Fenomena banyaknya orang yang tidak mau ‘mati gaya’, dalam istilah kerennya itu, yang jelas sangat menguntungkan bagi banyak operator seluler penyedia jaringan baek untuk Blackberry net maupun Ovi net. Aku bahas terlebih dahulu dampak penggunaan Blackbery.
Fenomena ini juga dirasakan oleh banyak orang, yang menyadari bahwa perangkat Blackberry akan kehilangan manfaatnya, secepat mereka tidak lagi berlangganan paket datanya. Dan ketergantungan inilah yang terkadang menjadi berbahaya bagi orang yang pendapatannya atau jatah untuk biaya komunikasinya terbatas sekali.
Saat ini dideteksi oleh banyak lembaga survey di Indo, bahwa pengeluaran untuk biaya pulsa sudah menjadi salah satu yang bisa digolongkan sebagai besar atau signifikan. Coba kita hitung, bila kita harus membayar biaya telefon biasa saja, mungkin hanya butuh 20 ribu sebulan dengan kartu tertentu.
Namun bila kita mempunyai perangkat Blackberry, maka pengeluaran tersebut membengkak menjadi tiga kali lipatnya tanpa kita sadari. Dan itu bagi sebagian besar orang hanya untuk sekedar membaca chat yang mungkin isinya hanya jargon seperti ‘hahaha’, ‘sip’, ‘mantap’, dan ‘ok’. Mungkin ini bisa dikategorikan sebagai chat yang tidak penting bagi sebagian orang.
Akibatnya memang pada awalnya orang yang jarang mengirim SMS, sekarang setelah berlangganan service paket data itu mulai berhitung. Okelah, sehari katakanlah harga paket data seharinya dua ribu rupiah, dengan asumsi harga per SMS adalah 100 rupiah, maka dengan mengirim 20x chat dalam sehari maka biaya itu sudah bisa dibilang ‘balik modal’. Namun harus diingat, bahwa itu pun hanya ke sesama pengguna Blackberry.
Yang harus diperhatikan disini, orang itu mungkin tidak setiap hari mengirim 20 SMS. Tapi karena dia merasa rugi telah mengeluarkan banyak biaya untuk berlangganan paket data tersebut, akibatnya dia malahan rela mengirim lebih banyak pesan singkat melalui jalur pribadi maupun melalui grup.
Hanya sekedar info saja, untuk operator tertentu berlaku tarif hanya menggunakan satu SMS saja dan kita bisa mengirim 100 SMS ke semua operator. Nah tarif satu SMS pasti jauh dibawah harga dua ribu rupiah tersebut. Atau seperti yang aku pake, aku membeli paket SMS dengar harga tidak sampai setengah dari tarif paket data itu dan bole mengirim ribuan SMS selama sebulan ke semua operator. Nah mana yang lebih untung dan mana yang lebih mendidik kita menjadi boros?
Nah itu salah satu contoh dari segi biaya, belon terhitung banyaknya kejadian salah paham yang disebabkan karena salah ketik maupun salah info, karena orang yang terbiasa berkomunikasi dengan jempol gitu, lama kelamaan akan menjadi malas menulis panjang-panjang, karena dia takut pesan yang ingin dia kirim menjadi basi ditengah-tengah aliran chat yang ada dalam grup misalkan.
Semua yang pernah ber-chat dalam grup menyadari hal itu, dan juga tanpa dia sadar, karena semua orang itu tidak mau rugi, maka semua orang sering kali merasa perlu untuk nimbrung dan ikutan berbicara melalui pesan mereka. Kecepatan sekian banyak orang yang tergabung di dalam grup untuk mengetik dan mengirim pesan itu dibandingkan dengan kecepatan baca seorang manusia memang kadang kala tidak sebanding. Dan supaya sang pembaca tidak ketinggalan berita, pasti dia akan scroll ke atas dan membaca dengan singkat secara kursoris dari atas ke bawah dan sampai di chat terbawah yang kecepatan update nya luar biasa.
Nah dengan memperhatikan hal ini, maka tanpa sadar mata kitapun menjadi terbebani untuk membaca pesan yang melaju cepat di dalam chat box tersebut. Dampak seperti ini, lambat atau cepat pasti akan berpengaruh negatif kepada mata kita.
Karena mata kita walaupun mampu mengadaptasi perubahan (refresh rate) sekitar maksimum 100 fps atau frame per second, namun kemampuan refresh rate dari rata-rata manusia normal itu hanya terletak antara 30 fps sampai 40 fps.
Tentunya aspek biologis ini sudah diantisipasi oleh RIM sebagai pembuat perangkat kerasnya, dan itu pulalah yang merupakan alasan mengapa dalam satu grup itu hanya diperkenankan maksimal 30 orang saja yang bergabung. Namun siapa yang bisa menjamin tidak terjadi penundaan (atau lebih dikenal dengan istilah pending karena gangguan koneksi) dari pesan yang telah dikirim sebelonnya, sehingga dalam waktu super singkat terjadi update lebih dari 30 kali. Dan itu dapat (walau tidak harus) membebani mata kita untuk jangka waktu lama.
Besarnya layar dan huruf (font) juga sangat berpengaruh untuk mata kita. Untuk melihat sesuatu yang kecil dan bergerak cepat, mata kita lama kelamaan akan kesulitan guna memfokuskannya. Mungkin dampak nya ke depan pengguna yang sangat aktif dalam grup seperti itu akan mendapatkan kelainan mata, seperti sulit memfokuskan ke jarak jauh atau dalam istilah kedokterannya dikenal dengan ’miopi’. Kenapa?
Jelas kan mata kita kan lebih terfokus ke layar perangkat kita dan karena keinginan kita untuk tidak ketinggalan berita teraktuil, maka mata kita hanya akan tertuju pada layar itu tanpa kita sadari. Efek ini kadang di masyarakat Indo lebih dikenal dengan penyakit ‘blackberry autism’. Efek ini mulai terasa bila seseorang yang terlalu besar rasa ingin taunya, menjadi tidak peka lagi dengan lingkungan sekitarnya.
Misalkan seseorang memiliki dua hape dan salah satunya blackberry. Pada waktu ada panggilan masuk di hape yang bukan digunakan untuk chat dalam grup, konsentrasi dari seseorang yang tergila-gila pada chat di grupnya akan terpecah dan bisa menyebabkan terjadinya salah paham dengan orang yang menelefon. Dengan kata laen, orang yang menderita ‘blackberry autism’ acap kali tidak sadar bahwa dia itu menjadi semakin sulit untuk diajak berkomunikasi diluar jalur chat nya.
Hal terpenting yang tidak disadari, adalah hilangnya waktu yang sangat berharga itu. Karena mengetik pesan dengan jempol dengan bantuan keypad yang kecil itu sangat menyita waktu kita. Oke, bila kita nganggur dan banyak waktu, tentunya hal itu tidak akan terasa, namun waktu yang kita habiskan untuk membaca chat tidak penting dan juga untuk mengetik pesan itu, bisa disamakan dengan mengirim SMS, bedanya karena mengirim SMS itu kan bayar, jadi sering kali logika kita menjadi lebih peka di sini, dibandingkan dengan penggunaan fasilitas chat.
Oke lanjut besok lagi, dimana aku akan mengulas tentang dampak yang laen.