Mood : capek
Cuaca: mendung
Snack : A & W Fish Sandwich
Song : Ordinary World dari Gregorian Masters of Chants
Genre : gregorian/mistik
Tanggal : 16 Mei 2007
Dedikasi : David dari Flores
Hari ini kubuka dengan pembicaraan di telefon selama dua ratus sepuluh menit dengan teman baruku David, yang juga adek dari teman sekolahnya mantanku semasa di SMA, dan yang kini kubiarkan “berteman” dengan adek angkatku Cecilia a.k.a. Rong-Rong. Hehehe. Panjang amat ya satu kalimat diatas, hehehe. Iya kuakui, pengaruh dari tatabahasa bahasa Jerman ternyata telah mendarah daging di diriku. Di bahasa Jerman kita sering kali menemukan satu kalimat yang terdiri dari beberapa baris dengan banyak tanda koma sebelon kita menemukan tanda titik sebagai akhir dari kalimat, hehehe. Tapi karena aku tau tidak banyak orang bisa berbahasa Jerman (untuk apa pulalah itu, hehehe), kita ngobrolin yang laen aja deh…
Ya ceritanya itu aku ngobrol-ngobrol dengan David ini, mulai dari ngomongin teman cewe nya yang baru, Rong-Rong sampai pada diriku sendiri. Mungkin juga dia rada heran kalo aku ini orangnya sangat terbuka pada semua orang, bahkan pada orang yang baru kukenal sekalipun, hehehe. Mungkin juga karena aku ini selalu bersifat terbuka pada teman-temanku, makanya banyak temanku yang pada akhirnya juga mau membuka dirinya padaku, terutama dikala kami punya masalah. Maklumlah para cowo itu lebih suka untuk membicarakan masalah-masalahnya dengan sesamanya, tapi bukan ngegosip lho seperti yang biasanya dilakukan yang laen, hehehe. Khan enak, tidak ada rasa sungkan dan harus jaga gengsi maupun jaim (jaga image), hehehe.
Dipihak laen, akupun terkejut mengetaui kalo David yang konon kabarnya pendiam ini, ternyata mampu ngobrol denganku berjam-jam di telefon, hehehe. Aku ingat sewaktu dikenalkan padaku dulu, Fitri, cecenya yang pernah kutanya, seberapa pendiamkah David nya ini, menjawab, David ini kira-kira sebanding denganku jika aku tidur. Wah, wah, padahal David ini banyak ceritanya atau jangan-jangan dengan kata laen mungkin Fitri menduga/menuduh aku ini kalo tidur mendengkur mungkin ya? Hahaha...
Singkatnya, aku tidak menyangka, kalo si David ini punya hobi yang sama denganku, otomotiv. Ya itu lho, semua tentang perkembangan mobil dan motor, hehehe. Aku sendiri sudah tertarik bidang ini sejak aku masi di SD kelas enam dan bercita-cita menjadi pilot (dimana kawan-kawanku pada tertarik untuk menjadi dokter, insinyur, satpam dan tukang becak, hehehe, dikit hiperbola juga bole khan? hehehe) dan terbawa sampe sekarang. Dulunya sih dimulai sewaktu aku masi ikutan aktiv chatting lewat mIRC dan kami punya warung kopi sendiri yang membicarakan apa aja di seputar Surabaya dan itu terjadi sewaktu aku masi tinggal di Jerman. Terus lama-lama waktu ku tidak tersisa banyak lagi untuk chatting berame-rame gitu dengan semua kawan di dunia maya, makanya aku mulai mendaftarkan diriku di forum-forum diskusi di internet dan aktiv disana. Walau sekarang sebenernya aku sudah tidak terlalu aktiv memperhatikan perkembangan otomotiv lagi, tapi aku masi aja tercatat anggota dari banyak diskusi forum di internet yang ngerumpiin otomotiv seperti untuk daerah asia aku anggota dari webgaul, komunitas honda tiger Indonesia, Singaporean bikes, Malaysian car and bikes dan masi banyak lagi yang laen, dimana aku kadang ikutan nimbrung dengan mengirimkan posts (sumbangan pikiran) kesana untuk sekedar mencari informasi ataupun ikut memberi komentar...
