Thursday, June 10, 2010

Bingung Dah

Ceritanya ini sebenarnya mau kukasi judul ‘Hape II’, tapi kok rasanya aneh gitu. Jadi aku kasi aja judul asal-asalan, hahaha..

Singkatnya gini, aku baru menyadari betapa bututnya hape-hape ku, walau tentunya bukan dari abad kemaren, tapi kalo mau diganti semua kok sayang, karena semua masi berfungsi dengan sangat baek dan masi mau menunaikan kewajibannya.

Walau di satu perangkat sudah hampir mencapai jam terbang sebanyak 3000 jam, dan di dua perangkat yang laen masing-masing sudah lebih dari seribu jam dan kalo dijumlah dari jenis CDMA saja sudah mencapai 5000 jam terbang.

Kebayang tidak betapa banyak komunikasi yang kujalin baek untuk urusan bisnis maupun urusan dengan teman, melalui bantuin pesawat CDMA ku. Tapi untuk GSM pun tidak kalah lho, dari beberapa perangkat GSM ku yang saat ini ada padaku, total sudah mencapai 450 jam, dengan rekor dibawa oleh satu perangkat dengan 361 jam terbang.

Coba terka apa kartu GSM yang aku isikan ke pesawat berjam terbang tertinggi tersebut sehingga aku bisa ngobrol ratusan jam begitu, hehehe.. mestinya masi nambah 100 jam lagi yang dulunya dihuni oleh kartu dari operator tersebut, tapi itu ada di pesawat ku yang laen yang sudah kuhibahkan ke temanku.

Duh ditinjau dari kenyataan tersebut, memang semua pesawatku aku gunakan untuk bertelefon ria. Nah ya, untuk apa kita punya pesawat atau memelihara operator tertentu bila kita jarang menggunakannya?

Terus terang saat ini aku memelihara 8 macam kartu, 3 GSM dan 5 jenis CDMA. Dimana yang dua CDMA itu selaen untuk telefon juga aku gunakan untuk berinternetan. Lalu dua yang laen menawarkan ngobrol gratis antar sesama operator dan yang kelima menawarkan ngobrol murah untuk sesama operator. Jadi ya sudah lengkap koleksiku. Bila dipikir lagi, memang saat ini hanya ada 5 operator besar itu untuk kelas CDMA.

Sedangkan dari GSM nya, aku memelihara 3 kartu, itupun satu kartu karena aku sudah sangat lama menggunakannya, sehingga rada enggan membuangnya. Walau sudah aku jadwal ingin aku buang sejak berbulan-bulan yang lalu, namun akhirnya masi juga aku kasi kesempatan mendampingi hidupku.

Sedangkan operator satunya lagi aku pelihara karena mudah dan murahnya biaya pemeliharaannya, cukup pakai sedikit maka dia akan aktif terus. Nah kartu jenis ini yang sangat aku sukai. Apalagi biaya internetan lewat operator ini tergolong murah juga, bahkan termurah untuk saat ini. Apalagi karena nomernya cantik, maka aku dengan segala senang hati memeliharanya.

Terus kartu operator GSM ketiga yang kupelihara, saat ini menjadi kartu utamaku, karena biaya telefon ke operator laen yang murah meriah, bahkan termurah saat ini dan juga operator ini menawarkan pake SMS yang terjangkau, terutama bila aku terpaksa melayani temanku yang gemar SMS an.

Nah kebingunganku itu sebenarnya dikarenakan aku bertanya-tanya ‘kartu mana yang bisa aku buang, tepatnya kartu mana yang sangat jarang aku gunakan?’. Karena kok rasanya semua masi berguna gitu.

Pertimbangan laen, adalah dengan memanfaatkan masa tenggang nya, dan solusi itu bahkan mungkin solusi tercerdas yang ada. Tapi kok aneh ya rasanya, jadi orang kok memelihara banyak nomer begitu. Tapi bila tidak memelihara, nanti telefon nya jadi mahal, wah gimana ini?

Dulu sih aku mikirnya, kartu yang jarang aku pake, pasti tidak aku belikan hape nya. Sampai tiga hari lalu jumlah hape dan kartuku sama, tapi karena aku baru beli kartu lagi, maka hapenya kurang satu. Maka dari itu aku berniat membelikan satu hape lagi, biar semua bisa ditelefon oleh siapapun. Maklum bila kita punya nomernya, tapi tidak dapat ditelefon kan sama juga dengan mubazir, sedangkan ganti-ganti kartu juga berrisiko nomer yang dikesampingkan itu menjadi tidak dapat di telefon.

Ya untuk sementara aku berbingung-ria dulu, tapi sepertinya sudah ada satu kartu GSM dan satu kartu CDMA yang akan aku afkir, karena terasa lebih sedikit manfaatnya saat ini bagiku. Hanya butuh timing yang tepat saja untuk membuangnya, lagian beli kartu perdana baru juga masi bisa, bila sewaktu-waktu dibutuhkan.