Tuesday, March 16, 2010

Nyepi di Bali

Hari ini kembali seperti setiap 360 hari sekali, adalah taon baru di penanggalan Saka (Caka atau Saliwahana). Penanggalan Saka mulai digunakan dari taon 78 Setelah Masehi. Penanggalan Saka ini menganut perputaran bulan dan lamanya ditentukan eksak 30 hari, sehingga berbeda dengan kalendar internasional yang ditentukan oleh perputaran bumi terhadap matahari. Penggalan Saka ini terdiri atas 12 bulan sehingga setiap musim di India (Warsa (musim hujan), Sarat (musim rontok), Hemanta (musim dingin), Sisira (musim sejuk berkabut), Basanta (musim semi) dan Grisma (musim panas)).

Saliwahana sendiri adalah nama seorang Raja yang berkuasa di India jaman dulunya setelah berhasil menaklukkan suku Saka. Raja Saliwahana berasal dari India bagian utara. Yang belon jelas itu, apakah Raja Saliwahana kemudian berhasil ditaklukkan oleh Wikramaditya, saingannya, atau tidak.

Suku Saka sendiri berasal sebagian dari suku bangsa Turki, Tatar, Arya (suku Scythia) dan Yunani. Suku ini beranak pinak di daerah yang bernama Baktria (sekarang Afganistan).

Sebelon pengaruh dari Islam masuk ke Indo, pananggalan Saka adalah penanggalan yang digunakan oleh semua orang di belahan barat dari Indo, dimana pengaruh Hindu sangat besar. Suku Jawa dan Bali kemudian sedikit memodifikasi kalender ini sehingga pas untuk digunakan.

Setelah pengaruh Islam masuk ke Indo, Sultan Agung di Mataram memodifikasi kalender ini menjadi kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan dari penanggalan Islam dan penanggalan Saka. Sementara itu kalender Saka murni masi digunakan oleh suku Tengger dan orang di Bali yang beragama Hindu hingga sekarang setelah disesuaikan dengan keadaan setempat.

Nyepi (baca: menyepi) adalah perayaan taon baru Saka yang dimulai dengan menyepi dan jatuh pada bulan ke sembilan di penanggalan Saka (Maret-April). Pada hari ini seluruh kegiatan ditiadakan, termasuk semua pelayanan umum, namun tidak untuk rumah sakit.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Buwana Alit (alam manusia/mikrokosmos) dan Buwana Agung/makrokosmos (alam semesta).

Terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu untuk menyambut kedatangan hari spesial ini. Dua tiga hari menjelang hari Nyepi dilakukan tradisi Melasti yaitu arak-arakan alat sembahyangan ke laut dengan tujuan untuk menyucikannya. Sehari sebelon Nyepi diadakan acara Tawur atau Pecaruan (penyediaan sesajen seperti nasi lima warna untuk tujuan yang sama ), dan Pengrupukan (upacara pengusiran setan dengan berbagai bunyi-bunyian dan obor).

Puncaknya di bulan ke sepuluh pada tanggal yang pertama, umat Hindu melaksanakan Penyepian "Catur Brata" yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Bagi yang mampu juga dapat dilaksanakan brata dengan mengekang hawa nafsu, yoga untuk menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa untuk melatih ketahanan penderitaan, dan samadi (sujud dan berdoa menjadi satu dengan Sang Pencipta dengan tujuan mencari kesucian lahir batin).

Rangkaian upacara peringatan taon yang baru dengan hati yang suci ini ditutup pada hari kedua pada bulan ke sepuluh dengan Ngembak Geni (menyalahkan api). Acara ini adalah acara bersilaturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain. Nah apa yang biasanya kita kenal dari rangkaian acara Lebaran untuk Umat Islam dengan silahturahmi itu sebenarnya berasal dari tradisi ajaran agama Hindu.

Nah ya, semoga semua dari kita dapat memulai awal yang baru dengan hari yang bersih.

Om Swastiastu. Selamat hari raya NYEPI tahun baru Caka 1932.
Matur suksma, tur ampura dahat - Mohon maaf dengan sangat-sangat