Friday, May 18, 2007

Aku Bukan Orang Sempurna

Mood : ceria
Cuaca: cerah
Snack : perment Hexos mint
Song : The Reason dari Hoobastank
Genre : Slow Rock
Tanggal : 10 Mei 2007

Dedikasi : Alicia, adek angkatku di Manado

Bahagia adalah pencapaian kesejahteraan pikiran pada tiap kondisi dan situasi. Bukan berarti tanpa masalah tapi yakinlah bahwa Tuhan pegang kendali akan semuanya. Ayub 19:25-27

Mungkin aja bagi banyak orang yang kenal aku, mereka tidak tau atau tidak menyangka kalo tipe orang seperti aku akan bisa menyukai lagu-lagu yang sifatnya slow rock atau yang beraliran dance sekalian. Ya tapi memang ada masanya aku suka lagu-lagu yang mengarah keras seperti lagu-lagu disko. Dunia ini terasa indah bila kita bisa menikmati banyak jenis lagu. Tak bisa kubayangkan aku harus hidup di jaman dulu, dimana musik tidak terlalu banyak dikenal seperti jaman sekarang. Ada harmonizer, ada synthiziser, ada begitu banyak melodi yang sudah diprogram dalam instrument-instrument musik modern atau bahkan ada juga banyak software-software computer yang mengkhususkan diri untuk sound manipulation. Begitu banyak kemungkinan untuk bermaen musik, tapi bagiku yang terpenting masih suara vokal penyanyinya baek yang leading vocal maupun yang ada di background vocal nya. Makanya sebenarnya aku lebih menyukai musik dengan irama jazz dimana kualitas suara penyanyi dan tarikan nafasnya masih terasa. Aku yakin akan ada lebih banyak orang bisa menyanyikan lagu-lagu dengan jenis rock yang keras atau juga dikenal sebagai garage musics (musik garasi) dan lagu-lagu slow ketimbang lagu-lagu jazz. Karenanya penyanyi seperti Nat King Cole, Billy Holiday dan Frank Sinatra mempunyai banyak fans, bahkan setelah mereka tiada.

Tapi apakah inti dari mendengarkan musik? Melodinya atau isi dari lagu yang ingin disampaikannya? Aku sih benernya lebih memilih isi dari liriknya, karena kadang dari sana kita bisa belajar untuk mengerti karakter dan suasana hati sang penyanyi (sejauh dia bisa menjiwainya) atau lebih tepatnya pengarang liriknya. Tapi apapun pilihannya, tidaklah penting, tapi yang terpenting adalah bahwa dengan mendengar musik kita menjadi hepi. Aku tidak mau mengulas lagi lebih jauh musik seperti apa yang membuat kita jadi hepi, karena dengan musik bernada melow sekalipun juga hati kita bisa menjadi hepi.

Apakah penting menjadi hepi, jawabnya sangat penting, karena dengan bersuasana hati riang gembira kita akan bisa meliat kehidupan ini dari sudut pandang yang laen dan mata kita akan memancarkan sinar penuh kegembiraan dari luar dan dari dalam. Aku teringat pada adek angkatku Alicia yang ada di Manado. Dia pernah bilang, dia sudah merasa hepi hidup seperti sekarang ini, maka akan sulit sekali baginya untuk memilih teman hidupnya. Mungkin bole kusimpulkan (walau dengan salah) karena dia sudah merasa hepi maka dia tidak butuh orang laen yang bisa membuatnya hepi? Benarkah demikian? Aku ingat pada temanku, Yuliana, yang pernah berkata

Bila masi ada orang yang bisa membuat hati kita bahagia atau menderita, itu tandanya saklar kebahagiaan kita masi dipegang orang laen. Seorang master memegang saklarnya sendiri…Tetapi rumah manapun pasti jadi rumah kebahagiaan, bila dibangun di atas cinta, persahabatan dan sikap saling mengasihi...Sedangkan kebahagiaan sendiri adalah apa yang terjadi di dalam diri kita ketika kita membuat orang laen menjadi bahagia...

