Thursday, May 24, 2007

Apa Yang Telah Kulakukan

Mood : riang
Cuaca: panas tak berawan
Snack : ligo oat, havermouth dengan susu coklat hangat
Song : What I've Done dari Linkin Park
Genre : Pop rock
Tanggal : 21 Mei 2007

Dedikasi : Oscar di Aachen, Jerman dan Irwan di Ruteng, Flores

Pernah kuceritakan di kisahku beberapa hari silam, kalo aku ini orang yang suka banget mendengarkan radio. Napa? Gampang aja, dari radio sering kali kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang relativ aktuil, baek dari bidang politik misalkan siapa lagi meneror siapa, biasalah politik di sini khan relativ kotor, saling bunuh-bunuhan, saling menjatuhkan tapi juga ada yang saling melindungi misalkan ada politisi tingkat tinggi yang menentang seorang politisi yang mantan pimpinan partai dan mantan calon presiden untuk dipenjarakan setelah ketauan korupsi (hmmm…jadi curiga nih, jangan-jangan dianya sendiri yang korupsi), selaen itu juga ada informasi dari bidang moneter, misalkan turun naeknya suku bunga setiap harinya (yang mestinya adalah hal yang biasa), naeknya harga minyak goreng yang lagi ramai dibicarakan, maklumlah minyak goreng sekarang juga dikanibal menjadi bahan bakar kendaraan bermotor karena harga BBM sekarang relativ tinggi akibat kebijakan pemerintah yang rada kurang tepat (seperti di Eropa aja tuh, hehehe), ataupun berita-berita tidak berguna dari dunia hiburan (entertainment) misalkan, ada artis yang selingkuh (sapa sih yang mau ngurusin ginian?Heran juga, kayak penganggguran aja), artis yang ingin ngetop lagi dengan menyebarkan videonya lewat internet (suka-suka orang aja lah, mau pamer bodinya lewat internet bole-bole aja, ngapain dibesar-besarin?Aneh juga), artis yang udah tidak laku lagi yang berulah memperebutkan anaknya (rada konyol dan kekanak-kanakan juga, itu urusan pribadinya, ngapain kita harus tau?Lucu juga!). Memang memang, ada informasi-informasi juga yang berguna untukku dari bidang hiburan ini, misal kan ada grup band baru yang merilis lagunya yang ternyata enak banget untuk didengarkan (walau bisa dibilang album keduanya tidak perlu dibeli, karena pasti jelek punya, hahaha), atau ada misalkan informasi tentang lagu-lagu yang lagi mendudukin peringkat-peringkat tertentu di radio itu. Bahkan kita juga kadang bisa mendapatkan humor-humor yang kita butuhkan untuk bercanda gurau dengan sesama kolega di tempat kerja.

Tapi selaen mendengar secara pasiv, kita juga bisa aktiv meminta diputarkan tembang-tembang tertentu yang berkesan untuk kita. Benernya sama aja sih, kita bisa ngabur sebentar ke toko-toko penjual CD bak yang asli maupun yang bajakan (maklum di Indonesia banyak barang bajakan) untuk memborong semua CD (ataupun MP3 nya) yang berisi tembang-tembang yang kita sukai untuk diputar di mobil, di rumah ataupun melalui portable MP3/CD player yang kita punya. Tetapi kebanggaan atau kebahagiaan yang didapat bisa mendengarkan tembang kegemaran kita melalui udara itu benar-benar tak terkirakan. Hasrat hanya ingin mendengar namanya disebut di radio, banyak memacu anak-anak muda untuk ikutan request tembang-tembang tertentu. Mendengarkan namanya sendiri disebut di radio memang bisa buat pemilik nama jadi bangga gitu. Ingat-ingat dulu sewaktu masi sekolah/kuliah di Indonesia, kita khan selalu diabsen, tapi kok tidak ada yang bangga ya? Hahaha…ya itu bedanya, penyiar radio pasti lebih kagumi karena bisa mempopulerkan nama kita ke seantero jagad, hahaha, ketimbang guru/dosen yang pingin ngecek kita lagi ketiduran atau tidak, hahaha…

