Friday, May 18, 2007

Jangan Menyerah dan Kau Bangkitkan Aku

Mood : Melow
Cuaca: Mendung
Snack : Permen Blaster Belang
Songs : Don't Give Up dari Peter Gabriel dan You Raise Me Up dari Josh Groban
Genre : Slow/religius
Tanggal : 9 Mei 2007 kuterjemahkan dari blog bahasa inggrisku dan direvisi lagi

Dedikasi : Cecilia a.k.a. Rong-Rong, adek angkatku di Surabaya

Menyambung tulisan-tulisanku yang sebelonnya, harus kuakui aku ini penggemar musik. Ada banyak jenis musik yang kusuka, tapi benernya yang terpenting itu bagiku makna dari teksnya (lirik nya). Melodi jelas penting, karena melodi itu yang pertama didengar orang, apalagi kalo kata-katanya sulit didengar atau tidak terdengar karena kosa kata kita sangat terbatas. Tapi bagiku, walaupun melodi suatu lagu itu bagus tapi kalo maknanya tidak terlalu dalam akupun tidak terlalu suka. Misal lagu You Raise Me Up (kau bangkitkan aku) dari Josh Groban, yang liriknya kukutip ada dibawah ini, bisa diartikan sebagai lagu religius, walau bagiku lebih mengarah lagu melow. Suka-suka oranglah mau menilai bagaimana…

when I am down and all my soul so weary. (dikala aku letih dan jiwaku lelah)
when troubles come and my heart burnt deep (jika banyak masalah datang dan hatiku sangat terluka)
when I am still and wait here in the silence (sewaktu aku tenang dan menunggu sambil membisu)
until you come and sit awhile with me (sampai kamu mendekat dan duduk sejenak bersamaku)

you raise me up so I can stand on mountain (kau bangkitkan aku sehingga aku bisa berdiri di atas bukit)
you raise me up to walk on the stormy seas (kau bangkitkan aku untuk mengarungi lautan berombak)
I am strong when I am on your shoulders (aku menjadi kuat sewaktu aku bersandar di pundakmu)
you raise me up to more than I can be (kau bangkitkan aku menjadi lebih dari yang aku bisa)

Memang bila kita simak melodinya yang cuma satu dua oktav itu, lagu itu bisa membuat kita jadi ikutan melow, apalagi dengan latar belakang koor nya (background choir) yang didesign untuk dinyanyikan dua oktav lebih tinggi dari penyanyinya (leading vocal). Jaman sekarang memang jaman susah, tapi dengan mendengarkan lagu-lagu melow gitu kita mungkin malah tidak bisa bangkit dari kesedihan kita. Tapi mungkin juga aku salah. Dari analisaku, kebanyakan cewe yang suka lagu You Raise Me Up ini, mungkin juga karena mereka lebih suka menyendiri jikalau mereka susah atau curhat ke salah satu teman terdekatnya. Kenyataan ini bisa diperhatikan juga dari kesinggularan penolong (rescuer/helper) dari lirik lagu itu. Kata yang digunakan adalah YOU (kamu), jadi cuma satu orang saja yang diharapkan untuk jadi tempat curhat saat itu juga. Tapi mungkin juga ini bentuk suatu kepasrahan pada Sang Pencipta? Tiap orang bole mengartikannya sendiri-sendiri khan?

Tapi aku juga tau kalo cowo biasanya lebih suka lagu melow yang berkarakter lain. Misal lagu lama Don’t Give Up (Janganlah Menyerah) dari Peter Gabriel yang liriknya kuterjemahin dibawah ini. Disini ditegaskan tentang kejamakan karakter penolong jiwanya yang diharapkan. Di situ digunakan kata WE (kami atau kita). Memang pada dasarnya cowo lebih suka bersedih secara kolektiv, dia ingin semua teman-teman terdekatnya tau dia lagi susah. Maka dari itu biasanya cowo itu menghabiskan waktu untuk kumpul-kumpul dengan teman-temannya se ”gang” nya (segerombolannya) untuk menghapus rasa dukanya.

