Friday, May 7, 2010

Bersyukur

Bersyukur atau berterima kasih adalah suatu sikap menghargai kegunaan atau nikmat yang telah atau akan diterima. Rasa bersyukur seringkali ditumpukan dalam banyak agama. Baek itu kepada dewa dewi, kepada Tuhan, kepada Allah maupun kepada Sang Buddha maupun kepada semua yang dianggapnya sebagai Sang Mahakuasa.

Untuk apa kita bersyukur?

Ini adalah beberapa contoh keadaan yang sudah terlupakan bagi sebagian besar dari kita untuk mengucap bersyukur setiap hari dan bahkan setiap saat:
1. Mempunyai atau lebih tepatnya dikarunia anggota tubuh yang lengkap. Kadang kita baru menyadari hal ini setelah kita kehilangan salah satunya atau berkurang fungsinya.
2. Diberikan kesehatan. Yang satu ini tidak bisa dinilai dengan uang. Jika kita sakit, kita akan mengeluarkan banyak uang untuk pengobatan dan perawatan dan bahkan juga mungkin merepotkan orang sekitar kita yang terganggu atau merawat kita sehingga mereka kehilangan waktu luang mereka yang semestinyaa dapat mereka gunakan untuk bersantai atau melakukan hal yang laen.
3. Kepemilikan. Banyak orang tidak pernah bersyukur atas apa yang telah dipunyai nya, banyak yang menjadi iri hati dan bahkan menginginkan harta orang laen secara tidak benar. Alangkah bahagia nya kita bila kita mampu dan mau bersyukur atas apa saja yang telah kita punya dan tidak bersirik kepada orang laen yang mungkin mempunyai kelebihan. Ingat, seorang raja pun yang kaya raya dan punya banyak istana hanya dapat tidur di atas satu ranjang di satu rumah dan makan sepiring penuh, sama seperti yang laen.
4. Keamanan. Bisa dibilang semua orang tidak pernah bersyukur atas keamanan yang dikecapnya. Bila kita bandingkan dengan orang laen yang tinggal di daerah konflik misalkan, mereka tidak dapat tidur dengan pulas, mereka tidak dapat keluar rumah dengan perasaan aman. Bahaya mengancam di mana-mana. Memang betol begitu kita keluar rumah, bisa saja bahaya mengancam, seperti jambret, copet, rampok dan bolo-bolonya. Maka dari itu kita harus selalu bersyukur selalu atas keadaan aman ini.
5. Kemampuan bersyukur. Ya betol, kita harus bersyukur bila kita mampu bersyukur. Kenapa demikian? Dengan bersyukur kita semakin dapat bersikap seperti tanaman padi, yang katanya semakin berisi semakin menunduk. Atau dengan kata laen, semakin kita diberikan kenikmatan oleh Tuhan, maka semakin dalam pula kita harus menunduk mengucapkan terima kasi kita kepadaNya.

Ingat, semua di dunia ini bersifat sementara, sewaktu-waktu dapat diambil kembali olehNya. Maka dari itu dalam setiap keadaan dan situasi, bersyukurlah.

Aku kebetulan mendapat sebuah cerita kuno dari Tiongkok, ini aku copy paste kemari untuk dapat direnungkan:

Dalam segala hal, bersyukurlah. Pasti ada baiknya.

Dikisahkan bahwa pada jaman dahulu di Tiongkok, ada seorang Kaisar yang memiliki Penasehat yang setia. Ketika musim panas berkepanjangan datang, Kaisar bertanya kepada Penasehatnya : ‘Kenapa musim panas kali ini lama sekali, ada apa ini? Bagaimana menurutmu? ‘
Lalu Penasehat menjawab .’Gooddd’. Sang kaisar pun mengartikan nya sebagai ‘baek’, karena ‘good’ kan dari bahasa inggris yang artinya ‘baek’.

Lalu musim berganti, dan kini giliran musim dingin yang berkepanjangan. Kaisar lalu memanggil Penasehatnya dan bertanya : ‘Kenapa musim dingin kali ini juga lama sekali, ada apa ini? Bagaimana menurutmu Penasehatku?’.
Sang Penasehat tanpa banyak komentar menjawab ‘Goooddd....’

Sang Kaisar bingung mendengar komentar Penasehat, tetapi karena dipercaya, akhirnya Kaisar tidak mau banyak mikir.

Kemudian suatu ketika, Kaisar yang suka berburu, pergi berburu dengan pasukannya. Ketika memasuki daerah hutan yang lebat, Kaisar menggunakan pedangnya untuk membuka jalan dan tanpa disengaja memotong putus jempolnya sendiri.

Setibanya sampai di Istana, Kaisar langsung memanggil Sang Penasehat dan bertanya : ’Apa maksud dari kejadian ini, kenapa saya bernasib buruk hari ini, pertanda apa ini?’.
Sang Penasehat kemudian menjawab ‘Goooddd...’

Namun kali ini Kaisar menjadi berang karena Sang Penasehat malah mengatakan kejadian itu baik adanya. Akhirnya Kaisar memanggil pengawalnya dan menjebloskan Sang Penasehat ke penjara.

Beberapa teman Sang Penasehat menyesali jawabannya dan kemudian menanyakan keadaannya dia penjara. Lucunya Sang Penasehat hanya menjawab : ‘Goooddd... ‘

Waktu berlalu, tiba waktunya bagi sang Kaisar untuk pergi berburu, namun kali ini karena keasikan mengejar mangsanya, akhirnya Sang Kaisar dan pasukannya tersesat di dalam hutan dan kemudian tertangkap oleh penduduk pedalaman yang ternyata primitif dan kanibal. Penduduk pedalaman itu tidak tahu bahwa mereka menangkap seorang Kaisar. Lalu Kaisar dan beberapa pasukannya tertangkap dan diikat.

Lalu tiba saatnya sebelum hendak dimakan, ketua suku pedalaman itu mengadakan upacara ritual kepada dewa-dewa dan kemudian mengecek mangsa-mangsanya. Ternyata hanya manusia yang tidak bercacat yang diperbolehkan untuk dimakan. Dan ketika memeriksa Sang Kaisar ditemukan bahwa salah satu jempolnya sudah tidak ada, akhirnya Kaisar dibebaskan.

Akhirnya teringatlah Sang Kaisar akan Penasehatnya yang setia, dan setelah berhari hari akhirnya Kaisar bisa menemukan jalan pulang ke istananya dan sesampainya di istana dia langsung memerintahkan untuk memanggil Penasehatnya.

Begitu keduanya bertemu, Sang Kaisar menceritakan kejadian yang baru saja menimpanya dan menangis menyesali perbuatannya, tetapi anehnya Sang Penasehat kembali berkata ‘Gooodddd...’

Mendengar jawaban Penasehatnya, Kaisar kebingungan kenapa Penasehatnya berkata demikian dan dia bertanya ‘Kenapa Goooddddd? Bukankah seharusnya kamu kecewa akan keputusan saya?’

Sang Penasehat kemudian berkata ‘Kaisar, jika Anda tidak memasukan saya kedalam penjara, pasti hari ini saya sudah binasa, karena saya pasti menemani Anda berburu dan pasti juga ditangkap dan akan dimakan oleh orang-orang kanibal itu !’

Apa moral dari cerita ini? Dalam segala sesuatu mengucap syukurlah selalu kepada Tuhan, mungkin kita belon tahu apa maksud kejadian yang menimpa kita, tapi Dia punya Master Plan yang terbaik untuk kita, asalkan kita mau taat dan bersandar pada-Nya.