Friday, May 18, 2007

Aku Mendampingimu

Mood : Puas karena kekenyangan
Cuaca: Cerah
Snack : Tergiur melihat Rice Snack tapi apabole buat lagi diet
Song : I’ll Stand By You dari Carrie Underwood
Genre : Easy Listening
Tanggal : 8 Mei 2007 kuterjemahkan dari blog bahasa inggrisku dan direvisi lagi

Dedikasi : Yuen Ling di Singapore

Suatu hari beberapa taon silam, aku terbangun di pagi hari dan dengan tidak sengaja mendengar lagu yang berjudul I’ll Stand By You yang juga dinyanyikan oleh Carrie Underwood di radio, waktu itu aku masih menetap di Jerman. Memang kebiasaanku disana untuk mendengarkan radio setelah bangun pagi. Banyak orang yang tidak tau kalo bangun pagi dengan bantuan musik akan membuat otak kita menjadi lebih cepat bangkit dari posisi standby ke posisi seratus persen siaga. Sejak saat itu lagu ini menjadi salah satu lagu favoritku dan aku tentu saja memiliki lyric maupun lagunya, karena memang kata-kata dan maknanya sangat bagus, karena walaupun penulis lirik lagu ini mungkin bermaksud untuk menulis lagu percintaan, tapi kita bisa mengartikannya juga untuk hal yang bersifat kemanusiaan. Lebih menariknya lagi, akhir-akhir ini aku dengar lagu ini diputar waktu penayangan American Idol di taon 2007 ini, terutama untuk menghibur sewaktu ada finalis yang dipulangkan oleh hasil pemungutan suara.

Biarlah aku tulis liriknya di bawah sini, siapa tau ada yang belon pernah mendengar lagu ini sebelonnya, sehingga bisa ikutan membaca dan mengerti maksudnya atau malah mungkin bersedia mengubah cara pikirnya seperti yang telah aku lakukan. Seingatku sih dulu di serial TV Dawson Creek, tapi kutau juga tidak semua orang pernah atau suka nonton serial drama seperti itu dan aku tidak tau apakah serial TV itu pernah ditayangkan di Indonesia, maklumlah aku baru menginjakkan kakiku lagi di bumi Indonesia ini sejak 19 bulan silam. Sebelonnya aku tinggal di Eropa selama belasan taon.

Lagu itu dimulai dengan kata-kata “Oh, mengapa kamu keliatan sedih? Air mata ada di matamu. Ayo, datanglah padaku“. Tentu saja kita pernah meliat orang yang sedang bersedih hati di sekeliling kita, seperti orang-orang dalam kesulitan, orang-orang yang merasa sudah tidak mampu lagi menahan cobaan hidupnya, orang-orang yang kehilangan harapannya atau malah orang-orang yang telah kehilangan segala sesuatunya seperti setelah tertimpa bencana gempa, tsunami, bahkan setelah kejadian kecelakaan jalan raya biasa.

Pernahkah kita peduli pada mereka? Cukup datang mendekat dan mengekspresikan simpati kita dengan kata-kata seperti itu? Tidak, kemungkinan tidak. Terutama kalo kita tidak kenal orang yang bersangkutan. Mungkin juga karena kita tau setiap dari kita pasti punya masalahnya sendiri-sendiri, andai kita tidak kenal, untuk apa kita membantu mereka? Bukannya setiap orang bermasalah? Haruskah demikian? Tapi andai teman dekat kita yang bermasalah, pernahkah kita berkata padanya “Janganlah malu untuk menangis, biar aku mengerti dan membantumu karena aku juga telah melihat sisi gelap juga”. Hmm…mungkin lebih baik aku tidak berkomentar lebih banyak lagi disini…

Aku sendiripun juga pernah satu kali dalam hidupku melihat seorang cewek Jerman yang lagi menangis sendirian di lorong penyeberangan bawah tanah yang sepi di kotaku. Hatiku sempat bimbang waktu itu, haruskah aku mendekat padanya dan sekedar tanya apa aku bisa menolongnya. Tapi niat itu dengan terpaksa segera aku urungkan, karena aku ingat kalo lokasinya tidak tepat, di lorong bawah tanah seperti itu kita harus hati-hati menyapa cewek. Apalagi di Jerman ada pasal hukum mengenai pelecehan seksual di tempat umum yang menghukum berat pelakunya. Maklum orang-orang Jerman terkenal sangat patuh pada aturan dan sulit untuk disogok. Wah gawat pikirku, kalo dianggap melakukan pelecehan seksual, tapi kadang kalo ku kenang ulang masa itu, mestinya aku mendekatinnya dan bertanya padanya mengenai keadaannya.

