Sunday, May 20, 2007

Hanya Untuk Kaulihat

Mood : hepi
Cuaca: cerah
Snack : kerupuk gandum
Song : For Your Eyes Only dari Sheena Easton
Genre : Slow Pop
Tanggal : 15 Mei 2007

Dedikasi: Rudi, Anton, Sengki dan Se Liep jebolan SMAK Frateran 1989


Video call alias panggilan video memang baru sejak bulan September 2006 mulai bisa digunakan oleh masyarakat ramai di Indonesia. Teknologi telekomunikasi yang bertumpu transfer data dengan kecepatan 384 kbps (kilo bits per second) dan dibawa pada frekuensi 1900MHz ini memang memungkinkan komunikasi data dengan pita frekuensi (bandwidth) yang cukup lebar sehingga memungkinan transfer suara dan gambar sekaligus. Kelemahan dari fasilitas triji ini bisa dirasakan oleh pengguna dengan kenyataan batere dari henpon yang lebih cepat terkuras abis, karena beroperasi di frekuensi yang lebih tinggi ketimbang jalur GSM biasa. Hal yang sama terjadi pada pengoperasian bluetooth misalnya yang memakai frekuensi 2400MHz. Teknologi telekomunikasi yang pada awalnya dianggap puncak dari segala perkembangan teknologi dan mewujudkan impian banyak orang ini diberi nama teknologi generasi ketiga alias 3G. Perkembangan apapun yang kemudian terjadi, menurut spesifikasi telekomunikasi di Eropa, akan diberi nama sebagai 3G and beyond. Tapi menurut spesifikasi telekomunikasi umum, teknologi yang berikut ternyata diberi nama dengan 3.5G yang mengijinkan transfer data tujuh sampai dengan sepuluh kali lebih cepat dari teknologi 3G (yang juga sekitar tujuh kali lebih cepat dari transfer rate melalui jalur GSM) atau juga yang dikenal sebagai HSDPA (high speed downlink packet access) dan kemudian diteruskan oleh teknik 4G yang sudah ada di depan mata.

Di sini aku tidak mau mengulas terlalu banyak tentang teknologi 3G ini, tapi lebih baek aku ceritakan bagaimana aku, sodara-sodaraku dan teman-temanku memanfaatkannya. Maklumlah kita ini di Indonesia dimana bidang riset sama sekali tidak terdukung oleh program-program pemerintah maupun program-program industri. Aku tau itu karena masa laluku yang pernah beberapa taon mengenyam kegiatan penelitian di salah satu Universitas di Jerman. Jadi ya marilah kita dengan besar hati mengimport teknologi yang luar binasa ini dari luar negeri dan dengan rela sekedar memakainya saja, hahaha...

Pernah kuceritakan beberapa hari yang lalu, kalo aku kadang masi bertemu dengan teman-teman lamaku semasa kami semua masi SMA. Tapi perkembangan apa yang terjadi terutama pada diri kita dalam delapan belas bulan yang terakhir ini? Tentu banyak sekali. Bukankah kita bisa lupa sejenak (pangling) bila melihat teman sekolah kita dulu menjadi gendut (menjadi kurus kok rasanya sangat tidak mungkin ya, hahaha, kecuali lagi sakit jasmani berat atau sakit rohani alias lagi menderita stres super berat karena cewe yang dipuja dan disayangi semasa pacaran ternyata setelah dinikahi berreinkarnasi menjadi istri dominan yang ternyata super cerewet bin judes binti ketus di rumah, hahaha), atau sudah beruban sehingga butuh semir sepatu untuk menyamarkan usia (hehehe, khan ada istri yang isa semirin, tul?) atau malah sudah berbuntut banyak (baca: telah dikarunia banyak anak yang imut-imut yang maunya banyak, pa minta ini, pa minta itu), hahaha…

Nah pada awal ketemuan ama temanku si Se Liep hari sabtu lalu, aku ada kasi dia satu SIM Card Mentari (sori bukan pesan sponsor tersembunyi tapi cuman mengatakan realitas) yang kuaktivkan 3G (di sini sering dibaca dengan triji) nya supaya dia bisa mencoba fasilitas triji dan video call di henpon Nokia N73 nya, yang telah diidam-idamkan sejak setaon yang lalu dan baru berhasil dibeli seminggu lalu di WTC (World Trade Center di Surabaya lho, karena yang di New York di area Ground Zero udah ditabrak dua pesawat sekaligus).