Jadi bole di kata, temanku Alicia ini adalah seorang master yang memegang saklarnya sendiri, dia merasa tidak butuh orang laen untuk membuatnya bahagia, tapi benarkah dia bahagia? Mungkin juga iya, napa tidak. Tidakkah pada akhirnya dia merasa membutuhkan orang laen yang mendampinginya di hari tuanya? Mungkin iya dan mungkin juga tidak. Kurasa yang tau jawaban selengkapnya ya Alicia ini sendiri.

Aku bole aja menyimpulkan semuanya sendiri. Tapi aku yakin seperti kata Yuliana, kalo rumah kebahagiaan itu adalah rumah yang dibangun di atas cinta, persahabatan dan sikap saling mengasihi. Ya ketiga faktor ini harus ada, cinta, persahabatan dan kasih. Tanpa cinta, hidup kita terasa hampa dan tanpa persahabatan, hidup kita akan terasa sepi dan tanpa kasih, hidup kita terasa hambar bagaikan sop tanpa garam, merica dan sayur mayurnya. Hmmm...kok aku jadi laper ya, kalo ngomongin sop gini?

Memang ada banyak jalan untuk menjadi bahagia, tapi mungkin secara singkat aku bisa mengulasnya dengan bantuan petikan dari sebuah email yang kuterima dari adek angkatku Cecilia a.k.a. Rong-Rong yang juga teman baek dari Alicia yang berbunyi

Setiap hari adalah hadiah, dan selama mataku terbuka, aku akan memusatkan perhatian pada hari yang baru dan semua kenangan indah dan bahagia yang pernah kualami dan kusimpan. Hanya untuk kali ini dalam hidupku. Umur yang sudah tua adalah seperti simpanan dibank. Kita akan mengambil dari yang telah kita simpan. Jadi, nasehatku padamu adalah untuk menyimpan sebanyak-banyaknya kebahagiaan di bank kenangan kita. Terima kasih padamu yang telah mengisi bank kenanganku. Aku sedang menyimpannya. Ingat-ingatlah lima aturan sederhana untuk menjadi bahagia: 1. Bebaskan hatimu dari rasa benci, 2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran, 3. Hiduplah dengan sederhana, 4. Berikan lebih banyak, 5. Jangan terlalu banyak mengharap.

Berdasar dari kelima points itu aku ingin mengulasnya lebih jauh sesuai dengan pemikiranku sebagai berikut dan pada akhirnya akan menambahkan point ke enam yang berbunyi 6. Belajarlah menerima apa adanya

Ad 1. Bebaskan hatimu dari rasa benci.
Rasa benci kadang memblokir feeling kita untuk jadi hepi, bahkan terhadap musuh kita, kita tidak bole membencinya tapi bahkan kita harus mencintainya. Aneh? Tidak, kita harus berterima kasih pada mereka kita karena dari mereka kita bisa belajar mengintrospeksi diri kita.

Disamping penggemar tembang-tembang dengan lirik yang apik, bole dibilang aku ini adalah penggemar movies. Seperti cerita gangster trilogi Godfather (kalo gak salah dibuatin movienya di tahun 1972,1973 dan 1994 (20 taon kemudian)) cerita mafia yang diangkat dari novel-novel karya Mario Puzzi, buku aslinya dalam bahasa Inggris dan terjemahan bukunya pernah kutemukan di Gramedia Surabaya Plaza. Ada pendapat yg menarik juga, disitu dikatakan, jangan sekali-sekali kamu membenci musuh-musuhmu, karena perasaan benci itu akan mengurangi kemampuan analisis kamu dan mempengaruhi kemampuanmu dalam mengambil keputusan. Dalam bagian pertama dalam movie itu diceritakan Sonny, salah satu anak Vito Corleone (si bos mafia) dibunuh oleh gangster lawannya, tapi Vito tidak ambil hati. Dengan tenang dia adakan konferensi mafia seluruh Amerika utara dan malah menawarkan gencatan senjata dan kerjasama dengan lawan-lawannya. Alhasil dia ditegur Pedro, anaknya yg lain yg tidak terima dan ingin membalas dendam. Tapi Vito yg bijak malah minta anaknya itu untuk mau lebih bersabar dan tidak mencampurkan perasaan pribadi (dalam hal ini kebencian yang memuncak, karena sodaranya ditembak dengan keji di jalan tol) dengan masalah bisnis narkotikanya.

