Friday, October 1, 2010

Temulawak

Temulawak yang kumaksud itu terkadang ditulis orang dengan cara dipisah, Temu Lawak. Nama ini didapat dari bahasa Jawa, sedangkan tanaman yang sama disebut di Madura dengan sebutan Temu Labak, sedangkan di wilayah Sunda disebut dengan istilah Koneng Gede. Namun untuk lebih pastinya temulawak ini diberi nama latin bahasa latin dan dikenal oleh para ilmuwan dengan sebutan ‘Curcuma xanthorrhiza’ atau Kurkumin, yang merupakan tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan atau dalam bahasa latin nya Zingiberaceae.

Tanaman ini awal mulanya ditemukan orang hanya ada di Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan Indo-Malaya. Saat ini, sebagian besar temulawak dibudidayakan di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina.

Kandungan utama yang dapat ditemukan di dalam temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin.

Temulawak bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Selaen dari pada itu, temulawak juga memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (untuk mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Temulawak juga dikenal sebagai makanan peningkat nafsu makan, pelancar ASI (air susu ibu) dan juga sebagai pembersih darah.

Ditinjau dari kandungannya, temulawak juga dapat dijadikan sumber karbohidrat dengan cara mengambil pati nya untuk diolah menjadi bubur yang juga dapat diberikan kepada bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan.

Lebih menarik lagi, kandungan minyak atsiri dari temulawak dikenal sebagai alat pengusir nyamuk alami. Karena di dalam minyak atsiri ditemukan linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes Aegypti yang dikenal dapat menyebarkan penyakit ‘demam dengue’, ‘Chikungunya’ dan ‘demam kuning’. Yang bila ditinjau dari namanya, nyamuk ini pertama kalinya dikenali ilmuwan di Mesir.

Dengan begitu banyak kasiatnya, akupun yang dulu sempat skeptis dengan tanaman obat ini, sempat mencicipi nya juga beberapa taon lalu. Memang yang aku minum adalah temulawak dalam bentuk instan nya, jadi tinggal diseduh panas atau dingin dan dapat dinikmati tanpa susah payah.

Nah malam ini, secara kebetulan aku jadi ingin membeli lagi satu wadah berisikan serbuk instan dari temulawak. Enak rasanya ketika aku seduh dengan air dingin, walau menurutku serbuk instannya lebih mudah dilarutkan di dalam air hangat. Ya itung-itung nambah sedikit minuman sehat, di samping teh yang terkenal banyak manfaatnya.

Juga aku lebih suka model serbuk nya, daripada musti beli temulawak yang masi dalam bentuk umbi begitu, dikupas, diiris tipis-tipis dan kemudian dikeringkan sebelon diseduh dengan air panas untuk diambil sarinya. Sungguh merepotkan, walau pasti khasiatnya lebih daripada yang berbentuk serbuk instan begitu. Tapi ya, aku masi ingin yang mudah saja..