Sebagai contoh penggunaan, adekku Sius dulu sewaktu pacaran juga sering merequest lagu-lagu rohani untuk Yenny, mantan pacarnya (sekarang sudah jadi istri dan adek iparku, gitu lho). Yah memang dianya romantis tuh, hehehe. Lebih lucunya lagi jika kita sering mendapat titipan salam dari teman-teman ataupun bahkan pacar, kita bisa jadi lebih bergairah mendengarkan salam-salamnya yang disampekan melalui penyiarnya kalo-kalo ada tembang yang dipilihkan untuk kita, yah itung-itung meningkatkan daya konsentrasi gitu.

Kuingat waktu aku masi tinggal di Jerman, teman baekku Oscar dan Irwan maraton siaran radio setiap siang dan sore melalui internet untuk sesama mahasiswa Indonesia, sampe-sampe jalurnya ditutup oleh pusat komputer universitas karena dianggap menyalah-gunakan fasilitas yang disediakan secara gratis oleh perguruan tinggi, hahaha. Jadi Oscar siaran dari apartemen di asramanya mulai dari jam dua siang sampe jam empat siang atau jam lima sore dan dilanjutkan oleh siaran radio Irwan langsung dari kamar tidurnya sampe jam sepuluh dan terkadang sampe jam sebelas malam pada puncak kepopulerannya. Oscar menspesialisasikan lagu-lagu barat dan mandarin sementara Irwan banyak membacakan pesan-pesan yang dikirim melalui Yahoo Messenger, ICQ maupun MSN messenger. Maklum aja ongkos SMS itu 19 Euro cent sampe 49 Euro cent tergantung operator sedangkan internet gratisan, hehehe. sering kali juga aku dan temanku Fredy yang cangkruk di tempatku mendengarkan radio itu. Fredy terutama menjadi penggemar berat acara itu untuk sekedar chatting dengan teman-teman cewe nya dan terutama untuk request lagu untuk cewe yang disukainya.

Lucunya, Fredy yang tinggal serumah denganku tapi laen lantai, sering datang ke tempatku untuk sekedar nanya dulu, lagu mandarin apa yang bagus untuk didedikasikan ke cewe tersebut, hahaha. Dan Irwan nya sendiri kadang malah telefon aku minta saran untuk lagu-lagu yang bagus, karena pada akhirnya banyak orang tidak tau mau ngedengerin lagu apa lagi, maklumlah kami tidak ingin mendengarkan lagu-lagu yang diulang-ulang seperti di radio gitu, hahaha, jadi ya akhirnya cuman kirim-kiriman salam doank, hahaha.

Lebih bagusnya lagi, koneksi internet di Jerman itu sangat cepat, jadi sering juga terjadi, kalo yang request lagu, mengirimkan file lagu MP3 nya melalui fungsi ICQ file transfer ke sang penyiar biar bisa segera diputerkan melalui WinAmp. Jadi istilah sang penyiar tidak punya tembang yang dimaksud, tidak bisa diterima oleh pemilih lagunya, hahaha. Atau juga berlaku kebalikannya, bila kita mendengar lagu enak sedang diputer, kita bisa segera kontak penyiarnya minta dikirimin lagunya lewat ICQ file transfer, hahaha. Asik khan, itu baru namanya radio interaktiv yang sudah dipraktekkan oleh anak-anak muda di Jerman awal abad ini, maklum fasilitas internet nya gratisan.

Dah gitu software multimedia WinAmp juga sudah digratiskan oleh perusahaan yang merilisnya, karena kalah bersaing dengan Windows Media Player yang memang meraja lela di kalangan pemakai Microsoft Windows di seluruh dunia. Maklum juga, Windows Media Player khan memang sudah disertakan dalam paket penjualan (baca: CD, compact disc lho bukan celana dalam, hahaha) dari Microsoft Windows, jadi ngapain kita harus susah-susah mendownload WinAmp atau software pemutar musik laennya.

