Tuesday, July 13, 2010

Manusia Hebat

Pagi-pagi aku dapat SMS dari teman ku yang isinya:

Ternyata manusia itu gak ada hebatnya:
- Jangan bangga punya paras elok, karena akhirnya tetap jadi tengkorak
- Jangan bangga punya mobil mewah karena kendaraan terakhir cuma mobil jenasah, itupun mobil sewaan.
- Jangan bangga punya tempat tidur yang empuk, karena tempat tidur terakhir cuma peti kayu yang keras.
- Jangan karena bangga punya rumah mewah, karena rumah terakhir cuma berukuran 1x 2 meter.
- Jangan bangga dengan titel yang hebat & banyak, karena titel terakhir untuk semua orang adalah almarhum.


Tentunya hal tersebut sudah kita ketahui, namun mungkin tidak kita sadari. Walaupun hal yang sama intinya dengan isi SMS yang kuterima di atas itu sudah kubahas pada tanggal 29 Mei yang lalu di blog ku ini dengan cerita tentang seorang Rabbi Polandia yang bernama ‘Hofetz Chaim’, namun aku dengan senang hati akan memberikan pandanganku tentang makna dari SMS di atas. Coba aku ulas satu persatu

- Jangan bangga punya paras elok, karena akhirnya tetap jadi tengkorak

Memang betol juga pendapat demikian, namun bukannya kita sebetolnya masi mungkin membuat sesuatu yang kurang elok menjadi yang elok, dengan operasi plastik misalnya? Memang terlalu bangga akan keelokkan (atau kegantengan) bisa dipandang negatif oleh yang mendapat karunia tidak seperti itu, iri hati maksudku.

Tapi biar bagaimanapun juga, semua adalah baek, dan semua itu adalah karunia. Maka jangan minder dengan apa yang kita punya dan juga jangan menyombongkan diri bila kita dapat karunia lebih. Ingat bila kita tua nanti, semua wajah dan kulit akan menjadi keriput kecuali bila kita membayar dokter ahli bedah plastik untuk membuat kulit kita kencang kembali, kerut keriput menghilang.

Namun ingat, yang terbaek adalah yang alami. Karena hasil operasi plastik terkadang tidak selamanya akan bisa bertahan lama. Dan orang yang membiarkan dirinya diubah secara operasi plastik, sebenarnya adalah orang yang secara psikologis kurang bisa menerima keadaan dirinya sendiri, jadi sebenarnya dia adalah orang yang minder.

Maka kasianilah orang yang membiarkan dirinya diubah oleh dokter begitu, karena pada dasarnya orang itu adalah orang yang tidak percaya diri. Jadi untuk apa kita harus iri pada orang yang terliat lebih mudah, lebih cantik, atau lebih ganteng. Berbahagialah dengan keadaan kita dan sadarilah, bahwa semua yang alami itu adalah yang terbaek. Maka biarlah orang laen menyombongkan kecantikan atau kegantengannya, karena itu sebenarnya adalah tanda keminderannya. Ingat semua akan menjadi tengkorak.

- Jangan bangga punya mobil mewah karena kendaraan terakhir cuma mobil jenasah, itupun mobil sewaan.
- Jangan bangga punya tempat tidur yang empuk, karena tempat tidur terakhir cuma peti kayu yang keras.
- Jangan karena bangga punya rumah mewah, karena rumah terakhir cuma berukuran 1x 2 meter.

Ketiga hal ini aku ulas bersamaan karena semua menyangkut materi.

Memang benar, bila kita telah tiada nanti, kita tidak akan membawa satu barang apapun ke alam baka. Ingat juga ulasanku di cerita si Rabbi dari Polandia itu. Tapi kadang orang harus berpikir, ‘uang bukan segalanya di dunia ini, namun dengan mempunyai uang mungkin hidup akan menjadi lebih mudah’.

Salah satu masalah terbesar di dunia ini adalah rasa iri hati yang ada di dalam hati setiap manusia. Hanya saja ada orang yang mampu mengabaikan atau mengendalikannya, namun ada juga yang tidak bisa. Masalah yang biasa disebut dengan ‘kecemburuan sosial’ ini adalah sumber dari kriminalitas, seperti maling, jambret, copet, korupsi, dan teman-teman nya.

Apa yang kita bisa usahakan bila kita berada di sini sebagai orang yang ‘berada’ hendaknyalah kita jangan memamerkan apa yang kita punya. Namun bila kita berada disini sebagai orang yang .’kurang punya.’, hendaknyalah kita tidak beriri hati pada yang laen.

Misalkan begini, kelompok pengguna motor tertentu biasanya kan hang-out bersama-sama dalam apa yang mereka sebut sebagai ‘brotherhood’. Nah kadang mereka ini sering mengadakan konvoi dan tanpa sadar telah menggangu ketentraman orang laen. Apalagi bila motor mereka itu tergolong motor mahal. Perbuatan demikian ini acap kali mengundang rasa kecemburuan sosial, dan berujung pada bentrok antar gang motor.

