tidak lagi menerangi tengah malam akhir-akhir ini. Menurut badan meteorologi dan geofisika, seluruh wilayah Indonesia sedang mengalami gerhana bulan. Gerhana bulan itu bisa terjadi bila bulannya ngumpet di belakang bumi sehingga pantulan cahaya matahari di permukaan bulan tidak bisa terdeteksi dari bumi, dengan kata laen bulan, bumi dan matahari letaknya segaris. Kasus ekstrem dari posisi benda-benda di langit ini bahkan telah menyebabkan banjir bandang di pesisir barat sumatera dan pesisi selatan jawa, dan menyebabkan kerusakan di mana-mana.

Selaen dari itu, panas terik matahari di siang dan tidak bertiupnya angin di Surabaya (dan bahkan juga dilaporkan oleh teman-temanku yang cangkruk di Balikpapan, nongkrong di Banjarmasin, ngendon di Jakarta dan ngumpet di Ruteng) memang bisa membuat banyak orang menjadi emosian. Maklumlah cuaca panas biasa juga disebut dengan tekanan tinggi dalam bahasa geofisikanya. Tekanan tinggi dari udara sekitar kita akan sangat mempengaruhi mood kita, yang dikontrol oleh tekanan darah tubuh kita sendiri.

Gimana nich bayanginnya? Gampang aja, tekanan satu bar atau juga dikatakan tekanan sejumlah 76 mmHg (milimeter air raksa) itu adalah tekanan normal dari udara sekitar kita. Sedangkan tekanan darah kita juga tanpa disadari diukur dengan satuan mmHg ini. Contoh tekanan darah orang normal adalah sekitar 80 mmHg untuk diastolis nya berkisar 120 mmHg untuk sistolis nya. Dimana sistolis dan diastolis adalah batas bawah dan atas dari tekanan darah yang dipompa oleh jantung kita melalui pembuluh-pembuluh darah keliling ke seluruh tubuh kita. Jadi dengan naeknya suhu udara, maka tekanan luar tubuh kita akan naek pula, sehingga badan kita bisa merasa seakan-akan tertekan dari luar, dan ini lah yang menyebabkan perubahan mood kita.

Memang banyak teman-temanku yang jadi bete nich akhir-akhir ini, alhasil telefon CDMA ku tak henti-henti nya berbunyi nyaring menyuarakan melodi adanya panggilan suara yang masuk yang bisa diartikan sebagai jeritan hati mencari teman terbaek untuk curhat, hehehe. Jadinya aku abis-abisin waktuku di minggu-minggu ini untuk melayani curhat nya teman-temanku itu. Mulai dari yang pusing cari jodo dan selalu ditolak cewe yang diminatinya, sampai ada yang lagi dikejar-kejar duren alias duda keren, mulai dari yang patah hati karena putus dengan pacarnya sampai yang lagi marah-marah karena masalah-masalah yang benarnya sepele.

Wah, wah, repot juga ya, jika cuma gara-gara udara panas maka seseorang menjadi serba emosian dan buntut-buntutnya hubungan dengan cewe sendiri diputus, sedangkan kita ini khan tinggal di Indonesia yang jelas-jelas panas udaranya. Aku ingat juga ada temanku yang tidak sabaran pingin jadian ama cewe yang diincarnya, terus meminta bantuanku untuk membantunya dengan menghalal segala cara, eh, eh, aku bukan dukun lho yang bisa mengguna-guna orang, hehehe. Kasus yang paling lucu bagiku itu untuk tau kalo aku punya teman perempuan yang lagi dikejar-kejar oleh suami dari teman SMA nya yang belon juga seratus hari yang lalu meninggal bersama janinnya sewaktu bersalin. Hmmm…peredaran bulan dan matahari memang sangat mempengaruhi idup kita ya. Jadi ya kita harusnya sabar-sabar aja deh jadi orang.

