Monday, August 9, 2010

Percikan Api

Malam telah larut dan jam dinding beberapa waktu lalu berdentang dua kali menunjukkan waktu telah lewat jam dua pagi. Aku belon tidur karena masi mengerjakan beberapa tugas yang tertulis dalam TDL, tapi tentu saja bukan Tarif Dasar Listrik melainkan ‘To Do List’.

Beberapa sortiran harus kulakukan di computerku. Mungkin kira-kira masi sekitar 6 DVD lagi yang mau ku backup dan kuhapus dari Harddisk ku, biar lega. Itung-itung menyediakan tempat untuk data berikut.

Wah jadi ingat iklan nya IKEA nih sewaktu aku masi di Eropa. IKEA itu adalah perusahaan mobel besar asal Swedia, yang biasa menawarkan harga yang relatif terjangkau untuk semua kalangan. Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu jelek. Cukup lah untuk kebutuhan kebanyakan masyarakat. IKEA ini terwakili di sekitar 40 negara di dunia ini, termasuk banyak di Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara, Asia dan Karibik.

IKEA ini juga sangat kreatif bila membuat iklan di Televisi. Dan salah satu yang aku ingat itu adalah ketika menjelang natalan, mereka membuat iklan yang menggambarkan bangsa Viking datang merapat ke sebuah pantai dengan ‘longboat’ nya (longboat adalah kapal perang khas bangsa Viking) kemudian rombongan perompak itu menyerang sebuah dusun di dekat pantai itu dan kemudian tampak asap keluar dari dusun tersebut. Tentunya penonton iklan sudah menduga, dusun itu dibakar oleh perompak Viking, dan benar adanya, tak lama kemudian rombongan Viking itu keluar lagi dari dusun menuju ke longboat nya. Dan terdengar komentar ’sediakan tempat untuk mobel baru dari IKEA’.

Nah tengah malam itu aku baru saja menyalakan AC kamarku untuk persiapan tidurku. Tapi bukan suara desiran angin segar yang keluar dari jendela AC, namun suara gemelitik keluar dari arah sana. Aku tertegun sejenak dan berpikir, apa ini?

Aku matikan AC dan menajamkan indera pendengaranku. Namun suara itu tetap terdengar. Hidung ku yang sensitif tiba-tiba mencium bau seperti sesuatu yang terbakar. Kontan aku menolek ke belakang ku dimana terdapat stecker dari PLN yang bermasalah beberapa hari sebelonnya (cerita ada di blog ini juga).

Tapi dari sana tak ada bau yang mencurigakan, hidungku terus mengendus-endus keliling, namun tanpa hasil. Suara gemelitik lembut itu masi terdengar lirih, wah jangan-jangan dari arah luar nih. Demikian pikirku dan segera mengambil senter jumbo ku dan mulai memeriksa dalam rumah terlebih dahulu tapi juga tidak menemukan apa-apa, kecuali bertatap muka dengan beberapa ekor cecak yang lagi siap berburu mangsanya. Suatu pekerjaan yang tentunya sangat aku dukung dengan segala senang hati.

Langkahku membawaku ke arah luar rumah, di teras terdengar suara itu kembali, tenyata dari arah dekat pagar rumahku terliat kobaran api kecil. Aku jadi ingin tau, kenapa kok ada api menyala membakar rumput disana. Karena aku tidak membawa kunci pagar, aku hanya memperhatikan apakah api tersebut cukup besar dan membahayakan.

Kutengok kiri kanan dan tak terliat seorang satpam pun. Walah semua kok makan gaji buta, siapa nih yang membuat api di sini, dari puntung rokok mungkin yang dilemparkan orang yang lewat. Tentunya dugaanku tidak tanpa arti, karena pernah ada orang melempar rumahku dengan puntung rokok, seperti nya dengan sengaja, untung saja keset ku tidak terkena. Memang kadang kala orang Indo ini orang yang rada idiot semua, sukanya merusak hak milik orang laen, seperti mencoret mobil yang diparkir dll.

Setelah kuperhatikan tidak ada orang di sekitarnya, akhirnya aku memutuskan untuk membangunkan pembantuku dan menyiapkan beberapa ember air untuk disiram ke arah api bila membesar. Sementara aku akan memantau dulu perkembangannya.

Tapi ketika aku keluar rumah untuk kedua kalinya, kali ini aku bertemu dengan bapak yang sedang asik mengais dengan tongkatnya. Rupanya dialah sang pembakar rumput. Segera kutegur dengan keras apa maunya. Dia mengaku untuk 17an nanti, dia bertugas untuk membersihkan rumput. Karena rumah di sebelah rumahku itu tidak ditinggali orang, maka rumputnya tumbuh liar, dan dia membakarnya.

Aha rupanya ada satu lagi orang malas di republik ini, yang maunya makan gaji buta. Setelah dia menyakinkan aku bahwa dia tidak akan meninggalkan tempat itu, karena aku ancam akan kulaporkan dia ke polisi bila terjadi kebakaran beneran, baru aku dengan santai masuk kembali ke dalam rumah untuk mengabarkan ke pembantuku untuk kembali tidur dan api nya hanya dikarenakan adanya orang idiot yang bakar rumput.

Hal ini tentunya menarik untuk ditulis, karena begitulah memang mental orang Indo. Aku teringat perkara kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera itu. Itu juga karena orang malas untuk mencabut akar dari pohon yang telah mereka tebang, agar lahannya segera bisa dijadikan lahan pertanian atau perkebunan, akhirnya mereka membakar dengan sengaja agar akar pohon purba tersebut mudah dicabut setelah menjadi arang.

Tapi dampaknya adalah asap lari ke mana-mana dan bahkan juga mengganggu penerbangan di wilayah Malaysia dan Singapore. Sungguh suatu budaya yang memalukan yang untung nya tidak terjadi lagi, paling tidak aku tidak mendengar lagi ada kebakaran hutan.

Ironisnya aksi penebangan hutan dan pembebasan lahan dengan cara membakar akar dari pohon besar seperti itu, pertama kalinya aku dengar sewaktu aku kuliah persamaan untuk tingkat Gymnasium di Jerman. Padahal selama aku hidup di Indo tidak pernah sekalipun aku dengar berita tentang itu. Tapi tentunya dapat dimaklumi karena dulu kan yang namanya kebebasan pers tidak ada, jadi semua berita di sortir pemerintah.

Ya udah, semoga aja hal serupa tidak terjadi kembali, kukira rakyat ini mustinya cukup cerdas untuk tidak membahayakan lingkungannya sendiri, semoga saja..