Sunday, May 23, 2010

Burung Berkicau

Ya hari ini rupanya pengetauanku ditambah satu lagi oleh temanku Mery. Di ternyata adalah jemaat dari sebuah gerejanya tidak aku kenal sebelonnya. Menarik sih bila diketaui bahwa ada banyak orang berlomba-lomba mewartakan firman Tuhan, sesuai dengan pesannya dalam Alkitab di kitab Matius 28:16-20 (Perintah untuk memberitakan Injil):

(16) Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
(17) Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
(18) Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
(19) Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
(20) dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Sebenarnya aku ingin mengulas tentang keberadaan gereja tersebut, sangat sungguh berbeda dengan gereja yang laennya, terutama tidak dibedakan antara umat dan gembala (baca: pastor atau pendeta), tidak ada gembala resmi dari gereja ini, dan oleh karena itu semua orang bole membaptis orang laen yang ingin masuk ke gereja ini, juga semua bole berbicara bebas di dalam lingkungan gereja termasuk berkotbah.

Lebih menarik lagi, banyak orang yang masuk dalam komunitas ini, kemudian baru sadar, bahwa lebih banyak dibahas mengenai hidup sesuai anjuran dari Paulus, ketimbang dari Yesus sendiri. Juga bahkan doa yang diajarkan Yesus termasuk tidak atau jarang untuk didoakan. Itu yang membedakan antara gereja ini dan gereja pada umumnya.

Ya tapi aku tak mau masuk dalam polemik gereja ini dan itu, tapi aku jadi teringat pada buku ‘Burung Berkicau’ yang ditulis oleh seorang biarawan dan pastor Katholik dari ordo Serikat Jesuit yaitu Anthony de Mello SJ, yang di terbitkan di Indo oleh Yayasan Cipta Loka Caraka. Isinya terutama yang mengenai perbedaan satu gereja dan gereja laennya adalah yang aku kutip dibawah ini:

107. JESUS MENONTON PERTANDINGAN SEPAKBOLA

Jesus Kristus berkata bahwa Ia belum pernah menyaksikan pertandingan sepakbola. Maka kami, aku dan teman-temanku, mengajakNya menonton. Sebuah pertandingan sengit berlangsung antara kesebelasan Protestan dan kesebelasan Katolik.

Kesebelasan Katolik memasukkan bola terlebih dahulu. Jesus bersorak gembira dan melemparkan topinya tinggi-tinggi. Lalu ganti kesebelasan Protestan yang mencetak goal. Dan Jesus bersorak gembira serta melemparkan topinya tinggi-tinggi lagi.

Hal ini rupanya membingungkan orang yang duduk di belakang kami. Orang itu menepuk pundak Jesus dan bertanya: 'Saudara berteriak untuk pihak yang mana?'

'Saya?' jawab Jesus, yang rupanya saat itu sedang terpesona oleh permainan itu. 'Oh, saya tidak bersorak bagi salah satu pihak, Saya hanya senang menikmati permainan ini.'

Penanya itu berpaling kepada temannya dan mencemooh Jesus: 'Ateis!'

Sewaktu pulang, Jesus kami beritahu tentang situasi agama di dunia dewasa ini. 'Orang-orang beragama itu aneh, Tuhan,' kata kami. 'Mereka selalu mengira, bahwa Allah ada di pihak mereka dan melawan orang-orang yang ada di pihak lain.'

Jesus mengangguk setuju. 'Itulah sebabnya Aku tidak mendukung agama; Aku mendukung orang-orangnya,' katanya. 'Orang lebih penting daripada agama. Manusia lebih penting daripada hari Sabat.'

'Tuhan, berhati-hatilah dengan kata-kataMu,' kata salah seorang di antara kami dengan was-was. 'Engkau pernah disalibkan karena mengucapkan kata-kata serupa itu.' 'Ya --dan justru hal itu dilakukan oleh orang-orang beragama,' kata Jesus sambil tersenyum kecewa.