Tadi aku berkunjung ke situs komunikasi terkenal di Internet dan menemukan beberapa entry menarik seperti ada gambar orang jualan pupuk dengan merk ‘Mc Errot’ dan lucunya di kantongnya tertulis ‘pupuk pembesar umbi-umbian, wortel, bawang, kentang dan kacang-kacangan’.
Hahaha, siapapun pernah dengar nama Mak Erot, tapi Mc Errot? Baru pertama kalinya kan? Sungguh kreatif kok orang sini kalo membuat nama atau singkatan yang lucu-lucu dan menarik. Sama seperti sebuah kedai kopi kecil dipinggir jalan yang bernama ‘Setarbak Kopi’, yang tentunya mengingatkan kita pada kedai kopi kalangan atas dengan nama yang cara bacanya mirip dengan itu.
Lucunya, tadi siang di sebuah seminar tentang Linguistik (baca: ilmu bahasa) bertemakan ‘Language in The Online and Offline World (LOOW)’ di sebuah universitas kristen di kotaku, seorang doktor ahli bahasa menilai bahwa kehadiran sejumlah situs jejaring sosial di dunia maya, serta sejenisnya telah berperan dalam merusak bahasa Indo yang baek.
‘Hal itu karena dunia maya menggunakan bahasa lisan yang ditulis, bukan bahasa tulis atau bahasa lisan sehingga bahasa lisan yang ditulis dapat mengacaukan bahasa baku,’ demikian ujarnya.
Lebih lanjut dikatakannya, bahwa dia memperhatikan pencampur adukkan antara tulisan, lisan, dan gambar sehingga semuanya menjadi kacau. Karena semua bahasa baku itu telah menjadi bahasa bahasa lisan yang ditulis atau lebih dikenal dengan istilah ‘alay’.
Nah ya, menurut aku sih, sejak kapan kita diwajibkan menggunakan kata baku dalam berkomunikasi? Kan semuanya jadi serba kaku dan tidak bersahabat. Menurut aku, bahasa baku bagus untuk digunakan sebagai bahasa pengantar di buku, namun tidak ada seorang ahli bahasa seperti si doktor itu yang berhak mengkritik penggunaan bahasa ‘alay’ di dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan sebenarnya kita sudah wajib berterima kasi, bila rakyat kita mampu menggunakan bahasa Inggris dalam bahasa sehari-hari dan tidak memaksa mengindo-kan bahasa yang sudah umum di dalam kehidupan digital jaman sekarang.
Bayangkan, bila semua orang pake bahasa komputer yang di-Indo-kan, bisa bingung nanti aku. Menarik memang bila kadang kala kita mengganti kata ‘download’ dengan kata bahasa Indo ‘unduh’ atau ‘upload’ dengan kata bahasa Indo yang didapat dari bahasa Jawa yang di-Indo-kan ‘unggah’.
Namun jujur aja, idiot mana yang lebih suka menggunakan kata ‘unduh’ dan ‘unggah’ sebagai gantinya ‘download’ dan ‘upload’? kadang kala digunakan sih baek, namun jujur saja, siapa yang masi mengucapkan ‘batuk’ dengan lafal ‘batuk’? tidak ada kan? Semua juga bilang nya ‘batok’. Hehehe. Ya sudah mustinya di terima saja kenyataan itu.
Siapa pula yang lebih sering mengucapkan kata ‘boleh’ dengan penekanan di huruf ‘h’ nya, kecuali turis asing? Tidak ada bukan. Ya sudah mustinya di terima saja kenyataan itu.
Lantas bagaimana nantinya dengan kata ‘online’? aku sendiri mengertikan kalo orang bilang ‘online’ itu artinya sedang berselancar di internet. Nah lu, lucu kan kalo dikatakan berselancar? Itu kan didapat dari kata ‘surfing’ dalam bahasa Inggris nya.
Nah di sini itu, ‘online’ diartikan sedang bertelefon ria. Telefon ria? Wah nanti aku dikritik lagi, katanya yang benar adalah ‘sedang menelefon’ bukan sedang ‘bertelefon ria’. Ah cerewet ah.. coba apa kata bahasa Indo nya untuk ‘online’?
Kukira itu karena di Indo tidak ada badan lembaga bahasa yang bertugas mengadaptasi bahasa asing menjadi bahasa Indo, seperti badan ‘Duden’ di Jerman sana. Bila ‘Duden’ sudah menentukan pengadaptasian suatu kata, pasti seluruh rakyat dan semua orang yang bisa berbahasa Jerman ikutan.
Jadi jangan salahkan pengguna bahasa ‘alay’ di Indo, namun itulah akibatnya, bila budaya sendiri kurang dihargai. Aku jadi teringat pada pesan seorang usahawan sukses yang beretnik Tionghoa, yang berpesan didampingi seorang artis tua yang juga punya darah Tionghoa, dan mereka serempak mengatakan ‘cintailah produk-produk Indonesia’. Nah mungkin dari sanalah kita harus memulai, supaya sebelon kita mengkritik orang laen, kita mengkritik diri sendiri terlebih dahulu.
Terus bagaimana dengan papan pengumuman yang kutemukan di sebuah pelosok daerah wisata beberapa waktu yang bertuliskan ‘ silakan pergunakan kentongan untuk memanggil server, please utilize the kentongan to call server’?
Bagaimana tuh diartikannya?
Ah biarin aja deh, aku makan dulu di ‘Bakso BCA’ alias ‘bakso ceker ayam dan sate kambing’ dekat rumahku dan nanti mau mampir ke ITB alias ‘institut tambal ban’..