Sunday, May 20, 2007

Cinta Menyakitkan

Mood : cemberut
Cuaca: mendung
Snack : onde-onde pemberian Se Liep
Song : Love Hurts dari Nazareth
Genre : Slow Pop
Tanggal : 18 Mei 2007

Dedikasi: pacar Fitri di Surabaya

Mencintai kadang menyakitkan tapi dicintai lebih menyenangkan…

Semalam aku ditelefon pacar temanku Fitri yang bercerita tentang ini dan itu, mulai dari sepak bola liga inggris sampai piala EUFA dan Champion di Eropa dan akhirnya cerita-cerita film percintaan. Dulu sewaktu aku masi tinggal di Eropa, acara-acara seperti itu adalah sajian sehari-hari di televisi-televisi swasta yang saling bersaing untuk mendapatkan hak siar dari pertandingan-pertandingan bergengsi. Hanya saja penayangan langsung hanya disajikan jika ada klub dari negara yang bersangkutan berlaga. Jadi jika kita mau menonton acara laga sepakbola dari liga-liga di negara tetangga, kita harus mempunyai antena parabola ataupun berlangganan pay-TV (layangan TV bebayar seperti Indovision di Indonesia). Baru sejak awal taon 2005, pemirsa TV di banyak negara bagian Jerman, termasuk di negara bagianku, bisa menikmati siaran TV digital yang bila disambungkan dengan sambungan telefon maka akan bermutasi menjadi televisi interaktiv atau dengan kata laen, cukup hanya menekan sebuah tombol, maka kita bisa menyaksikan tayangan suatu acara yang disiarkan sebelonnya (tentu tidak setelahnya, itu ramalan namanya, hehehe). Pengembangan dari yang si sebut dengan DVB-S (Digital Video Broadcasting via Satellite) dan DVB-T (Digital Video Broadcasting via Terrestical antenna) ini dikenal di Indonesia dengan hadirnya DVB-H (Digital Video Broadcasting via Handheld) salah satu ponsel dari Nokia, yakni N92 dan mungkin akan disusul dengan inovasi dari vendor-vendor laen. Baek DVB-T maupun DVB-S gratis kalo di Eropa sedangkan untuk DVB-H pemirsa yang lebih mementingkan fleksibilitas harus merogoh dalam-dalam kantongnya, karena seperti juga di Indonesia kita harus membayar layangan mobile TV. Dibandingkan dengan layanan mobile TV yang sifatnya analog tapi ditayangkan secara digital, DVB-H ini murni disediakan secara digital sehingga kualitas gambar terasa lebih halus di layar ponsel. Hmm...aku baru sadar nich, kok jadi ngobrolin tentang ponsel nih, padahal tadinya mau cerita tentang sepak bola. Hehehe. Ya karena sasaran utama pengguna mobile TV ini tidak laen dan tidak bukan adalah pemirsa fanatik pertandingan bola yang saking gilanya sampai mau membayar biaya sambungan yang relativ tidak murah itu, hehehe. Ya kalo pemirsa itu tidak punya famili yang harus ditanggungnya ya tidak apa-apa, tapi kalo ada famili dan anak-anak, ya orang harus tau bagaimana menentukan prioritasnya.

Nah temanku yang satu ini adalah penggemar bola yang tergolong fanatik, hehehe. Dia bercerita padaku kalo dia lagi dilanda cinta asmara yang dalam dengan cewe nya, sehingga saking besarnya feeling ini, dia rela untuk mengorbankan dan mendeklarasikan waktu-waktu senggangnya sebagai wakuncar alias waktu kunjung pacar dan juga waktu-waktu dimana dia biasanya terpaku di atas sofanya di rumah sambil ngemil pop-corn atau apa aja yang lagi berserakan disekitarnya, hehehe…tapi biar bagaimanapun penggemar bola tetap aja penggemar bola, apa gunanya ada henpon kalo tidak bisa menerima kabar dari teman-temannya yang masi dengan setia memberitau skor pertandingan bola yang sedang berlangsung live di televisi, hehehe.

Ya pengorbanan, aku ingat aku pernah cerita padanya, kalo sepandai-pandainya orang itu me-manage (mengatur) perusahaan ataupun bisnis nya yang laen, tapi belon tentu dia bisa mengatur rumah tangganya sendiri, hehehe. Iya lho. Ingat aja apa yang diceritakan dalam film drama Hongkong yang diindonesiakan dengan judul Kabut Cinta. Jumlah VCD nya aja tidak kira-kira ada 49 biji, paling tidak sebanyak itu jumlah VCD film yang berjudul asli Qing Shen Shen Yu Meng Meng ini dan yang semestinya diterjemahkan sebagai “cinta bersemi di bawah hujan rintik-rintik”, hmm…rupanya aku lebih romantis ya kalo disuruh menerjemahin, hehehe, ge-er nich tapi bole-bole aja khan, hehehe.