Mungkin kesabaran dan kasih akan membantu kita untuk belajar tidak membenci dan kita akan menemukan kedamaian dalam hati kita. Andai kita bisa mengubah rasa benci jadi cinta, mungkin idup kita lebih berarti lagi..bagi kita sendiri maupun bagi orang lain. Aku jadi ingat apa kata Sidharta Gautama tentang ini.

Hendaknyalah dengan sabar kita mau menerima kalau sesama kita menghina dan menyakiti hati kita. Biarlah kita tidak terpengaruh untuk membalas menyakiti hati mereka. Kalau ada yang mengancam atau memaki kita atau bahkan memfitnah kita dengan keji, hendaknya kita mau menerima semuanya sebagai cobaan hidup dengan lapang dada.

Ad 2. Bebaskan pikiranmu dari segala kekuatiran.
Kekuatiran akan membuat kita tidak gembira, ini jelas karena sebenarnya kita semua juga pasti dah pernah mengalami kekuatiran dalam hidup kita. Kita belum merasakan apa itu arti hidup jika kita belum pernah kuatir. Ada tertulis seperti burung-burung itu yg tidak pusing besok makan apa, karena makanan untuk mereka akan disediakan, bukankah kita manusia lebih berharga dari burung-burung itu? Orang kaya tidurnya tidak nyenyak karena selalu takut uangnya dicuri orang (seperti paman Gober Bebek) tapi orang miskin (seperti Donal Bebek) tidak, kerena memang kere, hehehe...

Ad 3. Hiduplah dengan sederhana
Kenapa kita harus pusing dengan segala ketamakan di dunia ini selama kita sadar bahwa semua itu hanya pinjaman aja oleh Sang Pencipta untuk kita miliki sekejab saja. Bole jadi kita punya rumah mewah, kena banjir seperti di Jakarta, apalah artinya? Bole jadi kita punya mobil mewah, tabrakan, apa artinya ? Jadi kita harus tetap ingat kalo semua itu cuma dipinjami olehNya. Satu-satunya yg tidak bisa diambil dari kita oleh siapapun, cuma pengetauan (termasuk kebijakan). Ingatlah bahkan raja yg kaya rayapun, punya banyak rumah dan kamar cuma bisa tidur diatas satu ranjang, makan sepiring (atau dua) untuk mengenyangkan perutnya seperti orang-orang yg lain, tapi siapa yg hidup secara sederhana dan tidak bersikap tamak akan mendapatkan hadiah yg terbesar yaitu „kebahagiaan dari dalam“. Hidup dalam kesederhanaan akan membawa kita ketenangan batin dan ketenangan batin adalah syarat utama untuk mencapai kebahagiaan.