Kadang lucu juga sih kalo dimengerti, kenapa dua kekasih yang saling bertengkar sehingga mengambil keputusan yang mungkin tidak dipikir terlebih dahulu secara bijaksana seperti minta putus. Seringkali hal-hal yang demikian itu pada umumnya selalu didasari oleh rasa kekurang sabaran dan emosi sejenak yang tidak disadari bisa memblokir pikiran dan perasaan kedua belah pihak dengan suksesnya. Hal-hal ini di satu pihak, memang kutau berbahaya dan mencerminkan ketidak dewasaan kedua insan yang sedang memadu kasih, tapi dipihak laen, akupun mau mengerti kalo hal-hal seperti ini akan terjadi dan akan terus terjadi selama kita manusia tidak mau bersabar dan mengambil waktu yang cukup untuk sekedar menenangkan diri dan memikirkan ulang semua yang telah terjadi dan mungkin berpikir jauh ke depannya, tentang untung dan ruginya bagi kita setelah mengatakan pisah pada partner kita.

Jadi ya, kalo sesuatu itu telah terjadi, hendaknyalah kita mau melapangkan dada kita untuk mengakui kalo setiap orang, termasuk diri kita sendiri, pasti bisa berbuat salah dan kita harus mau memaafkan nya. Disamping itu faktor komunikasi lah yang sebenarnya pegang peranan yang sangat penting bagi kelanggengan persahabatan dua insan yang sedang memadu kasih. Tanpa didukung oleh komunikasi yang cukup, maka hubungan itu pasti mudah retak dan akan menyebabkan/meninggalkan kekecewaan yang besar dan rasa sakit hati yang dalam (kadang sampai menjadi trauma) dari kedua belah pihak.

Kesabaran juga kadang mempengaruhi berhasil tidaknya pedekate kita pada seseorang. Karena tidak ada seorang pun yang mau didesak-desak untuk jadian ataupun ditelefon/SMS setiap hari di saat-saat yang tidak tepat. Memang segala jenia perhatian pasti dibutuhkan oleh setiap orang, tetapi perhatian yang berlebihan kadang bisa dirasakan mengganggu, terutama bila orang yang diincar sedang sibuk dan tidak punya waktu.

Jadi hendaknyalah kita mau lebih bersabar dan mau memberikan waktu yang cukup untuk orang yang kita sukai untuk berpikir. Bila waktunya telah tiba, nanti pasti jawaban positiv akan didapat dengan otomatis. Karenanya kita harus belajar menghormati orang laen yang kita suka dan juga menghormati setiap kesempatan dan waktu yang dia berikan pada kita, karena itu sama hal nya dengan menghormati rasa cinta kita itu sendiri padanya.

Kesabaran juga harus dipunyai oleh seorang suami, misalnya, yang baru ditinggal mati istrinya. Karena seperti dalam kasus yang kutangani itu, cewe yang diincarnya pasti merasa tersinggung dan mungkin bahkan akan segera memberikan jawaban negativ padanya. Karena sang cewe menganggap sang cowo tidak menghormati cinta nya terhadap istri yang telah berpulang. Perasaan sepi yang dirasakan oleh seseorang yang baru ditinggal seseorang yang dicintainya, memang selalu bisa dimengerti. Tapi apa sih salahnya kalo sang cowo mengambil waktu lebih dari seratus hari dulu untuk menghormati sang istri dan mungkin baru mulai membiarkan hormon-hormon nya bermaen lepas dan mulai mengejar cewe yang baru setelahnya. Karena orang yang tidak menghormati rasa cinta, adalah orang yang tidak patut untuk dicintai.

Sering aku terbayangkan kembali, masa-masa indah yang kualami dengan mantan-mantanku. Ya, saat-saat itu saat-saat yang paling indah bagiku, walau waktu-waktu itu sudah lama berlalu. Tapi aku selalu bersyukur dan berterima kasih kalo berakhirnya kedua hubunganku itu terjadi karena desakan dan tekanan faktor luar yang memang tidak dapat dicarikan solusinya. Andai terjadinya itu karena pertengkaran antara kami, mungkin itu akan lebih menyakitkan hatiku. Tapi biarlah waktu yang telah berlalu itu berlalu tanpa mengganggu hidupku lagi, aku sendiri ingin menyongsong hari esokku yang cerah, walau sendiri.

