Seperti setiap malam, aku selalu menyempatkan diri untuk keluar rumah dan berdoa. Terkadang aku memandang langit yang berawan, namun tak jarang juga aku melihat bulan atau konstelasi bintang.
Seperti kemaren malam aku keluar rumah dan melihat ada ‘halo’ di sekitar bulan. Tentunya bukan halo sebagai ucapan 'hai' seperti yang layaknya orang saling menyapa. Namun yang kumaksud itu halo sebagai fenomena optis yang juga dikenal dengan nama laen ‘nimbus’ atau ‘icebow’.
Yang kumaksud kulihat kemaren malam adalah ‘circular halo.’, karena bentuknya benar-benar bundar sempurna. Halo ini sebenarnya dibentuk oleh adanya kristal es atau uap air di lapisan udara troposfer sekitar lima sampai sepuluh kilometer dari atas permukaan laut. Sinar bulan atau matahari yang berhasil menembus awan tipis nantinya akan terpantul oleh kristal es ini dan menimbulkan efek dispersi (pembiasan).
Tergantung dari sudut pantul ke kumpulan kristal es atau uap air di troposfer ini, halo akan mempunyai beberapa warna pendar di mahkotanya (lebih dikenal dengan sebutan corona). Misalkan bila yang kita lihat di lapisan dalam dari corona ini berwarna kemerahan dan diluarnya berwarna kebiruan, maka sudut pantul nya adalah 22 derajat.
Namun karena langit rada mendung semalam, maka halo yang kualami hanya halo dari bulan purnama biasa yang sulit kukenal dispersi warna corona nya dengan mata telanjang.
Keberadaan halo sendiri biasanya dihubungkan dengan fenomena meteorologi dan untuk ramalan cuaca. Karena aku tinggal di daerah tropis, maka sangat mungkin halo tersebut dibentuk karena adanya uap air diudara, pertanda akan datang nya hujan.
Demikian pula tidaklah mengherankan, bila badan meteorologi klimatologi dan geofisika hati ini memberikan peringatan akan datangnya cuaca buruk untuk tiga hari ke depan di daerah dimana aku tinggal.
Nah malam ini aku kembali keluar setelah hujan gerimis selesai, untuk mengucap syukur seperti setiap harinya. Maklumlah orang yang selalu bersyukur adalah orang yang berbahagia. Dan setiap orang ingin bahagia.
Konstelasi rasi bintang yang kulihat tentunya Pisces (baca: paises) atau lebih tepatnya Pisces Austrinus karena aku kebetulan berada di belahan bumi selatan. Pisces ini adalah rasi bintang berbentuk ikan yang nampak di langit antara tanggal 20 Februari sampai dengan 20 Maret dan dinamai oleh Claudius Ptolemaeus, seorang ahli geografi, astronomi dan astrologi dari Yunani yang meninggal pada taon 168 pada usianya yang ke 78 taon.
Indah sekali terlihat gemerlip cahaya bintang yang berusaha menembus atmosfer bumi yang mengandung bermacam debu. Terkadang memandang bintang begitu mengingatkan aku akan keberadaanku yang sendiri di universum ini. Ya aku sendiri saat ini, hanya bisa menceritakan isi hatiku pada computer dan nanti malam akan kuterbitkan ke blog ku dan siapa saja bisa ikutan membacanya.
Dan malam ini aku kembali teringat pada movie Sleepless in Seattle yang kemaren kuulas itu, di dalamnya kan ada tembang nya Nat King Cole yang berjudul Stardust. Masi terngiang di telingaku lantunan jazz yang apik dari Nat King Cole yang menghembuskan nafas terakhirnya lima taon sebelon aku dilahirkan tersebut.
Sayang penyanyi jazz legendaris ini meninggal karena kanker paru-paru yang sangat mungkin disebabkan oleh kegemarannya menghisap rokok menthol bermerek Kool yang konon kabarnya menggaransi membuat nada suaranya tetap rendah dalam setiap penampilannya.
Keinginanku untuk menyenandungkan melodi Stardust itu, akhirnya membuatku mencari tembang itu dari kumpulan musikku dan mulai bersenandung lirih seirama dengan lantunan penyanyi aslinya.
Indah, indah sekali hidup ini. Aku bersyukur mempunyai ingatan yang bagus dan masi bisa bersenandung malam ini, untuk menghibur diriku dari kenyataan bahwa malam ini aku sendiri.
And now the purple dusk of twilight time
Steals across the meadows of my heart
High up in the sky the little stars climb
Always reminding me that we're apart
You wander down the lane and far away
Leaving me a song that will not die
Love is now the stardust of yesterday
The music of the years gone by
Sometimes I wonder why I spend
The lonely night dreaming of a song
The melody haunts my reverie
And I am once again with you
When our love was new
And each kiss an inspiration
But that was long ago
Now my consolation
Is in the stardust of a song
Beside a garden wall
When stars are bright
You are in my arms
The nightingale tells his fairy tale
of paradise where roses grew
Though I dream in vain
In my heart it will remain
My stardust melody
The memory of love's refrain