Sebelon aku diprotes keras, harus kujelaskan dulu, kalo aku sadar kalo tidak semua yang berkelahiran setelah taon 1980an bisa kenal ini lagu yang de facto (nyata-nyata) ditulis beberapa puluh taon silam itu. Tapi sejak awal taon 2000an ada satu grup musik modern Gregorian Masters of Chants yang menyanyikannya lagi dengan melodi ala Gregorian (melodi syahdu ala gereja). Beberapa waktu lalu, pemirsa setia TVRI di Indonesia bole jadi telah dihibur oleh tayangan show mereka yang dibuat di Chile (Amerika Latin) awal abad ini. Sewaktu mereka yang sebenarnya sepuluh biarawan dari Inggris berpakaian jubah biarawan yang megah berwarna ungu dan merah menyala sambil menyilangkan tangan di depan dada dan menyenandungkan lagu-lagu dari album mereka dengan melodi Gregorian yang sangat megah itu di depan kathedral tua di kota-kota di Chile. Betul-betul show yang harus diliat setiap insan yang mengagumi karya para leluhur yang berprofesi sebagai arsitek dan tukang batu atau didengar oleh pencinta musik-musik beraliran gereja atau hanya mau mengingat lagi lagu-lagu lama yang telah dihidupkan lagi dengan laen melodi…

Aku ingat, sepanjang hidupku ini, ada banyak orang datang mencari aku hanya untuk cerita masalahnya seperti permasalahan dengan kuliahnya, permasalahan dengan kehidupannya, masalah keuangan, permasalahan jodo, pertengkaran dengan partner dan lain-lain. Sering kali pula aku liat temanku yang tanpa malu-malu menangis di hadapanku sampai yang bersangkutan tenang dengan sendirinya. Percayalah, banyak orang yang kemudian sadar, kalo mereka sedih hanya pada saat itu juga, karena waktu akan menyembuhkan…

Tidak peduli seperti apa tipenya kita, andai kita lagi sedih atau melow atau kuatir atau apapun alasannya, bole-bole aja kita pilih cara kita sendiri untuk bersedih, menangis, teriak, dengar lagu-lagu melow, tapi mungkin lebih baik kita tidak terus menerus berada dalam kesedihan. Kadang harus ada waktu untuk bersedih dan ada waktu untuk bergembira. Ratna, teman baikku yang juga teman dari mantanku, Emylia, sering mengingatkanku akan pesan-pesan kristiani yang mungkin menarik untuk diingat, biarlah kerisauan hari ini cukup untuk satu hari aja, dan jadikan hari esokmu adalah hari yang indah, walau kita tau hari esok akan membawa kekuatirannya sendiri. Juga sewaktu aku dulu masih duduk di SMAK Frateran di Surabaya, beberapa taon silam, ada pedoman idup yang selalu ditanamkan pada siswa siswinya, jadikan hari ini lebih baek dari hari kemarin dan jadikan hari esok lebih baik dari hari ini.

Bahkan ada tertulis, seperti burung2 itu yang tidak pusing besok pagi akan makan apa, makanan telah disediakan untuk mereka, bukankah kita manusia lebih berharga dari burung2 itu? Jadi janganlah kuatir dan bersedih, tapi percayalah karena kita pasti akan dilindungi. Otak kita kecil, jadi tidak sempat memikirkan semuanya. Sebanding dengan computer, otak kita adalah processor nya, walau super cepat tapi tetap aja andai terbebani hal2 yang tidak penting, akan jadi lemot (lemah otak) juga.

Ada tertulis juga ditempat lain dan di buku laen, memang berlawanan kehidupan manusia di bumi ini, ada yang lagi bersenang hati ada yang lagi bersedih hati.Tapi tidak ada yang hanya kebagian untuk bersukaria dan tidak ada yang hanya kebagian penderitaan, karena setiap dari kita akan bisa atau pernah mengalami keduanya.

