Mood : merenung
Cuaca: cerah dikit berawan
Snack : perment plonk eukaliptus
Song : Here I Am dari Air Supply
Genre : Easy Listening
Tanggal : 6 Mei 2007
Dedikasi : seseorang yang kusukai
Tidak ada yang namanya kebetulan dalam cinta…yang tersisa hanya aliran-aliran hidup yang berjalan dengan sempurna...Bukan karena orang yang menyakiti kita ataupun suasana yang tidak menyenangkanyan yang membuat kita menderita… Pikiran menolak kenyataan lah yang membuat kita menderita…
Di sinilah ku, ya mungkin tidak ada tembang yang tepat untuk melukiskan perasaan hatiku saat ini, tapi setelah kupikir mungkin lagunya Air Supply yang berjudul Here I Am (di sinilah aku) yang ditulis oleh Norman Sallitt dan berdurasi sekitar tiga menit empat puluh lima detik itu adalah tembang yang paling mendekati perasaan hatiku saat ini. Ya aku sedang merasakan kembali bagaimana menderitanya orang yang lagi jato cinta pada pandangan pertama. Jika ditanya kenapa aku tidak memilih lagu dari Gita Gutawa yang bermelodi walsh dan berjudul Kembang Perawan yang syairnya seperti kukutip dibawah ini, aku akan jawab, pertama aku bukan cewe jadi tidak perlu malu-malu kalo dekat denga lelaki (hahaha), kedua aku bukan ABG (anak baru gede) yang membutuhkan papanya (hahaha), ketiga aku bukan perawan tapi jejaka (hahaha), keempat ini bukan kali pertama aku jato cinta…
Ketika surya menampakkan cahayanya. Ku gapai hari terangku. Menanti sebuah cerita. Yang pasti akan terjadi di diriku…Kini ku mulai mengerti artinya cinta. Walau senda tawa namun hatiku mulai merasa bila dekat lelaki aku pun malu…Akulah kembang perawan. Ingin mulai merasa perasaan yang pasti milik semua insan
Aku mulai jatuh cinta. Papa biarlah aku menikmati semua anugerah di hidupku…
Okelah aku mulai ceritaku, walau disini aku harus menghilangkan semua nama yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi suatu lokasi ataupun orang-orang tertentu. Singkatnya, minggu kemaren aku bertemu dengan seseorang yang pernah kuliat dan kutemui dalam mimpiku beberapa bulan silam. Kejutan kedua, itu betapa kagetnya aku ketika melihatnya ada disana dan berada persis di posisi yang digambarkan dalam mimpi keduaku yang datang tiga hari sebelon pertemuan itu. Dejavu kah itu?
Sebenarnya aku ini memang orang yang percaya akan pengliatan-pengliatan dalam mimpiku. Pertama terjadi, ketika aku meramalkan kepulangan nenekku ke surga sekitar dua puluh empat taon yang silam, tepat sampai di menitnya. Kemudian ada banyak ramalan-ramalan tentang diriku sendiri, seperti ke dua kecelakaan di Bali dan di Surabaya taon 1989. Juga ada banyak kecelakaan yang kuramal dan untungnya tidak menyangkut aku sendiri sewaktu aku masi tinggal di Eropa dan semuanya menjadi kenyataan. Bahkan aku pernah beramalkan datangnya badai salju di kotaku Aachen di Jerman bulan Mei 1999, ya di bulan Mei, dimana mestinya bulan Mei itu adalah bulan musim semi menjelang awal musim panas. Tapi itulah yang terjadi. Bahkan lucunya gempa di Jogja taon 2006 pun udah kuramalkan secara tepat enam bulan sebelonnya, siapakah yang menyangka. Tapi apakah memang mimpi itu suatu pertanda untuk kita? Ingat dalam Alkitab, Yosef dulu juga menerima kabar melalui mimpi sehingga dia bergegas membawa keluarganya keluar dari kota mereka agar mereka selamat dari pembantaian yang berakibat pula kalo Maria harus rela melahirkan Yesus di kandang hewan. Kalo kita gali Alkitab perjanjian lama, disana banyak diceritakan tentang datangnya suatu pesan dalam mimpi. Tapi aku juga ingat komentar guru agamaku waktu di SMA dulu, dia bilang mimpi adalah bunganya orang tidur. Siapakah yang benar? Aku sungguh tidak peduli, aku sudah terlanjur untuk belajar untuk mempercayai pesan-pesan yang disampekan melalui mimpi-mimpiku.
