Thursday, April 29, 2010

Dunia Yang Ajaib

Yup, bagaimana dibilang tidak ajaib, bila setiap kali aku kenalan dengan orang baru, pasti deh ada orang laen yang sama-sama kami kenal. Atau bahasa inggrisnya itu ‘mutual friend’.

Cerita singkatnya itu, hari ini aku dapat kenalan baru lagi, anak Banjarmasin yang menetap di Surabaya sejak satu setengah dekade. Kenalnya karena dikenalkan teman ku juga, biasalah makin banyak kenal orang makin besar pula lingkup pertemanan kita.

Setelah ngobrol-ngobrol sejam lamanya, dan diusut tuntas, ngobrol kesana kemari, eh tak taunya dia kenal dengan adek angkatku yang sudah lama tak kutemui, karena dia pindah ke luar pulau.

Lucu juga sih, mungkin begitu juga ya, biarpun negara ini punya ratusan juta penduduk, namun pasti aja ada orang laen yang berada di tengah hubungan ku dengan orang tertentu itu. Sejuta cerita tentunya bisa dibicarakan, bila kita mengenal orang yang sama, dan itu tentunya membuat suasana ngerumpi jadi rame dan suasananya tidak membeku seperti layaknya dua insan yang saling berkenalan.

Memang, bila kita punya banyak teman, tentunya banyak pula yang kenal dengan teman-teman kita, dan akhirnya jadi teman kita. Contohnya semalam ada orang, cowo, yang menyapa ku di chat box nya sebuah situs pertemanan. Cowo itu sudah aku ijinkan menjadi temanku, dan baru malam itu kami bertemu di chat box dan ngobrol saling memperkenalkan diri, lucu juga sih, dua orang dewasa yang saling berkenalan, hanya karena sebuah situs pertemanan.

Tapi harus aku akui, dengan lewat situs pertemanan seperti itu, aku berhasil membuat teman dengan beberapa teman yang akhirnya jadi teman beneran. Tempat curhat, tempat ngobrol dan tempat diskusi. Saling bantu membantu ceritanya, walau ada juga yang aku belon pernah ketemu muka, namun sudah akrab nadanya bila ngobrol di telefon atau chat box.

Maklum juga tidak semua tinggal di kotaku, namun banyak juga yang tinggal di luar negeri dan tersebar di banyak negara. Asik juga sih. Nah dengan adanya kemajuan teknologi internet seperti ini, maka makin sadarlah kita bahwa bahasa standard adalah bahasa inggris. Barang siapa mengusai bahasa inggris, minimal pasif dan mampu menulis dalam bahasa inggris yang relatif baek, dia dapat mempunyai banyak teman di seluruh dunia.

Mungkin sudah saat nya murid-murid sekolah jaman sekarang ‘dipaksa’ untuk menguasai bahasa inggris, karena bahasa inggris adalah bahasa dunia. Ya tentu saja, sepertiga dari jumlah negara di dunia ini menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa ibu, karena mereka merupakan negara bekas jajahan kerajaan inggris. Dan sampai sekarang pun mereka semua masih tergabung dalam kesatuan ‘British Commonwealth’.

Istilah ‘The Commonwealth of Nations’ atau dulunya disebut sebagai ’British Commonwealth’ adalah gabungan dari 54 negara yang merdeka baek yang berbentuk Republik maupun Kerajaan . Mereka semua yang dulunya merupakan koloni dari kerjaan Inggris, dengan perkecualian dari Mozambique (bekas jajahan Portugal), Rwanda (bekas bagian dari Belgia) dan Cameroon (yang dahulunya dibagi di antara Jerman, Perancis dan Inggris) dan tentunya United Kingdom sendiri sebagai penguasa.

Pimpinan dari ‘the Commonwealth of Nations’ tentunya adalah penguasa di United Kingdom, yaitu saat ini Queen Elizabeth II. Queen dari United Kingdom ini selaen merupakan pimpinan dari ‘the Commonwealth of Nations’, juga merangkap sebagai Ratu dari yang disebut sebagai ‘Commonwealth Realms’, yaitu United Kingdom, Australia, Barbados, Canada, Jamaica dan New Zealand.

Kadang aku berpikir, andaikan aku tau hal itu dari kecil, sudah pasti aku akan lebih giat lagi mempelajari bahasa inggris, karena bahasa inggris sekarang sudah merupakan bahasa untuk segala bidang.

Maklum masanya sudah berbeda, kan dahulu itu bahasa perdagangan masi bahasa Perancis, bahasa ilmu pengetauan masi menggunakan bahasa Jerman. Tapi rupanya setelah perang dunia kedua, terjadi pergeseran besar-besaran di dunia perbahasaan ini.