Waktu pulang ke rumah malam ini, aku meliat dengan tidak sengaja ke arah lampu di terasku dan di sekitarnya aku meliat keberadaan lima ekor cecak. Duh banyaknya, pasti banyak nyamuk nih. Dan memang di dalam rumahku aku temui beberapa ekor nyamuk, walau syukurlah tidak sebanyak yang aku bayangkan.
Berdasar dari pertemuan ‘face to face’ dengan cecak tadi, aku jadi tertarik untuk mengulas sedikit tentang cecak disini, itung-itung buat menambah pengetauan umum dari pembaca blog ku, hehehe.
Cecak adalah binatang yang sangat sering kita jumpai di tempat dimana terdapat banyak nyamuk. Karena binatang berjenis carnivora dan bentuk badannya mirip buaya kecil ini memang gemar makan nyamuk.
Cecak atau cicak adalah hewan berjenis reptil yang biasa merayap di dinding atau pohon dan biasanya dijumpai berwarna abu-abu atau coklat kehitam-hitaman. Cecak biasanya berukuran sekitar 10 centimeter. Cecak bersama dengan tokek dan sebangsanya tergolong ke dalam suku ‘Gekkonidae’.
Di lingkungan rumah, biasanya kita jumpai beberapa jenis cecak, misalkan cecak tembok, cecak kayu, cecak batu maupun cecak gula. Berikut ini aku kasi dikit info dari segi biologi nya.
Cecak tembok atau ‘cosymbotus platyurus’, yang kerap ditemui di tembok-tembok rumah dan sela-sela atap. Cecak ini bertubuh pipih lebar, berekor lebar dengan jumbai-jumbai halus di tepinya. Bila diamati di tangan, dari sisi bawah akan terlihat adanya lipatan kulit agak lebar di sisi perut dan di belakang kaki. Cecak jenis ini adalah cecak yang paling dominan dibandingkan dengan cecak jenis laennya
Cecak kayu atau ‘hemidactylus frenatus’, yang bertubuh lebih kurus, berekornya bulat, dengan enam deret tonjolan kulit serupa duri, yang memanjang dari pangkal ke ujung ekor. Cecak kayu lebih menyukai tinggal di pohon-pohon di halaman rumah, atau di bagian rumah yang berkayu seperti di atap. Terkadang didapati bersama cecak tembok di dinding luar rumah dekat lampu, namun umumnya kalah bersaing dalam memperoleh makanan.
Cecak batu atau ‘cyrtodactylus marmoratus’ adalah cecak yang mirip dengan cecak kayu, namun kita akan sering meliatnya bersembunyi di antara bebatuan dan mencari makanannya di habitat tersebut.
Cecak gula atau ‘gehyra mutilata’, bertubuh lebih kecil, dengan kepala membulat dan warna kulit transparan serupa daging. Cecak ini kerap ditemui di sekitar dapur, kamar mandi dan lemari makan, mencari butir-butir nasi atau gula yang menjadi kesukaannya. Sering pula ditemukan tenggelam di gelas kopi atau teh kita. Cecak jenis ini tidak terdapat di setiap rumah dan mungkin bisa digolongkan relatif langka. Tentunya kita harus bedakan antara cecak gula ini dengan anak cecak.
Cecak biasanya dijumpai gemar memakan serangga dan terutama nyamuk, tentunya dengan perkecualian cecak gula. Selaen hidup di sekitar perumahan, cecak biasanya hidup pada tempat-tempat teduh.
Menurut orang Bali yang beragama Hindu, cecak adalah manifestasi dari Dewi Saraswati, yaitu dewi yang melindungi bicara dan tulisan.
Hal ini tentunya bertentangan dengan syariat Islam. Menurut syariat Islam, cecak-cecak harus diberantas, karena binatang ini dianggap suka mengganggu manusia. Ada dua kisah tentang cecak yang kudapat dari risetku dalam hal ini, diantaranya adalah:
- menurut Hadits riwayat Imam Bukhari: Riwayat awalnya adalah dijelaskan bahwa disaat nabi Ibrahim dilemparkan ke api oleh Namrudz, maka semua hewan berusaha memadamkan api yang mambakar nabi Ibrahim itu kecuali cecak. Dikisahkan bahwa ‘Dahulu cecak itu meniup-niup (api agar semakin berkobar membakar) nabi Ibrahim.’
- Pada waktu Nabi Muhammad dikejar oleh kaum musyrikin Arab dan ia bersembunyi di gua Tsur, tiba-tiba ada cecak memberitahu mereka dengan bunyinya bahwa ada orang di dalam gua.
Menurut Tafsir Imam ibn Katsir juz 3 hal.185, Tafsir Imam Attabari Juz 17 hal 45 dan Hadits shahih Imam Muslim no.2238: nabi Muhammad memerintahkan untuk membunuh hewan ini dimanapun kita jumpai.
Menurut Hadits shahih muslim no.2240: Muhammad bersabda ‘Barangsiapa yang membunuh cecak dengan satu pukulan maka baginya 100 pahala, dan bila dengan dua pukulan maka terus berkurang dan berkurang’.
Para ulama juga telah menegaskan bahwa, tokek adalah satu spesies dengan cicak, dengan demikian hukumnya pun sama