Benernya pertemuan itu boleh dibilang tanpa adanya faktor kesengajaan sih, karena aku tidak berniat ke mol tempat pertemuan itu, walau aku tau akan ada pertemuan itu. Paling tidak, aku tidak terpikir akan datang ke tempat itu untuk menemuinya. Tapi apa daya, temanku pagi harinya menelefon aku dan mendesak aku untuk ikutan datang karena mungkin hanya kali ini aku bisa liat dia langsung, kesempatan ketemuan yang berikut tidak bisa diramalkan saat ini. Akhirnya akupun membulatkan tekad dan memberanikan diri untuk ikutan datang, walau dengan terlebih dahulu mengajak salah satu teman baekku, cewe, untuk mendampingiku. Kejadiannya singkat, aku dikenalkan padanya, walau resminya sih sudah kenal lebih dari setaon silam, tapi kami tidak pernah punya kesempatan untuk kopdar alias kopi darat alias jumpa fans alias bertemu muka. Waktu itu aku sempat ragu untuk menyambut uluran tangannya. Gerakan tanganku pastilah terliat sangat tidak simpatik dan ogah-ogahan gitu. Dan singkatnya aku merasakan ada sesuatu yang laen di hatiku. Aku jadi teringat dikala aku pertama kalinya merasakan perasaan seperti itu sekitar lima belas taon silam.
Setelah itu sambil menunggu kedatangan teman baekku itu, yang laen pergi untuk mencari baju di butik yang terletak dilantai bawahnya, sementara aku hanya ditemani oleh adek cowo temanku. Tak lama teman baekku itupun muncul dengan senyum dibibirnya trus kami bertiga menyusul yang laennya ke butik itu. Sementara teman baekku itu rupanya lagi kena demam borong baju atasan (kuduga kemungkinan besar ada obral besar-besaran di butik itu, hehehe), yang laen sudah selesai karena cuma liat-liat baju doank, beli juga tidak, hehehe. Dikala itu salah satu dari mereka sempat ngobrol denganku di luar butik dan mengajakku untuk ikutan gabung mereka makan, aku pun langsung menolak, mana mungkin aku ikutan mereka, sementara aku merasakan sesuatu yang laen dalam hatiku terhadap salah seorang dari mereka. Setelah berpisah dengan mereka dan menunggu teman baekku itu dengan susah payah melunasi utangnya (baca: antri membayar) aku sempat memikir ulang semua kejadian yang baru berlangsung didepan mataku itu. Hatiku jadi rada gundah.
Setelah aku selesaikan urusan bisnisku dengan temanku itu di sebuah kedai es (disebut restoran juga bole lah, hehehe) dan teman baekku itu mau pergi menjemput temannya untuk ke gereja sore harinya. Aku telefon teman yang mengajakku untuk berpamitan, tapi entah kenapa ada hasrat ingin meliatnya lagi untuk terakhir kalinya. Maka aku bujuk teman baekku itu untuk mengintip yang laen di restoran sebelah. Teman baekku itupun setuju, jadilah kami melangkah masuk dengan lagak yang dicuek-cuekin karena emang tidak berniat makan disana, hanya mau sekedar say hello and goodbye aja kok, hehehe. Di waktu itu tidak ada hujan tidak ada badai, tiba-tiba teman baekku itu minta aku untuk lebih baek duduk bersama mereka daripada keliling mol sendirian seperti rencanaku semula, maklumlah aku masuk mol itu untuk pertama kalinya di taon 2003 dan setelah itu tidak pernah kesana lagi, lagian tuh mol udah dibangun lebih lanjut dalam tiga taon terakhir ini sehingga sekarang nampak jauh lebih luas.
