Dedikasi: S Lily
Kisah kedua yang menarik minta dari temanku Lily itu, adalah hal mengenai perbedaan khas atau perbedaan yang mendasar yang digambarkan oleh cerita singkat pastor Anthony de Mello SJ.
Cerita nya yang berjudul ‘A Vital Difference’ aku kutipkan kembali di sini:
Uwais, the Sufi, was once asked: ‘What has Grace brought you?’
He replied: ‘When I wake in the morning I feel like a man who is not sure he will live till evening.’
Said the questioner:
‘But doesn’t everyone know this?’
Said Uwais: ‘They certainly do. But not all of them feel it.’
No one ever became drunk on the word ‘wine’
Kembali seperti biasa, makna dari cerita pendek itu ada di kalimat terakhirnya, yaitu: ‘tidak akan ada seorangpun yang menjadi mabok karena kata anggur’. Nah apa artinya?
Mari kita liat beberapa baris di atasnya yang kira-kira berarti, ‘banyak dari kita yang tau bahwa tidak semua tau apakah besok pagi kita masi hidup, namun tidak semua merasakan kegembiraan yang dialami oleh beberapa orang’.
Ya terus terang, dari berbagai aliran agama dan kepercayaan yang pernah kupelajari, mungkin hanya agama Islam yang mengajarkan jemaat nya untuk bersyukur setiap pagi. Tepatnya diajarkan adalah di pagi hari bersamaan dengan terbitnya matahari untuk mengucap syukur sebelon beraktifitas.
Mengapa bersyukur di pagi hari, karena kita telah dijaga sepanjang malam oleh sang Pencipta selama kita tertidur. Kita kan tau bila kita tertidur, artinya kan kita tidak berada di dunia ini untuk sementara waktu. Nah siapa yang bisa menjamin bahwa keesokkan harinya kita masi bisa bangun dengan sehat?
Banyak yang tau bahwa kehidupan kita adalah anugerah sang Pencipta, tapi siapa yang mau bersyukur setiap pagi ?
Mungkin itulah yang harus kita biasakan, pagi hari kita harus merasa bersyukur kepada sang Pencipta, karena kita telah dijaga beberapa jam sebelonnya, dan dibangunkan dalam keadaan sehat dan masi dapat kembali beraktifitas dan meneruskan apa yang telah kita rencanakan.
Bandingkan dengan orang yang bangun tidur nya di kamar rumah sakit. Masi dapatkah mereka bersyukur dengan selang yang terpasang di hidungnya? Mustinya harus, kenapa? Karena mereka masi bisa tidur..
Maka mari kita menyadari (bukan hanya cukup puas dengan merasa tau) dan mulai bersyukur setiap hari, begitu mata kita terbuka, marilah bersyukur dan berterima kasi, kita masi bisa bangun dan meliat terang. Mata masi berfungsi, hidung masi bernafas dan telinga masi mampu mendengar..