Sunday, September 12, 2010

Monopoli

Menonton movie terus membuat perut jadi lapar. Nah untuk memastikan kalo pencernaanku juga lancar selama acara maraton menonton ini, aku biasa membeli yoghurt untuk membantu pencernaanku. Paling tidak kata temanku, bila kita sulit buang air besar, maka kita bisa coba minum yoghurt, dijamin pasti bisa buang air besar.

Lucu juga awal mulanya, tapi setelah kupikir masak-masak, mungkin ada betolnya juga, karena di dalam yoghurt biasanya terdapat susu dengan segala enzym nya. Dan kebanyakan minum susu bisa membuatkan kita makin lancar buang air besar. Pemikiran laen, di dalam yoghurt biasanya dicampurkan bakteri yang bagus untuk perut, dan itu adalah bakteri yang biasanya terdapat juga di dalam susu. Tapi itu semua tergantung juga dari proses pembuatan dan apakah yoghurt nya benar-benar yoghurt atau hanya air, pewarna, aroma dan sedikit enzym. Tapi terlepas dari itu semua, aku sendiri adalah penggemar yoghurt.

Nah tadi sore aku sempat nonton salah satu movie singkat Hercule Poirot yang berjudul ‘The Lost Mine’. Kusebut singkat karena durasinya hanya 50 menit, dibandingkan dengan movie yang laen yang mencapai hampir dua jam.

Nah di awal movie itu digambarkan kalo Hercule Poirot bermaen monopoli dengan Captain Hastings. Ya monopoli. Sungguh lucu, karena awalnya Hercule Poirot yang baru belajar bermaen monopoli berpendapat, ‘it would appear that the skill plays but a little part in this game.’ yang langsung mendapatkan kontra dari Captain Hastings, ‘It’s all about skills. What to buy, when and where to put your property’.

Dan setelah itu, ketika Poirot mendarat di sebuah stasiun, dia mengemukakan minatnya untuk membeli hotel. Namun Captain Hastings tentu saja menentang dan mengatakan kalo di stasiun tidak dapat dibangun sebuah hotel. Tapi Poirot langsung menyanggahnya, seraya berkata ‘there are plenty of hotels at the railway station’. Hastings pun menjelaskan ‘that’s in the rules’. Tapi Poirot menanyanggahnya ‘well done, Hastings, the rules are wrong’. Hahaha, lucu deh.

Monopoli sendiri adalah permaenan yang kukenal ketika aku masi kecil. Banyak waktu aku habiskan untuk bermaen monopoli dengan adek-adekku. Monopoli sebagai permaen papan diperjualbelikan secara komersial secara besar-besaran untuk pertama kalinya oleh Parker Brothers, sebuah anak perusahaan dari Hasbro pada taon 1935.

Awal mulanyanya konsep permaenan monopoli ini diperkenalkan pada taon 1903 sebagai ‘The Landlord's Game’ yang dipublikasikan oleh Elizabeth Magie, seorang aktivis politik dan agama untuk memperkenalkan methode cara memonopoli ekonomi, membuat bankrut orang laen dan juga membuat kaya beberapa orang saja..

Sejak taon 1924, permaenan ini mulai diperjual belikan kepada publik. Sehingga menurut dugaan Guinness Book of Records, permaenan monopoli ini sampai dengan taon 1999 telah dimaenkan oleh paling tidak 500 juta orang dan sampai sekarang dikira sudah dimaenkan oleh lebih dari satu milyard orang dari segala usia.

Sedemikian populernya permaenan ini sehingga diciptakan banyak variasinya. Salah satu yang menarik adalah kenyataan salah satu perusahaan pembuat monopoli berlisensi ‘John Waddington Ltd.’ mendapatkan tugas dari British Secret Service pada taon 1941 untuk membuat satu set monopoli khusus untuk para tawanan di masa Perang Dunia ke dua.

