Wah, aku baru dapat ajakan ikutan acara Camp Pria Sejati nih. Jadi tersanjung aku diperbolekan ikutan camp seperti itu, mungkin karena dianggap tergolong Pria Sejati.
Tapi apa sih Pria Sejati itu? Jujur aku tak tau dan saat ini juga tak mau tau, hehehe..
Dan tentunya ajakan ikutan acara kerohanian seperti itu seperti biasa kutolak dengan pasti. Ogah ah.. Napa ogah? Entah kenapa aku kok banyak berubah, dari seorang calon rohaniwan sejati jadul dulu, sekarang jadi orang yang rada-rada malas ikutan acara begituan.
Yang kadang kupertimbangkan itu, kenapa dalam iklan nya selalu dibilang kalo ikutan acara seperti itu, pasti sudut pandang kita bisa berubah ya?
Padahal dari segi ilmu psikologi yang sempat kupelajari berkenaan dengan hal yang berbau misionaris seperti ini, selalu dibilang, orang yang berusia 20an taon, akan sangat mudah dipengaruhi dalam hal kepercayaan/rohani nya, dan orang yang usianya sudah mencapai kepala tiga, sudah tergolong sulit untuk ‘diarahkan’.
Tapi gimana dengan orang yang sudah berkepala empat? Malahan makin mudah diatur atau bagaimana? Hmm.. sesuatu yang harus dipikirkan lebih lanjut.
Aku pribadi belon percaya, kalo hanya dengan mengikuti acara seminar atau camp seperti itu akan bisa mengubah sudut pandang orang, kalo dari dalam diri orang itu sendiri tak ada keinginan untuk berubah.
Jadi bila mana ada yang memang bisa berubah sifatnya jadi lebih baek, kukira karena memang dari awalnya dia mau berubah dan dia hanya mencari teman seperjuangan ataupun mencari arahnya saja.
Bila dikatakan, hanya dengan mengikuti kegiatan kerohanian seperti itu, kita akan dapat dikembalikan ke ajaran yang benar, aku juga tidak setuju. Karena ingat peribahasa yang mengatakan ‘ada banyak jalan menuju ke kota Roma’.