Wah betapa senangnya hatiku, ketika David mempunya banyak pengetauan tentang motor dan terutama mobil, maklumlah oom nya mempunyai bengkel rupanya di Surabaya. Jadi dia punya banyak kesempatan untuk test drive tuh mobil-mobil yang lagi di servis, hehehe, terus terang buat aku ngiri aja...
Dan bukan aja pengetauannya tentang mobil yang membuat aku cukup kagum, tapi pengetauannya tentang cewe juga membuat aku terkaget-kaget, hehehe. Kukira dia pendiam, tapi ya biasalah, air tenang biasanya banyak buayanya, hehehe. Begitulah si David ini, dia punya banyak pengalaman tapi masi belon bisa dikatakan buaya darat, jadi jangan kuatir, dijamin dia ini masi perjaka ting-ting dan tergolong sopan aja, hehehe, bukan promisin, tapi takut kalo Rong-Rong secara tidak sengaja ikutan baca tulisan ini, nah, nanti gimana dunk! Singkatnya David ini orang yang berpengetauan luas, romantis, suka membantu, tidak sombong dan penuh perhatian, hehehe, sapa tau aja ada yang berminat dan membaca testimoniku ini, tapi David sementara udah di booked penuh ama penggemarnya sampe setaon ke depan, hehehe
Nah siapa nyangka, kalo si David yang kusangka pada awalnya adalah orang pendiam yang membosankan, ternyata setelah dikenal lebih dekat, dia menjelma menjadi seorang pemuda romantis yang penuh kejutan dan emosi-emosi yang sehat. Misalnya siapa yang menduga, kalo David ini tipe lelaki yang tidak malu membawa bunga untuk sang pujaan hatinya, jujur, aku tidak tau bunga apa yang dia berikan ke adek angkatku Rong-Rong, tapi yang jelas bukan bunga bangkai lah, hehehe, kalo bunga bangkai dah pasti Rong-Rong protes keras, hahaha. Juga dia ini mengaku padaku selalu kangen ama Rong-Rong nya, hmm…di sini aku jadi ingat kalo dia juga baru aja merogoh koceknya dalam-dalam untuk mencari alat pembayaran super praktis dari plastik guna menebus Nokia N73 nya. Trus aku langsung ajak David untuk mencoba video call denganku. Setelah dia mengatasi segala kesulitan pada awalnya, dia akhirnya mengumpulkan segala tenaga untuk memencet henpon nya dan sukses me-remote henpon ku sehingga mengeluarkan suara musik yang merdu pertanda adanya video call masuk di tempatku.
Mendengar dan melihat adanya panggilan video dari David ini, akupun tersenyum dan menjawabnya. Setelah kontak gambar terjadi, aku pun lebih tersepona lagi, ternyata David di sana duduk dengan tenang dan dengan gagahnya di sebuah ruangan yang rupanya telah ditata sebelonnya sesuai dengan Feng Shui oleh seorang master Feng Shui lokal. Kulihat David tersenyum lebar padaku dan terlihat berpakean rapi sekali seperti orang mau pergi wawancara untuk melengkapi surat lamaran pekerjaan yang telah dibuat dengan susah payah dan dengan banyak keringat dingin, hehehe. Sementara itu aku, ya aku, hanya berpakean sederhana seperti waktu aku di ciptakan, alias tidak pake baju atasan, hahaha…wow itu baru yang namanya kontras, hehehe…bukan apa-apa sih, aku emang menghabiskan sebagian besar waktu begitu itu, hehehe. Yah, sekali lagi ini bukti kalo fasilitas triji ini memang luar biasa, hehehe…
Sebenarnya semua ini adalah persiapan David sebelon dia mudik ke Flores. Supaya dia bisa mengobati rasa kangennya bila nanti harus berjauhan dengan orang yang dikaguminya, maka dia pun berencana akan memanfaatkan video call ini sebaek-baeknya untuk berkomunikasi dengan si Doi nya, hehehe. Asal aja dia berhasi membujuk si Doi untuk ber video call ria dengannya, hahaha…Benernya ini adalah ide bagus khan dan mungkin malah telah menjadi idaman dan impian indah dari setiap pemilik toilet umum, hehehe, kenapa kok justru pemilik toilet umum? Baca aja coretanku kemaren, hehehe...