Aku sendiri nontonnya sewaktu masi ngendon di perbatasan Jerman dan Belanda jadi yang sempat kusimak itu versi aslinya dengan bahasa Mandarin. Drama ini adalah satu dari dua drama serian yang pernah kusimak dalam seumur idupku, maklumlah aku rada tidak suka film-film yang banyak adegan sedih dan susah nya. Idup udah susah tapi kok ditambahi lagi dengan cerita-cerita melow, wah bisa buat kita bisa-bisa terpaku pada masa-masa sulit tuh, hehehe. Tapi tentu saja ada alasannya napa aku bersedia dengan suka rela nonton film ini sampe 3 kali. Ceritanya, ya ceritanya sangat bagus.

Di situ diceritakan kisah cinta dari sang jendral yang sewaktu mudanya sempat jatuh cinta pada putri dari atasannya (memang banyak orang mikir tuh cerita menceritakan kisah kasih anaknya si jendral dengan cowo wartawan itu, tapi benernya bukan itu sih inti ceritanya, hehehe). Tapi selama sang jendral belon sukses, calon papa mertuanya tidak merestui hubungan tersebut. Akhirnya dengan bertekat bulet dan setelah beberapa taon berlalu, si jendral itu berhasil menaklukkan dunia dan pulang kembali untuk mempersunting sang putri idamannya. Tapi betapa kagetnya dia ketika mendengar kabar bahwa sang putri telah bunuh diri beberapa waktu lalu karena dipaksa menikah dengan pria laen. Apa yang harus dia katakan, sang idaman hati telah pergi untuk selamanya. Dengan hati yang pedih, akhirnya dia menikahi setiap perempuan yang dijumpainya di perjalanan selama yang bersangkutan mempunyai kesamaan dengan sang putri yang bernama Ping Ping itu. Diceritakan lebih lanjut pula kalo dia pada akhirnya memiliki sembilan istri dan semua putrinya di beri nama yang mengandung Ping. Walau telah memperistri begitu banyak orang, rupanya feeling nya ke Ping Ping masi tersisa hingga akhir hayatnya. Itu satu kisah, di dalam alur cerita itu juga disisipkan kalo sang jendral yang dijaman mudahnya bisa memimpin ribuan prajurit untuk maju bertempur dan sembilan keluarga sekaligus, pada akhirnya toh juga tidak bisa mengurusi familinya yang hanya terdiri dari satu istri yang disayanginya, istri kesembilan, dan ketiga anaknya yang bandel-bandel.

Memang sepandai apapun kita, mengurus famili adalah yang terberat, jadi aku selalu kagum dengan rumah-rumah tangga yang bisa berjalan langgeng sampe semua menjadi tua-tua. Tapi dari cerita ini, kita juga bisa belajar, bahwa biasanya bila seorang cowo sejati mencintai seorang cewe, pasti sang cowo bisa berkorban apa saja untuk sang cewe. Makanya tidak heran ada banyak tembang-tembang dari dalam dan dari manca negara yang menceritakan kalo cowo lagi jato cinta pasti dia jadi orang paling goblok sedunia terutama bila dia ada di hadapan cewenya, hehehe.

Ada film lagi sih yang kuulas bersama temanku ini, film Crunching Tiger Hidden Dragon yang dibintangin oleh Chow Yun Fat, Michelle Yeoh dan Zhang Xi Yi. Aku lebih suka menerjemahkan judul ini sebagai “Singa Penggertak dan Naga Penakut”. Di film itu diceritakan kalo Michelle Yeoh dan Chow Yun Fat adalah sepasang jagoan dalam dunia persilatan dengan nyali seekor singa. Tetapi master mereka menyadari bahwa di dalam hati mereka berdua tersembunyi suatu perasaan cinta yang dipendam dengan nyali seekor naga penakut. Perasaan cinta itu memang ada di antara mereka, ternyata nyali mereka sangat kecil kalo harus berurusan dengan kasus cinta. Kesabaran penonton yang menunggu saat-saat dimana salah satu dari mereka berani mengungkapkan perasaan mereka tidak penuhi dalam movie Crunching Tiger Hidden Dragon yang kalo tidak salah disutradarai oleh sutradara kelahiran Taiwan Ang Lee itu. Bahkan sampe detik-detik terakhir, dimana Chow Yun Fat menjelang tewas akibat pertempuran yang sengit dengan musuh mereka di air terjun, tidak ada keberanian sedikitpun dari kedua pendekar.

Mungkin sangat mengecewakan pagi penonton yang mengharapkan sedikit hepi ending dalam film itu, tapi kalo mau dipikirkan lagi, memang tidak mudah mengungkapkan perasaan suka kepada seseorang, sekalipun dia orang yang kita kenal sangat dekat. Dalam hidup ini, sering kali atau juga kadang-kadang kita punya feeling pada seseorang, tapi seringkali pula rasa gengsi, keraguan ataupun perasaan takut yang luar binasa (misal takut ditolak) menghalangi kita untuk mengungkapkannya. Tapi benernya perasaan itu membuat kita menjadi tidak bahagia. Seperti yang pernah kutulis beberapa hari yang lalu, kita ingat kalo

