Friday, May 18, 2007
Bawalah Aku Ke Bulan
Mood : gembira
Cuaca: Mendung
Snack : Permen mentos
Song : Fly Me To The Moon dari Judy Garland
Genre : Jazz
Tanggal : 7 Mei 2007 ditulis kembali dalam bahasa Indonesia dan direvisi
Dedikasi : Yuen Ling di Singapore
Menyambung ceritaku yang kemaren dulu, aku jadi ingin menerjemahkan cerita-cerita lagi nih tentang pengalamanku ikutan terbang ke atas awan. Kuakui kalo bepergian aku emang sukanya pake pesawat penerbangan asia seperti SQ (Singapore Airlines) maupun Malaysia Airlines. Maklum flight attendants SQ khan rata-rata orang-orang Singapore dan Malaysia yang kesohor lumayan ramah, kalo cantik sih mungkin juga cantikan orang Indo hanya saja mereka lebih sexi-sexi, hehehe, ya ya, aku tau pasti banyak yang langsung menyanyi, lelaki buaya darat buset aku tertipu lagi. Tenang aja aku pasti akan bersenandung riang, aku adalah lelaki yang tak kenal lelah mencari wanita, hahaha…
Emang sih kenyataannya aku sering ngerumpi ama flight attendants itu di jam-jam santai, tepatnya sewaktu lampu kabin diredupkan untuk bobo. Harap maklum non stop flight dari bandara Frankfurt an Main Germany ke Changi Airport Singapore itu 12 jam dan terbang di malam hari. Aku juga sering goda-goda dan digodain ama mereka waktu say goodbye, biasanya mereka sih yang mulai ngisengi aku duluan hanya karena aku bertampang cainis,hehehe…
Namanya juga sudah saling kenal, saking seringnya aku ketemu mereka di long distance flight seperti itu. Aku sendiri juga ada kenalan beberapa cewe itu dan punya teman yang kerja jadi flight attendant nya SQ jg. Lumayan lho, konon kabarnya gaji awalnya Rp. 8-9 juta.Oya dulunya orang bilang flight attendant itu stewardess, tapi sekarang udah tidak dipake lagi karena dianggap merendahkan martabat, istilah steward/stewardess cuma dipake di cruisers, dikapal-kapal pesiar.
Dulunya kenalannya biasa terjadi waktu pembagian headset (earphone, atau handsfree lah gampangnya…) ke passanger sesaat sebelon take off yang bisa dipake untuk ngedengerin radio, suara movie (kalo nonton movie) atau maen games. Di pesawat2 yang relativ besar dari penerbangan-penerbangan asia seperti SQ, Malaysia Airlines, Cathay Pasific dll itu ada layar LCD (liquid crystal display) di depan kursi (atau bentuk layar yang disembunyikan di armrest) untuk nonton movie (bisa on demand (alias diprogram sendiri mau liat atau ngedengerin yang mana) juga lho). Sering kuliat anak-anak kecil biasa maen game semacam Nintendo atau Pleisteisien melawan teman nya di kursi laen, seru banget liat mereka ngegame semalaman tanpa pengawasan mata elang orang tuannya…
Aku pernah juga berkenalan dengan flight attendant pada waktu pembagian amenity bag yang isinya antara laen sikat gigi murahan (tapi mendingan daripada tidak ada), odol, tutup mata (pelindung sinar kalo bobo) dan kaos kaki untuk bobo, ya itung-itung semacam kantongan tanda terima kasi karena kita telah merelakan banyak uang kita untuk terbang dengan mereka, tapi ini cuma ada di SQ di penerbangan lain kita harus bersusah payah pencet bel dengan gambar orang-orangan dan ngemis-ngemis ama flight attendant nya J
Jujur aja, aku kalo dipenerbangan gitu ogah ke toiletnya, sempit! Beneran lho, untuk putar badan aja susah, apalagi suruh beol di dalamnya berjam-jam sambil baca koran (ups.. bongkar rahasia ya? Hahaha), mana tahan… Tapi untungnya toilet-toilet itu lumayan bersih tidak seperti toilet-toilet di mol-mol di Indo sini yang joroknya buat kita ogah mampir, hehehe…
Berramah tamah ama flight attendant itu sering menguntungkan lho, sering aku ditawarin white wine, beer, aneka soft drinks, toblerone atau kacang bawang dan aku biasanya tidak pernah nolak, maklum gratisan, hehehe, tapi jangan minta red wine, karena biasanya rasanya luar binasa tidak enak seperti air bekas cucian. Eh ini perkiraanku aja lho, jangan disangka aku pernah minum air comberan bekas cucian itu jelas ogahlah...