Hmm...jadi gimana donk? Gampang aja, jadilah sederhana dan berfikirlah secara sederhana. Wah aku jadi ingat movie The Silence of the Lambs dimana si psikopat Hanibal kasi clue ke FBI Agent Starling, simplicity katanya. Agent Starling harus mencoba berfikir simple dalam usahanya mencari si pembunuh yg hobinya menguliti wanita2 itu. Hehehe…

Ad 4. Berikan lebih banyak
Semakin kaya kitanya (bukan hanya kaya dalam hal materi/uang tapi juga kebijakan) hendaknyalah kita semakin banyak memberi, sebagai wujud terima kasi atas talenta kita dan semua rejeki yg kita dapatkan dariNya. Dengan semakin banyak memberi kita akan merasa lebih hepi karena kita sadar kalo kita telah memberikan sebagian dari pemberianNya kepada sesama kita. Jadi berilah dengan ikhlas. Tapi ada peribahasa China yg meminta kita untuk mikir lebih lanjut lagi, janganlah kamu memberikan lebih banyak daripada yg kamu bisa beri, karena biar bagaimanapun juga keidupanmulah yg terpenting. Yang Maha Kuasa memberikan semuanya padamu karena Dia tau kamu membutuhkannya, kamu bole berbagi tapi harus tetap ingat kalo kamu mempunyai/mendapatkannya karena kamu memerlukannya.

Ad 5. Jangan terlalu banyak mengharap
Ada peribahasa Jerman (maklum aku lama tinggal disana sih, hehehe) yg berkata, semakin banyak kita berharap semakin besar penderitaan kita nantinya andai pengharapan kita tidak terkabul. Raisa Gorbachova, istri Michael Gorbachov, mantan ketua partai komunis Uni Sowyet dan presiden Uni Sowyet yg terakhir, pernah mengatakan kalo hendaknya pengharapan itu harus sebagai yg terakhir yg mati, karena orang yg tidak punya pengharapan adalah orang yg tidak tertolong lagi dalam kehidupan ini. Ketuklah maka kamu akan dibukakan pintu, carilah maka kamu akan menemukannya.

Ada film anekdot yang dibintangi oleh Jim Carey yang titelnya Bruce Almighty, dimana diceritakan Jim Carey tidak puas karena doa permintaannya tidak penah dikabulkan dan akhirnya dia bole merasakan berada diposisi Yang Maha Kuasa yg diribetin dengan permintaan dari banyak orang. Sewaktu Jim Carey pusing dan memutuskan untuk mengabulkan semua permintaan orang-orang itu, ternyata dunia menjadi kacau.

Jadi kita harus ingat, andai permintaan dan pengharapan kita belum/tidak terkabulkan, maka kita harus sabar menunggu dan mengintrospeksi diri dan memikirkan apa permintaan kita keterlaluan atau malah merugikan orang lain. Dengan gaya idup seperti ini kita akan idup dengan lebih pasrah dan akhirnya kita akan hepi karena kita mau bersikap “menerima“ . Kita bole berharap, tapi jangan berharap yg muluk2 dan kita harus belajar bersabar dalam penantian, karena kita tau kesabaran adalah semuanya.

Jadi lebih baik kita pasrah ama keadaan dan berharap sedikit, supaya kita sendiri tidak kecewa nantinya, andai harapan kita tidak jadi kenyataan.Tidak kecewa artinya kita bahagia karena semua harapan mini kita jadi nyata...

Ad 6. Belajarlah menerima apa adanya
Hendaknya kita harus berusaha untuk selalu memaafkan kesalahan sesama kita, karena tidak ada seorangpun yg sempurna dalam idup ini. Aku jadi ingat akan cerita tentang seorang wanita yang tertangkap sedang berzinah dan akan dilempari batu. Waktu diberitau barang siapa merasa dirinya tidak pernah bersalah dalam seumur hidupnya, maka dia bole menajdi pelempar batu yang pertama dan aku ingat kalo pada akhirnya tidak ada satupun batu yang melayang.