Bukan hanya kategori motor, bahkan di kategori telefon genggam pun, pengelompokkan itu sudah mulai terlihat. Sesama pengguna hape dengan merek yang sama mulai membuat kelompoknya sendiri. Dan kadang kala mereka secara sengaja maupun tidak sengaja membandingkan kelebihan dan kekurangan hape yang mereka punya dengan punya grup laen. Dan hal seperti ini, sering kali memecah masyarakat pengguna hape menjadi banyak grup kecil-kecil yang tidak sehat atmosfir nya. Paling tidak hal itu aku amati di sebuah forum yang terkenal di tanah air ini.

Tapi tentunya seperti ini bukan hanya ada di Indo saja. Misalkan di Amrik juga ada klub penggemar motor besar yang sangat eksklusif dan tentunya harganya bisa dibilang sama dengan harga sebuah mobil kelas menengah. Nah kemudian, ada sebuah pabrik otomotif di Jepang yang mengeluarkan model yang sama, dan tentunya dengan harga yang lebih murah. Hal itu saja sudah menimbulkan pertengkaran hebat di antara kedua grup.

Dari semua contoh ini, kita bisa sedikit belajar. Jangan menyombongkan diri. Apapun yang kita punya, hendaknyalah kita bersikap seperti pepatah padi, semakin berisi semakin merunduk. Paling tidak, dengan demikian, kita bisa mengurangi rasa iri hati dan kecemburuan sosial.

Misalkan lagi, bila orang punya hape canggih, biasanya mereka ingin pamer, dengan cara menggenggamnya agar semua orang bisa liat. Namun hal itu juga bisa mengundang jambret dan copet. Atau bila kita punya rumah mewah, yang terliat mentereng sekali, apakah hal itu tidak malahan mengundang kedatangan maling? Bila kita bepergian dan kita menggunakan mobil mewah, apakah hal itu tidak menyebabkan orang yang iri malahan mencoret mobil kita? Nah siapa yang rugi pada akhirnya?

Intinya, apapun yang kita punya, hendaknyalah kita pergunakan yang sewajarnya, jangan lebay (berlebihan). Ingat bila kita punya blekberi, orang laen mungkin punya Nokia seri X, dan masi ada lagi yang punya Sony Ericsson seri X yang lebih mahal lagi, dan tentunya masi ada lagi yang punya iPhone yang mungkin nantinya akan jadi yang termahal. Ya itu sekedar contoh saja. Karena apapun yang kita punya, kita tidak akan bawa ke alam baka. Jadi untuk apa kita pamer dan menyebabkan kerugian bagi diri kita sendiri karena kita malahan dibuat was was oleh copet, maling dan rekan-rekan nya itu?

- Jangan bangga dengan titel yang hebat & banyak, karena titel terakhir untuk semua orang adalah almarhum.
Hal terakhir ini kadang simple. Memang banyak orang yang memamerkan titel akademis nya menjadi panjang seperti kereta api. Namun apa yang terjadi bila dia berbuat tidak sesuai dengan titel nya? Misalkan seorang ahli hukum dengan segala jenis titel yang ada, namun berbuat melanggar hukum. Siapa yang malu kalo begitu?

Aku dulu hidup di lingkungan akademisi, dimana titel tidak lah terlalu dinilai, kecuali titel publik. Titel publik hanya ada satu, yaitu titel doktor. Dan titel doktor adalah titel yang dapat dicabut oleh perguruan tinggi yang memberikannya.

Bila orang berada di lingkungan akademisi seperti aku dulu, maka kita tak bole punya pendapat kita lebih tau dari yang laen. Karena dalam banyak hal, ternyata akan ada orang laen yang lebih tau dari kita. Dari pengalamanku sendiri, semakin aku banyak belajar, maka makin aku tau, bahwa aku menjadi makin tidak tau. Bingung? Coba di pikir lagi.

Jadi singkatnya, apapun gelar yang kita miliki, pada akhirnya kita akan dinilai orang dari apa yang kita katakan dan apa yang kita perbuat (dari apa yang kita pelajari). Dan bila apa yang kita katakan atau perbuat ternyata tidak sesuai dengan harapan orang dari kita, bila ditinjau dari titelnya, maka akan timbul celoteh, bahwa universitas yang memberikan gelar tersebut adalah universitas kacangan alias murahan dalam memberi gelar dan tidak bagus dalam mendidik sarjananya.

Bahkan banyak orang sukses dan orang terkaya di dunia ini yang tidak pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi sama sekali. Silakan saja di cek siapa saja orang tersebut. Dan sebenarnya, ijasah dari perguruan tinggi adalah bukti bahwa kita bisa membaca dan menulis serta bisa merepresentasikan apa yang kita ketahui dan merupakan bukti bahwa kita bisa berpikir secara sistematis. Itu saja.

Kurasa cukup lah pemikiranku tentang hal ini, semoga bermanfaat dan tidak terlalu provokatif..