Duh senangnya bisa makan bihun goreng buatan sendiri lagi setelah mungkin tiga taon aku tidak membuatnya. Ya cerita singkatnya, aku ada membeli bihun beberapa hari yang lalu. Udah pingin sih. Memang terkadang aku membeli bihun berjenis makanan instan yang tinggal direbus dan diberikan bumbunya lalu dimakan dengan sayur atau telor.
Namun walaupun bernama ‘bihun goreng’ namun yang berjenis instan tentunya tidak bisa mengalahkan yang betol-betol kita goreng sendiri.
Sebetolnya membuatnya cukup mudah, paling tidak malam ini aku hanya perlu merebus sedikit bihun ke dalam wadahnya di dalam microwave. Dan tunggu sebentar selesailah sudah bihun itu untuk ditiriskan dan siap untuk digoreng.
Sejak aku tinggal di luar dulu, microwave adalah teman setia ku untuk menyiapkan makananku, baek untuk membuat mie instan, atau makanan instan laennya seperti pop-corn, sampai kepada alat pencair makanan atau sayuran beku. Bahkan salah satu tanteku terbiasa membuat kopi nya di dalam microwave.
Microwave bagi beberapa orang dianggap sebagai kompor ajaib, atau kompor magic. Memang lucu sih bila dibayangkan kita tinggal meletakkan wadah kita ke dalam alat itu, tekan tombol (atau putar tombol, tergantung model dan jenis dari microwave nya), tunggu sebentar dan selesailah sudah makanan kita siap disajikan. Sungguh suatu invonasi teknik yang luar biasa.
Nah kemudian kembali ke bihun goreng ‘ala papa bear’ yang tadi, sambil menunggu bihun selesai dilunakkan di dalam microwave, aku memotong daging yang akan aku santap nantinya dan juga mengocok beberapa butir telor sebagai penyedapnya.
Prinsipku waktu memasak, kita harus usahakan agar waktu yang digunakan bisa seefisien mungkin, jadi kita tidak perlu menghabiskan waktu hanya untuk memasak.
Kemudian setelah wajan dan olive oil (minyak zaitun) sudah sedikit panas, aku tinggal membuat telor dadarku yang aku buat menjadi telor acak. Telor acak adalah telor dadar yang setelah setengah matang, kita acak-acak menjadi kecil dan berbentuk tidak beraturan.
Selaen teknik ini ada juga teknik membuat telor dadar dengan cara laen, yaitu setelah telor dadarnya selesai, maka ambil pisau dan lalu kita iris tipis-tipis telornya sehingga telor dadarnya berbentuk ‘strips’ yang tipis-tipis dan cocok untuk dijadikan penghias makanan kita.
Memang ada orang yang memasukkan telornya pada waktu bihun atau mie nya digoreng, namun aku selalu berpendapat, segala sesuatu yang berasal dari unggas harus dimasak matang untuk menghindari keberadaaan bakteri salmonela yang bisa menyebabkan sakit perut dan segala penyakit pencernaan laennya.
Nah setelah telor acakku selesai, tinggal goreng dagingnya sebentar dan masukkan bihun yang sudah ditiriskan ke dalamnya sambil dikasi bumbu rahasia ‘papa baer’ dan sedikit kecap sebagai pewarna makanan.
Acak-acak sebentar, dan siaplah bihunnya disajikan dengan rasa yang sip punya..