Woah, pagi ini aku terlambat bangun lagi, hujan sudah turun, walau rintik-rintik air mengguyur bumi. Jam weker ku menunjukkan pukul enam lewat seperempat dan aku langsung loncat dari ranjangku dan keluar untuk menyelamatkan koran pagiku. Seperti biasa, maklum tukang korannya datang pukul lima pagi setiap harinya.
Sebenarnya pukul lima kurang sepuluh aku sudah tergugah dari mimpiku, namun aku memutuskan untuk tidak menunggu kedatangan si tukang koran, namun kembali tidur.
Sebenarnya hal seperti ini dapat dicegah, bilamana pihak pencetak korannya membungkus korannya dengan plastik, seperti yang dilakukan di luar negeri sana. Di luar negeri sana, orang sangat memperhatikan hak konsumen, sehingga bagi pelanggan yang mendapati koran nya dalam keadaan basah atau rusak, maka perusahaan pencetak koran diwajibkan mengirimkan gantinya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Karena hal seperti pengiriman extra itu bisa menimbulkan pengeluaran biaya yang besar, maka pihak perusahaan pencetak koran biasanya membungkus korannya dengan plastik yang kedap air, sehingga bilamana koran tersebut jato ke tempat yang basah atau bersalju, maka konsumen tetap mendapati korannya dalam keadaan yang kering dan layak baca.
Tapi ini kan Indo, dimana hak konsumen tidak dihiraukan dan lembaga perlindungan konsumen tidak bekerja sebagai mana ditentukan. Maklum seperti semua tau, semua pejabat kan bisanya cuma duduk di belakang meja dan tidak terjun sendiri di lapangan, dan dari akibat nganggur tidak mau bekerja itu, mereka jadi hobi memeras rakyat dan juga korupsi seperti yang sering diberitakan di banyak surat kabar nasional baek media cetak maupun media elektronik.
Tapi termasuk beruntung aku hari ini, tak lama setelah aku memungut koran yang dilemparkan oleh pengatar koran ke kebunku, hujan mengguyur bumi dengan deras dan membuat suasana pagi ini menjadi remang-remang.
Namun begitu, suasana jalan di depan rumahku tidak sepi, karena ada beberapa mobil yang sudah berdatangan dan parkir di depan rumahku. Aku tau itu mobil orang yang ingin membeli bekal makan siangnya dari depot di sebelah rumahku.
Depot itu sendiri sudah berdiri lebih dari sepuluh taon, namun menjadi sangat terkenal karena depot yang dimiliki orang Bali itu menawarkan rasa premium (tentu bukan rasa bensin premium yang kumaksud disini) dengan harga premium pula.
Tapi ya gitu, kalo ada nama, tentunya ada harga. Walaupun diliat dari harga yang sekarang ini berlaku, mungkin aku sendiri akan mencoba membeli makananku di tempat laen.
Ada tembang enak nih, tembang lawas dari KLa Project dengan titel ‘Menjemput Impian’
Indah larik pelangi seusai hujan
membuka hari samar dirajut mega
garis wajahmu lembut tercipta
Telah jauh kutempuh perjalanan
Bawa sebentuk cinta menjemput impian
Desau rindu meresap kenangan
haru kudekap
Semakin dekat tuntaskan penantian
Kekasih, aku pulang menjemput impian
Kau dan aku jadi satu
arungi laut biru
Tak kan ada yang kuasa
Mengusik haluannya
Kau dan aku jadi satu
sambut datangku
Sekian lama waktu telah mengurai
Makna cinta kita
gemerlap terasah masa
Kan kubuat prasasti
dari tulusnya janji
Walau apa terjadi
tetap tegak berdiri