Aku teringat, sekitar dua taon silam aku pernah berkenalan melalui email, seorang gadis di Singapore. Dia waktu itu lagi sakit, lumayan parah sih kalo menurutku. Aku berusaha menemaninya setiap malam melalui chatting lewat internet dan juga melalui email-email panjang yang dia sebut thesis dan dia tujukan padaku, tentang jalan hidupnya dia mulai dari kecil sampai dewasa itu. Kadang lucu juga kalo diingat, beda jam antara Jerman dan Singapore dikala itu kalo tidak 6 jam di musim dingin ya 7 jam di musim panas. Jadi aku hanya bisa chatting dengannya waktu sore hari (malam hari waktu Singapore yang setara dengan WITA waktu Indonesia bagian Tengah) dan sore hari itu adalah waktu kerjaku pada puncaknya.

Tapi aku sangat hepi telah menemaninya melalui masa-masa sulitnya dengan menyisihkan waktuku (atau korupsi waktu kerja juga bole kok, hehehe) sampai dia dinyatakan sembuh oleh dokter perawatnya. Kenangan indahpun terbayang lagi, ketika aku pada akhirnya mendapat kiriman foto-fotonya yang menampakkan mukanya yang ceria dan surat tanda terima kasih yang menyertainya dan mengabariku bahwa dia telah sembuh. Tapi aku yakin semua kejadian itu memang seperti sudah diatur sama Yang Diatas. Aku banyak berkenalan dengan orang-orang baru yang tidak taunya saat itu atu kemudian bermasalah dalam hidupnya. Mungkin aja mereka hanya membutuhkan teman untuk ngobrol, atau hanya untuk ada di sana untuk mendengar keluh kesahnya. Rupanya hidupku memang sudah ditakdirkan untuk harus membantu banyak orang. Aku rela saja dan tidak mengeluh karenanya, karena aku percaya suatu hari kelak akupun pasti butuh bantuan orang laen.

Aku sadar, jika berada di posisi sedang susah seperti itu aku akan senang bila ada seseorang yang datang mendekat padaku melihatku berduka, dan dia menyapaku dengan ramah dan berkata,

oh mengapa kamu tampak sedih, datanglah padaku dan ceritakanlah padaku apa kesedihanmu, mungkin aku bisa bantu kamu karena siapa tau akupun sudah mengalaminya. Tapi andaikata tidakpun, biarlah aku menjadi pendengar setia tempat luapan emosimu, biar kamu lega, biar kamu bisa lebih tenang, biar kamu lebih bisa menerima dukamu dan kenyataannya. Kalau kamu lagi bersedih silahkan sedih, kalo lagi marah biarkan amarahmu keluar. Jangan biarkan amarah dan segala emosi itu tetap ada di dalam hatimu, karena itu akan menyiksamu.

Aku jadi teringat sebuah adegan di film Anger Management yang dibintangi Jack Nicholson. Di mana Jack Nicholson yang berperan sebagai psikolog ternama bercerita pada pasiennya, bila ada dua jenis agresi yang dipunyai orang. Pertama agresi yang ke dalam dan yang kedua adalah agresi yang keluar. Dari kedua jenis itu yang berbahaya adalah agresi yang ke dalam. Sebagai contoh diceritakan, ada seorang kasir yang tidak sabaran sehingga tidak bisa duduk dengan tenang menerima tuntutan ataupun caci maki pelanggannya, jadi setiap kali bisa bentrok dengan pelanggannya. Kasir kedua duduk dengan tenang setiap hari menerima caci maki dari pelanggannya. Setelah beberapa lama, ternyata kasir kedua tidak bisa menahan emosinya lagi sehingga meledak dan membawa pistol lalu menembaki pelanggan-pelanggan di supermarket itu. Inti dari cerita itu, janganlah kita simpan emosi kita, lebih baek kita berbagi dengan teman-teman kita ataupun dengan orang yang kita percaya seperti psikolog, pemuka agama dll.