Sedangkan Microsoft Windows nya sendiri disediakan secara gratis oleh pihak Microsoft untuk anggota dan mahasiswa universitas di Jerman. Memang tidak semua universitas bekerja sama dengan Microsoft jadi mahasiswanya bisa dapet software itu secara cuma-cuma. Tapi yang jelas universitas dimana aku dulu menuntut ilmu dan bekerja sebagai peneliti telah bekerja sama dengan Microsoft. Jadi istilah memakai software bajakan benernya sangat langka dijumpai di Eropa, hehehe…

Ya, dengan bantuan software multimedia WinAmp plus Add-On nya (software tambahan kecil yang bisa didownload juga secara gratisan dari website nya pengembang WinAmp dan memang tidak disertakan dalam paket standard nya), kita memang bisa siaran radio secara online (melalui internet). Hanya butuh microfone dan koneksi internet yang lumayan cepat aja…

Memang sih dari semua itu, yang agak susah adalah masalah hak ciptanya, karena menyiarkan lagu melalui internet gitu, mestinya bisa dituntut membayar upeti untuk pemilik lagu menurut aturan hukum yang berlaku di banyak negara, tapi karena jumlah pendengarnya terbatas, maka bisa dibilang masi legal-legal aja, hehehe. Dan yang paling penting pendengarnya menggalang solidaritas dan bersikap tutup mulut semua, hahaha. Oya, untungnya software multimedia WinAmp ini punya kemungkinan untuk menendang pendengar tak diinginkan dari jalur transfer data itu, hehehe. yah, itu semua termasuk kenangan yang tak terlupakan. Segitu dulu deh…

Nah tembang What I've Done (apa yang telah kulakukan) dari Linkin Park (namanya didapat dari Lincoln Park di Santa Barbara di USA) ini adalah salah satu lagu yang kusuka sejak pertama kalinya dirilis dan dibulan Mei ini selalu menduduki posisi teratas di beberapa radio. Banyak diputar di beberapa radio di Amerika dan Eropa dan tentu saja di kota buaya ini (beneran lho, kota ini menyimpan banyak buaya darat yang romantis-romantis, hehehe). Karena aku suka, maka lirik lagu inilah yang kupilih untuk menutup karanganku kali ini…

In this farewell (di perpisahan ini)
There’s no blood (tiada darah)
There’s no alibi (tiada alibi)

‘Cause I’ve drawn regret (karena aku telah menyesal)
From the truth (dari kebenaran)
Of a thousand lies (dalam ratusan kebohongan)

So let mercy come (biarkan belas kasih datang)
And wash away (dan menghapuskan)
What I’ve done (apa yang telah kulakukan)

I'll face myself (akan kuhadapi sendiri)
To cross out what I’ve become (untuk mencoret apa yang telah terbentuk)
Erase myself (menghapus aku)
And let go of what I’ve done (dan melangkah maju dengan apa aja yang telah kubuat)

Put to rest (bersantailah)
What you thought of me (apa yang kau pikirkan tentangku)
While I clean this slate (selama aku membersihkan papan tulis ini)
With the hands of uncertainty (dengan tangan yang tidak pasti)

So let mercy come (biarkan kemurahan hati datang)
And wash away (dan membersihkan)
What I’ve done (apa yang telah kukerjakan)

I'll face myself (akan kuhadapi sendiri)
To cross out what I’ve become (untuk menghapus siapa aku)
Erase myself (membuang diriku sendiri)
And let go of what I’ve done (dan tetap maju dengan semua yang kulaksanakan)

For what I’ve done (karena semua yang telah kulakukan)
I start again (aku memulainya lagi)
And whatever pain may come (dan derita apapun yang mungkin muncul)
Today this ends (hari ini akan berakhir)
I’m forgiving what I’ve done!!! (aku maafkan apa yang telah kubuat)

I'll face myself (akan kuhadapi sendiri)
To cross out what I’ve become (menghilangkan aku ini)
Erase myself (melenyapkan aku sendiri)
And let go of what I’ve done (dan marilah melangkah dengan apa yang kubuat)

What I’ve done (apa yang telah kubuat)

Forgiving what I’ve done (melupakan kerjaanku)