Sunday, May 2, 2010

Tahu dan Reuni

Tahu yang kita kenal sebagai makanan ringan yang berasal dari China dulunya, ternyata banyak dijumpai dalam beberapa acara reunian.

Aku juga baru taunya itu sekitar pertengahan 2007, ketika aku panggil teman-teman lawasku dari jaman SMA untuk berkumpul kembali dan direspons dengan baek oleh puluhan teman. Dan disana, aku liat, ada yang membeli tahu yang digoreng kecil-kecil dan disajikan dengan petis.

Eh ternyata setelah mengikuti beberapa pertemuan yang diadakan di banyak foodcourt, aku baru kemaren memperhatikan, ternyata bila disana ada yang berjualan tahu petis, pasti deh ada aja yang beli makanan ringan itu sebagai teman ngobrol. Disamping air minum gelasan.

Hmm.. mungkin suatu bisnis yang menguntung bila demikian. Bayangkan kita cukup membuka stan yang berjualan tahu petis goreng dan air minum gelasan, pasti laku punya, karena tahu yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan dan diambil sarinya ini adalah makanan masyarakat ini cukup digemari di seluruh dunia dan tidak terdengar ada yang alergi terhadap tahu.

Terhadap petis mungkin aja ada yang alergi. Karena petis ini hanya dikenal di Indo, berbeda dengan terasi yang dikenal di lebih banyak negara di Asia Tenggara seperti di Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, selaen di Indo.

Petis sendiri kalo asli, dibuat dari produk sampingan pengolahan makanan berkuah, seperti dari pindang, kupang atau udang, yang dipanaskan hingga cairan kuah mengental menjadi saus padat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah karamel gula batok. Ini menyebabkan warnanya menjadi coklat pekat dan rasanya manis.

Selaen dari bahan sampingan pengolahan pindang, kupang atau udang, petis juga dapat dibuat dari hasil sampingan dalam proses pembuatan dendeng dan abon sapi. Aroma 'amis' petis yang dihasilkan tentu berbeda antara petis udang, petis kupang dengan petis sapi.

Petis sendiri biasa dipakai sebagai penyedap dari rujak (cingur, tahu, gobet, manis), kupang lontong khas Sidoarjo, semanggi khas Surabaya, lontong balap Wonokromo di Surabaya, tahu campur khas Lamongan, tahu tek dari Lamongan, atau campor di Madura. Telur Petis di Surabaya termasuk hidangan rumahan yang favorit.

Jadi terpikir nih, laen kali bisa mengadakan acara reunian, cukup pesan tahu petis dan air minum gelasan aja sebagai teman berceloteh dari semua pesertanya, murah meriah dan tidak membebani kocek dari panitia nya. Harus dicoba laen kali tuh.

Wah jadi teringat sama tembang lawasnya Jamal Mirdad yang berjudul ‘Madu dan Racun’ yang juga dinyanyikan dalam beberapa variasi yang laen oleh Arie Wibowo dan 3nity dan bahkan J-rocks pun ikutan meng-cover lagu klasik ini. Tapi aku tak mau bahas lirik dari tembang lawas ini, tapi sekedar cover version dariku, yang berjudul ‘Tahu dan Petis’

Engkau yang kuning
Engkau yang manis
Engkau yang hangat

Selalu menggoda
Untuk disantap
Bersama petismu

Di balik aromamu
Di tabir asap hangatmu
Ku melihat
Dua piring di atas mejaku

Tahu di piring kananku
Petis di pring kiriku
Aku tak tahu mana yang
Akan ku makan terdahulu