Awalnya sih mau aku kasi judul ‘Belanja Subuh’, tapi kok rasanya lebih asik bila dikasi judul ‘wakeup call’.
Malam atau tepatnya pagi ini rupanya aku tak bisa tidur dengan enak. Terbangun pagi-pagi walau tidurnya juga larut malam. Jadinya jam setengah lima pagi aku memutuskan untuk berangka belanja dulu di supermarket sebelah.
Seperti biasa cuaca sejuk pagi ini, rupanya angin yang ditiup dari Australia mampir kesini. Maklum di Australia saat ini kan baru memasuki musim semi dan udara disana masi segar. Lirik kanan dan kiri, tak terliat satpam ku yang malas. Ya udahlah, hanya terliat beberapa orang berlalu lalang baru pulang dari sholat subuh di sebuah masjid dekat rumahku.
Akhirnya aku sampai di supermarketnya dan membeli beberapa barang seperti teh instant, tahu kuning, tissue dan juga melinjo. Ya aku tau tau belinjo itu tidak bagus untuk kesehatanku, karena aku ada kecenderungan menderita asam urat nantinya, walau saat ini hasil test darahku masi menunjukkan hasil yang oke. Maksudku, kalo bisa dihindari kenapa musti diderita, simple kan?
So, sewaktu di dalam supermarket, ternyata aku bertemu dengan teman lama yang larinya cepat, berbulu hitam, dan bermoncong kerucut. Siapa dia? Tentu saja teman lama nya Miki Mos. Kaget juga, karena di dalam supermarket itu ada tikusnya.
Aku seperti biasa menyempatkan diri mengobrol dengan orang-orang yang bertugas disana. Mereka bercerita kalo kerugian sebesar 15 milyar yang diderita karena salah satu cabang mereka terbakar habis itu ternyata tidak ditanggung asuransi, karena memang tidak diasuransikan. Wah jadi pingin tau nih, ini kan ada hubungannya dengan hasil produksi Pertamina, tapi rupanya seperti biasa pihak yang harusnya ikutan bertanggung jawab ternyata tidak mau tau menahu.
Maklum kan kita tau, kalo pejabat Pertamina adalah pejabat yang gemar makan gaji buta dan tidak mau tanggung jawab. Betolnya bisa dituntut tuh pihak Pertamina karena ikutan bersalah dalam banyak kasus, dan bahkan bisa dituntut sebagai ikut serta dalam pembunuhan tidak berrencana. Bagiku Pertamina sudah bermaen dengan nyawa manusia nih. Harus dibasmi, tapi salah sendiri pada semua yang menginginkan pemerintah model begini.
Sewaktu aku ngobrol dengan petugas di sana, ternyata mereka tau kalo ada tikusnya, namun sangat sulit di basmi. Iseng aku usulkan agar mereka piara burung hantu saja. Kontan mereka tersenyum dan menimpali, kalo peliara burung hantu dalam supermarket, nanti pegawainya yang lari, hahaha.. nah ya, kalo di Eropa atau Amerika sana, bila ditemukan tikus di dalam sebuah supermarket, pasti supermarketnya ditutup paksa dan pemiliknya dijebloskan dalam penjara, karena dianggap bermaen dengan kesehatan manusia. Tapi ini Indo, negara hukum, dimana semua bole, dan aturan dibuat untuk dilanggar karena yang berlaku di sini seperti biasa adalah ‘Hukum Rimba’, ya negara hukum rimba maksudku.
Yup akhir perjalananku membawaku ke depan computer dan mulai mengunyah belinjo ku. Karena belinjo mengandung penyebab meningkatnya kadar asam urat dalam darah, maka aku bertekat untuk banyak minum air, karena asam urat larut dalam air.
Dari televisi yang kupasang, ternyata diberikan terjadinya gunung meletus di Sulawesi Utara dan tentang beberapa orang yang hilang. Waduh, kasian juga ya. Juga ada berita tentang cuaca buruk di Jakarta sampai mengakibatkan banjir setinggi 50 cm di beberapa tempat dan tentunya juga berdampak pada penundaan pendaratan beberapa pesawat terbang di bandara internasional Soekarno Hatta.
Duh Jakarta rupanya sudah tidak cocok untuk dijadikan ibukota, pindahkan ke Makasar aja, tempat asal pak Jusuf Kalla. Lagian kan Makasar sudah berkembang menjadi kota modern dan penuh dengan hiburannya. Dan wacana tentang usulan pemindahan ibukota ke Makasar sudah terdengar sejak pak Jusuf Kalla menjadi wakil presiden dan tentunya wacana itu aku dukung. Maklum lama penerbangan dari kotaku ke Jakarta dan ke Makasar sama aja, sama-sama satu jam, jadi tak ada efek negatif nya bagiku, hehehe..
Kemudian tentunya di susul oleh iklan favoritku yang mendidik orang men-cat rumahnya bukan dengan kuas atau rol pengecat dinding, tapi dengan teknik lempar kaleng cat ala pelempar cakram. Yup bagus tuh idenya. Tak terasa subuh sudah lewat dan matahari sudah mulai mereka, saat untuk mengirim tulisanku ini ke blog ku.. sampai besok..