Checklist adalah sebuah daftar yang berisi informasi tentang pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan suatu prosedur yang telah ditetapkan dan diatur sebelonnya. Kegunaan dari sebuah checklist ini terutama untuk mengurangi potensi kesalahan yang dapat diakibatkan oleh keterbatasan ingatan atau perhatian seorang manusia.
Dalam banyak kasus, checklist ini membantu terciptanya sebuah konsistensi di dalam mengatasi atau melakukan sebuah pekerjaan yang rumit atau kompleks.
Salah satu contoh termudah dari sebuah checklist adalah yang disebut dengan ‘daftar tugas’ atau ‘to do list’. Bentuk yang lebih bervariasi yang kita kenal sehari-hari misalkan sebuah jadwal, dimana tertulis kapan suatu pekerjaan itu harus dilakukan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Checklist dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dalam banyak pekerjaan, seperti checklist dari sebuah penerbangan yang dilakukan oleh pilot, checklist untuk sebuah proses di pabrik yang dijalankan oleh insinyurnya ataupun checklist untuk operasi yang dilakukan oleh seorang dokter. Dalam banyak hal checklist disediakan bilamana suatu kesalahan yang dilakukan oleh operatornya dapat mengakibatnya melayangnya jiwa seorang manusia atau kerugian material yang besar.
Namun ada juga chechlist yang ditujukan untuk memudahkan pekerjaan seseorang sesuai dengan profesinya atau menggaransi tercapainya suatu kontrol dari sebuah kualitas dari apa yang dihasilkannya (quality assurance atau quality control). Misalkan sebuah checklist dari seorang memrogram komputer atau mesin, dimana dijelaskan langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menulis program, mencek semua variabel yang dia gunakan, sampai kepada tahap testing dan pencarian kesalahan (debugging).
Nah menariknya lagi, malam ini aku menonton sebuah analisa dari kecelakaan pesawat Northwest Airlines Flight 255 yang berangkat dari MBS International Airport di Saginaw, Michigan, dan dijadwalkan menuju John Wayne Airport di Santa Ana, California, setelah melalui dua stopover di at Detroit Metropolitan Wayne County Airport di Romulus, Michigan dan Sky Harbor International Airport di Phoenix, Arizona pada tanggal 16 Agustus 1987.
Kecelakaan itu membawa 148 korban penumpangnya dan 6 crew, dengan perkecualian seorang penumpang anak kecil yang berusia 4 taon kala itu dan bernama Cecelia Cichan yang harus kehilangan kedua orang tuanya, Michael dan Paula Cichan, dan kakaknya, David, yang berusia 6 taon. Selaen penumpang pesawat, kecelakaan yang terjadi beberapa detik setelah take-off itu juga membawa dua orang korban dan melukai 5 laennya yang berada di tanah ketika pesawat itu menghujam ke tanah dan terbakar.
Kecelakaan itu dalam penyelidikan NTSB (national transportation safety board) diakibatkan karena lalainya kedua pilot, Captain John R. Maus dan First Officer David J. Dodds, dari pesawat bertipe McDonnell Douglas MD-82 untuk menjalankan salah satu dari ‘pre-flight checklists’ terutama ‘taxi checklist’.
Karena adanya perintah perubahan penggunaan runway, kedua pilot tersebut ternyata melupakan ‘taxi checklist’ yang antara laen menginstruksikan kedua pilot untuk mengeluarkan ‘flaps’ dan ‘slats’, yaitu sayap tambahan yang bertugas untuk membantu pesawat terbang untuk terbang dan mendarat dengan menciptakan turbulensi yang diinginkan.
Tanpa flaps dan slats, pesawat tidak lebar sayap yang cukup sehingga tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk terbang dalam jarak pacu yang singkat atau dalam kasus pendaratan, pesawat tak akan mencapai batasan kecepatan maksimum untuk mendarat dan dapat berakibat keluarnya pesawat dari jalur karena terlalu cepat (velocity overshot).
Tapi tentunya sebuah pesawat yang kompleks itu punya sistem pengaman berupa alarm yang dapat mengingatkan para pilotnya bila ada kesalahan. Tapi ternyata dalam hal ini, sistem pengaman tersebut dimatikan oleh kedua pilot karena alarm yang sebetolnya dimaksudkan untuk pengaman penerbangan di masa itu sering kali dianggap merusak konsentrasi para pilot.
Jelas bila akhirnya terbukti, bahwa walaupun sang pilot sudah berpengalaman seperti kedua pilot dalam kasus ini, ternyata yang namanya manusia masi juga bisa lupa dan kelupaan tersebut bisa berakibat fatal.
Maka dari itu, kadang kala kita tak bole melanggar aturan, walau ada peribahasa bahasa Jerman yang berbunyi ‘Regeln sind dazu da um gebrochen zu werden’ atau ‘peraturan dibuat untuk dilanggar’. Biar bagaimanapun juga keamanan harus tetap ditegakkan dan semua aturan bukan tanpa arti dibuat, walau kadang kala ada banyak juga peraturan yang sebetolnya tidak perlu dibuat karena dapat menjengkelkan orang laen.