Aku dan adek-adekku sendiri sudah mencoba dan memanfaatkan fasilitas gratisan dari Indosat ini yang katanya berlaku sampe dengan akhir Juli 2007. Itung-itung karena telefon di frekuensi triji ini gratisan maka harus kita manfaatin sebaek-baeknya, hahaha. Walau mata kita harus rela mengawasi counter menit di layar henpon sehingga kita bisa memutuskan hubungan telefon dengan tangkas sebelon tuh counter mencapai menit ke sepuluh. Karena setelah menit ke sepuluh itu, pulsa kita akan disunat oleh operatornya dengan tidak sungkan-sungkan dan tanpa pemberitauan terlebih dahulu melalui SMS, MMS ataupun email. Memang sih, setelah lewat sepuluh menit, pulsa kita hanya dipangkas lima puluh persen dari tarif normal panggilan suara (voice call) biasa, tapi tetap aja itu akan mengurangi rasa cinta kita pada triji gratisan, hahaha…

Jadi sewaktu di foodcourt ITC hari sabtu minggu lalu itu, kami, Se Liep dan aku telah mencoba video call antar henpon masing-masing. Dan tentu saja biar udah tua bangka, kami belon suka rela menjadi bego, jadi kami pake kartu Mentari biar gratisan sekalian. Kalo ada yang nawarin gratisan ngapain cari yang harus bayar mahal, hehehe.

Sepulang Se Liep dari Jember karena Se Liep diajak sowan ke rumah famili Rudi di Jember yang realistisnya dapat dicapai kira-kira dalam empat setengah jam melalui jalan darat yang tidak terawat baek, siang tadi Se Liep mendemonstrasikan video call dengan ku sewaktu diperjalanan di mobil bersama Anton dan Rudi. Maka demam triji pun mulai mereka rasakan, hahaha. Anton dan Rudi sendiri adalah teman SMA ku yang lama tak kujumpai walau tinggal sekota denganku, hehehe, maklumlah sungkan karena mereka sudah pada punya istri semua, jadi dikit takut mengganggu mereka di waktu santainya, hehehe. Tapi wajah Anton yang keliatan sungguh-sungguh laen di layar henpon ku, tapi aku maklum rupanya sejak menikah itu Anton sudah tau kapan saat paling tepat harus mengunjungi salon terdekat dan membiarkan orang menggunting rambutnya, hehehe.

Benernya akupun suka berrambut panjang, tapi sewaktu masi ada seseorang yang mendampingiku, aku berusaha untuk menuruti semua permintaannya, hehehe. Pernah ada kejadian sewaktu tiba-tiba mantanku, Emylia, yang biasanya suka menuntut aku untuk selalu rapi mengabariku bahwa dia akan mampir ke tempatku di hari sabtu sepulangnya dari kantor, aku paginya ngabur dulu ke salon dan membiarkan rambutku di gunting rapi, hehehe. Maklumlah khan kita harus bersilahturahmi dengan tukang pangkas rambut dulu sebelon didamprat ama mantan, hahaha…tapi emang gitu sih, kita harus sesuaikan diri dan penampilan kita dengan siapa kita ketemuan. Misalkan aku ada janji ama teman terbaekku Ratna si Naga Laut, pasti deh aku akan usahakan untuk selalu berpakean rapi, karena konon kabarnya mantan Naga Laut itu orangnya keren, wah, jangan mau kalah donk, hahaha…eh sumprit, aku tidak mau saingan ama mantannya kok, hanya aja aku menghargai Naga Laut, karena Naga Laut khan business woman kelas kakap, jadi aku harus berusaha untuk tidak mempermalukannya di depan umum, hahaha…

