Thursday, April 15, 2010

Prau Karet

Yoo, bila kemaren aku tulis tentang padamnya listrik di daerahku, hari ini datang banjir. Payah deh, padahal aku sudah senang aja, di musim banjir ini tempatku belon kebanjiran, paling tidak sampai sore hari ini.

Tapi ternyata banjir yang menyertai hujan petir ini tidak hanya terjadi di daerahku, tapi juga di Singapur. Yang kumaksud itu tentunya bukan bahasa jawa dengan artian sing ngapur (baca: yang mengapur dinding), karena nanti teman-teman nya yang bertugas di bagian renovasi rumah akan muncul semua: singeramik (baca: yang memasang keramik) dan singecet (baca: yang mencat tembok). Tapi yang kumaksud itu negara Singapur yang dalam bahasa aslinya di sebut Singapore.

Cerita singkat nya itu hujan tiba-tiba turun bak dicurahkan dari langit, disertai cahaya kilat dan bunyi petir yang tidak nyaman untuk telinga dan jantung. Dan dalam waktu satu setengah jam saja, pekarangan rumahku sudah penuh dengan air, dan celaka nya lagi, ramalan si ‘orang pinter’ dulu itu jadi kenyataan lagi, ya.. nyumber !

Wow.. wah cepat sediakan prau karet, cepat dipompa dan sepatu boot nya disediakan dulu. Bahaya dan siaga banjir. Semua yang letaknya di bawah, harus segera dipindahkan ke atas. Dan acara mandi cibang cibung ditunda dulu karena lantai kamar mandi nya sudah penuh air, dan beberapa binatang penghuni dasar bumi, seperti kelabang (baca: kaki seribu), kecoa, dan ular air.

Rupanya rumah mereka sudah penuh dengan air sehingga mereka harus ngungsi juga ke rumahku. Tapi untunglah setelah 90 menit non-stop turun hujan, ada tanda-tanda hujan mereda dan kita semua bersyukur mengucap terima kasi karena prau karet tetap kering dan dapat dikempeskan kembali dengan hati gembira.

Yang untung nya itu, walau ada petir menggelegar gitu, kali ini PLN tidak semena-mena memadamkan aliran listrik nya lagi. Kasian nanti tetangga depan rumahku, pak Djoko, yang rumahnya selalu langganan banjir, tak peduli berapa besar curah hujan nya. Bila listrik nya dipadamkan, pasti pompa air nya tidak bisa jalan dan genangan air nya tidak turun-turun.

Nah semua ini karena jalan di depan rumah ditinggikan sebanyak 35 cm dan di beberapa tempat mencapai 50 cm pada pertengahan taon 2007 lalu. Tapi ya itulah, nanti juga rencananya setelah pemilihan walikota baru, gang-gang percabangan di sekitar sini mau di tinggikan semua. Bisa rame tuh musim banjir yang akan datang.

Udah sambil bersih-bersih dan beres-beres, aku bernyanyi lagunya Bobby Sandhora yang terasa pas..

Hujan lagi.. hujan lagi hujan lagi
Turun airnya
Hujan lagi.. hujan lagi hujan lagi
Bocor rumahnya
Hujan lagi.. hujan lagi hujan lagi
Pindah perabotan
Tuh hujan lagi
Mama repot uring-uringan

Hujan.. semua orang suka hujan
Hujan.. asal jangan kebanyakan
Hujan.. kalau banjir kewalahan
Habis buang sampah pada sembarangan

Hujan lagi.. hujan lagi hujan lagi
Turun airnya
Hujan lagi.. hujan lagi hujan lagi
Basah semua
Hujan lagi.. hujan lagi hujan lagi
Sedengkul lagi
Hujan lagi, perut aku eh kembung lagi
Drung dung dung..

Hujan.. banjir lagi banjir lagi
Hujan.. sedengkul lagi sedengkul lagi
Hujan.. bingung lagi bingung lagi
Hujan.. ngepel lagi ngepel lagi
Hujan.. basah lagi basah lagi
Hujan.. kembung lagi kembung lagi