Monday, July 19, 2010

Pedekate Unik II

Bila kemaren aku membahas tentang pedekate unik yang dilakukan temanku dengan cara mengurangi usianya, sehingga tidak terkesan udah jadi oom oom di hadapan cewe yang dikejarnya, kali ini ada pedekate dari jalur gereja yang akan dilakukan oleh temanku D (bukan nama sebenarnya) hari minggu depan ini.

Ceritanya mudah, terdengar kabar bahwa di salah satu gereja itu banyak dikunjungi oleh jemaat wanita yang cantik-cantik nan muda. Maka temanku ini sangat ingin ikut kebaktian dari gereja itu.

Namun apa daya, D ternyata jarang atau bisa dibilang sudah bertaon-taon tidak pernah menginjakkan kakinya di ambang pintu gereja, apalagi berdoa. Waduh gimana nih rencananya?

Nah itu, dia sempat bercerita padaku, bahwa dia ingin ke gereja hari minggu ini. Karena gereja tersebut adalah gereja kristen yang terkenal dengan jemaatnya yang cenderung matre, maka aku sarankan dia untuk mempersiapkan jas nya. Jas, apa harus ? begitu tanyanya.

Sambil tersenyum aku menjawab ‘ya dari apa yang aku dengar, kalo pakeanmu tidak bagus, pasti kamu tak akan dipandang para wanita nya’.

Terliat dia berpikir keras sesaat, ’okelah, aku ada satu jas dari acara kawinan adekku. Itu akan kupersiapkan. Dan aku akan ke salon dan minta di shaggy rambutku dulu’, begitu ujarnya mantap yang malahan mengundang senyum nakalku.

‘Sip lah, bila perlu setrika, aku masi ada satu di rumah, nganggur, bisa kamu ambil, tapi kamu harus beli arang nya, kalo mau pake’, lanjutku.

‘what?!’, serunya kaget, ‘setrika mu masi pake arang, seperti dari jaman kumpeni dulu?’

‘yap’, begitu jawabku mantap sambil memperhatikan raut mukanya yang bengong.

‘aku ke laundry aja deh kalo gitu’, lanjutnya.

‘oke itu juga bagus, juga jangan lupa bawa satu Alkitab, kalo tidak punya Alkitab, kamu bisa beli satu dan jangan lupa beli kan sampulnya juga, juga jangan lupa beli dan bawa buku kidung jemaatnya sekalian, biar lebih menyakinkan,’ begitu saranku.

‘Alkitab? Untuk apa?’ tanyanya dengan nada semakin bingung.

‘lho? Semua jemaat kan biasa ke gereja itu bawa Alkitab dan buku kidung jemaat. Kurasa tidak tepat bila kamu ke gereja itu tanpa amunisi yang pas, oya, jangan lupa bawa pen atau pinsil atau stabilo, karena kalo pendetanya berkotbah, biasanya jemaatnya ikut mewarnai Alkitab nya, biar laen kali mudah mencari ayat-ayatnya’ demikian dalihku.

‘masalahnya itu, ngapain aku butuh Alkitab, kan itu tidak kepake’ ujarnya dengan putus asa, ‘bacapun aku tidak pernah’.

‘hmm.. padahal Alkitab itu senjata utamamu kalo mau pedekate ke orang dari gereja itu, gimana? Apa perlu aku pinjami?’, jawabku santai.

‘hmm.. nantilah aku pikirkan, masa mau pedekate aja butuh Alkitab dan pake jas segala, Surabaya kan panas’, keluhnya.

‘terserah kau lah, mau pedekate gadis gereja atau gadis yang laen?’, sautku menutup pembicaraan kami.