Kurasa teman baekku itu merasakan sesuatu, makanya dia dengan sengaja maupun tidak sengaja mengusulkan padaku untuk tetap tinggal di sana. Tapi aku juga sempat meliat situasinya sepintas dan satu-satunya tempat yang bisa kuambil adalah tepat disebelahnya. Walah, gawat. Sedetik kemudian, sebelon aku juga sempat bertindak lebih jauh atau memikirkan segala sesuatunya dengan lebih masak, maksudku untung atau ruginya (seperti akuntan aja yach...), oke atau tidak (seperti tukang pangkas rumput aja yach...), aku liat dia menoleh kepadaku. Wow, kontan aja aku ambil langkah seribu, cepat tutup mulut dan kabur dari situ sebelon mukaku berubah warna seperti udang rebus dan aku membuat sebuah kesalahan yang tidak perlu. Setelah meneemani teman baekku itu keluar, akupun meneruskan rencanaku seperti semula.
Benar-benar malu-maluin, kalo kupikir lagi, masa aku ini yang udah tua gini masi merasakan canggung lagi, sewaktu kuliat dia menoleh padaku dan aku berusaha menghindari tatapannya seperti anak kecil yg baru jato cinta gitu. Gimana nich dengan titelku sebagai buaya darat seperti yang diberikan oleh teman baekku itu...Tapi itulah kenyataannya...terhadap godaan hati, akupun hanya buaya lumpur biasa yang tak bertaring maupun tak berkulit tebal...
Jujur aja, aku pribadi tidak akan berharap banyak. Aku sudah tidak berani kontakin dia lagi. Terakhir aku SMS dia itu pun sudah dua bulan yg lalu. Benernya ada sih keinginan untuk bertemu lagi dalam hatiku, tapi aku selalu bunuh perasaan itu. Buat apa berharap pada seseorang dimana kita tau hubungan itu tidak akan bisa berlanjut ke tahap berikut. Sering aku berdoa waktu malam, aku minta Tuhan untuk mengijinkan aku dekat lagi dengannya, tapi ya benernya sudah terkabul juga sih, tapi...tapi aku sempat berbuat suatu kesalahan padanya di masa silam dimana aku tidak pernah tau dia bisa memaafkanku atau tidak...
Kini aku udah bertekad bulat untuk melupakannya, karena dari pengalaman, jikalau seseorang itu sudah suka dulu pada seorang cewe, biasanya dia hanya akan buat banyak kesalahan waktu mencoba pedekate (baca: pendekatan). Aku teringat juga banyak teman-temanku yang terlanjut jato cinta duluan (cinta pada pandangan pertama maupun cinta monyet, hehehe) baru mau ngejar cewe nya, tapi pada akhirnya hampir semuanya tidak sukses, gak tau juga kenapa. Aku punya teman dekat yang sempat jato cinta lima atau enam kali pada pandangan pertama, terus rupanya dia buat kesalahan karena jadi kikuk atau canggung kalo ketemu cewe yang disukainya, jadi gagal deh... Jadi ya memang lebih baek jangan kejar tuh cewe kalo kitanya udah terlanjur suka gitu. Maka dari itu akupun tidak akan mencoba pedekate ke dia. Walau begitu aku munafik, karena aku sempat berdoa, andai aku bole dekat lagi dengannya aku akan sangat berterima kasih. Tapi andaikata dia memang bukan bagianku, hmmm...ya sudahlah. Sesuai informasi yang kudapat dia udah putus lama sekali dari orang yang dikasihinya, tapi...
Kalo kupikir ulang, lucu juga sih, istilah sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya dia akan jato juga, ternyata mengena di aku. Sepandai-pandainya aku menutup pintu hatiku, akhirnya aku bisa tertarik juga dengan seseorang. Maklumlah aku juga cuma manusia biasa, yang bisa jato cinta, hehehe. Memang aku terbiasa menutup hatiku dan mendemonstrasikan ketidakminatanku pada cewe, setelah hatiku sakit. Aku membutuhkan waktu 7 taon dari akhir kisah kasih yang lama sampai ke kisah kasih yang kedua. Mungkin memang lebih baek kali ini aku pasrah aja...