Hidup berteman itu selalu kugambarkan seperti dua orang yang berjalan di tepi pantai, semakin erat hubungan itu, maka makin dekatlah jarak kedua orang itu. Maka tidak mengherankan kalau suatu saat mereka berdua bisa bersenggolan, ini yang disebut dengan konflik. Semakin sering kita berkonflikria dengannya, maka makin pandai kita menghindari konflik dengannya, karena kita sudah tau seluk beluk kelemahan kedua belah pihak. Mungkin secara tidak sengaja kita sadar, jika semakin lama kita kenal seseorang maka makin jarang pula kita bertengkar dengannya. Jadi kalo kita tidak benci seseorang, tapi menerima apa adanya, maka kita tidak akan kepikiran tentang orang itu (dan belon tentu dia mikiri/peduli kita, tol?bentol…) dan kita bisa hidup dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan…

Guru Kimiaku dulu di SMAK Frateran, bu Petty, pernah bilang, janganlah murid mencari bocoran soal ujian, tapi kalo ada yang nawarkan, janganlah menolak. Hahaha…Jadi terima aja apa-apa aja yang ditawarkan nasib ini pada kita, karena dengan menganggap itu adalah pemberian dari Yang Di Atas kita akan bisa hidup dengan lebih senang dan bahagia...

Oke deh, pasti dah bocen baca karanganku yang panjang lebar itu diatas, kita dengerin lagu keren aja. Hmmm...Lagi-lagi lagu slow rock, ini khan lagu anak-anak muda, pasti banyak orang yang bilang begitu, tapi percayalah lagu The Reason dari Hoobastank ini memang rada nge-rock dikit tapi kata-katanya itu lumayan bagus lho, simak aja lirik dan terjemahannya dibawah ini..

Untuk Alicia, adek angkatku di Manado, kuharap kamu telah menemukan kebahagiaanmu pribadi dan akhirnya bisa melangkah berdua menuju kebahagiaan yang sempurna, walaupun kita sadar kita bukan orang yang sempurna...

The Reason (Alasan)

I'm not a perfect person (Aku bukan orang yang sempurna)
There's many things I wish I didn't do (Aku harap banyak hal yang tidak kulakukan)
But I continue learning (tapi aku tetap belajar)
I never meant to do those things to you (Aku tidak bermaksud melakukannya)

And so I have to say before I go (Maka aku mesti ngaku sebelon aku pergi)
That I just want you to know (aku hanya ingin kamu tau)
I've found out a reason for me (aku telah menemukan alasan untukku)
To change who I used to be (untuk mengubah diriku)
A reason to start over new (sebuah alasan untuk memulai baru)
and the reason is you (dan alasannya itu kamu)

I'm sorry that I hurt you (maafkan aku karena aku telah melukaimu)
It's something I must live with everyday (itu sesuatu yang harus kujalani setiap hari)
And all the pain I put you through (dan semua penderitaan yang kusebabkan)
I wish that I could take it all away (kuharap aku bisa menyembuhkannya)

And be the one who catches all your tears (dan menjadi seseorang yang menghapus air matamu)
That's why I need you to hear (itulah kenapa aku ingin kamu mendengar)
I've found out the reason for me (aku telah menemukan alasan untukku)
To change who I used to be (untuk mengubah diriku)

A reason to start over new (alasan untuk memulai dari awal lagi)
and the reason is you (dan alasan itu adalah kamu)
and the reason is you (dan alasan itu adalah kamu)
and the reason is you (dan alasan itu adalah kamu)
and the reason is you (dan alasan itu adalah kamu)

I'm not a perfect person (Aku bukan orang yang sempurna)
I never meant to do those things to you (Aku tidak bermaksud melakukannya padamu)
And so I have to say before I go (Maka aku mesti ngaku sebelon aku pergi)
That I just want you to know (aku hanya ingin kamu tau)

I've found out a reason for me (aku telah menemukan alasan untukku)
To change who I used to be (untuk mengubah diriku)
A reason to start over new (alasan untuk memulai dari awal lagi)
and the reason is you (dan alasan itu adalah kamu)

I've found a reason to show (aku telah menemukan alasan untuk kupamerkan)
a side from me you get to know (bagian dariku yang kamu harus tau)
a reason for all that I do (sebuah alasan untuk semua perilakuku)
and the reason is you (dan alasan itu adalah kamu)