Sebenarnya ada yang bilang, kadang orang yang paling sedih hatinya adalah orang yang paling bisa membantu orang laen yang lagi bersedih. Ada benarnya sih pernyataan itu, tapi bukankah kita semua pernah sedih? Apa salahnya kita luangkan waktu kita yang berharga untuk membantu sesama kita, hanya sekedar ada di sana dan menjadi pendengar yang baek saja? Biarkanlah kita menjadi orang yang mau mengerti sesama kita dan saling bantu membantu, untuk apa pertengkaran itu terjadi, untuk apa kita saling ngotot mempertahankan pendapat kita masing-masing, saling melecehkan satu sama laen, bukankah idup ini lebih indah bila kita saling membantu?

Mungkin sudah saatnya sekarang untuk menikmati melodinya dan juga membaca serta mengerti isi lagu itu secara keseluruhan. Aku yakin andai kita mengerti makna lagu ini, mungkin kita akan bisa menyukainya atau bahkan mau mewujudkan kehidupan bersama yang lebih baik lagi. Kita ini tidak bisa hidup sendiri di dunia ini, percayalah, hidup kita akan lebih berharga lagi bila kita bisa saling membantu satu sama lain.

I’ll Stand By You (Aku mendampingimu)

Oh, why you look so sad? (Oh mengapa kau tampak sedih)
Tears are in your eyes (Air mata ada dimatamu)
Come on and come to me now. (ayolah, datang padaku sekarang)

Don't be ashamed to cry, (Janganlah malu untuk menangis)
let me see you through (biar aku memperhatikanmu)
Cause I've seen the dark side too. (karena aku pernah dalam kesulitan juga)

When the night falls on you, (sewaktu kegelapan menyelimutimu)
you don't know what to do, (kamu tidak tau harus bagaimana)
Nothing you confess (tidak ada satupun yang kau akui)
could make me love you less (akan membuatku lebih sedikit menyayangimu)

I'll stand by you, (Aku mendampingimu)
I'll stand by you, (Aku bersamamu)
I won't let nobody hurt you, (Takkan kubiarkan seorangpun menyakitimu)
I'll stand by you. (Aku bersamamu)

So, if you're mad, get mad, (kalo kamu marah, marahlah)
don't hold it all inside, (jangan pendam semuanya didalam hatimu)
Come on and talk to me now. (ayolah, bicara padaku sekarang)

And hey, what you got to hide? (hai, apa yang kau sembunyikan)
I get angry too (Aku juga marah lho)
But I'm alot like you. (karena aku sepertimu)

When you're standing at the crossroads, (Andai kau berada di persimpangan)
don't know which path to choose, (tidak tau jalan yang harus kau pilih)
Let me come along, (biarkanlah aku ikut)
cause even if you’re wrong (siapa tau kamu salah memilih)

I'll stand by you, (Aku mendampingimu)
I'll stand by you, (Aku bersamamu)
I won't let nobody hurt you, (Takkan kubiarkan seorangpun menyakitimu)
I'll stand by you. (Aku bersamamu)

Take me in into your darkest hour, (sertakan aku dalam kesedihanmu)
and I'll never desert you. (Aku takkan meninggalkanmu)
I'll stand by you. (Aku bersamamu)

And when, (dan jika)
when the night falls on you baby, (jika kamu dalam kesulitan)
you're feeling all alone, (kamu merasa sepi sendiri)
You won't be on your own, (kamu tidak akan sendiri lagi)

I'll stand by you. (Aku mendampingimu)
I'll stand by you, (Aku bersamamu)
won't let nobody hurt you. (Takkan kubiarkan seorangpun menyakitimu)
I'll stand by you (Aku bersamamu)

Take me in into your darkest hour (sertakan aku dalam kesedihanmu)
and I'll never desert you (Aku takkan meninggalkanmu)

I'll stand by you. ooooh, (Aku mendampingimu)
I'll stand by you. (Aku bersamamu)
won't let nobody hurt you (Takkan kubiarkan seorangpun menyakitimu)
I'll stand by you (Aku bersamamu)

I'll stand by you (Aku mendampingimu)
I'll stand by you (Aku bersamamu)
won't let nobody hurt you (Takkan kubiarkan seorangpun menyakitimu)
I'll stand by you. (Aku bersamamu)

Take me in into your darkest hour (sertakan aku dalam kesedihanmu)
and I'll never desert you (Aku takkan meninggalkanmu)
I'll stand by you. ooooh, (Aku bersamamu)I'll stand by you (Aku bersamamu)