Biarlah mimpi-mimpiku indah bersamanya dan biarlah aku bole hidup bahagia dengannya walaupun hanya dalam angan-anganku saja. Karena yang aku cari dalam hidupku ini adalah kebahagiaan, aku telah bahagia karena telah mencintai seseorang walau dia tidak akan pernah tau kalo dia kucintai…
Seperti biasa, lirik dari tembang yang kuputar sambil menulis cerita-ceritaku selalu kusertakan dalam tulisan-tulisanku, lengkap beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Harus kuakui aku memang selalu berhasrat ingin mengerti inti dari pesan yang disampekan komposer dan penulis lirik melalui sebuah tembang untuk pendengarnya. Air Supply adalah salah satu grup favoritku, jika tidak bisa dibilang grup terfavorit setara dengan Chicago yang dulunya bernama Chicago Transit Authority. Tapi lagu-lagu Air Supply tergolong lagu-lagu yang lebih mudah dicerna (easy listening). Tidak mengandung pesan-pesan agresi dan banyak bertemakan perasaan jato cinta, maen cinta, patah hati dan hal-hal laen yang menyangkut percintaan. Memang ada satu album dimana mereka menyanyikan lagu-lagu natal, tapi ya hanya itu satu-satunya album diluar album percintaan. Walau lagu Here I Am ini tidak sepopuler lagu Goodbye, Lost In Love atau bahkan I Can Wait Forever yang jaman dahulu menjadi hit di radio-radio dan billboard chart di amerika, tapi bole kubilang tembang Here I Am adalah lagu yang mengajak kita untuk mengenang seseorang yang kita kasihi...
Here I am playing with those memories again (Disinilah aku, bermaen dengan kenangan-kenangan itu lagi)
And just when I thought time had set me free (baru saja ku berpikir, waktu telah melepaskanku)
Those thoughts of you keep taunting me (tapi ingatan akan kamu tetap bergema di benakku)
Holding you, a feeling I never outgrew (memilikimu adalah perasaan yang tak bisa kukuasai)
Though each and every part of me has tried (walau setiap bagian diriku telah mencoba)
Only you can fill that space inside (hanya kamu yang bisa mengisi tempat didalamnya)
So there's no sense pretending (maka tiada kepalsuan lagi)
My heart it's not mending (hatiku tidak bisa mengatasinya)
Just when I thought I was over you (setiap kali aku berpikir aku telah mengatasinya)
Just when I thought I could stand on my own (setiap kali aku berpikir aku bisa berdiri sendiri)
Oh baby those memories come crashing through (oh, sayangku, ingatan-ingatan itu muncul kembali)
And I just can't go on without you (aku tak bisa melangkah maju tanpamu)
On my own I've tried to make the best of it alone (sendiri, aku telah mencoba melakukan yang terbaek)
I've done everything I can to ease the pain (aku telah lakukan untuk menyembuhkan dukaku)
But only you can stop the rain (tapi hanya kamu yang bisa menghentikan hujan)
I just can't live without you (aku tidak bisa hidup tanpamu)
I miss everything about you (aku kehilangan semuanya darimu)
Just when I thought I was over you (setiap kali aku berpikir aku telah mengatasinya)
Just when I thought I could stand on my own (setiap kali aku berpikir aku bisa berdiri sendiri)
Oh baby those memories come crashing through (oh, sayangku, ingatan-ingatan itu muncul kembali)
And I just can't go on without you (aku tak bisa melangkah maju tanpamu)
It's just no good without you (tiada baeknya bersamamu)
Without you, without you, without you (tanpamu, tanpamu, tanpamu)
Oh baby those memories come crashing through (oh, sayangku, ingatan-ingatan itu muncul kembali)And I just can't go on without you (aku tak bisa melangkah maju tanpamu)