Di dalam kotak monopoli itu terdapat peta, kompas, duit, dan beberapa barang yang dapat digunakan oleh tahanan Nazi untuk dapat melarikan diri. Kotak monopoli ini kemudian didistribusikan oleh sebuah yayasan kemanusiaan palsu ke penjara-penjara. Hal ini kemudian diketahui oleh pihak Nazi dan dilarang dimaenkan oleh para tahanan perang.

Sejak terjadinya pelarang ini, dan beberapa perseteruan masalah hak cipta, permaenan monopoli mulai kehilangan pamornya. Namun pada taon 1970an, sebuah buku ‘The Monopoly Book: Strategy and Tactics of the World's Most Popular Game’ yang ditulis oleh Maxine Brady lengkap dengan aturan maen nya, membuat kenangan akan permaenan legendaris ini kembali ke permukaan dan mulai diproduksi masal kembali.

Perangkat permaenan ini sederhana sekali, yakni 40 kotak yang diatur melingkar dan berisikan 28 properties (22 jalan berwarna, empat stasiun dan dua perusahaan jasa
(biasanya listrik dan air), tiga kotak kesempatan, tiga kotak komunitas, sebuah dana umum, dan pajak istimewa, dan empat sudut (start, penjara, masuk penjara dan bebas parkir).

Disamping itu tersedia satu set kartu ‘kesempatan’, satu set kartu ‘komunitas’, 32 rumah dan 12 hotel lengkap dengan uang monopoli nya.

Selaen tersedia beberapa versi, untuk para kolektor tentunya disediakan monopoli yang dijual misalkan pada taon 2000 oleh toko ‘FAO Schartz’ di New York city yang disebut dengan ‘One-Of-A-Kind Monopoly’ seharga 100 ribu dolar Amerika.

Tidak mengejutkan, bila kita meliat isinya yang antara laen
* tas monopoli dari kulit Napolino
* rumah, hotel dan tokens (termasuk dua biji dadu) yang terbuat dari emas 18-karat (75%)
* papan Rosewood
* nama jalan ditulis dengan warna emas
* kotak kesempatan yang dihiasi dengan batu emeralds
* kotak komunitas yang dihiasi dengan sapphires
* lampu mobil di bagian kotak ‘bebas parkir’ dihiasi dengan batu permata rubies
* mata uang US yang sebenarnya.


Namun menurut The Guinness Book of World Records kotak monopoli termahal di dunia dijual dengan harga $2,000,000 dan dibuat dengan emas 23-karat, di atas cerobong asap dari rumah dan hotel dipasang batu rubies dan sapphires. Set monopoli ini dibuat oleh Sidney Mobell untuk memperingati ulang taon ke 50 dari game ini di taon 1985.

Begitu menariknya sejarah monopoli ini, sampai-sampai para penulis naskah movie Hercule Poirot ‘The Lost Mine’ menambahkannya sebagai bumbu dari kisah singkat karya cipta Agatha Christie yang kutonton itu.

Kembali ke movie itu, diakhir cerita dikisahkan kalo Poirot sudah mempelajari teknik dan aturan permaenan monopoli setelah setiap malam beradu dengan Captain Hastings. Dari awalnya Poirot yang masi bego selalu salah menempatkan properties nya, namun di akhir permaenan, Poirot yang telah banyak belajar bisa memilih tempat yang strategis untuk permaenan ini.

Yang lucu nya itu, di salah satu langkah dari Hastings, dia ternyata ditentukan oleh dadu yang dikocoknya untuk berhenti di salah satu kotak milik Poirot. Namun dia diam saja, dengan harapan Poirot tidak meliatnya. Karena bilamana Poirot telah mengocok dadunya dan meliat hasilnya, maka hal untuk meminta uang sewa telah gugur. Begitu aturan maennya.

Sialnya ternyata Poirot yang juga sempat teralih perhatiannya ke sekretarisnya, sempat mengamati tepat pada waktunya sambil meminta ,’ah, rent, Hasting, two thousand Pounds, if you’re please,’.

Dengan sebal, Hasting melunasi hutangnya, yang berakibat bangkrut dan dikomentari oleh Poirot, ‘you know, mon ami. About this game you’re right all the time. It’s the skill that counts in the end.