Saturday, April 3, 2010

Teman Lama

Wah asik juga, semalam aku ngobrol lagi dengan kedua teman lamaku di perantauan. Yang satu lagi buat semester untuk magang di suatu perusahaan, sebagai prasyarat untuk buat master thesis nya, yang satunya sedang buat persiapan master thesis nya.

Ya mereka berdua ini dulu sobat kentalku. Dan memang sejak aku mudik empat taon yang lalu, aku masi sering berhubungan dengan mereka lewat email, chatting maupun telefon. Apalagi sejak ada telefon murah meriah ya harus dimanfaatkan. Bahkan kalo mau juga bisa telefon gratis lewat salah satu service nya messenger, wah luar biasa nih.

Telefon pake mahal jaman sekarang, apa kata dunia. Yang kutunggu itu service BIS (blackberry internet service) nya. Di luar sana, misal di inggris, provider ‘Orange’ menawarkan BIS seharga 5 poundsterling saja, atau setara dengan 70 ribu rupiah. Jadi di Indo dengan harga 200 ribu untuk XL dan 180 ribu untuk Telkomsel, tergolong mahal.

Aku tunggu sampe ada pacar baru untuk Agnes M (salah satu artis di Indo). Maklum kan di salah satu iklan nya BIS dari operator Three itu dipake Agnes M. Dikatakan kalo ada orang yang BIS nya lebih murah dari punyanya, dalam hal ini 120 ribu, maka dia bersedia dijadikan pacarnya yang menggunakan jasa Three dengan hanya 88 ribu sebulan. Ya kita tunggu perang tarif nya aja deh.

Wah dapat info banyak nih, ternyata resto makanan Indo satu-satunya di kotaku yang dimiliki tante Retno udah tutup, karena banyak saingan. Karena sekarang hanya dengan 8.5 Euro saja bisa makan dari buffet alias sepuasnya. Cocok tuh untuk orang Indo yang gemar makan apa saja dan berprinsip tidak mau rugi.

Wah jadi ingat pada Pizza Hut yang buka di dekat terminal bis kota tuh, baru buka tiga bulan sudah tutup, karena setiap hari pasti diserbu orang Indo, maklum pada jam tertentu itu makan pizza nya model prasmanan, jadi bole ambil sesukanya, sampai kita bosan, hahaha... gimana tidak, kan air minum nya mahal, teman-temanku itu masuk ke WC dan minum air dari wastafel, karena memang bisa diminum, jadi hanya bayar makan dan minum segelas air saja. Padahal pizza nya udah dibuat asin tuh.

Juga resto langgananku, Die goldenen Drachen (naga emas) ternyata tutup juga. Banyak saingan jaman sekarang. Juga sempat diingatkan pada resto nya tuan Chang yang berada di kota Cologne dekat dengan kotaku dulu. Tenyata makanan nya jadi semakin variatif sekarang. Jadi kangen deh. Dengan 8 Euro (dulu jamanku hanya 6 Euro) bisa makan apa saja yang kita mau, siapa yang tidak mau? Hehehe, tapi minumnya biasanya bayar lagi, dan makanannya tergantung menu yang tersedia dan itupun tergantung hari nya, jadi setiap hari yang disuguhkan berbeda.

Kalo mau makan udang sampai puas ada tuh resto Jumbo. Dengan 8 Euro bisa makan sepuasnya, tapi kalo mau udang nya musti nambah 3 Euro lagi, tapi tetap aja sepuasnya. Wah aku jadi ikutan lapar nih, padahal hanya membayangkannya saja.

Tapi aku dulu juga jarang makan yang ada udangnya. Soalnya nanti dokter pribadiku yang lucu itu (baca juga tulisanku ditaon 2007 tentang nya), ngomel kalo cek darahku. Kan aku harus mengurangi kadar kolesterol ku, dan kita tau kolesterol itu bisa menyebabkan kematian kalo terlalu lama terlalu tinggi kadarnya dalam darah kita.

Dokter pribadiku itu si doktor Bohnenkamp ternyata masi praktek. Aku ingat waktu pamitan padanya, dia bercerita tentang masa depannya. Tinggal sepuluh taon lagi dia praktek, lalu dia mau jual ijin praktek nya dan beli kebun karena dia suka berkebun.

Wah luar biasa deh, aku ingat padanya lagi yang bangga waktu beli laptop Sony untuk prakteknya. Kan waktu itu ada perubahan sistem untuk semua praktek dokter di sana, maklum kan semua praktek dokter itu didalam sebuah jaringan. Jadi semua dokter bisa akses ke database yang sama. Udah canggih sih sistemnya.

Bicara tentang resto, ternyata resto jepang Oishi masi ada. Kesana itu biasanya anak-anak Indo cari makannya. Tapi ada satu resto lagi tutup, seperti Pera yang dulu sekali adalah supermarket Aldi dan kemudian berubah jadi toko buku Mayersche. Wah banyak perubahan deh rupanya, jadi kangen sama kebab buatan Mr Kebab. Entah udah berapa porsi kebab pernah kumakan disana bersama teman-teman, hehehe. Yang jelas aku sering traktir teman-temanku makan kebab itu.

Supermarket Belgia ‘Del Haize’ juga udah tutup kabarnya. Wah sayang tuh, aku punya banyak kenangan dengan supermarket yang letaknya dekat rumahku ini. Karena biasa nya kalo sabtu pasti aku kesana beli wine, kue waffel dan beli baquette alias roti pentung nya orang perancis.

Wine nya variatif sekali dan waffelnya lebih murah dari yang kita bisa beli di perbatasan, tepatnya di kota Vaals di Belanda sana. Bayangkan hanya dengan 80 cent kita bisa dapat 10 buah kue waffel manis dengan ukuran 8 cm x 8 cm. Lumayan murah kan?

Kalo aku suka makan waffel nya begitu saja, ada temanku yang lebih suka menikmatinya bila hangat, setelah dipanaskan dalam microwave. Aku jadi ingat pada es krim nya, es krim Belgia memang enak. Jadi pingin makan es krim nih, namun ingat perut yang sudah membuncit dan diet, jadi batal deh.

Juga supermarket ‘Plus’ ternyata udah bekerja sama dengan jaringan supermarket 'Netto'. Plus itu salah satu jaringan supermarket besar disana. Tentunya belon sebesar jaringan supermarket ‘Aldi’ yang kedua pemiliknya termasuk orang terkaya di sana. Kalo supermarket Plus itu adalah sumber kehidupanku, karena letaknya dekat dengan rumahku dan barang-barangnya dari segi kualitas termasuk bagus. Dan aku hampir setiap malam pasti mampir, setelah pulang dari kerja, hanya untuk sekedar melengkapi kebutuhan sehari-hari dan untuk mengisi kulkas ku saja.

Tak terasa menghabiskan waktu belasan taon tinggal di kota itu, ternyata membawa sangat banyak kenangan yang tak terlupa. Senang juga bila mengenang kembali dengan teman yang masi disana. Karena segala bayangan muncul begitu saja, seperti kita nonton movie yang geraknya dipercepat.

Kenangan yang indah, terutama kenangan jalan kaki sore hari ke Del Haize, sekalian mencari hangatnya sinar matahari sore. Sementara kalo sabtu sore itu jalan-jalan kan udah pada sepi. Maklum toko-tokonya buka biasa hanya sampai jam dua siang. Kalo supermarket bisa buka sampai jam delapan malam. Lalu pulang dengan membawa roti pentung di tangan, sambil bersiul-siul lagu perancis La Vie en Rose, wah serasa hidup di perancis deh, hahaha…