Monday, March 1, 2010

Berlibur Ke Daerah Tropis

Wah jadi kangen dengan lagu lawasnya Gerard Joling nih, itu lho penyanyi Belanda yang sudah berusia setengah abad yang dulunya ngetop dengan tembang romantis-romantis nya seperti Ticket to the Tropics, Love is in Your Eyes dan No More Boleros. Yahut punya deh tembang produksi pertengahan taon 80an.

Maklumlah bila hatiku sedang melow belou, maka aku bongkar-bongkar lagi lagu-lagu lawas yang pas di hati. Dan ini salah satunya, Ticket To The Tropics, dimana dikisahkan seorang lelaki yang hatinya terluka dan ingin pergi sejenak menjauh ke daerah tropis untuk menyembuhkan lukanya.

Apa sih yang dicari semasa hidup ini? Kebahagiaan kan? Lagian orang hidup tidak lama-lama amat kok. Nah mau apa lagi? Jadi teringat nih sama salah satu petuah dari seorang pemuka agama Buddha yang mengatakan, bahwa bila kita mempunyai suatu tekad atau resolusi, maka kita jangan hanya hepi-hepi saja.

Karena tidak cukup ada resolusi saja yang kita punyai, namun harus ada strategi dan tentunya harus ada realisasinya. Seperti yang kita ketahui dari peribahasa bahasa china, perjalanan yang panjang pasti akan dimulai dengan satu langkah awal.

Bila hanya ada resolusi yang tidak dilengkapi oleh strategi dan realisasi, maka yang ada hanyalah angan-angan. Apabila resolusi hanya dilengkapi dengan strategi tanpa realisasi, maka hasilnya adalah daftar impian.

Bila kita ingin mendapatkan hasilnya, maka realisasi dari daftar impian kita itu sangat penting. Jadi intinya ketiga faktor ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga hasil dapat dicapai pada akhirnya.

Pemikiran seperti ini adalah suatu kesempatan yang bagus untuk mendapatkan semangat baru, yang bisa berimbas pada keberhasilan, kesuksesan dan kebahagiaan. Bukannya kita semua mencari kebahagiaan?

Karena sifat manusia yang hanya ingin bahagia itu, maka dia cenderung ingin mengenang atau mengulang kejadian yang indah-indah dan melupakan yang menyedihkan.

Sekarang gimana caranya mencari kebahagiaan? Mudah saja, bila kita coba menunjukkan dengan jari kita ke seseorang yang kita anggap sukses, maka tanpa sadar kita menunjukkan jari-jari yang laen ke arah kita sendiri. Dengan kata laen, kita mencari kebahagiaan tak perlu jauh-jauh, cukup dalam diri kita sendiri. Semuanya sudah terdapat disana, bila kita mau mensyukuri keadaan kita, maka kita akan bahagia, simple kan?

Ya udahlah, sejauh-jauhnya kodok bisa melompat, ada kalanya dia kecebur ke dalam kolam juga, bukankah hal itu yang kita pelajari dahulu? Bila kita ingin lari dari kenyataan, toh akhirnya percuma juga menurut pandangan yang tadi itu. Jadi sebetolnya untuk apa ya kita pergi jauh-jauh bila akhirnya kita balik juga?

Kurasa kita akan bahagia bila kita mau membuka mata untuk menyadari bahwa telah begitu banyak yang kita miliki saat ini. Paling tidak setiap malam selalu kuusahakan untuk keluar rumah dan berdoa mengucap syukur atas segala yang ku punya dan ku dapat, sehingga aku bisa pergi tidur dengan penuh pengharapan akan indahnya hari esok.

Sebaliknya kita tak akan merasa bahagia bila kita tak mau membuka hati dan bersyukur atau bahkan malah berusaha meraih sesuatu yang tidak dapat diraih, jadi seperti memaksakan diri untuk mendapatkan segala yang diinginkan.

Dalam banyak kasus, kita jadi buta karena keegoisan kita sendiri, hanya memikirkan diri sendiri dan bersikap serakah. Namun sikap seperti itu tanpa kita sadari, malahan membuat kita tak bahagia, karena pasti kita selalu berusaha membandingkan apa yang kita punyai dan apa yang dipunyai orang laen.

Bila kita mempunyai pegangan atau kepercayaan, maka baeklah adanya, karena bila kita percaya kalo semua yang kita peroleh dalam hidup ini adalah yang terbaek untuk kita, sesuai usaha kita, maka kita tak lagi perlu berkeras hati. Di saat yang tepat, pasti apa yang kita idam-idamkan pasti datang, walaupun mungkin tidak hari ini, kan masih ada esok hari.

Ya udah, aku berkayal dulu, membayangkan pergi ke suatu pulau yang cantik di daerah tropis. Dari bawah lindungan topiku aku mengagumi pulau di depanku yang pantainya penuh dihiasi dengan pohon nyiur yang sedang terlihat melambai ceria menyambut kedatanganku dari kejauhan.

Dan saat ini aku sedang duduk santai menghirup kopi krim hangat ku sambil mengangkat kedua kakiku ke atas kulkas mini, di atas sebuah kapal yacht kecil. Terasa ayunan tenang dari ombak yang tak pernah diam itu. Kurasakan hangatnya sinar mentari pagi yang menyengat lembut kulitku tuk mengingatkanku kalo aku masi hidup dan mataku menangkap kerlipan pantulan dari sinar matahari di permukaan air.

Bau air laut sungguh terasa menyejukkan mengingatkanku kalo indera penciumanku masi berfungsi dengan baek dan kudengar burung camar berceloteh ria mengingatkanku kalo indera pendengaranku pun masi sempurna.

Sementara deruh ombak yang memecah pantai terdengar di kejauhan bagaikan nyanyian alam yang menghibur luka hatiku, aku bersiul dan bersenandung seirama lantunan musik dari Gerard Joling yang keluar dari alat pemutar musik stereoku yang tergeletak di dek yacht mini ini.

Here I'm sitting
And it's getting cold.
The morning rain against my window, babe
While the weather looks all cold and gray.
In my mind I drift away
While I'm on my way to tropic island.
You always said I was a dreamer.
You were right

I got to buy me a ticket to the tropics
Get alone and leave this place behind me.
I got to buy me a ticket to the tropics
And prove to myself
That I can live without your love

Here I'm sitting in a beautiful place.
sun is shining on my face again.
think about the way it had to end.
Now I'm sitting here along
And it's not the way we were together
I want you to know I am going to miss you,
miss you bad.