bukanlah karena orang yang menyakiti kita ataupun suasana yang tidak menyenangkanyan yang membuat kita menderita… Pikiran menolak kenyataan lah yang membuat kita menderita…

ya mencintai kadang menyakitkan, tapi kalo kita sudah terlanjur mencintai seseorang, hendaknyalah kita cerdik-cerdik mencari kesempatan dan berani mengutarakannya dengan jujur, aku yakin orang yang kita cintai pasti akan senang, walaupun mungkin dia tidak mempunyai perasaan yang sama dengan kita. Karena menyimpan perasaan cinta dalam hati itu lebih membuat kita menderita. Lagian ini khan bukan perasaan benci atau keinginan-keinginan negatif laennya, tapi ini hanya perasaan cinta. Ada yang berpendapat, berjuang demi mendapatkan orang yang dicintai itu adalah satu-satunya perjuangan yang harus dialami oleh laki-laki. Tapi mungkin juga pendapat itu salah, hehehe…

Lagu Love Hurts dari Nazareth ini sebenarnya tergolong tembang kenangan yang di pertengahan taon 1990an dibangkitkan lagi dari liang kubur melalui film Scarlett yang dibintangi oleh mantan pemaen James Bond, Timothy Dalton sebagai Rhett Butler. Film Scarlett ini meneruskan kisah yang diceritakan di dalam film klasik Gone With The Wind yang novel aslinya ditulis oleh Margaret Mitchel. Anak muda jaman sekarang kemungkinan hanya pernah mendengar tentang film Gone With The Wind ini yang menceritakan percintaan dua insan Rhett Butler dan Scarlett O’Hara yang diplot di situasi perang saudara antara Amerika Utara yang anti perbudakan dan Amerika Selatan yang masih menginginkan perbudakan. Lucunya pemeran wanita pembantu dalam film ini dipilih sebagai pemenang piala Academy Award atau yang lebih dikenal dengan piala Oscar tetapi ada tetapi nya nih, dia tidak bole menerima piala itu karena dia berkulit hitam, nah lho? Iya beneran lho, tapi piala ini akhirnya diserahkan juga padanya beberapa taon kemudian. Aku juga teringat pada Mohammad Ali yang memenangkan medali emas di salah satu pertandingan tinju di Olimpiade di Amerika Serikat, ga tau lagi kapan taonnya, tapi medali ini tidak bisa langsung diserahkan padanya hanya karena dia orang Amerika berkulit itam dan baru diserahkan di akhir taon 1990an dimana dia keliatan sekali gejala tremor nya (tangan bergetar) sedang menderita penyakit parkinson. Siapa sangka, Amerika Serikat yang selalu mengatakan mereka itu pro hak asasi manusia tetapi di abad dua puluh yang lalu merekapun masih primitiv, hehehe…ya udah deh cinta memang menyakitkan, akupun mengalaminya sendiri, kita dengar tembang nya Nazareth aja sebagai pelipur hati yang lara…

Love hurts, love scars, (cinta menyakitkan, cinta membawa bekas)
Love wounds, and marks, (cinta melukai, cinta meninggalkan tanda)
Any heart, not tough, (setiap hati, yang tidak keras)
Or strong, enough (atau cukup kuat)
To take a lot of pain, (untuk menahan derita)
Take a lot of pain (akan menderita)
Love is like a cloud (cinta seperti awan)
Holds a lot of rain (yang menyebabkan banyak hujan)
Love hurts, ooh ooh love hurts (cinta menyakitkan, oh cinta menyakiti)

I’m young, I know, (aku masih muda, aku tau)
But even so (tapi begitupun)
I know a thing, or two (aku hanya tau sedikit)
I learned, from you (aku telah belajar darimu)
I really learned a lot, (aku sungguh telah belajar banyak)
Really learned a lot (benar-benar banyak)
Love is like a flame (cinta bagai lidah api)
It burns you when it’s hot (yang membakarmu ketika dia panas)
Love hurts, ooh ooh love hurts (cinta menyakitkan, oh cinta menyakiti)

Some fools think of happiness (hanya yang bodoh yang berfikir tentang kebahagiaan)
Blissfulness, togetherness (kebahagiaan dan kebersamaan)
Some fools fool themselves I guess (kukira, hanya yang bodoh membodohi dirinya sendiri)
They’re not foolin me (mereka tidak membodohi aku)

I know it isn’t true, (kutau itu tidak benar)
I know it isn’t true (kutau itu tidak betul)
Love is just a lie, (cinta itu adalah kebohongan)
Made to make you blue (hanya untuk membuatmu susah)
Love hurts, ooh,ooh love hurts (cinta menyakitkan, oh cinta menyakiti)
Ooh,ooh love hurts (oh cinta menyakitkan)

I know it isn’t true, (kutau itu tidak sejati)
I know it isn’t true (kutau itu tidak cocok)
Love is just a lie, (cinta hanyalah tipuan)
Made to make you blue (yang membuatmu sedih)
Love hurts, ooh ooh love hurts (cinta menyakitkan, oh cinta menyakiti)
Ooh ooh love hurts (oh cinta menyakiti)
Ooh ooh...