Oya, sebelon lupa, amenity bag seperti itu hanya ditawarkan di penerbangan-penerbangan jarak jauh aja, jadi bukan di penerbangan ke Singapore misalnya, jangan sampe nanti kita ngemis-ngemis dengan semangat empat puluh lima minta amenity bag di pesawat, malu-maluin aja seperti orang gak mampu beli sendiri, hehehe…Gak dibagiin ya udah, gitulho, mau dikorupsi ya terserahlah…
Tapi sikat gigi emang perlu, apalagi setelah terbang jarak jauh gitu, makanya banyak kita liat di toilet-toilet bandara di luar negeri itu, kalo banyak passangers yang dengan santainya menyikat giginya di sana.
Oya aku jadi teringat kenangan lama waktu pulang ke Indo dari KLIA (Kuala Lumpur International Airport/KUL) ke bandara Juanda Surabaya (SUB) pake Malaysia Airline beberapa waktu lalu. Aku duduk di business class disamping orang Madura yang ternyata bekerja sebagai kuli bangunan di Kuala Lumpur. Iya lho, kuli bangunan di Kuala Lumpur aja mampu beli tiket untuk duduk di kelas bizniz. Kalo kuli bangunan di Indo cuman mampu beli tiket ekonomi di bis Patas...sangat ironis. Harap maklumlah, kelas economy di Malaysia Airlines itu selalu penuh sesak dengan TKI (tenaga kerja Indo) kalo di jurusan KUL-SUB tapi tiket lebih murah (lagi ada promo nih taon ini untuk visit Malaysia pake Malaysia Airline, sapa tau ada yang tertarik jalan-jalan kesana, enak lho pake bis aja satu jam perjalanan bisa nyebrang ke Singapore).
Terus ceritanya waktu pembagian makanan ringan si bapak sebelahku itu (dan teman2nya tiga sampe empat orang yang duduk dikursi berseberangan dengan kita) minta roti semacam dinner roll gitu sampe lima sampe enam biji dan dilayani dengan sabar oleh flight attendant yang ternyata juga orang Indo. Sebagai tambahan bagi yang belon tau, di economy class biasanya kita cuman dapat jatah satu biji dinner roll, jadi bagi yang bernafsu makan besar, selalu dianjurkan bawa makanan sendiri dari rumah atau booking kelas bizniz...
Udah gitu mending kalo dinner roll nya langsung dimaem, eh tidak tau nya hanya dimasukkan ke kantong kresek untuk dibawa pulang (untung aja bukan kantong kertas untuk tempat muntahan itu), hmmm... aku sih mungkin lain mikirnya, mending duduk di kelas ekonomi tapi nanti mampir ke Holland Backery sebentar untuk borong dinner rolls itu disitu, daripada ngemis-ngemis di pesawat tapi harus bayar tiket tiga kali lipat lebih mahal, hehehe…
Seperti udah biasa, kututup ceritaku ini dengan menulis lirik lagu yang kusebut di awal cerita Fly Me To The Moon dari Judy Garland, penyanyi Jazz yang sangat terkenal di masanya dan sepanjang masa. Seperti biasa
sekaligus kuterjemahkan ke bahasa Indonesia, hehehe, biar mudah, tapi mungkin juga terjemahan lirik seperti ini sangat membantu untuk mengerti arti sebuah lagu...
Lirik ini juga kepersembahkan kepada Yuen Ling di Singapore, teman e-pal ku (electronic penfriend) yang telah membuat hidupku berharga untuk dijalani, terima kasih untuk pengiriman Ba-Kua dan souvenir laennya kepadaku. Aku benar khan? Tembang ini dipopulerkan oleh Judy Garland dan memang di taon 2004/2005 itu di Asia/Singapore dipopulerkan kembali oleh tayangan-tayangan musik MTV Asia. Lama ku tak jumpa engkau, kuharap engkau baek-baek saja, sudah menikah, berkeluarga...
Fly Me To The Moon (Terbangkan aku ke bulan)
Fly me to the moon (bawahlah aku ke bulan)
Let me sing among those stars (biarkanlah aku menyanyi di antara bintang-bintang)
Let me see what spring is like (biarkan ku melihat seperti apa musim semi itu)
On jupiter and mars (di jupiter dan mars)
In other words, hold my hand (dengan kata laen, gandeng tanganku)
In other words, baby kiss me (dengan kata laen, sayang, ciumlah aku)
Fill my heart with song (penuhi hatiku dengan lagu)
Let me sing for ever more (biarkanlah aku menyanyi tuk selamanya)
You are all I long for (kaulah semua yang kuharapkan)
All I worship and adore (dalam semua doa dan kekagumanku)
In other words, please be true (dengan kata laen, tolong jujurlah)
In other words, I love you (dengan kata laen, ku cinta kamu)