Lagu Ordinary World (dunia biasa) ini sebenernya lagu lama, tapi aku mendengarkannya lagi sewaktu Gregorian Masters of Chants menyanyikannya dengan merdunya, alhasil akupun rela membeli tuh CD beberapa taon yang silam seharga empat belas Euro, jadi ya kira-kira setara dengan seratus tujuh puluh lima ribu uang Indonesia lah, hehehe, dengan asumsi satu Euro ditukar di Bank (bukan di warung kopi ternama di dekat rumah Anda lho, hehehe) dengan dua belas ribu lima ratus Rupiah saja. Akupun tidak kecewa memilikinya, karena album ketiga dari Gregorian Masters of Chants ini benar-benar kumpulan dari koleksi lagu-lagu yang bagus-bagus. Grup musik ini memang lumayan ngetop di Jerman, maklum produser nya orang Jerman sedangkan penyanyinya sepuluh biarawan tulen dari Inggris. Lagu ini juga mengajarkan orang untuk bangkit kembali dari pengalaman buruk di masa lalu sehingga kita mampu melihat sinar matahari pagi lagi dan mewujudkan cita-cita kita…so, lagu ini kupersembahkan untuk teman baruku David…semoga sukses dengan pedekate nya, hehehe…
Came in from a rainy Thursday, on the avenue (pulang dari kamis yang berhujan di jalan raya)
thought I heard you talking softly (kupikir kudengar kau berbicara pelan)
I turned on the lights, the TV, and the radio (telah kunyalakan lampu, televisi dan radio)
still I can't escape the ghost of you (tapi aku masi tidak bisa lari dari bayangan dirimu)
What has happened to it all? (apakah semua yang telah terjadi)
Crazy, some'd say (gila, kata orang)
Where is the life that I recognize? (dimanakah kehidupan yang ku punya)
But I won't cry for yesterday, (tapi ku tak ingin menangisi hari kemaren)
there's an ordinary world (ini dunia biasa)
Somehow I have to find, (bagaimanapun aku harus menemukan)
and as I try to make my way, (dan ketika aku mencoba membuat jalanku)
to the ordinary world. (menuju kehidupan normal)
I will learn to survive (aku akan belajar untuk berjuang)
Passion or coincidence (hasrat atau kebetulan)
once prompted you to say (pernah kuanjurkan kau untuk mengatakan)
"Pride will tear us both apart" (kesombongan akan memisahkan kita)
Well now pride's gone out the window (baek, sekarang kecongkakan telah dibuang jauh)
cross the rooftops run away (melewati atap rumah pergi menjauh)
left me in the vacuum of my heart (meninggalkan diriku dalam kehampaan hati)
What is happening to me? (apa yang sedang terjadi pada diriku)
Crazy, some'd say (gila, kata orang)
Where is my friend when I need you most? (dimanakah temanku ketika aku membutuhkanmu)
But I won't cry for yesterday (tapi aku tak ingin bersedih untuk hari kemaren)
there's an ordinary world (ini adalah kehidupan biasa)
somehow I have to find (entah bagaimana kuingin menemukan)
and as I try to make my way, (ketika aku mencoba menentukan jalanku)
to the ordinary world (menuju kehidupan normal)
I will learn to survive (aku akan belajar untuk bertahan hidup)
Papers in the roadside (kiran di tepi jalan)
tell of suffering and greed (bercerita tentang penderitaan dan ketamakan)
here today, forgot tomorrow (hari ini disini, lupakan hari esok)
ooh, here besides the news (oh, disamping kabar berita)
of holy war and holy need (tentang perang suci dan kebutuhan suci)
ours is just a little sorrowed talk (untuk kita hanyalah pembicaraan duka cita)
And I don't cry for yesterday, (dan aku tidak menangisi hari kemaren)
there's an ordinary world (ini adalah hari biasa)
Somehow I have to find, (bagaimanapun juga aku harus menemukan)
and as I try to make my way, (seperti aku mencoba mencari jalanku)
to the ordinary world (ke kehidupan biasa)
I will learn to survive, (aku akan belajar untuk hidup)
every one, any one, any one, every one (setiap orang…)