Friday, July 23, 2010

Kado

Pertanyaan aku mulai dengan pertimbangan: ‘apa yang harus kita bawa bila kita diundang seseorang?’.

Cukup mudah bukan? Nah pertanyaan itu tentunya dapat dikembangkan dengan pertanyaan berikut: ‘untuk apa kita diundang?’ jadi dalam ‘acara apa?’

Setelah kita melakukan pengembangan pertanyaan, maka jawaban atas pertanyaan itu akan jadi lebih mudah untuk diberikan. Misalkan kita diundang untuk sebuah acara pemakaman, tentunya kita tidak mungkin membawa segala sesuatu yang berhubungan dengan pesta pora, misalkan kita tidak cocok untuk membawa es krim (walaupun itu buatan sendiri) ke sebuah acara pemakaman. Dalam hal ini tentunya karangan bunga, kartu ucapan belasungkawa, makanan ringan seperti kuaci ataupun dalam bentuk seperti bantuan sedikit uang untuk meringankan beban pemakaman lebih tepat.

Hmm.. aku membayangkan bila aku yang meninggal nanti, jangan-jangan orang yang melayatku nantinya (bila ada) bisa jadi pada bawa baso atau malahan mengundang tukang sate. Wah kalo aku cium bau sate, bisa-bisa bangkit deh aku dari kubur, hahaha..

Oke kembali ke topik, di jaman dahulu, di jaman nenek moyang kita, misalkan ada kenalan atau sanak sodara yang meninggal dan akan dikremasi, tentunya lebih tepat pelayat datang dengan membawa sebongkah kayu bakar. Atau bila pemakaman yang dijadwalkan, kita bisa ikutan membawa sekantong pasir/tanah atau bunga wangi untuk ikutan ditebarkan ke atas liang lahat nya.

Atau seperti di jaman abad pertengahan dulu, bila kita punya kerabat atau kenalan yang di vonis mati dengan hukuman dibakar, maka lebih tepat bila kita datang membawa kayu bakar. Karena asap dari kayu bakar dalam jumlah banyak akan lebih mudah membuat terhukum menjadi cepat tidak sadarkan diri dan mati karena tercekik asap dari kayunya dan bukan dari api yang membakar tubuhnya secara perlahan. Paling tidak begitulah praktek yang ada di Eropa di jaman pertengahan yang kita pelajari dari kitab sejarah.

Atau bila kita diundang ke sebuah acara pernikahan, tentunya lebih tepat kita membawa makanan buatan sendiri ataupun berbagai karangan bunga indah. Paling tidak hal seperti ini masi dipraktekkan di pelosok-pelosok.

Dan bahkan di Jerman masi ada tradisi yang berjalan sampai sekarang, yaitu pada malam sebelon pernikahan, biasa undangan datang membawa porcelan yang akan dibanting oleh pasangan calon mempelai dengan kepercayaan bahwa banyaknya porcelan yang remuk dan dipecahkan sebelon menikah, akan mengurangi jumlah porcelan yang pecah akibat pertengkaran dalam rumah tangga. Nah iya, laen bangsa laen pula budayanya.

Bagaimana bila kita diundang ke sebuah acara wisuda, baek itu untuk tingkat kelulusan sekolah maupun sarjana? Masa kita mau bawa duit? Tidak kan? Karangan bunga yang indah tentunya lebih pas di sini.

Mari kita berandai-andai kembali, apa yang akan kita bawa ke sebuah acara perceraian? Duh susahnya menjawab pertanyaan yang satu ini. Aku tentunya tidak bisa membayangkan apa yang akan aku bawa bila aku diundang menghadiri sidang yang nantinya akan memutuskan bahwa perceraian itu sah menurut hukum.

Nah setelah satu pertanyaan yang sulit dijawab itu, aku ada sebuah pertanyaan yang mudah untuk dijawab pembacaku, ‘apa yang akan kita bawa ke sebuah pesta ulang taon yang akan diselenggarakan di taon 2010 ini?’