Mulai dari saat itu, demam triji mulai melanda teman-teman SMA ku. Berita tentang lucunya bisa melihat muka orang yang diajak bicara segera tersebar kemana-mana. Jadi tak heran bila sepulangnya dari Jember Rudi langsung menguji kemampuan sprint nya ke gerainya Telkomsel terdekat untuk mengaktivkan fasilitas triji dan sekaligus mensettingnya sehingga memenuhi syarat komunikasi di era triji. Mulai dari video call sampe mobile televisi pun dicobanya dengan riang gembira.

Bahkan dengan bantuan triji ini, aku mempunyai kesempatan untuk melihat wajah-wajah para istri dari Rudi, Anton dan Sengki sewaktu mereka mengadakan malam perpisahan dengan Se Liep yang akan meninggalkan kita pada hari Jumat tanggal 18 Mei untuk kembali mengurus bisnis sepedanya di Balikpapan. Lucu juga, Anton yang berbadan besar ternyata beristrikan seorang wanita yang berbadan tidak kurus juga, si Sengki misalnya yang bertubuh ceking didampingin oleh istrinya yang kecil juga, terus si Rudi yang badannya sedang-sedang aja ternyata sukses menggaet istri yang badannya sedang juga, hehehe, tak bisa kubayangkan deh nantinya aku yang ndut ini jangan-jangan ditakdirkan dapet cewe yang sebesar apa, hehehe, tapi tak apalah yang penting aku selama ini pernah berpacaran dengan cewe yang kecil dan cewe yang besar walau mereka tidak endut juga, hehehe. Tapi jangan-jangan dunia ini memang adil, kuingat adekku yang dulunya tidak endut, trus dapet istri yang ramping pula, terus setelah pacaran sampe menikah, ternyata badan mereka mekar juga, mungkin juga karena mereka hepi terus jadi endut-endut gitu, hehehe. Tapi mungkin juga laen, istri Anton dan istri Rudi sudah pernah melahirkan anak, jadi mungkin karenanya mereka jadi tidak kurus lagi, sedangkan Lies, istri Sengki belon, maklumlah mereka juga baru nikahnya bulan januari yang lalu, hehehe...

Harus kuakui kalo teknologi triji ini memang luar binasa, apalagi jika digunakan untuk access halaman-halaman di internet seperti untuk cek email, cari informasi di internet melalui google atau mesin pencari laennya dan juga bila digunakan untuk keperluan menonton movie on demand seperti tayangan sepak bola. Tapi karena biaya pemakaian yang relativ mahal itu mungkin juga nantinya bakal jarang ada orang yang maek, aku jadi ingat fasilitas pengiriman MMS (multimedia service) yang ternyata di Indonesia sini belon banyak digunakan orang, bandingkan aja dengan di Eropa. Biaya pengiriman SMS itu setengahnya dari MMS, jadi ya banyak orang yang tidak segan menggunakan jasa MMS, sementara di Indonesia biaya SMS itu sekitar seperempat dari biaya MMS, beda jauh khan. Fasilitas video call sih memang tidak diminati di Eropa, karena orang sana juga lebih mementingkan privacy, sebagai gantinya seperti juga di Korea dan Jepang, orang lebih banyak menggunakan fasilitas triji ini untuk mendownload lagu, video atau informasi laennya yang membutuhkan koneksi yang relativ cepat.

