Thursday, July 8, 2010

Meraih Final

Akhirnya setelah melalui babak penyisihan yang ketat dan juga kedua babak knock out (babak 16 besar dan babak 8 besar), dan semifinal yang sangat menarik, timnas Belanda dan timnas Spanyol berhasil lolos ke babak penentuan untuk berrebut titel bukan saja sebagai juara dunia, namun juga akan mencatatkan diri sebagai negara ke delapan setelah Uruguay, Italia, Jerman, Brasil, Inggris, Argentina dan Perancis.

Memang di kancah persepak-bolaan seperti ini, bukan hanya kualitas individu yang penting, namun juga taktik dan strategi yang diterapkan oleh pelatih dan dikoordinasi oleh kapten tim itu yang penting, dan tentunya dengan sedikit bumbu dari keberpihakan Dewi Fortuna atau dewi keberuntungan.

Paling mudah kita bayangkan, pada saat kita membuat makanan pecel atau gado-gado. Sayuran harus dipilih yang terbaek. Sayuran dalam hal ini merepresentasikan pemaen. Jadi seleksi pemaen harus bagus. Lalu yang penting lagi adalah bumbu kacangnya, yaitu taktik serta strateginya harus bagus. Dan tentunya semua itu tergantung dari yang mengaduk dan menguleg nya, yaitu sang pelatih. Semua akan menjadi pecel atau gado-gado yang lezat bila ditambah dengan sedikit perasan jeruk nipis yaitu sang Dewi Fortuna.

Bole bangga deh, rakyat Spanyol dan Belanda, karena timnas mereka meraih posisi puncak dan itu semua dilakukannya di hadapan mata milyaran penduduk bumi. Namun bagaimana dengan negara Indo sendiri ?

Mari kita perhatikan, negara Indo yang saking buruknya timnas nya bermaen sehingga tidak mencapai putaran final. Di awali dengan di putaran awal di konfederasi Asia (AFC, Asian Football Confederation dimana timnas Indo menang atas Guam yang melakukan W/O alias Walk Out sehingga timnas Indo melenggang kebabak kedua dan bertemu dengan Syria di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta tanggal 9 November 2007 dengan hasil 1 - 4 untuk timnas Syria. Pencetak gol saat itu adalah Sudarsono (Indo) di menit ke 39 dan sisanya Issmael di menit 17, Al Zeno di menit 34, Chaabo di menit 43, Rafe di menit 90+3. pertandingan dipimpin oleh wasit Mohsen Torky dari Iran.

Pada pertandingan kedua, timnas Indo dipermalukan dengan jumlah selisih gol terbanyak untuk babak penyisihan, yaitu 7 gol. Pertandingan di gelar pada tanggal 18 November 2007 di stadion Abbasiyyin di kota Damascus dengan hanya dihadiri oleh lima ribu penonton dan dipimpin oleh wasit Sun Baojie dari Republik Rakyat China. Pencetak gol saat itu adalah Chaabo di menit 40, 44 dan 87, Rafe di menit 60, 72, 90 dan Al Hussain di menit 81 melalui titip penalti.

Bayangkan dengan timnas yang amburadul seperti itu dan timnas Indo tersingkir dengan suksesnya, apa tidak malu orang yang masi memegang paspor Indo? Bayangkan juga ada berapa banyak rakyat Indo sebenarnya? Hasil sensus penduduk yang sepenuhnya dibiayai dari hutang lewat Bank Dunia belon diumumkan, dan semoga saja sebelon dekade ini berakhir sudah muncul pengumumannya.

Mari kita berasumsi, jumlah orang Indo ada 220 juta orang, masa sih dari segitu banyak orang kita tidak bisa menemukan 22 orang yang bisa bermaen bola di atas lapangan rumput tanpa tinju sekalian? Itu adalah perbandingan 1 dibanding 10 juta!

Bandingkan dengan penduduk Spanyol yang hanya 46 juta orang atau Belanda yang hanya 16 juta orang. Mereka mampu lolos ke Final Piala Dunia 2010. Berapa tuh perbandingan penduduknya? Spanyol 22 pemaen : 46 juta penduduk = 1: 2,1 juta dan Belanda 22 pemaen : 16 juta penduduk = 1 : 0.7 juta.

Dengan kata laen, Spanyol berhasil memilah satu dari 2.1 juta penduduknya untuk menjadi wakil negaranya dan mengharumkan nama negaranya di kancah dunia persepakbolaan internasional sementara Belanda mampu menseleksi satu dari 700 ribu penduduknya untuk dijadikan pemaen yang mengangkat nama negaranya?

Bagaimana dengan Indo? Bila orang-orang yang didaulat untuk memimpin PSSI tidak becus atau bahkan mau seenaknya sendiri dan melanggar aturan FIFA (misalkan tetap ngotot memimpin PSSI dari balik jeruji besi karena terakhir kena vonis dua taon penjara dari Mahkamah Agung di taon 2007 karena menyelundupkan gula impor dan juga tidak gentleman karena tidak mau menyerahkan diri), maka mimpi Indo untuk jadi tuan rumah Piala Dunia bisa dipastikan tidak akan terwujud di abad ini.

Sepak bola adalah olah raga dimana fairness dijunjung tinggi. Bila ketua Persatuannya saja pengecut seperti itu, bagaimana nasib organisasi yang dipimpinnya? Siapa yang menanggung malu? Rakyat Indo kan, kalo timnas nya bermaen ala pemaen kampungan begitu?