Sunday, February 21, 2010

Pergilah Kasih

Dedikasi : Endang TS
untuk artikel nya, banyak terima kasih

=> “Sesungguhnya hatiku, ingin menahanmu, kamu jangan pergi, sesungguhnya jiwaku bisa gila jika hidup tanpamu, aku terlalu mencintaimu..”

Udah lama aku tak menulis lagi, sebetolnya sih masih, namun aku tulis bukan di blog ini. Tapi entah kenapa kok bait refrain dari tembang teranyar nya Pro-POP yang berjudul Bohong nya ini (yang lirik nya kulampirkan di atas ini) terdengar - entah kenapa - kok jadi menyayat hatiku ya?

Aku sebetolnya bukan orang yang bisa dengan mudah jato cinta ataupun suka pada orang, namun seperti yang pernah kutulis di blog ini pada Mei 2007, aku sempat jato hati pada seseorang yang senyum nya tak bisa kulupakan.

Jujur aja, aku berkenalan dengan nya di awal 2006, namun ya ada banyak kendala yang membuatku tak bisa dekat dengannya, jadi ya begini lah. Mungkin bak beruang merindukan bulan begitulah.

Baru siang tadi aku dapat kutipan dari Mahatma Ghandi dari temanku yang berbunyi: “Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.”

Lebih lanjut tertulis:
=> Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata itu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”.
Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu saja.”

Jarang memang aku jadi plagiat dan suka contek hasil karya orang, namun kelanjutan dari artikel itu sungguh mengugah hatiku sehingga aku membacanya berulang-ulang, aku sedih sendiri jadinya, aku sadar bahwa selama ini memang itulah yang kurasakan, aku mungkin tanpa sadar telah mencintainya, namun baru aja aku tau dari fesbuk nya, kalo dia udah ada yang punya.

Seakan luluh lantak deh hatiku, ketika aku membaca bait yang tentang “tiris air mata itu”.

Sejujurnya dalam 2 taon terakhir ini aku tak berusaha untuk mencarinya lagi, dan hanya berdoa dalam hatiku, minta dia bahagia, karena dulunya dia pernah mengalami dengan mantannya mirip dengan apa yang kualami sendiri dengan mantanku. Dan di rangkaian doaku akhir-akhir ini, rupanya pertanyaanku itu udah terjawab, semoga dia bahagia dengan pasangan nya.

Lebih lanjut di artikel itu tertulis:
=> “Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.“

=> “Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu. Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.“

=> “Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup. Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.”

=> “Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mau berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.”

=> “Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.”

=> “Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi. “

=> “Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping. Dan hanya dengan mendengar kata ‘Hai’ darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.”

=> “Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu, dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.”

=> “Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh. “

Ya udahlah, kira-kira semua perasaanku yang akhir-akhir ini ada padaku, tergambarkan dengan jelas dalam artikel itu, namun demikian jalan hidupku akan kulanjutkan dengan kutipan dari tembang ‘Bohong” tadi..

=> “Pergilah sayangku, janganlah menoleh padaku, aku hanya menangis bahagia, ku tak mau kau melihat air mataku. Tidakkah kau sadari, dari hari ke hari ku memujamu, memanjakanmu dengan sepenuh hati, tetapi yang terjadi hancurlah mimpi-mimpi, ku dapati dirimu telah pergi”.

Akhir kata, malam ini aku kembali keluar dari rumahku, untuk berdoa. Malam sunyi di luar, hanya suara jangkrik dan kelelawar yang kudengar. Kulihat satpam kompleks ku dari RT sebelah sedang duduk jauh disana. Dan satpam RT ku sendiri ku intip sedang tidak berada di pos nya.

Langkah kakiku membawaku kepadanya untuk sekedar bertegur sapa, dan kulihat dua orang temannya yang sedang memancing belut di selokan, seperti setiap malam bila hujan telah mengguyur bumi. Tak lama kemudian, terdengar suara sebuah motor mendekati kami, ternyata pak Win, polisi kamtibmas yang sedang berpatroli, dia menyapa ku seperti setiap malam bila kami bertemu.

Setelah bertegur sapa dengan mereka, aku pun melanjutkan langkahku sambil berdoa dalam hati: “Ya Tuhan ku, aku berterima kasih padaMu, kamu telah kabulkan doaku, dia yang kucintai telah bahagia, jaga dirinya dan limpahkan kasihMu padanya. Jangan biarkan hatinya hancur lagi seperti beberapa taon silam. Aku serahkan dirinya padamu ya Tuhan. Terima kasih.”

Dan aku kembali berdendang dalam hati: “Sesungguhnya hatiku, ingin menahanmu, kamu jangan pergi, sesungguhnya jiwaku bisa gila jika hidup tanpamu, aku terlalu mencintaimu..”