Tembang Cherish the Love ini adalah tembang lama, yang pernah ngetop di pertengahan taon 1980an. Tapi tembang ini masi lumayan ngetop dikalangan anak-anak muda terutama anak-anak yang baru mengenal cinta. Maklum lah, tembang-tembang yang bernada cinta dengan melodi yang slow-slow itu memang berasal dari ton 1980an. Jadi ya, walau udah tergolong lagu usang, tapi lagu yang satu ini masi mempunyai arti yang mendalam untuk direnungkan. Maka aku memilih lagu yang slow ini untuk menemaniku mengarang cerita singkat ini…

Let’s take a walk together, (marilah berjalan bersama)
near the ocean’s shore. (di dekat pantai)
Hand in hand, (bergandengan tangan)
you and I. (kamu dan aku)
Let’s cherish every moment, (mari hormati setiap kesempatan)
we have been giving, (yang telah diberikan pada kita)
but time is passing by. (walau waktu berjalan terus)

I hope and pray, (aku berharap dan berdoa)
before I lay down, (sebelon aku berbaring)
by your side. (disisimu)
If you receive your calling before I awake. (bila kau menerima panggilanmu sebelon aku terbangun)
Could I make it through the night.(dapatkan aku melewati malam itu)

Cherish the love we have. (hormatilah cinta yang kita punya)
We should cherish the life we live. (hendaknyalah kita menghormati kehidupan yang kita jalani)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (hargailah cinta itu)
cherish the love. (harapkanlah cinta itu)
Cherish the love we had (hormatilah cinta yang kita punya)
for as long as we all shall live. (selama kita semua masih hidup)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (hargailah cinta itu)
cherish the love. (harapkanlah cinta itu)

The world is always changing (dunia tetap berubah)
nothing stay the same. (tiada yang tetap sama)
But love was standing just to time. (tetapi cinta telah berdiri)
The next life that we’re living (kehidupan berikut yang kita jalani)
remains to be seen, (tertinggal untuk dilihat)
will you be my side ? (akankah kau bersamaku)

I hope and pray, (aku berharap dan berdoa)
before I lay down, (sebelon aku merebahkan diriku)
by your side. (disebelahmu)
If you receive your calling before I awake. (sewaktu kau menerima panggilan sebelon kuterjaga)
Could I make it through the night. (mungkinkah aku melewati malam itu)

Cherish the love we have. (hormatilah cinta yang kita punya)
We should cherish the life we live. (hendaknyalah kita menghormati kehidupan yang kita jalani)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (hargailah cinta itu)
cherish the love. (harapkanlah cinta itu)
Cherish the love we had (hormatilah cinta yang kita punya)
for as long as we all shall live. (selama kita semua masih hidup)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (harapkanlah cinta itu)
cherish the love. (harapkanlah cinta itu)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (harapkanlah cinta itu)

Cherish the love we have. (hormatilah cinta yang kita punya)
We should cherish the life we live. (hendaknyalah kita menghormati kehidupan yang kita jalani)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (hargailah cinta itu)
cherish the love. (harapkanlah cinta itu)
Cherish the love we had (hormatilah cinta yang kita punya)
for as long as we all shall live. (selama kita semua masih hidup)
Cherish the love, (hormatilah cinta itu)
cherish the life, (hargailah cinta itu)
cherish the love. (harapkanlah cinta itu)

Every night when I think about you (tiap malam bila kuteringat padamu)
cherish the love. (hormatilah cinta itu)
Let’s cherish every moment (mari menghormati setiap kesempatan)
we have together hand in hand, (yang kita punya sambil berpegangan tangan)
you and I, baby. (kamu dan aku, sayang)