Kurasa kedepannya teknologi ini biarpun relativ mahal akan memudahkan komunikasi antar dua sahabat, antara cewe dan cowo yang sedang memadu kasih dan yang selalu ingin memandang (mata) orang yang dicintainya selama ngoceh, antar anggota keluarga, ortu ke anak, atau antar saudara. Teknologi yang bagus dan teknologi yang mungkin mempererat persahabatan semua orang dan memberikan kesan bisa memperpendek jarak dan memperkecil dunia, hehehe...juga asik pula bisa melihat latar belakang, dimana orang itu berada, jadi bisa digunakan untuk menangkap para cewe, cowo, suami, istri yang lagi selingkuh, hehehe, jangan-jangan biaya restribusi kamar kecil (baca: pemakaian toilet umum) yang saat ini berkisar sekitar Rp 500,00 akan dinaekkan karena banyaknya trafic dan antrian di toilet-toilet umum yang umumnya akan dimanfaatin oleh para suami yang sedang pergi tanpa ijin istri atau istri yang sedang bersenang-senang tanpa mengajak suami sebagai tempat untuk menjelaskan keberadaannya, hehehe, maklum dekorasi satu toilet umum khan mirip dengan yang laen, jadi bisa dimana aja kesannya, hehehe...

Lagu soundtrack dari movie James Bond yang berjudul For Your Eyes Only ini dinyanyikan oleh Sheena Easton dan kupilih sebagai tembang untuk menemaniku menulis kembali kisah-kisah kali ini. Tembang For Your Eyes Only ini diperkenalkan pada publik di taon 1981 sebagai pengiring film James Bond ke duabelas, setelah Doctor No (1962), From Russia With Love (1963), Goldfinger (1964, setelah Ian Flemming penulis kisah dan pencipta James Bond meninggal pada 12 Agustus), Thunderball (1965), You Only Live Twice (1967), On Her Majesty’s Secret Service (1969), Diamonds Are Forever (1971), Live And Let Die (1973), The Man With The Golden Gun (1974), The Spy Who Loved Me (1977), Moonraker (1979). Film For Your Eyes Only sendiri disambung dengan Octopussy (1983) yang merupakan film James Bond paling romantis sepanjang masa dengan pemandangan dari India, Jerman Barat dan Timur dan dengan judul soundtrack All Time High dari Rita Coolidge yang tidak sesuai dengan judul film nya sebagaimana biasa dijumpai di film-film James Bond laennya.

For your eyes only, (hanya untuk kaulihat)
can see me through the night. (dapat melihatku dalam kegelapan)
For your eyes only, (hanya untuk kaulihat)
I never need to hide. (aku tak ingin bersembunyi)
You can see so much in me, (kamu bisa melihat begitu banyak padaku)
so much in me that's new. (bagitu banyak yang baru)
I never felt until I looked at you. (aku tidak merasa apa-apa sampai aku melihatmu)

For your eyes only, (hanya untuk kaulihat)
only for you. (hanya untuk dirimu)
You'll see what no one else can see, (kaulihat apa yang orang laen tidak dapat melihatnya)
and now I'm breaking free. (dan sekarang aku berontak bebas)
For your eyes only, (hanya untuk matamu saja)
only for you. (hanya untukmu)
The love I know you need in me, (kutau kau ingin kasihku)
the fantasy you've freed in me. (kau bebaskan aku dari segala fantasi)
Only for you, (hanya untuk dirimu)
only for you. (hanya untukmu)

For your eyes only, (hanya untuk kaulihat)
the nights are never cold. (setiap malam tidak pernah dingin)
You really know me, that's all I need to know. (kau benar-benar kenal aku, itu semua yang ingin kutau)
Maybe I'm an open book because I know you're mine. (mungkin aku adalah buku terbuka karena aku kenal kau adalah bagianku)
But you won't need to read between the lines. (tapi kau tidak perlu mencarinya dengan susah payah)

For your eyes only, only for you. (hanya untuk kaulihat, hanya untukmu)
You see what no one else can see, and now I'm breaking free. . (kaulihat apa yang orang laen tidak dapat melihatnya, dan sekarang aku bebas)
For your eyes only, only for you. (hanya untuk kaulihat, hanya untukmu)
The passions that collide in me, the wild, abandoned side of me. (hasrat yang bertubrukan di diriku, adalah bagian yang melarangku)

Only for you, for your eyes only. (hanya untukmu, hanya untuk matamu saja)