Wednesday, October 6, 2010

Mati Lampu

Duh, semalam mati lampu nih. Memang tidak lama, sekitar setengah jam saja. Tapi kali ini aku relatif beruntung. Biasanya kalo mati lampu, pasti lampu daruratku (emergency lamp) ku juga tidak berfungsi. Maklum tempatku relatif jarang mati lampu, tapi kalo mati lampu pasti mendadak.

Tapi sejak kira-kira dua bulan ini, aku selalu memeriksa keadaan batere di dalam lampu daruratku, paling tidak semalam sewaktu mati lampu, lampu daruratku berfungsi. Baguslah terang sedikit.

Tapi memang aku sendiri sudah menunggu datangnya mati lampu ini. Pasalnya beberapa lilinku memang sudah saatnya disambung lagi. Disambung itu maksudku, bukan diganti dengan yang baru, namun lilin baru aku rekatkan di atas lilin yang lama. Seperti lilin di gereja begitu. Kan bagian bawahnya itu tidak pernah disulut, jadi hanya atasnya saja yang diganti setelah abis terbakar.

Nah aku sendiri punya teknik pemasangan lilin yang relatif aman. Caranya mudah, aku letakkan lilinku ke dalam sebuah gelas. Gelas beneran tentunya. Jadi bilamana lilin itu terkena goncangan atau kesenggol sesuatu sehingga jato, bisa dipastikan jatonya pasti akan tertahan bibir gelas tempatnya duduk itu.

Juga bilamana gelas kita lumayan tinggi, atau lebih tinggi dari lilinnya, kita bisa memasang lilin itu di tempat yang berangin. Karena angin tidak akan mematikan sumbu lilin itu, dan suplai oksigen bisa didapat dari sebelas atas. Sangat praktis kan?

Sebenarnya aku sudah lama ingin membeli tempat lilin yang bagusan, misalkan dari bahan keramik atau besi/aluminium. Sudah lama aku meliat yang seperti itu, tapi kalo dipikir lagi, lebih aman menggunakan gelas, sederhana tapi efektif.

Tapi di jaman modern ini, beruntung aku hanya mengalami matinya lampu biasanya paling lama hanya satu jam saja. Teringat aku ketika masi kecil dulu dan mati lampu, wah pasti bisa berjam-jam matinya, terutama ketika hujan turun mengikuti udara panas di siang harinya.

Alasan dari perusahaan jasa listrik memang masuk akal. Tindakan pemadaman secara sengaja itu diperlukan untuk mendinginkan transformator yang digunakan. Bila dipikir lebih jauh lagi, lebih baek kita mengalami pemadaman satu jam untuk melindungi transformator itu daripada transformator itu meledak atau terbakar, sehingga untuk menggantinya dibutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit.

Bisa dimengerti juga, karena bila udara panas di siang harinya, biasanya itu transformator bekerja luar biasa untuk mensuplai kebutuhan listrik dari banyak kipas angin maupun pendingin ruangan. Dan bila setelahnya turun hujan, maka bisa dimengerti bila transformator itu seperti didinginkan dengan paksa.

Maka bilamana transformator itu dimatikan, maka tindakan pendinginan transformator itu dibantu bukan hanya dari luar (dari guyuran air hujan), namun juga dari tidak berfungsinya alat tersebut. Sebenarnya cukup lima belas menit saja, namun mungkin lebih lama lebih baek.

Dan bilamana kita mengerti hal ini, kita tidak akan lagi mengumpat perusahaan jasa listrik karena mati nya lampu secara tiba-tiba, tapi malahan harus bersyukur karena mereka melakukan sesuatu untuk melindungi transformator yang menggaransi listrik bagi kita. Maka dari itu kita seharusnya sudah menyiapkan lilin dan berbagai alat penerangan darurat laennya, bila hujan turun mengikuti cuaca panas sebelonnya.