Sebagai penutup, aku mau cerita aku pernah liat ada kuil Buddha di Tibet dengan lambang roda raksasa diatasnya, para biarawan di sana percaya roda itu menggambarkan roda kehidupan kita, yang kadang bisa dibawah dan kadang bisa berada diatas. Karena roda itu terus berputar. Hanya saja kecepatan putarnya berbeda2 untuk setiap dari kita, ada yang lambat ada yang cepat, tapi roda itu tidak pernah berhenti…kita bole jadi berada dibawah hari ini tapi besok kita mungkin bisa berada di atas. Jadi merasa melow kadang memang perlu, tapi tidak bisa selamanya. Aku harap setiap orang bisa punya kesempatan untuk menikmati lagu Peter Gabriel ini bersamaku dan percayalah kalo tomorrow will be better...and time heals everything…

Don't Give Up (Jangan menyerah)

In this proud land we grew up strong (Di tanah ini kita tumbuh berkembang)
we were wanted all along (selamanya kita dibutuhkan)
I was taught to fight, taught to win (aku diajarin untuk berjuang, untuk menang)
I never thought I could fail (tak pernah kuberfikir aku mungkin kalah)

no fight left or so it seems (sepertinya tiada perjuangan yang tertinggal)
I am a man whose dreams have all deserted (Aku lelaki yang telah meninggalkan semua mimpi-mimpiku)
I've changed my face, I've changed my name (aku ubah wajahku, aku ubah namaku)
but no one wants you when you lose (tapi tak seorangmu menginginkanku kalo kamu kalah)

don't give up (jangan menyerah)
'cos you have friends (karena kamu punya teman)
don't give up (jangan menyerah)
you're not beaten yet (kamu belum terkalahkan)
don't give up (jangan menyerah)
I know you can make it good (Aku tau kamu bisa melakukannya dengan baik)

though I saw it all around (walaupun aku telah mengawasi sekelilingku)
never thought I could be affected (tak terpikirkan aku bisa dipengaruhi)
thought that we'd be the last to go (kupikir kita yang terakhir yang pergi)
it is so strange the way things turn (aneh bila jalan berubah arah)

drove the night toward my home (pulang kerumahku)
the place that I was born, on the lakeside (tempat dimana aku dilahirkan di tepi telaga)
as daylight broke, I saw the earth (waktu fajar menyingsing, aku melihat bumi)
the trees had burned down to the ground (pohon-pohon yang terbakar hagis)
don't give up (jangan menyerah)
you still have us (kamu masih punya kami)
don't give up (jangan menyerah)
we don't need much of anything (kita tidak butuh semua yang berlebihan)
don't give up (jangan menyerah)
'cause somewhere there's a place (karena akan ada suatu tempat)
where we belong (dimana kita jadi bagiannya)

rest your head (bersantailah)
you worry too much (kamu terlalu banyak kuatir)
it's going to be alright (semuanya akan menjadi lebih baik)
when times get rough (di waktu-waktu susah)
you can fall back on us (kamu bisa kembali pada kami)
don't give up (jangan menyerah)
please don't give up (tolong jangan menyerah)

'got to walk out of here (siap untuk angkat kaki dari sini)
I can't take anymore (aku tidak bisa membawa apa-apa)
going to stand on that bridge (berdiri di atas jembatan)
keep my eyes down below (memandang ke bawah sana)
whatever may come (apapun yang mungkin terjadi)
and whatever may go (apapun yang mungkin lenyap)
that river's flowing (air sungai itu tetap mengalir)
that river's flowing (air sungai itu tetap mengalir)

moved on to another town (pindah ke kota lain)
tried hard to settle down (coba untuk menetap)
for every job, so many men (untuk bekerja dan begitu banyak orang)
so many men no-one needs (begitu banyak orang yang tidak dibutuhkan)

don't give up (jangan menyerah)
'cause you have friends (karena kamu punya teman)
don't give up (jangan menyerah)
you're not the only one (kamu tidak sendiri)
don't give up (jangan menyerah)
no reason to be ashamed (tiada alasan untuk malu)
don't give up (jangan menyerah)
you still have us (kamu masih punya kami)
don't give up now (jangan menyerah)
we're proud of who you are (kami bangga padamu)
don't give up (jangan menyerah)
you know it's never been easy (kamu tau itu tidak mudah)
don't give up (jangan menyerah)
'cause I believe there's the a place (karena aku yakin ada satu tempat)

there's a place where we belong (dimana kita menjadi bagiannya)