So temanku, katakanlah bernama bu Bel, mudik lagi, dia datang untuk panjangin kartu kependudukannya di kotaku, walah kok gitu ya? Mustinya kalo udah pindah ke kota laen, kan hidup lebih mudah bila kita mengajukan kartu kependudukan di kota yang baru itu. Tapi tiap orang punya pemikirannya masing-masing rupanya.
Nah seperti biasa, bila bu Bel mudik, dia pasti menyempatkan diri menjenguk kerabat lama nya, Papa Bear! Wow wow wow. Merasa terhormat nih aku jadinya, hahaha. Terus itu bu Bel datang mengajak sobat karibnya, bu El. Dan mereka datang bukan hanya menjenguk Papa Bear, tapi juga datang membawa makanan. Wah !
Biasanya kalo dijenguk yang yang dijenguk itu menyediakan kopi dan singkong, sedangkan yang menjenguk bole makan sepuasnya. Tapi ini kebalik nih, yang dijenguk malahan di jamu sedangkan yang menjenguk datang bawa makanan.
Sebetolnya itu hal yang biasa sih, karena memang banyak orang yang doyan sowan Gus Ndut, begitu terkadang panggilan khas untuk Papa Bear yang sudah membuncit tak terkendali ini. Tapi jarang orang datang membawa makanan.
Ada yang lucu juga dalam acara silahturami dengan Gus Ndut, ternyata bu El yang dikabarkan datang membawa es buah, ternyata datang membawa es campur buah (kreasi baru?). Jelas beda donk wujud nyatanya, karena kita bayangkan es buah paling mudah dibuat dari buah-buahan dari kaleng, seperti nanas, semangka, lychee, kelengkeng, pirsich, pir dan laen-laen, lalu tinggal diseduh dengan sepercik es batu, dan bila perlu sedikit sirop.
Namun es campur buah, kan isinya cincao, nanas, kacang merah, blewa, degan (daging buah kelapa), kolang kaling dan jus sirsat sebagai gantinya susu kental manis.
Pembuatan cincao sendiri sebenarnya mudah, karena itu adalah bentuk semacam agar-agar dari sari daun cincao. Cara termudah dengan menyediakan daun cincau 40 lembar yang sedang dan sudah dicuci bersih cuci bersih. Remas-remas daun itu dan tuang kira-kira 150 ml air matang sedikit demi sedikit ke daun yang diremas-remas itu sehingga keluar lendir/gel berwarna hijau. Saring remasan daun cincau. Remas-remas kembali ampas dari daun cincau sambil tuang 150 ml air matang lagi hingga keluar lendirnya. Saring kembali. Simpan hasil saringan daun cincau dalam lemar pendingin hingga beku selama kurang lebih 3-4 jam. Cincau hijau siap digunakan. Mudah bukan?
Ternyata bu El pun membuat cincau nya sendiri dan dapat kami nikmati dengan segarnya sehabis menyantap makanan yang dibawa oleh bu Bel seperti nasi goreng, tamie siram, dan ikan goreng tepung dengan saos asam manis.
Wah bak di surga deh, begitu kata orang perancis bila mereka telah makan enak. singkat kata, semua temanku pulang dengan perut kepenuhan dan hati riang, sementara tersisa untukku tugas bersih-bersih rumah dan cuci piring dan sendok yang digunakan.